Dunia Penyihir

Ketentraman (Bagian 1)



Ketentraman (Bagian 1)

0"Kalian berdua, pergilah ke ruanganku." Suara Liliana menggema di ruangan, sebelum wanita tua itu menghilang menjadi bayangan lagi. Ruang istirahat lagi-lagi menjadi sepi, seakan apa yang baru saja terjadi hanya ilusi, namun dingin sihir Ur masih terasa. Wajah Yale pun masih terlihat kaget setelah melihat situasi itu.     

Mereka berjalan melalui lorong-lorong ke arah ruangan Liliana tanpa suara. Tidak ada yang ingin berbincang-bincang setelah kejadian itu. Master Liliana adalah salah satu penyihir terbaik di Perguruan Ramsoda. Jika saja penampilannya tidak mengerikan, mereka akan melaporkan hal itu kepadanya.     

Angele dan Yale berdiri di dekat pintu ruangan Liliana yang gelap dan dingin setelah selesai memberikan informasi akan apa yang terjadi di lembah. Ekspresi Liliana tidak berubah, ia hanya terus berpikir. Ruangan itu pun hening selama beberapa saat.     

"Kalian boleh pergi. Aku akan mengurus semua ini. Aliansi Utara memang punya terlalu banyak waktu luang," Liliana akhirnya berkata. Ia mengetuk mejanya beberapa kali dan melihat ke arah dua murid itu.     

Angele dan Yale terdiam. Mereka perlahan-lahan keluar dari ruangan dan kembali ke kamar mereka masing-masing. Setelah menyampaikan pesan itu, tidak ada lagi yang bisa mereka lakukan karena mereka hanyalah calon penyihir.     

Akhirnya, Angele sampai ke ruangannya. Dia melepaskan semua persenjataannya dan menaruhnya di lantai, sebelum kemudian berbaring di tempat tidurnya. Ia berbaring lama karena sangat kelelahan.     

"Lain kali, aku harus lebih berhati-hati dalam memilih misi. Misi berhadiah tinggi akan beresiko tinggi juga," gumamnya.     

'Misi itu benar-benar sulit. Jika chip-ku tidak dapat mendeteksi serangan Green Spirit itu, aku mungkin sudah jadi abu. Aku terlalu serakah. Seharusnya aku bertindak pelan-pelan saja,' Angele menggelengkan kepalanya dan menoleh ke arah jam kristal yang menunjukkan pukul 2.15 pagi.     

'Teknik berpedang dan memanah yang kumiliki sama sekali tidak berguna dalam pertarungan antar penyihir. Pertarungan penyihir fokus pada mantra. Jika aku ingin menggunakan serangan fisik, aku harus bisa menghancurkan medan pelindung mereka dulu. Namun, mantra Anti Medan Pelindung hanya bisa dipelajari oleh penyihir sejati, sedangkan aku masih calon penyihir tingkat 2. Perjalananku masih panjang, tapi aku harus melindungi diri jika bertemu situasi seperti ini. Ur Caesar dan penyihir Aliansi Utara bisa membunuhku dengan sangat mudah... Mengapa Ur menyerang kita?' pikir Angele, yang sedang duduk bersila di tempat tidur.     

'Aku harus mencari cara menjadi kuat.' Angele mulai berpikir lagi.     

'Mantra tingkat tinggi masih terlalu sulit bagiku, dan benda sihir juga terlalu mahal. Aku akan bisa mempelajari lebih banyak mantra jika aku mencapai tingkat 3, namun sebelum itu aku harus meningkatkan kekuatan mental. Tunggu, bagaimana kalau aku bisa menggunakan ilmu berpedang dalam pertarungan...?' Angele mengingat kali pertama ia menggunakan kekuatan cincinnya tanpa sengaja.     

'Kekuatan cincin penambah kecepatan itu sudah benar-benar habis diserap chip-ku, namun terjadi sesuatu setelah aku mengatakan mantranya, seperti menggunakan energi yang tersimpan. Bagaimana bisa? Apakah energi itu membantuku menggunakan mantra kuat tanpa aku sadari?' Angele berpikir. Ia ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi waktu itu.     

