Dunia Penyihir

Cloud Bee (Bagian 1)



Cloud Bee (Bagian 1)

0Angele terdiam, namun ia tengah berpikir.     

"Apa ada cara untuk menghindari mereka?" tanya Baron.     

"Tidak ada, Cloud Bee akan menyerang dan memakan semua makhluk yang mereka temukan." Hikari menggeleng.     

Di dalam ruangan itu, cahaya api di dalam lampu minyak menari-nari.     

"Mungkin kita bisa mengaktifkan lingkaran-lingkaran sihir pada kapal sebagai serangan tambahan." Angele angkat bicara. "Tapi, aku tidak tahu apakah ini akan efektif."     

"Kita bisa mencobanya pada dua Cloud Bee pertama," usul Reyline seraya mengangguk.     

"Berapa lama lagi kita akan sampai di teritori Cloud Bee?" tanya Angele.     

"Kita akan sampai di sana 15 hari lagi."     

"Bagus, mari kita bersiap-siap." Angele berdiri. "Aku kembali ke kamarku dulu." Ia keluar dari ruangan itu.     

Para penyihir lain pun segera berdiri.     

"Aku tidak tahu berapa dari kita yang bisa sampai ke Omandis," gumam Hikari.     

"Semoga beruntung, semuanya." Baron memakai tudung jubahnya dan berjalan keluar.     

**     

Hari sudah malam.     

Angele kembali ke kapalnya sendiri.     

Dek kapal itu benar-benar kosong; tidak ada satu orang pun di sana.     

Ia melompat turun ke dek, diikuti oleh Baron di belakangnya. Satu-satunya suara yang terdengar di sana adalah tapak kaki mereka.     

"Green, sekuat apa lingkaran-lingkaran sihir pertahanan di kapal ini?" tanya Baron dari belakang.     

"Aku tidak tahu pasti. Aku harus melakukan tes." Angele berbalik. "Tapi, sebaiknya jangan berharap banyak. Kita akan berhadapan dengan musuh yang sangat kuat." Angele mengingatkannya.     

"Cloud Bee memiliki daya tahan dan energi yang tinggi. Selain itu, mereka juga sangat pandai bertarung. Jika rencana kita gagal, akan ada banyak penumpang yang mati."     

Walaupun Angele sangat percaya diri dengan kemampuan bertarung-nya, rumor tentang lebah itu terdengar sangat mengerikan. Ia tidak dapat menjanjikan apa pun sebelum mencoba bertarung dengan lebah-lebah tersebut.     

"Ada banyak magic stone yang tersimpan di kabin lantai bawah. Lingkaran pertahanan dan penyerang juga terpasang di sana. Jika kita punya penyihir spesialis lingkaran sihir, pertarungan ini akan lebih mudah. Sayangnya, kita hanya bisa menggunakan apa yang kita miliki sekarang." Angele menghela nafas.     

"Prioritas kita saat ini adalah menjaga agar kapal tidak rusak parah," tambah Baron. Kau, aku dan Reyline, adalah tiga penyihir terkuat dalam tim ini, jadi kita harus mencari informasi sebanyak mungkin saat kita bertemu dan melawan kedua lebah pertama."     

"Baiklah."     

"Sekarang, aku mau istirahat." Baron berbalik dan berjalan menuruni tangga.     

Angele berdiri di atas dek dan menunggu Baron pergi.     

Wush!     

Bayangan hitam melesat cepat di langit dan mendarat di atas pundak Angele. Bayangan itu berasal dari seekor burung pipit bersayap empat.     

Angele berdiri di tepi kapal dan melihat ke bawah seraya mengelus bulu burung itu.     

Titik-titik cahaya biru bersinar di hutan sana, sepertinya berasal dari tanaman-tanaman bioluminesen.     

Cahaya keperakan dari kedua bulan sabit bersinar menerangi tanah.     

Angele berdiri di atas dek dan menunggu. Setelah setengah jam, seorang pria berjalan keluar dari kabin.     

Raut wajah pria itu tampak serius. Jubah panjang hitamnya membuatnya tampak menyatu dengan kegelapan. Ia tampak kesakitan, dan kedua matanya dikelilingi oleh lingkaran hitam.     

"Apa kau mencariku?" Ia berjalan menuju Angele. "Sudah selesai berdiskusi?"     

"Situasi semakin memburuk. Perry sudah menyembuhkanmu, kan? Ia berkata bahwa kau tahu banyak hal tentang lingkaran sihir." Angele melihat ke arahnya. "Lingkaran sihir pada kapal-kapal ini…"     

Pria itu memotong perkataan Angele.     

