Dunia Penyihir

Ketenangan (Bagian 2)



Ketenangan (Bagian 2)

0"Kuambil satu kotak." Angele mengangguk dan meletakkan satu magic stone. Pemilik toko memandang batu itu sesaat, lalu ia memberikan sebuah kotak kecil hitam pada Angele.     

"Aku juga akan mengambil 1 kotak," kata seorang calon penyihir pria yang berdiri di samping Angele. Murid lelaki itu memiliki rambut pirang, mata sipit, dan berumur sekitar 20 tahun.     

"Gagal lagi? Tanpa bantuan seorang guru, kau hanya akan membuang-buang uang." Pemilik toko memandang remaja itu sesaat, sebelum akhirnya memberikan sebuah kotak kayu padanya. Dia hanya tersenyum dan tidak menjawab pria itu. Ia mengambil kotak itu sembari meletakkan satu magic stone di meja kasir. Setelah murid itu pergi, seorang gadis calon penyihir di belakangnya mulai melihat-lihat di toko.     

Angele termangu menatap murid itu pergi selama beberapa saat, lalu ia membawa barang belanjaan itu kembali ke kamarnya. Sekolah ini memiliki berbagai fakultas, dan setiap fakultas memiliki 20 murid. Area bawah tanah ini sangat besar, nyaris sebesar kota pada umumnya, sehingga Angele hanya mengenal teman sekelasnya. Ia tidak mengenal orang dari fakultas lain. Ada rumor yang mengatakan bahwa calon penyihir tingkat 3 belajar di area yang berbeda dari mereka semua. Semenjak Alu menunjukkan jalan sekolah kepada Angele, mereka belum pernah bertemu lagi.     

Angele kembali ke kamarnya sambil membawa barang yang barusan dibelinya, namun saat ia baru duduk, ada seseorang yang mengetuk pintunya.     

"Angele, apakah kau ada di dalam?" suara Ansett terdengar dari luar.     

"Iya," Angele berdiri dan membuka pintu.     

"Surat untukmu, dari Istana Taring Putih," kata Ansett, sembari menyerahkan sepucuk surat. Ansett terlihat sangat cantik dengan pakaian berburunya yang berwarna hitam. Angele melihat surat itu, dan tertulis nama Yuri di balik amplopnya.     

"Yuri... Terima kasih, Ansett." Angele mengingat lelaki berambut merah yang murah senyum itu.     

"Sama-sama. Kau tidak ada disini saat pak pos datang, jadi aku menerimanya untukmu." jawab Ansett. Saat ia menutup pintu, pandangannya tertuju ke arah peralatan meramu Angele.     

"Angele, kudengar kau berpartisipasi dalam misi Khedira?" Ansett duduk di kursi.     

"Iya, aku baru saja kembali. Kau mendengar tentang apa yang terjadi di sana?" Angele mengangguk sembari duduk di kasurnya, karena Ansett menduduki satu-satunya kursi di kamar itu.     

"Benarkah kau bertemu dengan penyihir dari Aliansi Utara?" tanyanya dengan pandangan penuh rasa ingin tahu. Ia selalu ingin tahu tentang apapun yang berhubungan dengan dunia penyihir.     

"Iya, sepertinya laporan misi itu akan dirilis dalam beberapa hari." Angele melihat ke arah gadis itu, dan menyadari jika ia memiliki alasan lain untuk berkunjung kemari.     

"Angele, kau telah mencapai tingkat 2 baru-baru ini, kan? Bagaimana perkembanganmu belakangan ini?" tanya Ansett, namun ia terlihat sedikit menyesal saat melihat ekspresi Angele berubah.     

"Maaf," kata gadis itu. Ia menyadari jika pertanyaan itu sangat sensitif dan tidak sopan. Para calon penyihir dan penyihir sejati tidak suka orang-orang yang terlalu ingin tahu tentang sesuatu yang bersifat pribadi seperti itu.     

"Tidak apa-apa," Angele kenal dekat dengan Ansett, namun ia sedikit kaget saat gadis itu bertanya hal seperti itu.     

"Jika kau butuh bantuan, bilang saja." Jika memungkinkan, Angele akan menolong temannya itu.     

"Mungkin aku harus keluar dari sekolah..." ekspresi Ansett berubah sedih.     

"Kenapa?" Angele bertanya dengan nada kaget.     

"Sekarang, aku masih calon penyihir tingkat 1, dan aku bahkan tidak tahu kapan akan mencapai tingkat 2. Jadi, keluargaku ingin aku pulang dan menikah," jawab Ansett dengan raut wajah sedih.     