'Rasanya seperti... Aku melewati beberapa tahap saat menggunakan sihir itu. Zero, dapatkah kau memeriksa penyebab hal itu terjadi?' perintah Angele.     

'Penambah Kecepatan... Menganalisa... Kesimpulan: Setelah penyerapan energi benda sihir, pola mantra sihir yang telah diserap juga tersimpan di dalam chip. Jika dibutuhkan, mantra itu bisa kembali dikeluarkan secara otomatis,' jawab Zero.     

Angele terhenyak kaget selama beberapa saat, sebelum akhirnya mengerti apa yang telah terjadi.     

'Jadi semua sihir dari benda itu tersimpan di dalam chip? Bisakah hal yang sama dilakukan pada mantra normal?' tanya Angele.     

'Ya,' jawab Zero.     

'Ini akan sangat membantu jika aku punya beberapa benda sihir, karena aku bisa menyimpan energi benda-benda itu dan mengeluarkannya saat dibutuhkan dengan cepat.' Angele berpikir sembari mengernyitkan alisnya.     

'Temukan cara untuk menghancurkan medan pelindung dengan serangan kontak fisik,' perintah Angele.     

'Misi telah ditemukan. Memulai analisa...' lapor Zero.     

Angele membiarkan chip-nya bekerja, dan mulai bermeditasi di atas tempat tidur. Setelah beberapa saat, tubuh dan pakaiannya diselimuti cahaya hijau. Cahaya itu terus bersinar selama sekitar setengah jam, sebelum kemudian menghilang dan berganti menjadi titik-titik cahaya merah yang berjatuhan ke tubuhnya seperti rintik hujan.     

'Misi selesai,' Zero melapor tiba-tiba. Cahaya merah itu menghilang seakan tidak pernah ada. Angele membuka matanya, dan cahaya merah dan hijau masih bersinar disana.     

'Aku memilih mempelajari partikel energi angin dan energi api saat mencapai tingkat 2. Aku menggunakan partikel elemen lain untuk mendorong kedua partikel itu masuk ke dalam tubuhku. Aku harus fokus mempelajari salah satunya agar pelatihanku lebih efisien,' pikir Angele.     

'Tunjukkan hasilnya padaku.' perintahnya.     

'Rencana 1: Menggunakan ramuan sihir. Cara ini dapat dilakukan semua calon penyihir maupun penyihir sejati. Ramuan ini memberikan kemampuan untuk menghancurkan mantra dasar. Dengan bantuan teknik memanah Anda, Anda mampu melukai seorang penyihir, dan seorang calon penyihir biasa yang tak mempunyai benda sihir tidak akan mampu menahan serangan anda.     

Rencana 2: Mendapatkan familiar elemen tertentu. Beberapa jenis familiar memiliki kekuatan sihir spesial yang mampu menangkis beberapa macam mantra.' Zero menunjukkan kedua data itu, dan Angele pun mengernyitkan alisnya.     

Rencana kedua tidak mungkin digunakan. Harga satu familiar saja lebih dari 100 magic stone, karena itulah ia memilih menggunakan cara pertama. Pengetahuan dasar Teknik Meramu dapat dipelajari secara gratis dan memiliki beberapa formula yang dapat ia pelajari. Namun, mengetahui formula suatu ramuan bukan berarti ia bisa meramu.     

Ramuan sangatlah sulit untuk diciptakan. Di Perguruan ini, hanya ada 2 murid yang mampu membuat ramuan. Tingkat kesuksesan mereka sekitar 40%, tergolong sangat tinggi jika dibandingkan siswa-siswa lain. Jika mereka memiliki lebih banyak bahan, tingkat kesuksesan mereka akan semakin tinggi pula.     

