Dunia Penyihir

Merekrut (Bagian 1)



Merekrut (Bagian 1)

0"Jika sudah selesai, saya permisi dulu…" Ivan membungkuk hormat dan berjalan keluar.     

Dengan hati-hati, Angele menutup gerbang rumahnya dan menempelkan sedikit partikel energi pada gagang gerbang itu sebagai alarm. Bagi para penyihir, cara termudah untuk memasang alarm adalah dengan menempelkan partikel energi. Walaupun beberapa Penyihir kuat memiliki sihir-sihir yang efektif untuk menjaga sebuah wilayah kecil selama beberapa waktu, sihir-sihir seperti itu biasanya akan memerlukan energy stone sebagai baterai.     

Saat ini, ia masih belum cukup kuat. Ia masih harus terus belajar dan mengumpulkan bahan-bahan sihir.     

Ia berjalan kembali ke rumahnya dan segera memeriksa semua bahan yang baru saja diantarkan. Jantung pohon dan Minyak Mawar Hitam adalah dua bahan utama dari Ramuan Pembunuh Flora, namun ia masih harus mencari bahan-bahan lainnya.     

Saat dalam perjalanan kembali ke Nola, Angele telah berhasil memurnikan minyak itu, sehingga sekarang ia memiliki sebotol kecil berisi penuh minyak mawar di kantongnya. Jantung itu sangat besar, namun setelah proses pemurnian, sari yang dihasilkan hanya sedikit.     

Proses pemurnian itu sangatlah sulit dan membosankan, namun ia harus tetap berkonsentrasi.     

Ia menghabiskan banyak waktu untuk memurnikan sepuluh kotak penuh jantung pohon itu, namun ia hanya mendapatkan sari sebanyak satu tabung kecil.     

Sepuluh hari kemudian…     

Hari masih pagi. Cahaya keemasan matahari bersinar menembus naungan dedaunan, sehingga membuat permukaan danau dan embun pada rerumputan menjadi berkilau emas.     

Di samping danau, seorang pria muda berjubah abu-abu sedang memimpin sekelompok orang lainnya melewati pepohonan menuju sebuah rumah berdinding putih. Anggota kelompok itu terdiri dari pria dan juga wanita; sebagian adalah Ksatria berbaju zirah logam, dan yang lain adalah calon-calon Penyihir berjubah kelabu.     

Pria muda pemimpin kelompok itu berhenti di depan gerbang dan berbalik menghadap orang-orang di belakangnya.     

"Ini adalah rumah Penyihir Green. Kalian telah menandatangani kontrak, namun kalian harus bisa membuktikan kekuatan kalian. Jika tidak, Tuan Green akan langsung mengusirmu." Pemuda itu mengingatkan. "Jangan lupa, jaga mulut kalian. Setahuku, Penyihir Green sangat ramah dan mudah diajak bicara, namun jika kalian membuatnya tersinggung, aku tidak tahu apa yang akan ia lakukan."     

Salah satu calon Penyihir, seorang pria muda, berjalan maju dan mengangguk.     

"Iya, Ivan. Aku sudah tahu. Jangan khawatir, ayo kita masuk saja. Aku pasti akan menghormatinya."     

Anggota kelompok lain tidak angkat bicara; masing-masing sibuk melihat sekelilingnya dan memeriksa keadaan.     

Salah satu anggota kelompok itu adalah seorang wanita berambut pirang, berbaju zirah kulit dengan rambut yang dikuncir kuda. Baju zirah wanita itu terlihat sudah usang; permukaannya penuh goresan dan ujung-ujungnya tidak lagi tajam. Namun, ia fokus menatap pintu rumah tanpa memedulikan penampilannya.     

Dengan wajah pucat, wanita itu menatap pintu dan memegang gagang pedang crossguard-nya, yang menunjukkan bahwa ia merasa gugup.     

Ia adalah Nancy, teman lama Angele saat di kapal dulu.     

Kedua calon penyihir lainnya menjauhi Nancy. Mereka tidak ingin mendekati atau pun berbicara dengannya,     

Saat melihat Nancy, Ivan pun mengernyitkan alisnya.     

'Untuk apa Penyihir Green menawarkan kontrak pada gadis ini…?' Sorot mata Ivan terlihat sedikit bingung, namun ekspresinya tetap datar.     

