Dunia Penyihir

Tingkat Cairan (Bagian 1)



Tingkat Cairan (Bagian 1)

0Gelombang dari ketiga pelindung telah berhasil menutupi seluruh rumah beserta daerah di sekitarnya.     

Angele mengurung dirinya di rumah. Ia sibuk mempersiapkan diri untuk mencapai tingkat selanjutnya.     

Setelah tiga hari, akhirnya Wisp datang ke rumah Angele.     

"Bagus. Ini adalah ramuan yang kita bicarakan, kan?"     

Wisp melemparkan ramuan pemberian Angele ke atas dan menangkapnya dengan kedua tangannya. Botol itu terbuat dari kristal vulkanik. Botol itu berisi cairan jernih berwarna kehijauan.     

"Iya. Oh, kualitas daun kristal pemberianmu sangat tinggi." Angele duduk di sofa dan tersenyum.     

"Satu hal lagi. Kudengar, Master Isabel belakangan ini sering meminjam bahan-bahan dari penyihir lain. Apa yang sedang terjadi?" Wisp menatap Angele.     

"Apa? Isabel meminjam bahan?" Angele mengernyitkan alisnya. "Yah, setahuku, jumlah bahan yang biasa diantarkannya padaku berkurang. Kudengar, Isabel sedang membutuhkan sebuah bahan tertentu. Mungkin itulah alasannya."     

"Berkurang?" Wisp menggeleng. "Kudengar, jumlah bahan yang dikirimkan Isabel tidak berubah."     

"Benarkah?"     

"Isabel tidak mungkin melakukan ini. Dari mana kau mendapatkan informasi ini?" tanya Angele seraya memicingkan matanya.     

"Iya, ini memang terdengar aneh, tapi aku mendapatkan informasi ini dari sumber yang terpercaya. Dapat dipastikan bahwa informasi ini benar." Wisp meminum teh dari cangkirnya. "Untuk apa aku berbohong padamu?"     

"Yah, kalau begitu, terima kasih untuk peringatannya." Angele mengangguk.     

Setelah Wisp pergi, Angele mengangkat tangannya. Kuku jari telunjuknya dikelilingi oleh sinar biru, seakan telah membeku.     

Asap putih keluar dari ujung kuku itu.     

"Isabel, aku hanya ingin bertanya, apa kau benar-benar mengurangi bahan-bahan yang kau kirimkan? Jika benar, itu tidak apa-apa. Simpan saja bahan-bahan itu. Aku masih punya banyak. Jangan khawatir, aku masih akan memurnikan darah badak untukmu." Angele mengirimkan pesan melalui rune komunikasi. Akan membutuhkan waktu lama sebelum Isabel membaca dan membalas pesan itu, karena jarak di antara mereka sangat jauh.     

Pasti ada seseorang yang berusaha menghentikan Isabel mengirimkan terlalu banyak bahan pada Angele. Rossi tidak akan berani melakukan hal itu, sehingga kemungkinan besar ini adalah kelakuan salah satu anggota Keluarga Jones.     

Setelah mengirim pesan, Angele menonaktifkan rune-nya. Ia duduk di sofa sambil memikirkan situasi saat ini.     

Menurut informasi Wisp, Isabel sedang kekurangan bahan-bahan, namun Isabel tetap saja mengirimkan semua bahan itu padanya.     

Sebagian besar bahan kiriman Isabel tersimpan di ruang penyimpanan bawah tanah. Walaupun semua bahan itu langka dan berharga, Angele tidak mungkin dapat menggunakan semua bahan itu begitu saja. Ia bisa mendapatkan bahan-bahan yang ia butuhkan dengan menjual ramuan dan bertukar dengan Wisp. Bahan-bahan pemberian Wisp memiliki kualitas yang tinggi; nyaris sama dengan bahan pemberian Keluarga Jones.     

"Nancy, kemarilah sebentar!" Angele memanggil Nancy melalui rune komunikasi di kukunya.     