"Aku tidak bisa melakukan apa-apa. Kau tahu bahwa kapal ini terbuat dari kayu pinus, kan? Kayu pinus adalah bahan yang keras, ringan, dan elastis, namun konduktivitas energi bahan ini sangatlah buruk. Inilah alasan mengapa aku tidak bisa memperkuat lingkaran-lingkaran sihir di kapal ini," jelas pria itu. Dia adalah pria yang membantu Angele melawan Baron selama kompetisi.     

"Maksudmu, kau bisa membuat kapal menjadi cukup kuat untuk mengatasi serangan lebah-lebah itu, tapi kau tidak bisa memperkuat lingkaran-lingkaran sihir penyerang?"     

"Benar." Pria itu mengangguk.     

"Baiklah, terima kasih atas pertolonganmu."     

"Sama-sama."     

Mereka berjalan turun bersama-sama dan kembali ke kamar masing-masing.     

Angele duduk di kamarnya dan berusaha mencari rencana yang bagus, namun ia tidak menemukan apa-apa.     

Setengah bulan berlalu tanpa terasa.     

Angele telah berkomunikasi dengan sebagian besar penyihir di ketiga kapal itu.     

Hikari dibenci oleh semua penyihir dari kapal pertama, sehingga ia hanya mengurung diri di kamarnya. Para penyihir dari kapal pertama tidak berkomunikasi setelah kompetisi selesai.     

Hanya dua penyihir yang menanyakan kondisi saat ini pada Angele.     

Situasi kapal Reyline sedikit berbeda. Semua penyihir di kapal Reyline menghormatinya, karena ia sangat kuat. Reyline membawa sepupunya, seorang wanita cantik berumur sekitar 20 tahun, sebagai seorang asisten. Wanita itu ingin bergabung dengan diskusi antar kapten kapal. Angele tidak keberatan dengan hal itu.     

Perry, Nopel, dan Coach memperlakukan Angele dengan lebih baik setelah kompetisi. Ini menunjukkan bahwa mereka ingin berteman dengan penyihir terkuat dalam tim mereka. Para penyihir lain hanya mengurung diri di kamar dan menyelesaikan urusan masing-masing.     

Angele tidak terlalu peduli dengan hubungan antar penyihir. Perry, Nopel, dan Coach memiliki kemampuan sihir di bawah rata-rata, sehingga ia memilih untuk menghabiskan waktu dengan Baron dan si pria berjubah hitam.     

Semua kegiatan di atas kapal berjalan seperti biasa. Namun, setelah Angele berhasil mendapat liontin itu, para penyihir sedikit membungkuk pada Angele saat ia lewat.     

**     

Di langit biru tak berujung, ketiga kapal itu terbang perlahan-lahan.     

Dua titik putih beterbangan di sekitar kapal pertama.     

Kedua titik itu tampak seperti lalat yang sedang mengelilingi makanan busuk.     

Para penyihir berkumpul di atas dek kapal pertama dan menatap kedua titik putih itu dengan raut wajah gelisah.     

Angele berdiri di depan, dengan raut wajah yang serius. Para kapten berdiri di belakangnya. Tidak ada yang berani berbincang-bincang.     

"Lingkaran-lingkaran sihir telah berfungsi dengan baik. Aku akan menghilangkan medan pelindung sekitar kapal. Bersiaplah, kalian semua!" teriak Angele. Ia menggenggam liontinnya dan perlahan menggoyangkannya.     

Cahaya putih berpendar pada permukaan kristal itu.     

Medan-medan pelindung transparan di sekitar kapal menghilang, sehingga tidak ada lagi yang melindungi ketiga kapal itu.     

Setelah menyadari perubahan itu, kedua lebah berhenti beterbangan dan langsung menerjang orang-orang di atas dek.     

Akhirnya, setelah kedua lebah itu mendekat, Angele dapat melihatnya dengan jelas.     

Kedua lebah itu sangat besar. Tubuhnya berwarna putih dan berpola spiral biru seperti gambar dari bola kristal. Setiap lebah memiliki tinggi dua meter dan mata yang bening, hingga bayangan penyihir di depannya terpantul di matanya .     

"Bersiaplah!" Angele mengangkat tangan kanannya.     

"Akan kuserang!" Seorang pria kekar dari kapal pertama berjalan maju. Ia membawa sebilah busur panjang dari besi.     

Ia mengangkat busur itu, menarik talinya, dan menembakkan panah tak kasat mata.     

Shing!     

