Dunia Penyihir

Flan (Bagian 1)



Flan (Bagian 1)

0Elang raksasa itu terlihat seperti titik kecil yang terbang mengarungi lautan hitam.     

Kedua rembulan tertutup awan-awan tebal; hanya ada sedikit cahaya keperakan yang berhasil menembus tebalnya selimut awan itu.     

Angele merunduk sambil memeluk punggung elang itu. Wajahnya berubah pucat.     

Ia memiringkan tubuhnya ke samping dan melongok ke bawah. Di antara hutan yang gelap, beberapa kereta kuda bergerak perlahan. Lampu kereta kuda itu menerangi jalan dengan cahaya kekuningan.     

Di depan jalan itu, terdapat sedikit semburat cahaya merah. Sepertinya, ada yang berkemah di dekat sana.     

Angele mengambil kotak hitam pemberian Isabel dari lengan jubahnya, dan membuka kotak tersebut dengan hati-hati. Sebutir kristal, dengan titik-titik cahaya biru yang bergerak-gerak dan berkumpul di tengahnya, diletakkan dengan rapi di dalam kotak kecil itu. Benda itu adalah glowing sand tipe spesial.     

Dengan jari telunjuknya, ia menyentuh permukaan bola kristal itu.     

"Dalam nama Isabel Jones,"     

Titik-titik cahaya biru itu bergerak dan masuk ke dalam jarinya. Dalam beberapa detik, semua titik cahaya itu menghilang.     

Perlahan-lahan, sebuah gulungan biru muncul dan terbuka di depan mata Angele.     

Gulungan biru itu melayang di udara dengan cahaya biru di sekelilingnya dan pola-pola perak rumit pada masing-masing ujungnya.     

Perlahan-lahan, gulungan itu berubah menjadi partikel energi, sehingga tulisan pada gulungan itu mulai menghilang.     

Cahaya biru menyinari wajah Angele. Ia benar-benar fokus membaca informasi pada gulungan itu, sementara Zero menyimpan semua yang dilihatnya ke dalam memori penyimpanan chip.     

Rune hitam dan kode-kode membuat tulisan pada gulungan tersebut sangat sulit dipahami.     

Sepuluh menit kemudian.     

Angele menarik nafas dalam-dalam, sehingga ia merasa lebih baik     

'Akhirnya selesai... Sepertinya, gelombang mental yang kudeteksi adalah milik Flan, si penyihir cincin dua dan kepala Keluarga Jones...'     

Menurut buku yang pernah dibacanya, hanya penyihir dengan dua Mantra Pasif yang bisa memiliki gelar penyihir dua cincin. Para penyihir itu dapat menggunakan sihir tingkat 2, yang bahkan tidak pernah ia lihat.     

Saat di Ramsoda dulu, buku-buku sihir tingkat 1 dibatasi, sementara buku-buku sihir tingkat 2 tidak bisa dilihat tanpa izin.     

Kekuatan gelombang mental yang baru saja ia rasakan sangatlah menakutkan.     

Jika ia ingin bebas dari sihir pelacak ini, sepertinya ia harus menggunakan kekuatan signet-nya sepenuhnya.     

Dalam kondisi normal, signet ilusi itu hanya bisa digunakan dua kali lagi, namun Angele tidak tahu apa efek yang terjadi pada signet tersebut setelah menyerap banyak energi asing. Hingga sekarang, signet itu masih terus mengubah tubuhnya, dan darah kuno pada signet itu masih terus berkembang. Jika signet itu menghilang setelah digunakan dua kali, modifikasi signet itu pasti akan terhenti.     

'Jika aku tidak mempelajari teknik kompresi mental, aku tidak akan bisa mendeteksi gelombang itu.' Angele menunjuk gulungan biru yang masih melayang di depannya, dan gulungan itu berubah menjadi titik-titik cahaya biru yang langsung tercerai-berai sebelum menghilang.     

Ia melihat sekelilingnya dan memeriksa keadaan.     

Semua bangunan putih milik keluarga Isabel telah menghilang jauh.     

Angele menatap langit malam yang cerah. Semua awan yang menutupi langit telah menghilang.     

Cahaya perak terpancar dari kedua rembulan sabit. Bintang-bintang yang tidak terhitung itu terus berkelap-kelip, seperti butiran pasir bercahaya yang ditaburkan di atas layar hitam raksasa.     

