Dunia Penyihir

Harga (Bagian 2)



Harga (Bagian 2)

0Salah satu fungsi terbaik dari chip-nya adalah kemampuan untuk menganalisa data yang telah dikumpulkan dan menggunakan data tersebut untuk membuat rencana terbaik berdasarkan situasi, menampilkan apa yang dibutuhkan untuk melakukan rencana itu, dan menghitung tingkat kesuksesan. Fungsi ini sangat berguna bagi Angele untuk memastikan langkahnya sudah benar. Banyak sekali calon penyihir yang harus menghabiskan banyak waktu dan sumber daya untuk mencari penyebab terhambatnya peningkatan mereka, memeriksa kepastian informasi, dan memverifikasi informasi berkali-kali. Jika terjadi kesalahan, mereka akan kehilangan banyak waktu dan uang. Tidak peduli seberapa berbakatnya mereka, mereka sendiri yang harus menemukan cara yang tepat.     

Sementara itu, dengan chip-nya, Angele mampu mencari alasan mengapa kemajuannya melambat, dan memperbaiki masalah itu, sehingga ia bisa terus berkembang dengan kecepatan tinggi.     

'Aku harus tingkatkan kekuatan mental ke 6.0 dulu, lalu membeli dua pola mantra dasar. Konstruksi pola mantra juga akan meningkatkan kondisi mentalku. Satu pola mantra harganya dua magic stone, dan aku bisa membeli dua sekaligus. Masalahnya adalah 500 mililiter Ramuan Timah Hitam,' pikir Angele     

Ramuan Timah Hitam adalah ramuan hasil percampuran bebatuan istimewa dengan tinta. Ramuan ini berfungsi untuk meningkatkan kepekaan akan partikel energi di udara dan meningkatkan fokus. Namun, efek samping dari ramuan itu adalah berkurangnya tenaga pemakai, sehingga pemakai harus beristirahat di tempat tidur selama kurang lebih dua hari. Kondisi tenaga mereka tidak akan bisa kembali seperti semula. Ramuan ini adalah salah satu ramuan tingkat rendah yang paling efektif, namun dengan efek samping paling berbahaya. Jika chip-nya tidak mengatakan apapun, mungkin Angele tidak akan terpikir untuk menggunakan ramuan itu.     

Angele duduk bersila di atas tempat tidurnya sembari memikirkan rencananya selama beberapa saat, lalu akhirnya ia berdiri. Dia mengambil jubah abu-abu dan membersihkan debu yang menempel di atasnya. Kemudian, ia mengambil kantong berisi magic stone dan mengikatkannya ke pinggangnya. Ia pun berjalan keluar dari kamarnya.     

Sekitar 10 menit kemudian…     

Angele berdiri di depan sebuah dinding batu yang sangat besar. Kepalanya mendongak tinggi membaca daftar harga yang tertulis di sana seperti murid-murid lain di sekitarnya. Di antara 30 orang yang ada di sana, tidak ada yang bersuara. Semuanya hanya berdiri dan membaca tulisan itu. Setelah beberapa saat, ada beberapa yang datang dan juga pergi.     

'Aku mengambil kelas Nekromansi gratis dari Master Liliana, dan kelas itu adalah dasar dari semua kelas yang membutuhkan energi negatif. Jika aku membeli pola mantra yang menggunakan energi positif, aku harus membayar mahal untuk mengambil kelas dasar energi positif. Jadi, lebih baik aku mengambil mantra yang memerlukan energi negatif. Satu kelas harganya lebih dari 10 magic stone. Itu terlalu mahal untukku. Aku bisa berhemat dan berkembang lebih cepat jika terus mempelajari mantra energi negatif.' Angele akhirnya memutuskan, dan mulai mencari kelas dalam kategori energi negatif.     

Hanya ada tiga pola sihir energi negatif yang tersedia saat ini:     

Awan Beracun: Pola mantra berbayar. Membutuhkan dasar Nekromansi dan Pengendalian Dasar Energi Negatif     

Tangan Penyerap Tenaga: Pola mantra berbayar. Membutuhkan dasar Nekromansi dan Neurosains     

Mantra Pelumpuh: Pola mantra berbayar. Membutuhkan dasar Ilmu Pembedahan Tingkat Tinggi dan Neurosains.     

Angele melihat tiga opsi itu dan mulai berpikir.     

