Dunia Penyihir

Hutan (Bagian 1)



Hutan (Bagian 1)

0Keluarga Nunnally memberikan kamar tamu terbaik untuk Angele.     

Ruangan itu bernuansa perak dan kuning, dengan perabotan, dekorasi, dan karpet yang sangat indah.     

'Tempat ini seperti dibangun oleh parvenu saja…' pikir Angele.     

Ia duduk bersila di tempat tidur, memegang jantung berpendar di tangannya, seraya menyuruh Zero untuk menganalisa jantung itu. Berbagai macam informasi yang kompleks muncul di depan matanya.     

PSS!     

Api membara pada tempat lilin besar di ujung ruangan.     

Setelah beberapa saat, semua informasi itu menghilang. Angele memutar-mutar jantung itu dengan wajah puas. 'Akhirnya, aku bisa menghitung kekuatan jantung ini. Lebih dari 40 derajat energi negatif dalam satu ledakan. Kekuatan ini cukup hebat, bahkan untuk ukuran penyihir sejati sekali pun. Ditambah lagi, aku tidak terlalu membutuhkan energi banyak untuk menggunakannya. Aku hanya harus meledakkan energi di dalam jantung itu, sehingga dapat digunakan saat keadaan darurat.'     

Dengan hati-hati, Angele mengembalikan jantung itu ke dalam kantongnya, 'Orang yang memiliki resep Ramuan Mimpi Buruk itu sepertinya memiliki kekuatan yang hampir sama dengan Kelly, namun aku masih harus hati-hati. Setelah menyelesaikan misi ini, aku akan tinggal di sini dan meminta Delanya untuk mengirim benda itu.'     

Sebelum meninggalkan perguruan, Angele telah memberitahu tempat tujuannya kepada Delanya, sehingga mereka bisa menentukan waktu, tempat, dan kode rahasia mereka. Delanya berjanji akan mengirim orang yang dapat dipercaya. Ia tak mungkin pergi ke sini dan menemui Angele sendiri.     

Setelah beberapa saat, ia memadamkan semua lilin dan mulai bermeditasi.     

Setelah Kelly memberitahunya bahwa ia membutuhkan waktu lebih untuk bersiap-siap, Angele memutuskan untuk tinggal di kamarnya dan menggunakan waktunya untuk mempelajari buku-buku itu. Setelah menyimpan semua buku itu ke dalam memorinya, ia membakar semuanya. Ia tidak ingin ada yang menemukan dan mencuri buku tersebut.     

Ia menghabiskan waktunya dengan makan, tidur, bermeditasi, dan belajar. Ia tidak terlalu tertarik dengan urusan balas dendam antara Keluarga Nunnally dan Keluarga Stephen. Selain itu, ia tidak peduli siapa yang benar dan siapa yang salah. Ia hanya membutuhkan resep yang Kelly janjikan.     

Dua hari yang lalu, kepala Keluarga Nunnally mengunjungi Angele. Ia menghadiahkan beberapa koin emas kepada remaja itu. Sang kepala keluarga menawarkan Angele untuk bermain bersama para gadis anggota keluarga, namun Angele menolak tawaran itu.     

Dari seluruh calon penyihir Keluarga Nunally, hanya Michele dan Kelly-lah yang terkuat. Namun, mereka berdua nyaris tidak pernah datang saat ada pertemuan keluarga. Permasalahan sehari-hari biasanya diselesaikan oleh kepala keluarga dan para tetua, sehingga Kelly hanya akan kembali jika ada masalah yang tidak dapat diselesaikan kepala keluarga.     

Kelly mengatakan kepada kepala keluarganya bahwa Angele jauh lebih kuat darinya, sehingga ia harus memperlakukannya dengan baik. Karena senang setelah mendengar bahwa seseorang datang untuk membantu, kepala Keluarga Nunnally memutuskan untuk menuruti semua permintaan Angele.     

Angele meminta Kelly membawakan dua bilah pedang crossguard berkualitas tinggi, karena kemampuan berpedangnya jauh lebih baik ketimbang kemampuan pisaunya. Ia juga meminta berbagai macam bahan untuk membuat racun sebagai persiapan pertarungan nanti.     