Dua meteor melesat cepat dan membentuk jejak melengkung dalam gelapnya malam, sebelum akhirnya menghilang.     

Angele menunduk dan meletakkan kotak hitam itu ke dalam kantongnya.     

Dalam gelapnya malam, pemandangan terlihat sangat indah, mulai dari lautan bintang di langit hingga cercah cahaya dari aktivitas di bawah. Pemandangan yang indah itu membuat Angele menjadi tenang.     

Setelah beberapa saat, Angele melihat danau di samping rumahnya.     

Permukaan danau yang tenang terlihat seperti cermin yang memantulkan langit malam, sehingga terlihat seperti bintang-bintang di langit yang terjatuh ke danau.     

Perlahan-lahan, elang itu menukik dan bertengger di atas pagar rumah dengan kakinya yang besar.     

Angele langsung melompat turun.     

Elang itu meraung. Suaranya terdengar seperti pekikan kuda. Elang itu mengepakkan sayapnya dan kembali terbang.     

Angele melihat elang itu melesat di langit dan menghilang di kejauhan.     

'Aku yakin bahwa resep ini asli. Sekarang, aku harus memeriksa apa aku punya bahan yang diperlukan. Setelah ini, aku akan bersiap-siap untuk naik ke tingkat selanjutnya.'     

Byur!     

Tiba-tiba, terdengar sesuatu melompat dari dalam danau dan jatuh kembali dalam beberapa detik.     

Angele berjalan mendekati danau dan membungkuk untuk melihat lebih dekat.     

Permukaan danau itu seperti cermin yang memantulkan separuh tubuhnya.     

Cahaya bulan yang redup menerangi titik-titik hijau yang bergerak perlahan di permukaan danau.     

Titik-titik hijau itu bergerak bersama secara berpasangan.     

Angele merunduk dan melihat lebih dekat. Ia menyadari bahwa titik-titik itu adalah seekor ikan dengan mata hijau menyala.     

"Menarik…"     

Angele mengangkat tangan kirinya dan mencelupkan jarinya ke dalam air yang sangat dingin itu.     

Gelombang riak air menyebar dan bergerak di atas permukaan air.     

Dalam beberapa detik, ikan itu berenang mendekati jari-jari Angele.     

Cras!     

Angele pun terkejut. Ia mengeluarkan tangannya dari air. Ikan itu telah menggigit salah satu jarinya.     

Angele mengambil ikan itu dan berjalan masuk ke rumahnya.     

Ia berjalan masuk ke rumahnya, melewati gerbang dan pintu, dan berjalan ke salah satu ruangan di lantai dua.     

Kristal putih yang bersinar tertanam di dalam dinding dan menerangi seluruh ruangan itu.     

Ruangan itu dibagi menjadi beberapa bagian. Bagian ruangan di depannya penuh dengan botol hitam, kotak-kotak, dan rak kecil di lantai.     

Meja-meja besar berdiri di sebelah kiri ruangan. Meja itu penuh dengan peralatan seperti gelas beker, tabung reaksi, pembakar bunsen, dan berbagai macam gelas laboratorium.     

Di sisi kanan ruangan, terdapat sebuah lemari tinggi berwarna putih yang berbentuk seperti kulkas.     

Angele berjalan ke lemari itu. Ia membuka pintu dan melemparkan ikan itu ke dalam sebuah akuarium kecil.     

Akuarium logam bercat hitam memenuhi seluruh lemari itu.     

Setiap akuarium berisi ikan-ikan aneh yang ia temukan dari danau di samping rumahnya.     

Angele mengambil salah satu akuarium hitam, menutup lemari, dan meletakkan akuarium itu di atas meja. Dengan pinset perak, ia mengambil seekor makhluk aneh yang berbentuk seperti cacing tanah.     

Ia melemparkan makhluk itu ke dalam gelas yang penuh cairan kuning lengket dan memanaskan gelas itu.     

Beberapa waktu lalu, ia mengubah ruangan luas ini menjadi sebuah laboratorium untuk meneliti hewan dan tumbuhan yang memiliki kemampuan menarik. Selain untuk penelitian, laboratorium itu juga bisa digunakan untuk meneliti efek ramuan.     

Saat membaca gulungan dari Keluarga Jones, Angele telah meminta Zero untuk mendekode semua informasi itu.     

