Dunia Penyihir

Perburuan (Bagian 2)



Perburuan (Bagian 2)

0Sebulan kemudian.     

Di perpustakaan kastil Walikota Lennon.     

Lantai marmer perpustakaan itu sangatlah halus, berwarna-warni, dan bercorak lingkaran cokelat kecil yang dilingkupi lingkaran merah yang besar. Ruangan itu memiliki lebih dari 10 rak buku, dan diterangi oleh cahaya kuning lampu-lampu minyak yang tergantung di dinding. Seorang pemuda berbaju putih sedang berdiri di depan salah satu rak sambil membaca buku tebal dengan teliti.     

Wajahnya terlihat biasa, dan kulitnya pucat. Rambut cokelatnya sangat pendek, hingga memperlihatkan telinganya. Pemuda itu terlihat seperti bangsawan playboy lainnya, meskipun pakaian yang dikenakannya tidak menutupi badan kekarnya.     

Pemuda itu adalah Angele, yang terlihat liar tapi lembut.     

Ia telah mendapatkan izin untuk memasuki perpustakaan privat milik sang walikota dan membaca semua buku di sana. Ia ingin segera menemukan buku sihir lain seperti buku yang ia miliki.     

"Hah…" Angele menghela nafas dan menutup bukunya. "Ini juga bukan buku buatan penyihir."     

Angele kecewa, dan ia meletakkan buku terakhir yang ia periksa.     

Kriet…     

Terdengar suara pintu yang dibuka perlahan.     

"Tuan Angele, sudahkah kau menemukan buku yang kau cari?"     

Seorang remaja berwajah cantik, Tinos, berjalan masuk ke dalam perpustakaan. Ia mengenakan kemeja hitam dari kulit, dan rambut pirangnya disisir ke samping.     

Angele masih tidak percaya bahwa Tinos adalah seorang pria. Ia tidak dapat membayangkan secantik apa remaja itu jika ia mengenakan pakaian wanita. Angele berhenti selama beberapa saat dan berpikir, lalu ia perlahan-lahan mengembalikan buku itu di rak-nya, berbalik, dan tersenyum kepada Tinos.     

"Tuan Tinos, ada yang bisa saya bantu? Kastil ini memiliki koleksi buku yang sangat banyak, namun saya gagal menemukan buku yang kucari," kata Angele.     

Perlahan-lahan, Tinos menutup pintu dan berjalan mendekati Angele sembari memegang cambuk berwarna merah.     

"Master Angele, kau mengubah gaya rambutmu? Terakhir kali kita bertemu, rambutmu masih panjang, dan kau terlihat sangat tampan," Tinos memilih untuk berbasa-basi terlebih dahulu. "Pengintaiku telah melaporkan adanya Glowing Beast di hutan sekitar Kota Lennon. Hewan itu telah menyerang beberapa karavan pedagang dan melukai banyak pemburu, sehingga ayah dan kakakku akan pergi memburunya. Kau tertarik?"     

"Glowing Beast?" Angele menunduk dan mulai berpikir.     

Nama 'Glowing Beast' berasal dari penampilan hewan itu – kulitnya berwarna biru dan bersinar. Menurut informasi di buku, seekor Glowing Beast dewasa memiliki tinggi sekitar 3 meter dan panjang sekitar 3 sampai 4 meter, sedikit di bawah ukuran rata-rata Gajah Asia. Hewan itu sangat dicari oleh para penyihir dan calon penyihir karena jantungnya dapat digunakan untuk membuat benda sihir tingkat dasar.     

Benda sihir yang dibuat dari jantung hewan itu dapat digunakan untuk menembakkan Tembakan Api Pendar. Setelah menggunakan tembakan api itu, benda sihir tersebut harus diistirahatkan selama satu hari. Selain itu, kulit Glowing Beast dapat digunakan untuk membuat baju zirah kulit berkualitas tinggi. Di daerah ini, hewan tersebut relatif mudah ditemukan.     

"Yah, saya tidak pernah melihat Glowing Beast sebelumnya, jadi saya mau ikut." Angele mengangguk.     

"Kelompok mereka akan berangkat siang ini. Akan kusampaikan pada mereka bahwa kau mau ikut." Tinos tersenyum dan segera meninggalkan ruangan.     

Akhir-akhir ini, Tinos mulai berusaha mendekati Angele. Ia ingin menarik Angele agar berpihak padanya. Angele tidak tahu, apa yang diinginkan remaja itu, mengapa Harland dan Tinos saling membenci, dan mengapa Tinos merasa gelisah saat Angele dan Harland menjadi semakin dekat.     

