Dunia Penyihir

Krisis (Bagian 2)



Krisis (Bagian 2)

0'Angele Rio: Kekuatan 2.9. Kecepatan 4.1. Daya tahan 3.7. Kekuatan mental 3.3. Mana 3.0 (Mana akan bertambah seiring bertambahnya kekuatan mental). Keadaan: Sehat,' lapor Zero.     

Mana adalah istilah baru yang dibuat oleh Angele saat mencapai tingkat 2, dan mengacu kepada ukuran partikel energi yang telah ia pelajari dari buku beberapa waktu lalu. Kegunaannya adalah mengukur seberapa banyak energi yang bisa ia simpan di chip dan tubuhnya setelah memasuki tingkat baru. Sekarang, ia bisa menyimpan 3 derajat mana dalam tubuhnya dan lebih 17 derajat mana dalam chip-nya. Angele telah menyerap sekitar 17 derajat energi dari kalung Nancy, namun Angele tidak tahu seberapa banyak energi yang dapat ia simpan dalam chip itu.     

'Kekuatan mental 3 poin dan Mana 3 poin berarti aku bisa melakukan tiga mantra dasar,' pikir Angele sembari terus mendengarkan laporan chip-nya.     

'Data untuk Mantra Pelumpuh:     

Mantra Pelumpuh (Dasar) - Mantra Tingkat 0     

Membutuhkan: 1 Kekuatan Mental dan 1 Mana     

Efek: Membuat sasaran tidak dapat bergerak selama 1 sampai 3 detik.     

Jarak Efektif: Kurang lebih 1.5 meter     

Anda harus menembakkkan mantra ini kepada sasaran dalam 5 detik. Jika tidak, mantra ini akan gagal.     

Kelemahan: Jika sasaran memiliki daya tahan yang tinggi, efek mantra akan banyak berkurang.' lapor Zero.     

Mantra tingkat 0 memiliki pola mantra dasar yang dapat dipelajari oleh calon penyihir. Tingkatan setiap mantra berbeda, tergantung harga, efek, dan jarak serangan. Tingkatan mantra dibagi dari 1 hingga 9.     

'Aku tidak menyangka jika prosesnya akan secepat ini. Sekarang, aku hanya perlu lebih banyak berlatih setelah chip-ku selesai mengirimkan data. Aku bisa belajar lebih cepat dengan bantuan chip-ku. Tanpa chip-ku, mungkin aku akan terus menerus melakukan percobaan di laboratorium. Aku pasti akan gagal berkali-kali, hingga menghabiskan banyak kekuatan mental dan mana. Terlebih lagi, aku hanya bisa memulihkan diri dengan tidur. Kemungkinan besar, aku hanya bisa melakukan percobaan di laboratorium dua atau tiga kali sehari. Semua calon penyihir membutuhkan waktu 25 hari untuk mempelajari mantra tingkat 0, tak peduli seberapa pintar pun dia. Rekor tercepat pembelajaran mantra saat ini dipegang oleh Garman, Jr. dari Fakultas Sihir Umum.' pikir Angele. Ia puas dengan hasilnya.     

Angele tidak menyangka akan mendapatkan hasil sebaik ini di percobaan pertama. Sebelumnya, ia berencana untuk mencoba dengan hati-hati, bahkan ia ingin terus belajar sebelum akhirnya mencoba membuat pola mantra sesampainya di sekolah.     

'Perbaiki struktur mantra?' tanya Zero. Angele terkejut mendengarnya. Ia tidak percaya jika chip-nya dapat melakukan hal itu.     

'Perbaiki struktur mantra?' Zero mengulangi pertanyaan itu. Angele akhirnya sadar akan kekuatan chip yang ia miliki, sehingga ia menjadi sangat gembira.     

'Apa syarat perbaikan struktur mantra itu?' tanya Angele.     

