Dunia Penyihir

Kemajuan (Bagian 2)



Kemajuan (Bagian 2)

0Di samping hologram tiga dimensi itu, tertulis beberapa baris informasi.     

'Biru, tidak terluka. Merah, terluka'     

Angele terdiam. Ia menatap hologram di depannya tanpa sepatah kata pun, 'Harapan hidup seseorang ditentukan oleh kecepatan pembelahan sel, jadi... harapan hidupku berkurang separuh? Apa ada yang bisa kulakukan? Seorang penyihir membutuhkan banyak sekali Energi Kehidupan. Seharusnya ada cara untuk memperbaiki ini. Zero, telusuri penyimpanan informasi untukku.'     

'Misi telah dibuat, mencari.' lapor Zero.     

Angele berdiri di samping tempat tidur dan menunggu Zero menyelesaikan analisa.     

'129 rencana telah dibuat. Tunjukkan semuanya?'     

Angele menganga terkejut. Ia tidak menyangka akan mendapatkan rencana sebanyak itu.     

'Saring dengan kriteria: Tanpa luka permanen, cepat, mudah, dan dapat dilakukan saat ini juga. Cari lagi.'     

'Menyaring... Selesai. Sisa rencana, 2'     

'Kirimkan padaku,' perintah Angele.     

Semua informasi langsung masuk ke dalam bagian memorinya.     

'Rencana A: Radiasi energi. Dengan memaparkan partikel energi utama Anda ke seluruh tubuh, kondisi tubuh Anda akan berubah dan harapan hidup Anda akan kembali seperti semula dalam setahun. Jika Anda menggunakan rencana ini, saya akan membantu Anda mengendalikan jumlah energi yang Anda gunakan, karena terlalu banyak energi dapat mencemari tubuh anda.     

Rencana B: Tangkap makhluk hidup apa pun dan serap energi makhluk tersebut setiap hari. Membutuhkan sihir yang dapat menghisap energi kehidupan. Waktu yang dibutuhkan, 12 hari.'     

Angele mengernyitkan alisnya, 'Satu tahun terlalu lama, jadi aku akan menggunakan rencana B.'     

'Tunjukkan caranya secara mendetail.'     

'Memproses...     

Penyerap Energi Kronik versi Polari: Berasal dari sihir tingkat dua khusus penyihir, yang bernama Penyerap Energi Kronik. Sihir ini dimodifikasi oleh seorang penyihir bernama Polari dan sering digunakan untuk mengembalikan Energi Kehidupan yang hilang setelah seorang calon penyihir melampaui batasnya. Karena itu, sihir ini dinamai berdasarkan nama penyihir tersebut.     

Pola mantra: Belum dipelajari.     

'Membutuhkan: Ritual Darah, Kejahatan.'     

Angele berdiri di dalam kamarnya. Titik-titik cahaya biru berpendar di matanya. Setelah lima menit, perlahan-lahan titik-titik itu menghilang.     

'Yah, sementara ini aku harus menggunakan rencana A. Tidak mungkin aku bisa melakukan ritual jahat seperti ini.' pikir Angele setelah memeriksa betapa kejamnya ritual darah itu dari informasi chip-nya. Ia tidak ingin menjadi sasaran penyihir lain.     

Angele beristirahat sejenak. Ia menjentikkan jarinya, dan angin lembut meniup keluar bau busuk dari kamarnya.     

Ia menatap kasur dan mejanya yang kotor dan berantakan selama beberapa saat. Ia kemudian mengemas semua barang pentingnya ke dalam kotak.     

"Akhirnya, aku menjadi seorang Penyihir resmi, namun pihak sekolah tidak memberitahuku tentang apa yang harus dilakukan penyihir sejati agar dapat meningkatkan kemampuannya. Aku harus bertanya pada guruku." Angele telah memeriksa situasi di sekolah.     

Di buku, tidak ada informasi tentang bagaimana pihak sekolah memperlakukan Penyihir resmi, namun seseorang mengatakan bahwa di sekolah terdapat area khusus yang hanya dapat dimasuki oleh penyihir sejati. Tapi, sebelum masuk ke area itu, ia harus menandatangani kontrak dengan pihak sekolah.     