Namun, Angele lebih menyukai Harland karena Harland jauh lebih kuat ketimbang Tinos.     

'Glowing Beast…' pikirnya dengan senang. 'Jika aku bisa mengambil jantungnya, aku akan memiliki bahan untuk membuat benda sihir dasar.'     

Di luar hutan bagian timur.     

Sekelompok prajurit berkuda meninggalkan kota melalui gerbang sisi barat. Masing-masing mengenakan baju zirah logam berwarna putih. Gerbang itu terlihat sepi, tidak seramai gerbang utama, dan tidak ada banyak orang di sekitar sana.     

Ada sekitar dua puluh orang dalam kelompok itu, yang diketuai oleh seorang pria tampan berambut pirang yang menunggangi kuda putih. Pria berambut pirang itu bertubuh proporsional dan kuat. Kulitnya sehalus patung marmer. Di belakangnya, ada dua orang pria berkuda hitam yang mengikutinya. Yang di sebelah kiri adalah remaja berbaju hitam, dan yang di sebelah kanan adalah seorang remaja berwajah cantik.     

Empat orang prajurit berbaju zirah lengkap berlari mengikuti ketiganya, dan di posisi paling belakang, ada sepuluh prajurit berkuda yang mengenakan baju zirah berwarna putih. Mereka semua sedang berkuda menuju posisi terakhir Glowing Beast.     

Kelompok itu dipimpin oleh Harland Reed, dan Angele dan Tinos mengikuti di belakangnya. Keempat prajurit itu adalah petarung tingkat ksatria, dan sepuluh prajurit di posisi paling belakang adalah prajurit terbaik milik sang walikota.     

Harland berjalan perlahan sembari memeriksa sekelilingnya. Di antara rerumputan di dekat jembatan, terdapat jejak kaki seukuran wastafel, dan terlihat sisa darah di sekitarnya.     

"Kemarin malam, Glowing Beast ini telah menyerang beberapa pejalan kaki di sekitar gerbang barat. Itulah mengapa sekitar gerbang sangat sepi hari ini. Jejaknya sangat mudah ditemukan. Kita hanya harus mengikuti jejak ini untuk menemukannya," kata Harland dengan suara berat. "Kulit hewan ini sangat keras dan sulit ditembus, jadi aku sudah membawa tombak besi terbaik kita. Setelah kita memulai serangan dengan tombak, empat ksatria harus maju untuk menangkis serangannya, sementara yang lain akan bergerak sesuai situasi. Aku akan menghalangi hewan itu agar tidak kabur."     

"Bagaimana denganku, Kak? Aku juga seorang ksatria. Tidak adakah perintah untukku?" tanya Tinos.     

"Tinos, lindungilah Master Angele. Walaupun orang-orang seperti Master Angele sangat kuat, ia akan membutuhkan waktu untuk mempersiapkan mantranya. Tugasmu adalah menghadang Glowing Beast itu agar tidak mendekatinya."     

Harland tidak menyangka Tinos akan berpartisipasi dalam misi itu, jadi ia meminta adiknya untuk melindungi Angele, karena ia sadar bahwa Angele juga bisa melindungi adiknya itu.     

"Terima kasih banyak atas bantuan Anda, Tuan Tinos." Angele tersenyum.     

"Aku telah membunuh beberapa Glowing Beast saat perang dulu. Hewan itu tidak menakutkan, namun hati-hatilah dengan Flame Breath-nya." kata Harland sembari menepuk perisai tinggi di samping pelana kudanya. Perisai itu terlihat sangat mewah, dengan ukiran bunga matahari dan burung putih di tengahnya.     

Angele terus tersenyum, wajahnya terlihat ramah dan tidak berbahaya. Ia mengikat pedang crossguard-nya ke pinggangnya. Ia berdiri di samping seorang ksatria agung , namun ia tidak terlihat canggung walaupun statusnya masih sebagai seorang calon penyihir tingkat 3. Beberapa waktu lalu, Zero mengatakan bahwa kesempatannya untuk menang melawan Harland kurang dari 50%, namun sekarang, kesempatannya menjadi 70%, sehingga Angele menyimpulkan bahwa ia telah menjadi jauh lebih kuat.     

Harland melambaikan tangan kanannya, dan salah satu ksatria langsung berjalan mendekatinya. Mereka berbincang-bincang tentang bagaimana strategi melawan berbagai macam serangan Glowing Beast.     

Tinos juga sedang berbincang-bincang dengan seorang ksatria, namun mereka menggunakan bahasa yang berbeda, sehingga Angele merasa sedikit tidak nyaman karena tidak mengerti apa yang sedang mereka bicarakan.     