'Kekuatan mental tingkat 14 dan 14 poin mana. Waktu peningkatan 18 hari, 13 jam, dan 42 menit. Saat ini, syarat belum terpenuhi,' jawab Zero.     

'Kalau begitu, mengapa kau bertanya padaku?' Angele terdiam karena heran.     

'Akankah 14 poin kekuatan mental itu dihabiskan semuanya?' tanya Angele.     

'Ya,' jawab Zero. Angele pun mengurungkan niatnya saat itu juga karena ia harus meningkatkan kekuatan mentalnya hingga lebih dari 14 poin. Hal itu tidak mungkin ia lakukan sekarang. Ia harus menjadi penyihir sejati agar dapat memperbaiki mantra itu     

Setelah mencoba Mantra Pelumpuh itu, Angele merasa sangat lelah. Tidak ada yang membawa tenda, sehingga mereka semua harus tidur di dekat api unggun. Angele menenangkan diri, dan mulai bermeditasi.     

Keesokan harinya.     

Mereka menangkap beberapa ekor kelinci dan tupai di hutan. Akhirnya, mereka bisa makan daging. Namun, mereka tidak membawa garam, sehingga daging itu terasa hambar. Biasanya, makanan yang disediakan pihak sekolah cukup layak untuk mereka, namun kali ini mereka terpaksa makan makanan hambar. Setelah selesai sarapan, mereka melanjutkan perjalanan kembali ke sekolah. Di dekat Ramsoda, hanya ada satu kota kecil. Tidak ada orang yang mau hidup di dekat sekolah yang terkenal karena nekromansi. Di perjalanan pulang, Angele dan kawan-kawannya tak menemui masalah sama sekali. Mereka sesekali berhenti untuk berburu hewan di hutan dan mencari sumber air di sungai yang mereka lewati.     

Sembari terus berjalan, Angele mempelajari semua informasi tentang pengetahuan dasar yang telah tersimpan dalam chip-nya. Ia juga bersiap-siap untuk mencoba membuat pola mantra Tangan Penyerap Tenaga. Dia telah membayar kelas yang akan dibutuhkannya dan menyimpan semua informasi dalam chip-nya. Dulu, ia tak punya waktu untuk membacanya, tapi sekarang ia bisa membacanya sambil berjalan. Dia berencana untuk mencoba membuat pola mantra itu sesampainya di sekolah.     

****************     

Lebih dari 10 hari kemudian...     

Di area permukaan Perguruan Ramsoda.     

Panas matahari membakar permukaan tanah dan menyelimuti kota yang tak terawat itu dengan cahaya emas, sementara angin yang bertiup membawa debu beterbangan ke udara. Di atas jembatan, sekelompok calon penyihir berjalan bersama-sama. Ketua kelompok itu mendongak untuk melihat kota itu.     

"Akhirnya, kita sampai. Kita harus segera melaporkan situasi saat ini," katanya dengan nada gembira. Seekor burung gagak hitam legam bertengger di sisi jembatan dan melihat ke arah mereka. Burung itu tak berkata apapun, lalu ia terbang pergi. Pemimpin kelompok itu berusaha mengatakan sesuatu, namun teman di belakangnya menghentikannya.     

"Jangan, Master Moroco tidak akan peduli. Dia berjanji akan menjaga pintu masuk, namun dia bukan salah satu dari kita," kata temannya itu.     

"Baiklah," ketua kelompok mengangguk.     

Angele berjalan di belakang kelompok. Wajahnya tertutup pasir dan dedaunan. Ia mengikuti mereka masuk ke dalam lorong sekolah, hingga sampai ke sebuah pintu. Angele dan dua calon penyihir pria lainnya masuk terlebih dahulu, disusul Griffia dan satu calon penyihir wanita lainnya.     

"Akan kuberitahu Master Luas. Dia tahu asisten ketua departemen sumber daya. Dengan bantuannya, kita akan bisa menyebarkan informasi ini dengan mudah kepada guru lainnya. Kuharap Khedira bisa selamat," bisik Griffia lirih.     