Calon penyihir dan Penyihir resmi memiliki kekuatan dan hak yang berbeda. Kontrak yang terdahulu tidak akan mempengaruhi Penyihir resmi, sehingga mereka harus menandatangani kontrak baru dengan pihak sekolah. Kontrak-kontrak itu ditulis oleh penyihir tingkat tinggi dan diperkuat dengan sihir tertentu.     

Penyihir selalu menginginkan bahan langka, sehingga kebanyakan dari mereka akan menandatangani kontrak itu. Kontrak itu akan sangat membantu mereka.     

*****************     

Angele berdiri di depan laboratorium gurunya.     

Ia membersihkan debu dari jubah kelabunya sebelum mengetuk pintu.     

Tok-tok.     

"Silakan masuk," terdengar suara Master Liliana dari dalam.     

Angele mendorong pintu itu hingga terbuka. Laboratorium itu sangat gelap. Penerangan yang hanyalah cahaya putih di tengah ruangan itu. Master Liliana duduk di atas sebuah kursi tinggi di sebelah cahaya itu. Ia memegang jam saku perunggunya. Sepertinya, Liliana sedang mencoba memasukkan jam itu ke dalam mata kirinya.     

Sepertinya, wanita itu kesulitan memasukkan jam perunggunya dengan tepat. Ia menarik keluar jam itu dan memeriksanya. Terkadang, asap hitam muncul di antara celah jari-jarinya.     

"Medan gaya?" Liliana menyadari keberadaan Angele. Ia mengangkat kepalanya dan melihat ke arah pintu. "Angele, kaukah itu?!"     

"Master," Angele membungkuk. Ia meletakkan tangan kanannya pada dadanya dan tersenyum, "Saya hanya beruntung."     

Keraguan melintas di wajah Liliana, namun berubah menjadi senyum yang tulus. Wanita tua itu berdiri dan berjalan mendekati Angele. Tubuhnya berubah menjadi asap hitam yang mengelilingi tubuh Angele.     

"Selamat, nak." Liliana memeluk Angele dan mengelus punggungnya, sehingga ia melihat rambut putih di kepala remaja itu.     

"Terima kasih." Angele merasakan ketulusan wanita itu. Ia memutuskan untuk memeluknya kembali, walaupun memeluk wanita itu terasa seperti memeluk mayat yang dingin.     

"Maaf, aku terlalu gembira. Sudah 15 tahun semenjak terakhir kalinya murid bimbinganku berhasil melampaui batasnya dan menjadi Penyihir sejati." Liliana mundur selangkah. "Walaupun 15 tahun terasa cepat, aku masih merasa tidak nyaman saat melihat murid dari fakultas lain berhasil melampaui batasnya."     

Tanpa menunggu jawaban Angele, Liliana terus berbicara, "Ikutlah aku. Setelah kau menjadi penyihir, kontrak antara kau dan pihak sekolah harus diperbaharui. Jika tidak, pihak sekolah tidak akan memberikan bahan-bahan langka padamu. Kau harus membuat mereka percaya."     

Wanita tua itu berbalik dan berjalan ke arah cahaya di tengah ruangan, "Aku sempat khawatir jika kutukan-kutukan itu akan menyakitimu dalam proses melampaui batas, namun kenyataannya kau berhasil dalam satu kali percobaan. Kukira, Kalins yang akan berhasil pertama. Aku bertugas mengajari lima orang calon penyihir tingkat 3, dan di antara kalian berlima, dialah yang memiliki kesempatan tertinggi untuk berhasil."     

Angele tersenyum dan mengikuti wanita tua itu ke arah cahaya di tengah ruangan itu, sementara pintu laboratorium itu tertutup sendiri.     

Liliana berjalan perlahan sambil memegang jam sakunya. "Sekitar seratus tahun lalu, aku punya murid kesayangan. Dia sangat cantik, kuat, dan mandiri. Untuk membantu melampaui batasnya, aku memberikan satu porsi lagi Air Asu padanya, tapi..."     

"Apa yang terjadi?" Angele sudah tahu jawabannya, namun ia masih belum tahu kenyataan sesungguhnya.     