"Aku tidak seperti kau dan Manas. Potensi sihirku hanya tingkat 1, dan aku sudah 18 tahun. Tidak mungkin aku bisa mencapai tingkat 3 sebelum ulang tahunku yang ke-19. Orang yang tidak bisa mencapai tingkat 3 pada saat itu tidak akan pernah menjadi penyihir sejati. Kau tahu kan, berapa biaya yang harus kita bayarkan untuk tetap tinggal di sekolah ini? Aku tidak mungkin bisa membayar semua itu sendiri," kata Ansett lirih.     

"Jadi, jika kau tidak mau kembali, keluargamu tidak akan membantu?" Angele mengernyitkan alisnya. Dia ingin membantu, namun gadis itu ingin mencapai tingkat 3 hanya dalam setahun. Tidak ada yang bisa ia lakukan selain mengajari semua pengetahuan yang ia miliki. Walaupun ia bisa mengajari gadis itu, ia tetap tidak bisa membantu gadis itu memahami semuanya dan mengarahkan partikel energi ke tubuhnya untuk mencapai tingkat 2.     

"Tetapi, jika aku bisa menemukan orang yang mau menyokong nama keluargaku... aku akan diperbolehkan tetap tinggal di sini," kata Ansett dengan raut wajah yang terlihat putus asa, sementara Angele hanya mengernyitkan alisnya.     

"Manas sudah memiliki tunangan, yang potensi sihirnya lebih tinggi dariku." Ansett mengangkat kepalanya dan menatap Angele.     

"Aku tidak bisa menjadi tunanganmu. Suatu hari nanti, aku akan kembali ke negaraku, jadi aku tidak bisa berjanji padamu. Menjadi tunanganku tidak akan menguntungkan keluargamu," kata Angele.     

"Tidak, kita tidak harus menikah. Katakan saja kepada semua orang kalau kau adalah tunanganku, dan keluargaku akan memberikanmu semua yang kau butuhkan untuk menjadi penyihir sejati. Kau tahu kan, aku dari Keluarga Carter, salah satu dari 5 keluarga terbaik di sekolah ini? Pikirkan tawaranku," Ansett menggelengkan kepalanya.     

"Kau bukan satu-satunya calon penyihir yang dikirim keluargamu ke sini?" tanya Angele setelah berpikir selama beberapa saat.     

"Iya, ada dua calon lain, namun nasib mereka sama denganku. Tidak banyak calon penyihir yang bisa mencapai tingkat 3 sebelum umur 18 tahun," jawab Ansett.     

"Kenapa kau memilihku?"     

"Kau masih 15 tahun, namun kau sudah nyaris mencapai tingkat 3, sementara Manas masih tingkat 2. Ditambah lagi, kau berhasil kembali hidup-hidup setelah menjalani misi berbahaya dari Khedira. Kau adalah pilihan terbaik untukku," jawab gadis itu.     

"Tandatangani kontrak ini dan bersumpahlah padaku, dan aku, bersama dengan seorang gadis lain, akan menjadi milikmu. Aku bisa menjamin gadis yang kedua juga sangat… cantik," lanjutnya.     

Pandangan Angele terus tertuju kepada gadis itu. Sebenarnya, tawaran itu lumayan bagus, karena ia bisa mendapatkan beberapa hal sekaligus: bantuan keluarga lokal, magic stone, dan dua orang wanita cantik. Tidak ada alasan untuk menolak tawaran itu.     

"Tawaran itu sangat menggiurkan, namun aku masih tidak mengerti alasan kau menawarkan ini padaku," Angele berkata.     

"Kau adalah calon penyihir paling berbakat yang kukenal," jawabnya.     

"Hanya beberapa calon penyihir yang bisa mencapai tingkat 3 sebelum umur 15 tahun. Mungkin kau bukan calon penyihir paling berbakat, namun kau termasuk salah satu calon penyihir terbaik di Ramsoda," lanjut gadis itu.     

"Kau tahu kan, Alu mencapai tingkat 3 saat umur 14 tahun?" tanya Angele.     

"Dia berbeda. Orang-orang seperti Alu meningkatkan potensi sihir mereka dengan metode spesial yang dikembangkan oleh para penyihir tingkat tinggi dalam keluarga itu. Mereka disebut Blood Inheritor, tapi anak-anak mereka tidak akan mendapatkan bakat sebagus mereka, karena itulah keluargaku tidak ingin anak-anaknya menikahi Blood Inheritor." Ansett menggelengkan kepalanya.     