"Beritahu guru kalian masing-masing tentang apa yang terjadi di lembah sana. Mereka akan membantu kalian menyebarkan informasi itu ke para penyihir lain," lanjutnya.     

Angele dan yang lain mengangguk. Saat ia pergi ke ruangan Master Liliana, ia bertemu seorang murid bernama Yale, yang kebetulan juga murid Master Liliana. Mereka melewati lorong-lorong dan jalan bercabang. Mereka melewati banyak ruangan penuh kursi, lalu mereka berhenti di sana untuk beristirahat. Biasanya ruangan itu tersambung dengan dua atau lebih lorong lainnya. Angele memasuki salah satu ruangan itu, dan melihat ada seseorang yang muncul dari arah berlawanan.     

Dia adalah pria berjubah putih dengan wajah tanpa ekspresi. Ia mengenakan pelindung pundak kiri berwarna perak dan mantel panjang yang menutupi punggungnya.     

"Itu Master Ur!" teriak Yale dengan gembira.     

"Yale, mengapa kau ada disini? Kukira kau masih pergi menjalankan misi Khedira?" tanyanya.     

"Jadi begini..." Yale berjalan cepat mendekati Ur, dan menceritakan apa yang terjadi di lembah itu, sementara Angele hanya berdiri dan mendengarkan. Master Ur Caesar adalah salah-satu penyihir top di sekolah. Ia berjuluk 'Sang Pembaca Pikiran yang Dingin'. Selama penjelasan Yale, ekspresi Ur berubah takut. Ia jelas mengerti betapa parah situasi saat ini.     

"Wanita yang kau temui mengenakan bandana perak dan memiliki Green Spirit di bahunya?" tanya Ur dengan khawatir.     

"Iya, Green Spirit itu membunuh 5 anggota kami dalam sedetik! Aku yakin itu!" jawab Yale.     

"Mereka dari Aliansi Utara," kata Ur dengan gelisah.     

"Kalian berdua, laporkan situasi ini ke Presiden Kyler sekarang juga. Sekarang, dia seharusnya ada di sekitar pusat perbelanjaan. Aku akan melihat apakah tanda sihir Khedira masih ada. Jika tanda itu hilang…" Ur menjawab dengan khawatir.     

"Baik, Master Ur." Yale dan Angele membungkuk hormat sebelum berjalan ke arah pintu. Ur menatap mereka dengan tatapan gelisah. Matanya mulai bersinar, dan tiba-tiba ia mengangkat tangan kanannya. Bola yang nyaris tak kasat mata berputar di telapak tangan itu.     

"Sialan! Beraninya kau!" Teriakan Ur bergema di ruangan itu.     

.     

"Kau..." teriak Ur. Tangannya terulur ke arah Angele, menjadi semakin besar, dan menutupi seluruh cahaya dalam ruangan itu. Angele dan Yale menjadi ketakutan. Mereka tidak paham mengapa Ur ingin menyakiti mereka. Perkataan Ur tidak masuk akal karena mereka tidak melakukan tindakan tak terhormat kepadanya.     

"Ur, mereka adalah muridku!" Teriak suara tinggi khas anak kecil dari belakang. Seorang wanita tua tiba-tiba muncul dari bayangan mereka. Dua kekuatan saling bertabrakan — kekuatan kegelapan Liliana melawan kekuatan es milik Ur. Cakar-cakar bayangan milik Liliana terus terbang ke arah Ur, namun aura es penyihir itu membekukan dan menghancurkan cakar-cakar bayangan itu hingga berkeping-keping.     

"Liliana..." Ekspresi Ur datar. Ia menatap wanita buruk rupa itu dengan takut, seakan tidak ingin menyerangnya.     

"Hah!" Ur menurunkan tangannya, membuka pintu di seberang, dan berjalan keluar.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.