"Dia sedikit terlalu tua, sehingga dia mati terbakar karena efek ramuan itu." Liliana menggelengkan kepalanya. Angele dapat melihat dalamnya penyesalan di kedua mata wanita itu.     

Angele memicingkan matanya. Ia akhirnya mengerti apa sebenarnya yang ia tidak ketahui.     

Ia mendapatkan satu porsi Air Asu saat resmi menjadi murid Liliana. Jumlah itu pas untuk pria muda sepertinya, namun dapat membunuh calon penyihir yang lebih tua. Satu porsi saja bisa menghabiskan seluruh energi kehidupan seseorang. Sangat sulit untuk menemukan calon penyihir tingkat 3 yang masih muda, yang tidak akan mati setelah meminum Air Asu walaupun mereka gagal melampaui batas. Itulah alasan mengapa ada batasan umur untuk menjadi calon penyihir tingkat 3.     

'Aku meminum tiga porsi, namun aku masih hidup...' Angele berpikir sejenak. Dia tahu bahwa ia masih hidup karena Ramuan Mimpi Buruk telah mengurangi efek samping Air Asu. Jika ia tidak menggunakan ramuan itu, kemungkinan besar ia sudah mati sekarang.     

'Namun, meramu Ramuan Mimpi Buruk sangatlah sulit. Aku sudah membeli cukup banyak bahan untuk 15 kali percobaan, namun aku hanya dapat menghasilkan satu botol ramuan itu, walaupun dengan bantuan Zero. Kemungkinan besar, penyihir pada umumnya akan mencoba membuat ramuan ini seribu kali sebelum berhasil, sehingga mereka akan menghabiskan 10 ribu magic stone, sementara calon penyihir tidak mungkin bisa mencobanya sama sekali. Inilah mengapa ramuan ini dinamakan Ramuan Mimpi Buruk - ramuan ini adalah mimpi buruk bagi para peramu tingkat tinggi.'     

Akhirnya, Angele mengerti betapa pentingnya ramuan itu. Sambil berjalan mengikuti Liliana, ia memikirkan proses pembuatan ramuan itu. Akhirnya, mereka sampai pada cahaya di tengah ruangan. Liliana menunjuk udara, dan kursi hitam tiba-tiba muncul di belakang Angele.     

Mereka duduk bersama-sama.     

"Karena kau telah menjadi penyihir sejati, sudah waktunya aku memberitahumu beberapa hal." Liliana mengubah waktu di jam sakunya dan memasukkan kembali jam itu ke dalam mata kirinya. Saat wanita tua itu menurunkan tangannya, jam itu berdetik dan bergerak perlahan.     

"Kusarankan untuk tidak menandatangani kontrak dari pihak sekolah. Ada satu kalimat di kontrak itu yang mewajibkan kau untuk tetap tinggal di sekolah selama 300 tahun."     

"Aku harus tinggal disini?" Angele terkejut.     

"Iya," Liliana mengangguk, "Perguruan Ramsoda, tempat yang penuh mayat hidup dan bayangan, diciptakan untuk melindungi Shadow Pearl. Jika kau berbakat dan ingin belajar Sihir Kegelapan, kau sebaiknya tinggal di sini dan melanjutkan penelitian, namun, kau tidak berbakat dalam sihir itu."     

"Benda apa sebenarnya 'Shadow Pearl' ini?" tanya Angele dengan suara berat. "Satu-satunya tujuan penyihir sebanyak ini adalah untuk melindungi benda itu?"     

"Shadow Pearl adalah benda sumber kekuatan. Benda itu sangat berguna bagi Penyihir maupun makhluk-makhluk yang membutuhkan Energi Kegelapan. Itulah mengapa kita harus bertarung dengan Aliansi Utara dan bermacam-macam bangsa dari bawah tanah. Kau tidak perlu terlibat. Kebanyakan muridku meninggalkan sekolah setelah menjadi Penyihir karena mereka ingin mempelajari jenis partikel energi lain."     

"Jadi... alasan mengapa saya tidak melihat banyak penyihir di sekolah adalah karena mereka semua sibuk bertarung? Sudah berapa penyihir yang mengorbankan nyawanya demi kepentingan sekolah seperti ini?"     