Kelompok itu memasuki hutan dan mengikuti jejak kaki raksasa di tanah.     

Angele berkuda di belakang Harland, yang masih berbincang-bincang dengan ksatria bernama Anthony. Dari sebagian pembicaraan yang terdengar Angele, mereka sedang merencanakan latihan untuk para prajurit di belakang, dan mengurangi ancaman dari sekitar teritori.     

Tidak ada yang gelisah dengan misi berburu hewan buas ini. Dua ksatria di belakang Angele sedang berbincang-bincang tentang klub baru yang baru saja buka di kota.     

"Master Angele!" Pembicaraan Tinos dengan ksatria itu telah selesai, dan ia berbalik mendekati Angele. "Ksatria-ku mengatakan bahwa sebuah kapal yang penuh dengan barang langka telah tiba di Dermaga Rick pagi ini, dan mereka akan melelangkan beberapa bahan herbal besok. Apakah kau tertarik?"     

"Lelang, ya?" Angele berpikir sesaat. "Akankah ada sesuatu seperti Dragon Scale Flower?"     

"Sayangnya tidak…" Tinos tersenyum kecut. "Bunga itu sangat sulit ditemukan, dan hanya orang-orang sepertimu yang bisa mendapatkannya. Tetapi, kudengar sebuah baju zirah legendaris, Sun of the Tribe, akan dilelang besok."     

"Sun of the Tribe? Bagaimana mungkin?" Angele terlihat kaget, "Itu baju zirah yang dikenakan sang duke legendaris, Stagger Plat, kan?"     

"Mereka pasti hanya melelangkan replikanya," Tinos menjelaskan. "Baju zirah aslinya tidak akan sampai ke Lennon, karena para pedagang pasti akan membawa benda itu ke ibukota. Namun, akan ada bahan-bahan langka dari bangsa duyung, dan bahkan beberapa budak peri air. Aku yakin, kau akan menemukan sesuatu yang kau suka di sana."     

Tinos tersenyum. Wajahnya yang memerah dan senyum yang tersungging di bibir ungunya membuatnya terlihat centil.     

'Apakah peri air itu terlihat lebih cantik darimu?' Angele benar-benar ingin bertanya.     

Namun, ia memutuskan untuk tidak menanyakan pertanyaan tidak sopan dan aneh seperti itu.     

Tinos tidak tahu apa yang ada di pikiran Angele.     

"Beberapa waktu lalu, aku meminta Pak Henry dari Asosiasi Pedagang untuk membawakan produk kecantikan untuk kulitku. Kudengar, produk itu sangat disukai kaum wanita bangsa duyung. Aku berharap pesananku datang di kapal ini. Kulitku kering belakangan ini," lanjut Tinos dengan sedih.     

Tidak ingin mempertanyakan orientasi seksualnya sendiri, Angele memutuskan untuk diam saja.     

"Dan, Viscount Sparks dari Kota Loran mengirimkanku beberapa macam senjata berkualitas tinggi, tajam, dan indah. Setelah kita selesai memburu Glowing Beast ini, datanglah ke kastilku dan pilih beberapa senjata yang kau inginkan. Kakakku sudah memberimu Night Honeycomb, tapi aku belum memberikanmu hadiah." kata Tinos.     

"Terima kasih atas tawarannya, namun aku suka pedangku," Angele menolak tawaran itu.     

"Kita sudah dekat dengan lokasi Glowing Beast itu, jadi kita harus waspada sekarang."     

Tinos hendak menjawab, namun ia mengurungkan niatnya setelah mendengar peringatan itu. "Baiklah, kita bisa bicarakan nanti."     

Kelompok mereka tiba di daerah penebangan, yang terlihat kosong tanpa pohon. Hanya ada banyak sisa batang pohon di tanah.     

Hari semakin sore, cahaya matahari semakin redup, dan daerah itu sangat sepi.     

"Ini adalah salah satu tempat penebangan resmi Kota Lennon, dan pabrik penggergajian ada di sekitar sini. Ini adalah lokasi pertama serangan Glowing Beast," kata Harland dengan lantang. "Ekspor kayu adalah sumber pendapatan terbesar kota ini, sehingga walaupun kita tidak bisa membunuh hewan itu, kita harus mengusirnya. Semua pekerja takut pada hewan itu, dan keuangan kita akan memburuk jika kita tidak bisa menebang kayu!"     

Suara Harland terdengar lantang dan jelas, hingga beberapa burung terbang ketakutan mendengar suaranya.     

"Kami mengerti!" teriak para prajurit.     

"Hewan itu mendekat!"     

Harland menggenggam kapak peraknya kuat-kuat.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.