Enam hari berjalan, dan tidak terasa, waktu yang ditunggu-tunggu telah tiba.     

Hari masih pagi, dan ruangan masih sangat gelap.     

Angele mengambil dan mengikatkan rantai, pisau, pedang crossguard, dan kantong-kantong berisi barang penting ke pinggangnya. Jubahnya sangat bagus untuk menyembunyikan semua senjata itu.     

'Aku yakin bahwa tidak mungkin seorang penyihir sejati membantu mereka, namun aku harus berhati-hati.' Angele memandang keluar ke halaman melalui jendela kamarnya. Ia melihat beberapa orang pelayan berjalan menuju kamarnya sambil membawa lilin. Agar lilin mereka tidak padam, para pelayan itu memiringkan tubuhnya.     

Angele menekan bom yang dibuatnya dari jantung Glowing Elephant dengan tangan kanannya. 'Jika dia adalah seorang penyihir sejati, aku masih bisa membuatnya terkejut menggunakan benda ini.'     

Tok! Tok!     

Para pelayan itu akhirnya tiba.     

"Master Angele, apakah Anda sudah bangun?" tanya seorang pelayan.     

"Apa kita akan berangkat sekarang?" Angele sadar bahwa inilah hari di mana kedua keluarga itu akan bertarung lagi.     

"Iya, mereka sudah menunggu." jawab pelayan itu dengan lantang.     

"Sebentar lagi aku akan keluar." jawab Angele seraya bertepuk tangan dan seketika memunculkan pendar merah pada jubahnya.     

Dalam beberapa detik, kotoran dan lipatan kusut pada jubah Angele menghilang bersama dengan pendar merah itu.     

Setelah puas melihat pakaiannya yang bersih, Angele membuka pintu dan meninggalkan kamarnya, dengan ditemani oleh kedua pelayan.     

Angin dingin yang menusuk tulang meraung-raung kencang.     

Di bawah naungan awan kelabu, pepohonan berdiri menutupi tanah seperti lautan yang membanjiri sisi utara Kota Emma. Tebing-tebing kecil yang tak terhitung jumlahnya membuat jalanan menjadi bergelombang.     

Angin yang bertiup kencang membuat daun-daun pepohonan menari dan menimbulkan suara krisik-krisik yang menutupi nyanyian burung-burung. Pada sebuah lereng, terdapat dua kelompok yang saling berhadapan.     

Pada sisi kiri lereng, terdapat sebuah kelompok yang dipimpin oleh pria muda berambut hitam. Wajah kebanyakan anggota kelompok itu terlihat serius, dan mereka mengenakan baju zirah kulit berwarna kelabu dan membawa berbagai macam senjata. Mereka berdiri tanpa formasi yang jelas, hingga terlihat adanya bangsawan dan pemburu bercampur aduk di kelompok itu, namun mereka semua terlihat siap bertarung.     

Di samping pria muda itu, berdiri seorang gadis berpakaian terusan hijau. Gadis itu mencengkram tangan si pria dengan wajah yang sangat khawatir.     

"Jangan khawatir, Winnie, aku akan melindungimu." Pria muda itu memiliki tatapan yang tajam, dengan scimitar sepanjang satu meter di punggungnya.     

Di sisi lain lereng, terdapat kelompok yang lebih besar. Mereka membawa senjata yang jauh lebih bagus ketimbang kelompok pertama.     

Kelompok itu dipimpin oleh dua orang pemuda berjubah kelabu,     

Salah satunya adalah seorang wanita paruh baya dengan rambut panjang dan kelakuan yang tidak ramah, sementara yang lainnya adalah seorang pria muda berambut pirang. Pria itu sedang tersenyum, namun pandangannya terus tertuju pada Winnie, menunjukkan alasan mengapa ia setuju untuk menjalankan misi ini.     

Kelompok itu beranggotakan sekitar 30 orang. Masing-masing mengenakan baju zirah kulit berwarna cokelat. Prajurit yang bersenjatakan pedang crossguard ataupun scimitar berdiri di depan. Tugas mereka melindungi para pemanah yang berdiri di belakang mereka.     