"Tak terhitung." Liliana mengangguk, "Kusarankan kau untuk pergi dari sekolah dan fokus memperkuat dirimu. Jika kau butuh bahan-bahan, kau bisa membeli dari sekolah atau membeli dari organisasi penyihir lainnya. Hanya anggota kelompok Penyihir Cahaya yang akan menolakmu, karena kau masih bagian dari kami."     

Liliana berhenti sejenak. Sebuah buku, yang entah dari mana asalnya, muncul di tangannya.     

Buku itu tipis dan hanya memiliki sepuluh halaman. Semua halamannya berwarna hitam. Judul buku itu ditulis dalam bahasa kuno dengan tinta berwarna emas terang.     

Liliana memberikan buku itu kepada Angele.     

Angele mengambil buku itu dan bertanya, "Apa ini?"     

"Perjanjian Grimgar, kontrak spesial yang mengikat semua penyihir resmi. 1500 tahun lalu, laboratorium milik seorang penyihir meledak, sehingga membunuh ribuan orang, menghancurkan sebuah kerajaan, dan membuat satu bangsa hilang. Semua organisasi penyihir harus menanggung akibat insiden itu, sehingga semua memutuskan untuk menandatangani kontrak. Kau boleh memilih untuk tidak mengikutinya, namun jika ada yang tahu, sesuatu yang buruk akan terjadi. Namun, perjanjian ini tidak ditulis dengan benar, sehingga banyak sekali celah-celah yang dapat digunakan untuk melanggarnya. Sebentar lagi, efek perjanjian ini akan hilang, namun sebaiknya kau melihatnya." Liliana menjelaskan.     

Angele membuka buku itu. Buku itu ditulis dengan tinta perak di atas kertas hitam dan berisi daftar peraturan.     

Kebanyakan peraturan tersebut membatasi hak-hak Penyihir Kegelapan, termasuk batas jumlah eksperimen brutal yang dapat dilakukan. Teritori Penyihir Cahaya dan Penyihir Kegelapan digambarkan dengan sebuah peta.     

Peta itu menggambarkan teritori-teritori di sisi barat daya daerah ini. Angele menggosok tepi peta itu perlahan-lahan.     

"Master, peta ini hanya menunjukkan dua puluh persen dari seluruh daratan. Mengapa tempat-tempat lain tersembunyi?"     

Liliana tersenyum. "Dahulu, aku menanyakan hal yang sama pada guruku. Sebagian besar tanah di tempat ini telah ditinggalkan, dan membutuhkan waktu lama untuk pergi dari satu sisi ke sisi lain. Daratan di sisi lain dikendalikan oleh organisasi Penyihir yang tidak diketahui. Selain itu, tempat ini penuh dengan ras bawah tanah yang berbahaya, makhluk tercemar, keturunan kuno, dan berbagai monster hutan. Jika kau tertarik, kau harus mencari buku penyihir kuno."     

"Cukup sampai di sini saja pembicaraan kita." Liliana mengambil satu buku lain dan menyerahkannya pada Angele. "Di dalam buku ini, ada berbagai informasi dasar tentang apa yang harus kau lakukan setelah menjadi Penyihir resmi. Bacalah dan ingatlah baik-baik."     

Angele mengambil buku itu. Buku itu bersampul kulit coklat dan berjudul "Buku Panduan Penyihir".     

"Mulai sekarang, kau harus mandiri." Liliana berdiri dan menyunggingkan senyum.     

Angele berdiri dan membalas senyuman itu. "Permisi, saya akan kembali ke kamar dan membaca buku ini."     

"Pergilah. Ingat, apa pun keputusanmu, katakan saja padaku jika ada masalah. Aku akan berusaha membantumu." kata Liliana dengan wajah serius. Terlihat jelas kesedihan pada mata hijau wanita tua itu. Sepertinya kejadian ini mengingatkannya pada seseorang.     

Angele membungkuk hormat, namun Liliana sudah menghilang saat ia kembali menegakkan punggungnya. Ia berbalik dan berjalan keluar melalui pintu dengan tenang.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.