Dalam beberapa detik, Nancy berjalan masuk ke ruang tamu. Wanita itu mengenakan pakaian khas berpedang. Ia sedang melakukan latihan fisik di luar. Tank top putih, dipadukan dengan celana kulit pendek dan sepatu bot berwarna cokelat yang dikenakannya, membuatnya terlihat seksi. Rambut pirangnya yang dikuncir kuda tergerai di belakang kepalanya.     

"Aku akan mengirim kembali semua kotak berisi bahan yang belum kubuka pada Master Isabel. Panggil Rossi kemari untuk mengambil semua kotak itu."     

"Tapi kenapa, Master? Kau bahkan belum membukanya." Raut wajah Nancy terlihat bingung.     

"Lakukan saja." Angele melambaikan tangannya. "Satu hal lagi, aku akan mengurung diri di rumah dan tidak akan membiarkan siapa pun masuk selama itu, termasuk kau. Aku memiliki urusan penting. Aku akan membuka pintu setelah aku selesai."     

"Aku mengerti." Nancy tidak mengerti apa yang akan Angele lakukan, namun wanita itu mengangguk.     

"Selain itu." Angele berdiri dan berjalan mendekati Nancy seraya menatap wanita yang telah melayaninya selama bertahun-tahun itu.     

Wangi parfum yang menarik tercium saat ia mendekati gadis itu.     

Angele menyentuh pinggang ramping Nancy dengan hati-hati. Kulitnya halus, kencang, dan elastis.     

"Pakaianmu terlalu terbuka…" bisik Angele. "Kau boleh mengenakannya saat bersamaku, namun tidak saat kau bersama dengan yang lainnya." Suara Angele sangatlah mempesona.     

"Baik… Master…" Wajah Nancy memerah. Ia mengerti bahwa tuannya tidak ingin orang lain melihat tubuhnya.     

Angele mengusap pinggang Nancy dengan tangan kanannya. Pinggang Nancy sedikit basah karena keringat, namun kulitnya terasa hangat dan lembut.     

"Setelah urusanku selesai, maukah kau menjadi wanitaku?" Walaupun Angele menghabiskan banyak waktu untuk meramu dan mencari bahan langka, ia sadar bahwa Nancy menginginkan hubungan yang lebih dari sekedar pelayan dan tuan.     

Angele menyukai Nancy, wanita yang elegan dan cantik itu. Walaupun Nancy tidak bisa melampaui batas kekuatannya, sehingga waktu mereka untuk bersama menjadi sangat terbatas, Angele masih ingin berbagi kebahagiaan hidupnya bersama Nancy.     

Nancy mengerti apa keinginan Angele. Ia pun bersandar pada tubuh pria itu.     

"Baiklah, aku akan mengenakan apa pun yang kau inginkan…" bisiknya. Wajahnya masih merona karena malu.     

Nancy berjinjit, mencium pipi Angele, dan berlari keluar dari ruang tamu.     

Bibir Nancy sangatlah lembut, sehingga Angele masih bisa merasakan kecupan Nancy, walau gadis itu telah keluar dari rumahnya. Nancy sedang mengobrol dengan para Ksatria dan calon penyihir wanita. Mereka tertawa-tawa dan berlari ke sana kemari.     

Suara tawa indah para wanita itu membuat suasana sekitar rumah menjadi ceria.     

"Waktunya sudah hampir tiba." Angele menenangkan dirinya, mengunci pintu rumah, dan berjalan masuk ke ruang bawah tanah.     

Dengan bantuan Cairan Demos, kekuatan mentalnya telah mencapai 40,7 poin, namun Cairan Demos tidak lagi efektif setelahnya.     

Ia segera mengambil ramuan-ramuan yang dibutuhkannya dari Ruang Ramuan.     

Ramuan Pembunuh Flora dan bibit hasil ekstrak daun kristal.     

Angele memasuki ruangan mantra dan duduk bersila.     

Ruangan itu berbentuk persegi, dengan dinding putih yang penuh berbagai macam rune untuk menyerap energi. Setelah energi itu terserap, energi akan kembali dilepaskan perlahan-lahan ke alam, sehingga kumpulan energi tersebut tidak meledak dalam proses percobaan sihir.     

Rune-rune putih itu meliuk-liuk ke bagian atas dinding yang gelap, seperti ular yang merambat ke atas.     

