Dunia Penyihir

Kemajuan (Bagian 1)



Kemajuan (Bagian 1)

0Di hutan di luar Perguruan Ramsoda.     

Api yang besar membara menghiasi langit dan seluruh benda di sekitar dengan pendar hijau.     

Bayangan api menari-nari di wajah kedua orang yang sedang menatap api itu. Tidak terlihat ekspresi di wajah mereka.     

Kedua pria dan wanita itu mengenakan jubah hitam. Separuh wajah mereka ditutupi dengan tudung jubah masing-masing.     

"Api ini berasal dari Glowing Elephant," kata pria itu dengan santai seraya mengayunkan tangan kanannya ke arah api itu.     

Segumpal api terjatuh dari pohon yang masih terbakar dan berkumpul di ujung jari pria itu.     

"Aku bisa mencium bau Hundred-Eye Monster dari Keluarga Nakura di udara. Lagi-lagi, mereka memburu manusia, namun siapa yang menyalakan api ini?" Tanya pria tersebut dengan ekspresi bingung.     

"Mereka semakin liar. Seharusnya mereka tinggal saja di bawah tanah dan berhenti berkeliaran di sekitar sekolah. Menurutku, pasti ada sesuatu yang sedang terjadi," kata wanita itu dengan santai.     

"Tidak apa-apa. Kita akan aman untuk 100 tahun ke depan. Kita memiliki waktu yang cukup untuk memulihkan kekuatan kita. Ayo kita pergi. Anggap saja bahwa ini hanya kecelakaan. Seseorang meledakkan jantung Glowing Elephant, dan seekor monster tanpa sengaja terkena ledakannya." Pria itu mengayunkan jarinya. Api di ujung jari itu jatuh ke tanah.     

"Jadi, kau mau aku yang mengurus semua ini?" tanya wanita itu.     

"Jika kau mau." Pria itu berbalik, berjalan ke semak belukar, dan menghilang dalam kegelapan beberapa detik kemudian.     

Wanita itu menatap si pria pergi menghilang, lalu ia berbalik dan melihat ke arah pepohonan yang masih terbakar itu.     

"Arudia, cepatlah."     

"Permintaan Anda adalah tugasku," terdengar suara berat seorang pria dari tubuh wanita itu.     

KREK!     

Bahu kiri jubah wanita itu robek, dan kulit bahunya hancur. Tiba-tiba, kepala seorang pria muncul dari daging bahu itu.     

Perlahan-lahan, kepala pria itu keluar dari luka dan mendorong kepala wanita itu ke samping.     

Wanita itu terlihat aneh dengan dua kepala di atas bahunya.     

Kepala pria yang baru saja muncul itu berwajah tampan. Matanya berwarna biru gelap, dan ia tersenyum. Kepala wanita itu mengerut dan mengering, seiring dengan kepala pria yang bergerak untuk mengambil alih tubuh wanita itu. Dalam beberapa detik, kepala si wanita berubah menjadi bola daging hitam dan meleleh ke dalam tubuh itu.     

Lekuk tubuh wanita itu berubah menjadi tubuh berotot.     

Dalam beberapa menit, kelamin wanita itu benar-benar berubah.     

Pria itu mengangkat tangannya dan menunjuk ke arah api yang membara di depannya.     

"Collins, Frost, Navco," Pria itu mengucapkan mantra.     

Lingkaran sihir putih perlahan muncul di atas tangan pria itu dan berputar-putar mengikuti kecepatan mantranya. Rune dan tulisan-tulisan aneh yang tak terhitung jumlahnya berkelap-kelip di dalam lingkaran itu.     

Udara putih sedingin es berhembus di sekitar lingkaran sihir tersebut. Rerumputan dan pepohonan terselimuti lapisan es berwarna putih.     

Lingkaran sihir itu terus berputar seperti piring putih dan mendorong udara dingin itu ke api hijau yang menyala-nyala.     

Udara dingin itu menyebar ke area api, hingga sebagian besar api itu padam. Lapisan es yang tebal menutupi bagian tanah yang terbakar dengan cepat.     

Setelah beberapa menit, semua api hijau itu telah dipadamkan oleh udara dingin dari sihir pria itu.     

"Haah, pekerjaan yang sulit…" Pria itu menggelengkan kepala seraya menurunkan tangannya.     

Lingkaran sihir putih itu menjadi tembus pandang dan segera menghilang.     