Panah itu mendarat tepat pada salah satu lebah, sebelum akhirnya meledak menjadi jaring lengket raksasa untuk menangkap lebah tersebut.     

Brak!     

Kedua lebah terjatuh di lantai dan berguling-guling.     

Sebelum Angele sempat memberi perintah, dua orang penyihir telah maju. Salah satunya membawa palu godam, dan yang lainnya membawa pedang crossguard panjang.     

Klang!     

Cahaya merah dan kuning bersinar, sebelum kedua penyihir terlempar jauh hingga menabrak tepi kapal. Mereka bergerak-gerak selama beberapa saat sebelum akhirnya menutup mata.     

"Arian, apa kau baik-baik saja?!" Seorang penyihir berlari menyelamatkan mereka. "Ya Tuhan!" teriaknya.     

Kedua lebah itu terus bergerak. Mereka berusaha keluar dari jeratan jaring. Angele meminta Reyline untuk bersiap-siap, sementara ia berjalan mendekati kedua penyihir.     

Udara di sekitar kedua penyihir itu terasa sangat dingin.     

Tubuh mereka dilapisi es yang sangat tebal. Angele memicingkan matanya dan melihat dua penyengat menusuk dada mereka.     

Penyengat sepanjang setengah meter itu mampu menembus medan pelindung seorang penyihir dengan mudahnya.     

Seorang penyihir cahaya tua meringkuk dan memeriksa kondisi mereka. Kemudian, ia melihat ke arah Angele dan menggeleng.     

Mereka terbunuh dalam satu serangan.     

"Medan pelindung mereka tidak mempan… Lebah-lebah ini sangat kuat," kata seorang penyihir wanita dengan wajah pucat. "Medan pelindung Arian jauh lebih kuat ketimbang milikku…"     

Angele mengerutkan bibirnya dan berbalik. Ia melihat kedua lebah itu telah berhasil lolos dari jaring dan beterbangan di sekitar dek.     

Reyline dan beberapa penyihir lain sibuk menyerang kedua lebah dengan panah-panah listrik, namun lebah itu sangat cepat, hingga berhasil menghindari semua panah tersebut. Walau kedua lebah itu telah tertembak beberapa kali, mereka terus beterbangan.     

Angele melihat pelindung putih di sekitar kedua lebah itu, yang mereka tidak terluka karena serangan panah-panah tersebut.     

Reyline dan Baron juga mengamati pelindung itu, sementara dua orang penyihir lain merekam dan mengkalkulasi data pelindung kedua lebah.     

Kedua Cloud Bee itu berusaha menyerang turun, sehingga Baron dan Reyline menembak mereka dengan panah listrik yang lebih kuat. Namun, panah itu pun tidak mampu melukai kedua lebah.     

Angele meminta mereka untuk meningkatkan kekuatan mantranya hingga lebih dari 40 derajat, namun mereka tetap tak bisa menembus pertahanan Cloud Bee. Dua lebah itu terus mencoba menyerang para penyihir.     

Seiring berjalannya waktu, ekspresi Angele berubah serius.     

Ia berdiri di tepi kapal dan menunggu Zero menganalisa makhluk-makhluk itu.     

Barisan-barisan penuh informasi muncul di depan matanya,     

'Simulasi dan analisa telah selesai.'     

Setelah mendengar suara Zero, Angele menghela nafas lega.     

'Informasi lebah pekerja. Ini bukanlah hasil akhir.     

'Kekuatan, lebih dari 11. Kecepatan, lebih dari 8. Kekuatan mental, lebih dari 24. Mantra Pasif: (1) Pelindung Es. Terbuat dari kekuatan mental yang tinggi, mampu menangkis serangan dengan kekuatan lebih kecil dari 30 derajat dan menghilangkan serangan elemen es. (2) Pengurangan Kekuatan: Setiap lebah diserang dengan kekuatan serangan fisik atau serangan energi, kekuatannya akan berkurang 50%. Kekuatan lain, tidak diketahui. (3) Penyengat Beracun: Melepaskan penyengat. Tingkat bahaya, tidak diketahui. Kemampuan lain, tidak diketahui.'     

'Kekuatan Mental lebih dari 24 poin…' Angele terdiam. Akhirnya, ia mengerti mengapa ada banyak penyihir yang mati dalam perjalanan ke Omandis. Lebah itu seperti Ksatria Agung terbang yang memiliki ketahanan sihir yang sangat tinggi dan serangan berelemen jarak jauh.     

"Baron! Aku sudah siap!" Angele berbicara pada Baron dan Reyline dengan menggunakan partikel energi.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.