"Baiklah, kontrakmu sangat menguntungkan bagiku. Aku akan menandatanganinya." Angele mengangguk.     

"Baiklah! Kalau begitu, aku bisa tetap sekolah." Ansett mengambil selembar kontrak dari kantongnya dengan senang hati. Ia jelas telah mempersiapkan semua ini.     

"Ini kontraknya. Bacalah dengan teliti." Ansett menyerahkan kertas itu.     

"Kau juga menandatangani kontrak dengan orang lain, kan? Maksudku, orang-orang dari keluargamu." tanya remaja itu sembari membaca kontrak tersebut, namun ia tak menemukan apapun yang mencurigakan.     

"Iya, banyak wanita cantik dari keluargaku yang bergabung dengan berbagai organisasi penyihir. Jika mereka tidak berbakat, mereka akan menikah dengan orang yang lebih berbakat. Kau tidak akan menyangka seberapa besar keluargaku sekarang." Ansett mengangguk.     

"Namun, kau adalah yang pertama di Perguruan Ramsoda. Jika kau menandatangani kontrak itu sekarang, besok aku dan seorang gadis lain akan pindah ke kamarmu," lanjutnya dengan wajah memerah.     

"Bisakah kau tinggalkan kontraknya di sini? Aku akan membacanya lagi nanti malam. Akan kutandatangani ini jika tidak ada aturan-aturan aneh yang harus kuikuti." Angele melambaikan kertas kontrak itu.     

"Oke" Ansett membungkuk hormat kepada Angele dengan ekspresinya lega.     

"Aku percaya padamu," Gadis itu memeluk Angele, sehingga ia bisa merasakan dadanya yang cukup besar.     

"Jangan membuatku menunggu terlalu lama," bisik Ansett, sehingga Angele menjadi sedikit terangsang. Angele mencoba menyentuh bokong gadis itu, namun ia menghindar sebelum Angele sempat mencapainya. Wanita itu membungkuk hormat sekali lagi dan meninggalkan ruangan, sementara Angele menutup pintu dan meletakkan kontrak itu sambil tersenyum.     

Pikirannya masih terfokus kepada dada empuk dan pelukan gadis itu. Belakangan ini, Angele terus memikirkan apa yang terjadi pada misi Khedira, namun setelah kejadian ini, akhirnya misi itu berhasil dilupakannya. Setelah menenangkan diri, ia duduk dan memandang peralatan meramu di mejanya.     

Di dalam kotak kayu yang ia beli, terdapat dua jenis tanaman. Tanaman pertama berbentuk daun herbal berwarna merah bernama Dried Grass Root, sementara tanaman kedua berbentuk seperti jeruk. Buah itu sudah dibelah menjadi dua, dan kulitnya yang berwarna kuning muda terlihat sangat kontras dengan isinya yang berwarna merah darah. Kedua bahan itu telah dikeringkan.     

Angele segera memasang dan mengatur semua peralatan itu. Ada satu retort, satu tabung alembic, satu pipa kaca penyalur, beserta beberapa tabung reaksi dan gelas beker. Semua peralatan itu tersimpan dalam kantong linen besar berisi penuh kapas.     

Dia menyusun semua itu di atas meja.     

'Zero, tunjukkan padaku apa yang dibutuhkan saat meramu, dan simulasikan proses pembuatan Ramuan Pembeku Darah,' perintah Angele.     

'Misi dimulai. Simulasi dimulai. Perkiraan waktu: 2 jam 15 menit. Tingkat kesuksesan: 15%,' lapor Zero.     

'15%.' Angele cukup puas dengan kemungkinan itu.     

'Tidak kusangka akan semudah ini. Padahal ini kali pertamaku mensimulasikan cara meramu,' pikirnya.     

Tingkat kesuksesan itu dihitung berdasarkan kekuatan mental, mana, dan berbagai kondisi lainnya. Angele mendapatkan tingkat kesuksesan yang tinggi berkat bantuan resep yang benar dan kalkulasi chip-nya. Seorang murid Teknik Meramu pada umumnya hanya memiliki 5% tingkat kesuksesan, sedangkan Angele yang memiliki chip tingkat kesuksesannya 15%.     

Satu-satunya yang harus ia lakukan sekarang adalah menunggu simulasi itu selesai dan meningkatkan persentase tersebut.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.