'Zero, apakah proses dekode sudah selesai?'     

'Dekode sukses: Ramuan tingkat menengah langka, Cairan Busuk Demos.'     

'Apa? Kukira ini adalah resep Ramuan Pembunuh Flora. Pindahkan informasi ramuan itu ke dalam otakku.'     

Angele menutup matanya. Ia mampu merasakan cepatnya pergerakan informasi menuju otaknya.     

'Ramuan yang mampu meningkatkan kekuatan mental Anda. Efek samping tidak diketahui. Bahan utama, Duri Sizis, Bulu Camar Pasir Pelaut, dan Hati Api.'     

"Hati Api..." Keterkejutan Angele berubah menjadi kekecewaan.     

Hati Api adalah kristal berenergi tinggi yang hanya bisa didapatkan dari dalam kawah gunung berapi. Benda itu sangat langka, nyaris seperti Jantung Pohon.     

"Waktunya mencari bahan pengganti…"     

Angele menghabiskan sepuluh hari untuk membeli benda-benda dari menara barter dan meramu ramuan untuk ditukar dengan bahan-bahan. Namun, ia tidak tahu kapan ia akan bisa memiliki cukup banyak sumber daya untuk ditukar dengan Hati Api di menara pertukaran. Walaupun harga bahan itu sangat mahal, ia tidak dapat menemukan bahan pengganti.     

Angele meramu Suara Hantu. Ia ingin menukarkannya dengan Hati Api, namun sebelum ia sempat menukarkan ramuan itu, Isabel mengirimkan seseorang untuk mengantarkan semua bahan-bahan Cairan Busuk Demos, termasuk Hati Api yang sangat langka itu.     

Semua bahan itu sangatlah mahal, namun Isabel tidak mengharapkan imbalan apa pun.     

Cairan Demos sangatlah sulit diramu. Isabel telah berusaha keras untuk membantunya, sehingga sekarang ia memiliki sepuluh kesempatan. Inilah kali pertamanya meramu ramuan itu. Ia tidak pernah menggunakan semua bahan itu sebelumnya, sehingga ia harus berhati-hati.     

Isabel tidak tahu bahwa Angele memiliki tingkat kesuksesan yang lebih tinggi dari peramu pada umumnya.     

Angele meminta orang suruhan Isabel untuk mengantarkan darah badak yang sudah ia murnikan itu, lalu ia kembali masuk ke laboratoriumnya.     

Sepuluh hari kemudian, para kurcaci telah selesai membangun keempat pos penjagaan. Setiap pos memiliki menara batu setinggi lima meter. Dindingnya berwarna kelabu. Pos itu dilengkapi kamar-kamar untuk tempat tinggal para pengawal.     

Para Ksatria dan calon penyihir yang telah berhasil lulus tes telah datang dan mulai tinggal di pos penjagaan, termasuk Nancy. Selama pos-pos itu dibangun, mereka mengatur kehidupan mereka dan mengoreksi kontrak, sehingga saat pos itu sudah jadi, mereka sudah siap untuk tinggal di sana.     

Nancy tinggal bersama para calon penyihir wanita.     

Setelah Ivan membantunya menyelesaikan kontrak pelayan, ia telah resmi menjadi pelayan Angele.     

Seorang pelayan memiliki bayaran yang lebih besar dari seorang penjaga. Walaupun Angele masih mencari seorang asisten, sekarang ia punya urusan yang lebih penting. Ia telah meminta para kurcaci untuk membangun laboratorium bawah tanah dan memindahkan semua peralatannya.     

Selain melakukan eksperimen, mensimulasikan proses peracikan ramuan, dan mencari bahan, Angele menghabiskan waktunya untuk merawat makhluk-makhluk yang disimpannya di dalam akuarium. Peraturan penyihir cahaya tidak melarang eksperimen pada makhluk tak berakal.     

Saat ini, kehidupan berjalan dengan tenang.     

Para pengawal bertugas untuk berpatroli mengelilingi danau dan kompleks rumah, sementara Nancy bertugas membeli bahan, memasak makanan, dan menjual ramuan di menara pertukaran.     

Isabel terkadang mengirimkan bahan-bahan ramuan, sementara Angele mengantarkan darah badak yang telah dimurnikan.     

Tanpa disadari, beberapa bulan telah berlalu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.