Pola mantra dasar dapat dipelajari oleh semua calon penyihir, karena pola ini paling sederhana. Namun, pola mantra tingkat tinggi tidak dijual, dan para penyihir yang menemukan pola itu pasti akan merahasiakannya. Pola mantra yang sama, saat digunakan oleh orang yang berbeda, akan menghasilkan sihir yang berbeda pula. Perbedaan ditentukan oleh durasi mantra, area efek, kecepatan penggunaan, jarak penggunaan, dan kelemahan penyihir, sehingga sebuah mantra sederhana untuk melumpuhkan seseorang akan menghasilkan efek yang berbeda saat digunakan. Pola mantra dasar mudah dipelajari semua orang, dan dapat digunakan dalam situasi tertentu.     

Angele terus berpikir selama beberapa saat untuk menentukan dua mantra terbaik yang harus dibelinya. Akhirnya, ia berjalan ke jendela kecil di samping, tepat ketika calon penyihir di depannya selesai membeli.     

"Mantra apa yang kau inginkan?" tanyanya pria tua beralis putih di balik jendela itu.     

"Tangan Penyerap Tenaga dan Mantra Pelumpuh di kategori sihir energi negatif." jawab Angele sembari mengambil empat magic stone dan memberikannya pada pria tua itu.     

"Harganya empat magic stone." Pria itu mengangguk dan menerima empat magic stone dari Angele. Kemudian, ia mengambil dua buku bersampul kulit, dan memberikannya pada Angele. Nama kedua mantra tertulis pada sampul buku itu, dan Angele memasukkan kedua buku tersebut ke dalam kantongnya.     

"Hey, Angele," Terdengar suara seseorang memanggil dari samping. Manas, yang juga mengenakan jubah abu-abu, cepat-cepat berjalan mendekatinya. Di belakang Manas, Ansett juga berjalan mendekatinya. Gadis itu menatapnya dengan ekspresi wajah yang aneh.     

"Kau ke sini untuk membeli pola mantra?" tanya Ansett. Mempelajari pola mantra merupakan indikasi bahwa seorang calon penyihir telah berkembang sangat cepat di tingkat 2, sementara Ansett masih seorang penyihir tingkat 1. Mereka berdua hanya melihat-lihat di sini, dan tidak menyangka jika Angele akan membeli pola sihir. Manas masih belum mampu mempelajari pola mantra. Jika ia mencoba pola mantra tanpa pemahaman yang cukup, ia hanya akan terluka.     

Mereka bertiga mulai belajar bersama-sama, namun kemajuan Angele yang jauh lebih cepat membuat perasaan mereka bercampur aduk.     

"Iya, aku akan mulai mencoba memahami pola mantra, jadi aku memutuskan untuk membeli dua pola dasar. Bagaimana denganmu, Manas? Kupikir kau sudah hampir bisa mempelajari pola mantra juga." jawab Angele.     

"Belum, aku masih butuh waktu untuk belajar. Aku ingin mempelajari mantra Tangan Sang Penyihir, namun aku harus menyelesaikan kelas Siklus Energi dan Perubahan Medan Sihir terlebih dahulu. Kekuatan mentalku sudah cukup, tapi…" Manas sedikit mengernyitkan alisnya. Sepertinya, ia tidak bisa berbuat banyak.     

"Yah, jangan menyerah, dan pastikan kalau kau sudah siap sebelum mencoba mantra itu," kata Ansett, mengingatkan Angele akan pentingnya memahami pola mantra.     

"Aku mengerti. Aku tidak akan mencoba kedua mantra itu sampai aku bisa memahami polanya." Angele mengangguk dan tersenyum.     

"Haah… Aku tidak yakin kapan aku akan mencapai tingkat 3… Orang bertalenta kecil seperti kita harus menghabiskan setidaknya tiga tahun untuk mencapai tingkat 3. Aku tidak yakin apakah aku bisa menjadi penyihir," keluh Manas.     

"Kau tahu Bell Mini? Dia baru saja menjadi penyihir sejati beberapa hari lalu, dan umurnya masih 19 tahun… Dia adalah teman sekelas kita… Keluarga Mini bisa memberikannya semua sumber daya yang ia butuhkan. Selain itu, ada penyihir di keluarganya yang bisa membantunya. Sementara kita hanya bisa meminta bantuan dari murid berbakat…" lanjutnya,     

"Jelas saja dia lebih cepat dari kita, dia anak dari keluarga penyihir ternama. Tingkat potensinya ditingkatkan teknologi penyihir tingkat tinggi, sehingga dari awal pun dia jauh lebih kuat dari kita." gumam Ansett. Akhirnya, Angele sadar mengapa mereka frustasi seperti itu. Sangatlah sulit bagi calon penyihir tingkat 2 dan 3 untuk menjadi seorang penyihir. Kemungkinannya hanya 1 banding 50, sehingga kebanyakan calon tingkat 3 tidak akan menjadi penyihir sejati. Saat itu terjadi, para calon itu akan kembali ke rumah atau tetap di sekolah dan berkontribusi dengan cara lain. Pria tua yang baru saja ia temui adalah calon penyihir tingkat 3 yang telah mencapai batasnya dan gagal menjadi penyihir sejati. Banyak orang lain yang bernasib serupa dengan pria tua itu.     