Ivan berbalik dan melihat ke jendela rumah, di mana seorang pria sedang berdiri di ruang lantai dua dan balas menatap Ivan beserta kelompok di belakangnya.     

Tiba-tiba, suara yang tidak asing bergema dalam telinga Ivan.     

"Suruh mereka masuk satu-persatu. Aku ingin memberi mereka tes sederhana."     

Ivan mengangguk dan berbalik.     

"Master Green ingin menguji kemampuan kalian. Masuklah satu-persatu ke dalam rumah. Siapa yang mau masuk terlebih dulu?" Ivan menatap kelompok itu dan bertanya dengan santai.     

"Aku saja." Seorang pria berkumis yang mengenakan baju zirah perak dengan rambut tertutup syal putih berjalan masuk. Pria itu membawa busur kayu coklat dengan sekotak panah hitam di punggungnya.     

Tanpa membuang waktu, ia membuka gerbang dan berjalan menuju rumah.     

Saat pria itu sudah dekat dengan pintu, pintu rumah itu langsung terbuka dengan sendirinya.     

Setelah beberapa menit, pria itu berjalan keluar dengan wajah muram.     

"Nicotine? Ada apa?" bisik seorang Ksatria wanita. Sepertinya, mereka saling mengenal.     

Pria berkumis itu hanya menggeleng dan tidak mengatakan apa-apa. Ia pun berjalan pergi.     

Ksatria wanita itu mengerutkan bibirnya dan memicingkan matanya pada rumah itu.     

"Aku akan masuk!"     

Anggota kelompok yang tersisa terlihat gugup. Sepertinya, tes dari Penyihir Green sangatlah susah, hingga anggota pertama yang masuk diusir hanya dalam beberapa menit.     

Nancy, yang berdiri terpisah dari kelompok itu, memegang gagang pedangnya erat-erat. Saat ini, ia benar-benar membutuhkan pekerjaan ini. Walaupun anggota Perguruan Labirin tidak akan bisa memburunya di sini, mereka tetap bisa menyebarkan gosip-gosip yang tidak benar.     

Nancy sudah tinggal di Nola selama beberapa tahun, namun tidak ada yang berani merekrutnya karena komentar yang ada pada halaman informasi-nya, sehingga para penyihir tidak mau mengambil risiko dengan merekrutnya. Ia sempat ingin memburu hewan-hewan mutan di hutan, namun hewan-hewan buas itu terlalu kuat. Ia telah terluka setelah mencoba memburu salah satu hewan tersebut, dan lukanya masih ada hingga sekarang.     

Setelah kejadian itu, ia harus menghabiskan uangnya untuk membeli ramuan penyembuh. Benda-benda sihir yang dimilikinya telah hancur setelah bertarung dengan Perguruan Labirin. Ia tidak memiliki cukup uang untuk mereparasi zirah kulit kualitas tinggi yang dikenakannya.     

Walaupun Nola memiliki upah rata-rata yang tinggi, jumlah upah itu tidak ada artinya jika ia tidak dapat menemukan pekerjaan. Seed pelacak dalam tubuhnya akan memberitahu para anggota Perguruan Labirin jika ia berani mencoba meninggalkan Nola. Satu-satunya cara untuk kabur adalah dengan menyewa kapal, namun tempat persewaan kapal-kapal pribadi dikendalikan oleh ketiga organisasi besar, dan kapal para pedagang sama sekali tidak aman.     

Cara kedua adalah mendapat pekerjaan dari seorang Penyihir resmi.     

Seorang Penyihir resmi dapat membantunya meminjam kapal dari salah satu organisasi besar, dan magic stone bayaran penyihir tersebut dapat digunakan untuk membeli ramuan penyembuh.     

Nancy menggeleng dan memutuskan untuk fokus pada situasinya saat ini.     

Waktu pun berjalan. Seorang calon penyihir meninggalkan rumah itu karena diusir. Setelah calon penyihir itu pergi, Nancy berjalan maju.     

"Aku akan masuk sekarang."     

Hanya ada enam orang yang tersisa, termasuk Nancy.     

Empat orang pertama telah gagal. Sepertinya, Penyihir bernama Green ini memiliki standar yang tinggi.     

Dilihat dari bagaimana dua wanita berwajah cantik dan bertubuh seksi gagal dalam tes, dapat dipastikan bahwa Penyihir Green tidak peduli tentang penampilan mereka.     