Untuk naik ke tingkat selanjutnya, seorang penyihir harus mencari poin kondensasi kekuatan mental.     

Setiap kali seorang penyihir naik ke tingkat selanjutnya, kondisi tubuh mereka akan berubah. Setiap kali tubuh mereka berubah, beberapa ramuan tidak akan efektif lagi bagi mereka. Itulah mengapa para penyihir harus terus mencari bahan-bahan yang lebih kuat untuk membuat ramuan baru, dan menggunakan bahan-bahan tersebut untuk membuat ramuan sebelum tubuh mereka kebal terhadap ramuan itu.     

Salah satu tahap terpenting untuk naik ke tingkat Cairan adalah kompresi kekuatan mental.     

Dalam proses ini, teknik kompresi yang ia dapatkan dari Markolov akan sangat membantu.     

Pertama, ia harus membuat sebuah pola. Semakin sederhana pola tersebut, akan semakin sedikit pula kekuatan mental yang dibutuhkan. Sangat penting bagi seorang penyihir untuk mengeluarkan semua polusi dari mentalnya sebelum proses menaikkan peringkat.     

Proses itu terdengar mudah, namun, pada kenyataannya, sangat sulit untuk mengeluarkan polusi mental. Para penyihir harus mencari cara dan bahan-bahan yang diperlukan untuk memurnikan mentalnya sendiri.     

Dengan formula kompresi mental yang ia miliki, Angele berusaha mencari metode kompresi kekuatan mental secara menyeluruh.     

Ia menutup mata. Cahaya berwarna biru berkelap-kelip di bawah kelopak matanya.     

Tidak ada cahaya yang menerangi ruang sihir itu. Angele duduk diam di kegelapan; suara nafasnya berat, namun tidak terengah-engah.     

Dua jam kemudian.     

Tiba-tiba, ia membuka matanya. Tangannya bercahaya, dan banyak rune kemerahan mengelilingi tubuhnya. Rune itu bergerak-gerak dan berubah-ubah seiring berjalannya waktu.     

Cahaya merah pada kedua tangan Angele cukup terang untuk menyinari ruangan itu.     

Aktivitas pergerakan gelombang mentalnya menjadi semakin cepat.     

'Mensimulasikan pola mantra… Mengumpulkan kekuatan mental…' Suara robot Zero bergema dalam telinganya.     

Sebuah hologram muncul di depan matanya dan menampilkan kondisi seluruh tubuhnya saat itu.     

Titik-titik merah bergerak ke arah kepalanya dengan sangat cepat, seperti kumpulan semut yang berlari kemana-mana.     

Titik-titik merah itu berasal dari bagian-bagian tubuhnya dan berkumpul di kepalanya.     

Perlahan-lahan, titik-titik merah dari kakinya menghilang.     

Ia tidak bisa merasakan kakinya, seakan kakinya telah terpotong.     

Setelah titik-titik merah itu meninggalkan tangan, perut, dan semua organ tubuhnya, semua bagian tubuhnya menjadi kaku.     

Cahaya dari tangannya semakin terang. Setelah beberapa menit, akhirnya cahaya itu meninggalkan tangannya dan berkumpul di depan dadanya. Cahaya terang itu membuatnya tidak bisa melihat, sehingga ia tidak tahu apa sebenarnya titik-titik merah itu.     

Setelah sebagian besar cahaya merah itu menghilang, Angele tidak mampu merasakan seluruh tubuhnya.     

Hologram di depan matanya menunjukkan bahwa titik-titik merah dari perut dan jantungnya pun ikut berpindah ke otaknya.     

Rasanya seperti ada yang menusuk jantungnya hingga berhenti berdetak.     

Sementara itu, darah di seluruh tubuhnya terasa seperti mendidih. Pembuluh darahnya terasa seolah akan meledak saat itu juga.     

Rasa sakit proses itu membuat raut wajah Angele tidak lagi datar. Wajahnya berkedut karena menahan rasa sakit.     

Tiba-tiba, ia membuka mata dan mulutnya.     

Sebuah jarum perak muncul dari mulutnya dan menusuk botol Ramuan Pembunuh Flora di depannya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.