Di perguruan ini, hanya ada kurang dari 50 penyihir, tapi sejak Angele datang di sekolah ini, ia tidak pernah melihat siapa pemimpin sekolah ini. Situasi Angele sedikit berbeda dari murid pada umumnya, karena chip-nya membantu membuat rencana paling optimal. Jika kemungkinan suksesnya terlalu rendah, ia bisa terus meningkatkan persentase kesuksesannya dengan belajar.     

"Aku harus pergi menemui guruku. Kita akan bertemu lagi nanti malam." kata Angele sebelum berjalan meninggalkan mereka.     

"Sampai jumpa," jawab keduanya.     

Beberapa menit kemudian.     

Di ruangan Laboratorium Riset Energi Negatif yang gelap.     

Banyak rune aneh dan garis-garis berwarna perak terukir di lantai hitam laboratorium. Di tengah ruangan itu, terdapat sebuah panggung persegi kecil yang terbuat dari batu. Wanita tua dengan jam perunggu menempel di mata kirinya itu sedang berdiri di samping panggung sambil menggenggaman sesuatu. Dengan hati-hati, ia menyiramkan bubuk putih di atas panggung itu.     

Sinar berwarna kuning turun dari lubang di atas mereka, sehingga pendar kuning menyinari seluruh tempat itu. Angele berdiri di samping pintu, menunggu panggilan gurunya. Di sana, ternyata ada seorang murid lain. Ia hanya sekali menoleh ke arah Angele, kemudian ia kembali melihat demonstrasi Master Liliana.     

"Bagaimana menurut Anda?" tanya murid itu dengan santai.     

"Aku?" Liliana menyiramkan semua bubuk itu sampai habis, lalu ia mengangkat kepalanya.     

"Lakukan apa yang kau mau. Itu pilihanmu." jawab wanita itu sembari menatap pria berjubah abu-abu itu.     

"Saya mengerti. Saya pamit, Ibu." Remaja lelaki itu membungkuk hormat dan keluar dari ruangan.     

"Mengapa kau ada disini?" tanya Liliana kepada Angele.     

"Kau adalah salah satu muridku?" lanjutnya. Sepertinya ia tidak ingat dengan muridnya sendiri.     

"Iya, Master Liliana. Saya masuk sekolah ini tahun lalu." Angele melangkah maju, lalu memperkenalkan diri.     

"Katakan apa yang kau mau. Aku sangat sibuk," kata wanita tua itu.     

"Saya ingin bertanya tentang Ramuan Timah Hitam," jawabnya dengan hormat.     

"Ramuan Timah Hitam? Kau tahu kan, efek sampingnya sangat buruk? Kau masih     

menginginkan ramuan itu?" Ekspresi Liliana terlihat kaget.     

"Iya, saya ingin mencobanya," jawab Angele.     

"Ramuan itu mahal dan sulit dibuat. Aku punya satu, kuharap magic stone-mu cukup." Liliana tersenyum.     

"Berapa harganya?" tanyanya lirih.     

"120 magic stone biasa, atau 12 magic stone tingkat menengah," jawab Liliana.     

"120…" Angele sudah tahu kalau harga ramuan itu mahal, namun ia tidak menyangka akan semahal ini. Dengan 120 magic stone, ia dapat membeli benda sihir tingkat rendah.     

"Itu harga terbaik yang bisa kutawarkan. Harga itu sudah termasuk diskon karena kau muridku. Jika kau beli dari guru lain, setidaknya kau harus membayar 200 magic stone. Kau bisa melihat harganya di aula, jika kau mau," jawabnya.     

"Kau boleh pergi sekarang. Waktuku sudah habis." Jam perunggu pada mata wanita itu berdetik satu kali. Angele menarik nafas dalam-dalam, mengangguk, dan berjalan keluar dari ruangan.     

'Bagaimana cara terbaik untuk mendapatkan banyak magic stone…?' Angele terus berpikir sembari berjalan keluar.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.