Setelah Nancy berjalan maju, seluruh anggota yang tersisa menghela nafas lega.     

Nancy memastikan bahwa pakaiannya sudah bersih dan rapi. Walaupun ia hanya punya baju zirah kulit berkualitas tinggi yang sudah usang itu, goresan pada zirah itu menunjukkan bahwa ia memiliki pengalaman bertarung. Penyihir resmi suka merekrut orang-orang yang memiliki pengalaman bertarung.     

Ia memasuki gerbang, berjalan melewati taman, dan mendorong pintu rumah dengan hati-hati.     

Tanpa membuang waktu, ia segera memasuki rumah itu.     

Ruang tamu rumah itu sangat gelap, karena semua kelambu telah ditutup.     

Seorang pria duduk di sisi kiri ruangan sambil meminum minuman hangat dengan santainya.     

Setelah beberapa detik beradaptasi dengan kegelapan, akhirnya Nancy mampu melihat sosok yang sedang duduk di sofa itu.     

Sosok yang sedang duduk di sofa itu adalah seorang pria muda berbaju kulit berwarna merah. Rambut pendeknya berwarna cokelat, dan kulitnya bersinar perak. Walaupun wajah pria itu biasa saja, kulitnya sangat bersih dan halus. Ekspresi dingin pria itu cukup untuk membuat Nancy merasakan tekanan.     

"Namamu Nancy? Nancy Aria?" Pria itu mendongak dan menatap mata Nancy. Matanya berkilau emas, seakan menunjukkan bahwa pria itu bukanlah manusia.     

Entah mengapa, Nancy merasa bahwa pria beraksen Rudin itu tidak asing.     

"Benar, nama saya Nancy Aria, saya kemari untuk menerima tes Anda. Aku benar-benar membutuhkan pekerjaan ini. Jika Anda mau mempekerjakan saya, saya akan menurunkan gaji saya. 20 magic stone saja sudah cukup." Walaupun wanita itu merasa kebingungan, ia tetap membungkuk hormat pada pria di depannya dan menjawab dengan lirih. Inilah satu-satunya kesempatan yang ia miliki, jadi ia tidak keberatan menurunkan gaji yang ia minta.     

"Jadi, benar bahwa itu kau. Ini aku, Angele. Angele Rio. Kau ingat aku?" Pria itu berdiri dan tersenyum.     

"Angele?" tanya Nancy dengan ragu. Ia menatap pria di depannya dengan bingung.     

"Tunggu… Angele yang di kapal itu?!" Tiba-tiba, Nancy mengingat pria bangsawan yang menyembuhkan lukanya di kapal waktu itu. Namun, Penyihir bernama Green ini memiliki mata emas. Ia sudah lupa penampilan remaja itu setelah bertahun-tahun.     

Namun, penyihir di depannya mengaku bahwa namanya adalah Angele Rio, dan aksennya terdengar tidak asing.     

Sepertinya, kedua hal itu bukanlah kebetulan semata.     

"Maaf, Master Green, Anda sedang bercanda, kan? Saya tidak tahu mengapa Anda memutuskan untuk menyebut nama pemuda itu, namun semua ini tidak lucu…" Nafas Nancy terengah-engah. Ia berusaha untuk menenangkan diri. Perkataan Green sangatlah mengejutkan, sehingga ia berusaha menentukan apakah ini tes yang dimaksud pemimpin kelompok tadi.     

"Aku tidak bercanda." Angele menggeleng dan menatap Nancy.     

Rambut pirang berkuncir kuda, wajah yang bersih dan cantik, zirah kulit ketat berwarna cokelat, dan celana ketat berwarna putih.     

Kakinya yang ramping dan dadanya yang besar membuat Angele tertarik. Wanita ini tidak berubah. Ia masih terlihat sama seperti sosok gadis berpenampilan lembut dan elegan yang ditemuinya di kapal.     

Tiba-tiba, Angele ingin memeluknya. Sudah lama ia tidak bertemu kenalannya dari masa lalu.     

Namun, Angele memutuskan untuk menenangkan diri dan menatap Nancy.     

"Aku tidak punya waktu untuk bercanda. Katakan padaku, apa yang terjadi pada Aliansi Andes? Apa benar ada perang? Bagaimana keadaan Pelabuhan Marua?" tanya Angele dengan suara berat.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.