Pria itu menatap hutan di depannya dengan puas. Semua abu api itu sudah tertutup es, namun masih terlihat asap hijau membumbung dari es itu.     

"Monster sialan, mereka menyerang pada saat yang tidak tepat," gumam pria itu sambil berbalik. Ia melangkah maju dan menghilang menjadi gumpalan asap putih.     

Seluruh tubuh Angele terbakar. Api putih pucat membakar kulitnya.     

Di ruangan itu, tidak ada asap atau suara apa pun. Api itu tidak membuat ruangan menjadi panas, seakan-akan api itu hanya membutuhkan tubuh Angele sebagai bahan bakarnya.     

Seluruh ruangan menjadi terang karena cahaya api putih itu. Keringat membanjiri wajah Angele dan menetes melalui dagunya. Matanya pun berkedut-kedut. Rambut cokelatnya tidak lagi terlihat indah, karena api itu telah membakar dan membuat rambutnya kering dan rusak.     

'Peringatan! Peringatan! Sel-sel tubuh Anda semakin rusak. Segeralah mencari pertolongan!' Teriakan Zero bergema di telinganya.     

Angele tahu bahwa ada yang tidak beres. Ia berusaha keras untuk mengangkat tangannya dan menggerakkan jarinya dengan perlahan.     

'Periksa kekuatan mentalku,' perintah Angele. Energi kehidupannya seperti telah terbakar dan diubah menjadi kekuatan agar api itu dapat terus menyala.     

Sensasi aneh memenuhi pikirannya, dan kekuatan itu memasuki tubuhnya.     

'Kekuatan mental Anda semakin bertambah. 16… 18… 19…'     

Akhirnya, Angele mengerti proses kerja Air Asu.     

Air itu berfungsi untuk mengubah energi kehidupan seseorang menjadi kekuatan mental, sehingga kekuatan mental mereka bertambah banyak dalam waktu yang singkat. Dengan peningkatan sebesar itu, calon penyihir dapat melampaui batasnya dan mencapai tingkat tinggi. Namun, jika mereka gagal menggunakan ramuan itu untuk melampaui batas, energi kehidupan mereka akan terbuang percuma, sehingga harapan hidup mereka pun berkurang.     

Semakin banyak Air Asu yang digunakan, semakin besar pula tingkat kesuksesannya, karena semakin banyak pula energi kehidupan yang diubah menjadi kekuatan mental.     

Calon penyihir pada umumnya hanya akan meminum satu porsi Air Asu saat mencoba melampaui batas mereka. Air itu bisa membuat tubuh mereka terluka secara permanen. Saat mencoba melakukan prosedur itu, bahkan ada juga calon penyihir yang mati. Inilah alasan mengapa calon penyihir yang masih muda memiliki kesempatan untuk bertahan yang lebih tinggi setelah melampaui batas ketimbang calon penyihir yang sudah tua.     

Angele telah meminum tiga porsi Air Asu dan satu porsi Ramuan Mimpi Buruk. Jika ia gagal, kemungkinan besar ia akan mati.     

Api putih pucat itu terus membara dan membakar tubuh Angele.     

'Mulai proses pembuatan pola mantra.' Tiba-tiba, Angele membuka kedua matanya. Ada begitu banyak titik hijau yang bersinar di dalam matanya.     

'Memulai pembuatan pola mantra. Menggabungkan pola mantra: Sihir Logam. Proses pembuatan akan terus dipantau.'     

Angele menyilangkan jari kedua tangannya, dan sebuah bola logam berwarna emas muncul di antara kedua tangannya.     

Dalam beberapa detik, tangannya berubah menjadi merah. Bola logam itu meleleh menjadi bola cairan berwarna keemasan. Bola itu memunculkan dua tentakel keemasan yang menempel di kedua pergelangan tangan Angele. Seperti air yang diteteskan ke danau, tentakel keemasan itu langsung terserap masuk ke dalam kulitnya.     

Dua benang tipis berwarna keemasan menghubungkan kedua lengan Angele dengan bola emas itu. Lelehan logam itu perlahan-lahan masuk dan terserap melalui kulitnya.     

Kulit yang sebelumnya pucat itu perlahan-lahan berubah menjadi berwarna keemasan. Angele tidak bergerak. Ia hanya membiarkan api itu membara membakar tubuhnya. Dalam beberapa menit, bola itu menghilang dan telah benar-benar terserap ke dalam tubuhnya.     

