Dunia Penyihir

Hasil (Bagian 2)



Hasil (Bagian 2)

0Hikari menggenggam kepala seekor rusa jantan, yang tanduknya berlekuk-lekuk seperti cabang pohon besar. Partikel energi putih beterbangan di sekitar kepala itu, seperti kerumunan kunang-kunang.     

Titik-titik partikel putih itu menangkis semua serangan para penyihir. Bahkan, sihir-sihir yang lemah kembali terpantul pada para penyerangnya.     

Angele berdiri di atas dek sambil menonton pertarungan itu. Sebagian besar penyihir di kapal itu adalah penyihir tingkat Gas. Walau tidak terlihat adanya penyihir yang menggunakan teknik rahasia, mereka bertarung dengan menggunakan sihir-sihir yang telah dimodifikasi.     

Karena serangan mereka tidak efektif, para penyihir itu menjadi gugup.     

Angele ingat saat Reyline melepaskan ikat kepalanya, aroma bunga langsung tersebar. Ia menyadari bahwa bau bunga itu berasal dari gas beracun, namun gas itu tidak mampu menyerangnya, sehingga Reyline memutuskan untuk mengaku kalah. Pertarungan itu tidak terlalu penting, sehingga mereka tidak menggunakan sihir-sihir kuat. Sepertinya, Reyline masih memiliki beberapa sihir kuat yang tidak ia gunakan. Walaupun pertarungan itu terus berlanjut, Angele tidak terlalu khawatir, karena ia masih punya satu sihir modifikasi yang ingin ia coba dalam pertarungan.     

Dengan bantuan kekuatan signet-nya, ia mampu membunuh Reyline dalam pertarungan jarak dekat.     

'Sayangnya, aku hanya bisa menggunakan sihir batu itu dua kali sehari…' Angele menggeleng.     

Sihir batu itu hanya akan bekerja jika sasaran berada kurang dari 3 meter darinya. Jika sasaran memiliki daya tahan yang tinggi, sihir itu hanya akan membuat lawan tidak bisa bergerak selama sedetik. Sihir itu akan mengurangi mana-nya tiap kali digunakan.     

Dengan darah kuno para harpy dalam tubuhnya, Angele mendapatkan ketahanan racun dan ilusi yang tinggi. Kemungkinan besar, inilah alasan mengapa gas beracun Reyline tidak mempengaruhi Angele.     

Para penyihir melancarkan serangan bertubi-tubi pada Hikari. Angele bertanya-tanya mengapa situasi menjadi seburuk itu.     

Beberapa menit kemudian, salah satu penyihir terjatuh. Wajahnya berubah menjadi ungu dan tubuhnya gemetar.     

"Kakak! Hikari, dasar bajing*n! Berikan penawar racunnya padaku!" Seorang pria kekar dengan jubah merah berteriak terus melepaskan burung-burung api berwarna merah dari lengan jubahnya. Sekitar sepuluh ekor burung api berputar-putar di atas dek.     

Brak!     

Seorang penyihir terjatuh. Gejala yang ia tunjukkan sama dengan pria itu.     

Para penyihir di sana mulai pingsan satu per satu, wajah mereka berubah ungu. Sihir yang mereka gunakan telah menghilang, sehingga mereka mendengus dan menatap Hikari dengan marahnya.     

"Sudah selesai. Mana kalian akan hilang setengah saat kalian berada di dalam gas beracun ini. Kalian tahu itu, kan? Akui saja bahwa kalian sudah kalah."     

Hikari tertawa.     

Para penyihir di atas dek telah kehilangan kemampuan menyerang balik.     

Angele tersenyum kecut.     

Hikari melawan mereka seperti penyihir kegelapan.     

Angele mengangkat tangannya dan mengarahkannya ke kapal Hikari, tepat ke atas tiang tertinggi kapal, lalu ia melepaskan rantai perak.     

Ia memegang rantai itu erat-erat dan melompat ke kapal pertama.     

"Sekarang, hanya tinggal kau dan aku," kata Angele seraya berjalan mendekati Hikari.     

Hikari berbalik dan berhenti tertawa. Setelah melihat Angele membawa dua rune kristal, raut wajahnya berubah serius.     

Titik-titik cahaya biru bersinar di depan mata Angele.     

"Gigi taring Red Snow Snake dan Rhino Grass, ya? Dari mana kau mendapatkan gas beracun bernama Taring Ungu ini?" Angele terbatuk.     

Hikari memicingkan matanya. "Kau adalah peramu yang bisa bertarung? Menarik."     

"Jangan khawatir, aku hanya sering membaca. Namun, gas racun-mu itu sepertinya tidak akan mempan padaku." Angele menggeleng.     

Hikari tersenyum kecut. "Jika ramuan-ramuan-ku tidak mempan padamu, aku akan mengaku kalah. Aku hanya seorang peramu."     