Di samping kedua pemuda berjubah kelabu itu, terdapat beberapa orang yang mengenakan topi berbulu putih.     

"Nona Kelly, apakah kau benar-benar mau melakukan ini?" tanya pria berambut hitam itu dengan wajah serius.     

Kelly tertawa dingin, "Apa maksudmu? Jika kau setuju untuk menjadi bagian dari keluargaku dan memberikanku resep ramuan rahasiamu, aku tidak akan melakukan apapun padamu," teriak Kelly. "Oh, tunggu. Winnie, kukira kau adalah tunangan Michele. Sedang apa kau memegang tangan Gondor? Kau mencemarkan nama baik keluargaku. Kau harus dihukum!"     

"Katakan, sebenarnya kau mau apa?! Apa kau hanya mau resep rahasia keluarga kami?" bentak Gondor seraya memandang Kelly. "Asal kau tahu saja, Keluarga Stephen tidak akan mematuhi perintahmu begitu saja! Kau sudah lupa apa yang terjadi waktu kau mencoba menyerang keluarga kami setahun lalu?"     

Kelly menggertakkan giginya. "Aku tidak akan pernah melupakan kejadian tahun lalu. Sudahlah, Gondor, akhirnya kami menangkapmu di sini. Kau harus membayar akibat perbuatanmu!"     

Kelly mengayunkan tangannya. Ia memerintahkan para pengawal keluarga untuk maju menyerang, sementara hujan panah turun memenuhi sisi lain bukit.     

Namun, para pemanah itu tidak dilatih dengan benar. Kebanyakan dari mereka tidak bisa menarik busur, dan ketepatan mereka sangat buruk.     

Setelah kotak panah mereka habis, mereka menarik pedang masing-masing dan berlari maju menyerang kelompok keluarga Stephen. Walaupun beberapa prajurit keluarga Stephen terluka karena hujan panah tersebut, kebanyakan dari mereka masih bisa bertarung. Mereka pun menarik pedang masing-masing dan mulai mempertahankan diri.     

Gondor mundur bersama Winnie. Ia mengambil kantong kertas berwarna kuning dan menggerakkan kantong itu, sehingga bubuk kuning di dalamnya menyebar ke udara. Angin topan aneh di belakang mereka meniup bubuk itu ke arah Keluarga Nunnally.     

"Ini lagi? Dasar orang gila!" Kelly dan Michele mencoba menggunakan sihir, namun mereka menutup mulut dan hidung mereka dengan lengan jubah saat melihat bubuk kuning itu datang ke arah mereka.     

Kelly cepat-cepat menyelesaikan mantranya dan mengayunkan tangan kirinya. Angin kencang bertiup dan menangkis bubuk kuning itu sebelum sempat mencapai pengawal-pengawalnya.     

Kelly melihat Gondor yang sedang berdiri di depan Winnie. Pria itu sedang berusaha menyelesaikan mantranya. Bola kecil dari cairan perak muncul di depan pria itu.     

Walaupun hutan masih sangat gelap, bola perak itu masih menarik perhatian semua orang.     

Sementara itu, para prajurit Keluarga Stephen mengelilingi Gondor, berusaha melindungi bola perak itu.     

"Tidak akan kubiarkan!" Kelly mengambil sebuah botol kecil dari kantongnya. Ia membuka botol itu dan menuangkan tablet hitam ke dalam mulutnya. Kelly mengunyah tablet itu beberapa kali sebelum membuka mulutnya ke arah Gondor dan menggambar sepasang rune yang aneh di udara.     

"AH!"     

Teriakan melengking terdengar dari mulut Kelly.     

Semua orang di sana menjadi lumpuh dan tuli sesaat. Mereka terkejut karena gelombang suara dari sihir Kelly itu. Sihir yang digunakan Kelly memiliki daya capai yang besar, sehingga semua orang di sekitar berhenti bergerak seketika.     

Kelly terus berteriak, sementara semua orang, termasuk Michele, berusaha keras untuk menjauh dari wanita itu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.