'Pola mantra dasar telah selesai,' lapor Zero.     

Mendengar suara Zero, Angele menjadi lega. Setelah menggerakkan jarinya dengan paksa, akhirnya jari-jari kedua tangannya terpisah. Ia melepaskan jaketnya dan melemparkan jaket itu ke sudut kamarnya.     

Lima pisau perak tanpa racun tergantung di pinggangnya, bersama dengan rantai berkait, pisau, dan pedang crossguard-nya.     

Semua pisau itu terletak di dalam tempat khusus pada sabuk cokelatnya. Ia meletakkan tangannya pada permukaan pisau-pisau itu.     

CSS!     

Pisau pertama yang disentuhnya meleleh dan masuk ke dalam tangannya.     

Pisau kedua, pisau ketiga, dan pisau keempat…     

Begitu juga dengan rantai berkait, pisau pemberian ayahnya, dan pedang crossguard…     

Dua menit kemudian, semua senjata bawaannya telah meleleh dan masuk ke dalam tubuhnya.     

Kulitnya berpendar perak, dan sebagian rambutnya berubah menjadi putih.     

'Pola mantra selesai dibuat. Bahan-bahan yang diperlukan telah tersimpan,' lapor Zero. 'Waktu yang tersisa, 15 menit dan 32 detik.'     

Ekspresi Angele berubah. Akhirnya, ia berhasil mencapai tingkat yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya, namun tubuhnya menjadi jauh lebih lemah.     

Terakhir…" gumamnya sambil mengangkat tangan kanannya. Tangan itu masih belum sembuh walau ia menghabiskan banyak waktu untuk beristirahat.     

Dengan tangan kanannya, ia menyentuh wajah bagian kirinya dengan lembut. Telapak tangan itu telah terbakar, dan rasa sakitnya masih terasa.     

Ia mengerang kesakitan dan perlahan menutup kedua matanya.     

Tiga luka muncul di wajahnya saat jari-jarinya perlahan-lahan bergerak turun dari sisi kiri wajahnya. Luka berwarna perak itu menghubungkan mulut dan telinganya, sehingga menghiasi wajahnya yang biasa saja dengan sesuatu yang aneh.     

SHING!     

Ia kembali membuka mata, dan terdengar suara seperti ayunan pedang yang membelah udara.     

Pupil mata Angele tidak lagi hitam, tapi telah berubah menjadi warna perak.     

'Mantra Pasif Sihir Logam telah berhasil didapatkan.'     

'Tingkat kekuatan telah bertambah. Kekuatan 3.5, Kecepatan 5.2, Daya tahan 4.5, Kekuatan mental 21.2, Mana 7.7. Mantra Pasif: Sihir Logam. Sihir ini akan menciptakan medan pelindung di sekitar Anda. Setelah potensi mencapai 50%, Anda dapat menggunakan Rune logam.'     

Zero mengirimkan semua informasi itu ke pikiran Angele.     

"Akhirnya selesai juga." Angele tersenyum lega.     

Ia menggosok sisi kiri wajahnya lagi dengan tangannya, dan tiga luka itu menghilang. Kobaran api putih di sekitar tubuhnya pun menghilang setelah beberapa detik.     

Angele tidak berdiri. Ia duduk bersila di kasurnya dan kembali berpikir. Rambutnya menjadi berwarna pucat. Pakaian dan seprai tempat tidurnya dibanjiri keringat.     

Setelah sepuluh menit, ia berdiri perlahan-lahan dari tempat tidurnya, 'Zero, bagaimana kondisi tubuhku sekarang?'     

'Sel-sel tubuh Anda membelah dengan cepat. 80% energi sel digunakan, sehingga harapan hidup Anda berkurang sebanyak 20%,' lapor Zero dengan jujur.     

Shing!     

Sebuah peraga tubuh tiga dimensi muncul dan berputar-putar di samping Angele.     

Pada hologram berwarna biru itu, tidak terlihat adanya pembuluh darah maupun otot. Hanya ada terowongan-terowongan kecil berwarna biru dengan titik-titik biru dan merah pada tubuh hologram itu. Ukuran setiap titik berbeda-beda, namun titik merah di sekitar kepala dan jantung terlihat jauh lebih gelap ketimbang titik merah lainnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.