Syarat membuat ramuan cukup mudah. Pertama, Angele harus memiliki kekuatan mental yang cukup dan kontrol mana yang baik. Ia juga harus mengetahui seperti apa bahan-bahan yang akan ia gunakan dan juga karakteristiknya, untuk mengetahui cara mengatasi kemungkinan-kemungkinan perubahan yang terjadi saat proses meramu. Pengalaman adalah faktor penting dalam ilmu ramuan, walaupun seseorang telah mengetahui dasar-dasarnya.     

Itulah alasan mengapa ramuan dijual sangat mahal. Ramuan dengan kualitas rendah pun dapat dijual minimal seharga 10 magic stone.     

'Jika aku bisa mempelajari teknik meramu, aku akan bisa mendapatkan lebih banyak magic stone daripada menerima misi. Tidak seperti penyihir biasa, aku dibantu chip-ku, jadi proses meramunya bisa jauh lebih efisien.' pikir Angele. Ia tidak terlalu yakin akan efektifitas rencana ini, namun setidaknya, kemungkinan besar rencana ini akan berhasil.     

'Kudengar, beberapa ramuan dapat meningkatkan kekuatan mentalku juga. Teknik ini boleh dicoba,' ia memutuskan.     

'Tapi pertama, aku harus membeli peralatan meramu.' pikirnya.     

****************     

20 menit kemudian...     

Di pusat perbelanjaan bawah tanah.     

Ukuran pusat perbelanjaan itu hampir sama dengan lapangan sepak bola, dan banyak rumah-rumah kecil yang dibangun secara agak tidak beraturan di sana. Setiap rumah memiliki papan kayu bertuliskan benda-benda yang dijual beserta harganya. Terlihat beberapa calon penyihir berjalan masuk dan keluar, namun hanya ada satu atau dua penyihir sejati disana.     

Ada tiga orang calon penyihir yang mengantri di depan rumah kayu di sisi kiri, dua lelaki dan satu perempuan. Angele berdiri di antrian paling depan, terlihat jelas dari umur, posturnya yang tegak, dan rambut cokelat yang mencapai bahu, seakan menyuruhnya untuk segera potong rambut.     

Dengan teliti, dia melihat-lihat barang yang ditawarkan disana. Toko ini hanya menjual peralatan meramu dengan harga murah. Satu set peralatan meramu harganya 1 magic stone. Namun, satu set pasti terdiri dari peralatan yang berbeda-beda warna, karena semua peralatan di sana adalah peralatan bekas.     

Pemilik toko itu adalah seorang calon penyihir berumur sekitar 30 tahun. Dia sedang duduk di dalam rumah dengan tangan terlipat dan ekspresi wajah yang tidak sabar.     

"Harganya sudah tertulis di papan, satu magic stone untuk satu set peralatan. Pergi saja kalau kalian tidak mau membeli, jangan membuang waktuku!" bentak pria itu. Dalam hidupnya, ia tidak pernah melihat orang yang sukses mempelajari teknik meramu, sehingga ia kehilangan kesabaran melihat para murid itu. Set peralatan yang dijualnya didapatkan dari kerjasama dengan murid Teknik Meramu. Belakangan ini, set yang baru semakin jelek dibandingkan set yang sudah bekas. Namun, para calon penyihir kaya tidak akan pernah membeli di tokonya.     

Angele melihat semua set yang ditampilkan di rak, dan pandangannya tertuju kepada set bekas yang terbuat dari kaca berwarna merah muda.     

"Aku ambil set ini." Angele menyerahkan 1 magic stone. Pemilik toko itu menerima batu tersebut dan memasukkannya ke dalam keranjang kayu di bawah meja kasir.     

"Ambillah sendiri," jawab pemilik itu.     

"Baiklah. Tunggu, kau punya bahan-bahan untuk membuat ramuan dasar?" tanya Angele.     

"Satu magic stone untuk sekotak bahan. Satu kotak isinya cukup untuk berlatih membuat Ramuan Pembeku Darah 10 kali," pemilik itu langsung menjawab. Dia mengerti apa yang biasanya dicari oleh para calon penyihir yang ingin mempelajari Teknik Meramu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.