"Hah?" Angele terkejut, Ia melihat kepala rusa di tangan Hikari. Kepala itu transparan, dengan botol kecil berwarna hitam di dalamnya. Botol itulah sumber dari gas beracun yang digunakan Hikari.     

Angele menatap Hikari dan menganalisa semua ramuan wanita itu dengan menggunakan chip-nya. Selama botol ramuan tidak benar-benar ditutup rapat, ia bisa menganalisanya dengan mudah.     

"Yah, kau membawa ramuan Natoros, ramuan Petrifikasi, Sentuhan Es, dua ramuan pemanggil roh air, dan satu botol pemanggil roh es, benar kan?"     

Seorang peramu biasa tidak akan mampu mengetahui semua itu dengan mudah.     

Akhirnya, Hikari menatap Angele dengan wajah terkejut. Titik-titik cahaya putih di sekitarnya menghilang.     

Dengan bantuan Zero, pengetahuan Angele tentang ramuan menjadi sangat hebat.     

Ditambah lagi, ia tahu cara menangkis dan menetralisir serangan dari ramuan Hikari.     

Angele mengambil sebuah tabung kecil dari kantongnya. Tabung itu berisi cairan lengket berwarna ungu.     

"Dengan ramuan disrupsi energi ini, aku bisa menghalangi proses pemanggilan roh selama beberapa saat, sehingga aku punya cukup waktu untuk menyerang. Natoros terlalu lemah, jadi aku tidak peduli. Untuk ramuan petrifikasi, aku bisa… Yah, sudahlah,karena masih ada penyihir yang sadar di bawah, aku tidak akan mengatakan semuanya." Hanya peramu terkuat yang mampu mengetahui semua rahasia-rahasia itu. Jika Angele memberitahu semua rahasia-nya, situasi akan berubah, dan Hikari tidak akan bisa menyerang lagi.     

"Ah, selain itu, ada Sentuhan Es. Aku tahu cara menetralisir semua ramuan-mu." Angele tertawa dan menggeleng. "Berikan saja rune kristal-mu. Aku bisa membunuhmu dalam satu menit saja. Ah, selain itu, aku punya saran. Jangan terlalu bergantung pada ramuan. Kau bisa melawan penyihir cahaya dengan trik murahan seperti ini, namun para penyihir kegelapan tidak akan tertipu."     

Angele adalah seorang peramu, namun ia tidak pernah menggunakan ramuan dalam pertarungan. Menggunakan ramuan untuk menyerang memang sangat mudah, namun jika lawannya mengetahui jenis ramuan yang ia gunakan, ia hanya akan membuang-buang waktu dan bahan.     

Gas beracun itu sangat efektif untuk menyerang penyihir dengan daya tahan yang rendah, namun untuk penyihir dengan daya tahan tinggi seperti Reyline dan Angele, semua itu tidak akan mempan. Selain itu, jika kekuatan mental lawan terlalu tinggi, Hikari tidak akan bisa mengaktifkan ramuan pemanggil-nya karena proses pemanggilan akan terhalang oleh gelombang mental lawan yang kuat.     

Angele sendiri hanya membawa beberapa botol ramuan untuk berjaga-jaga.     

Hikari terdiam selama beberapa saat, sebelum akhirnya mengangguk perlahan. "Iya, iya. Aku menyerah."     

Ia mengangkat tangannya dan melemparkan rune kristal-nya pada Angele.     

Setelah menangkap rune pemberian Hikari, Angele mengambil kedua rune miliknya.     

Ketiga rune itu bergabung menjadi rantai seukuran kepalan tangan. Kristal itu tampak bersih dan sangat elegan.     

Angele menutup matanya. Informasi dari rantai itu masuk ke dalam pikirannya.     

'Menerima data dari sumber tak dikenal…' lapor Zero.     

Setelah beberapa menit, Angele membuka matanya.     

"Yah, gunakanlah penawar racun-mu pada mereka." Ia menatap Hikari.     

Hikari mengangguk, mengambil sebuah botol kecil, dan memberikan penawar racun pada penyihir-penyihir yang terkapar.     

Angele segera kembali ke kapalnya sendiri dan melihat Perry telah siuman. Para penyihir yang terluka parah akan dilindungi oleh lingkaran sihir pada kapal, namun mereka tidak akan bisa bergerak. Pertarungan telah selesai, sehingga Angele memutuskan untuk menonaktifkan pelindung tersebut.     

Para penyihir segera bangkit dan menyembuhkan diri dengan krim dan ramuan penyembuh, sementara Angele memerintahkan ketiga kapten kapal untuk mengawasi pergerakan kapal masing-masing.     

Kompetisi itu bertujuan untuk mencari siapa yang berhak menjadi ketua ketiga kapal tersebut. Para penyihir yang berpartisipasi tidak menggunakan sihir terkuat mereka.     

Pemilik liontin dapat mengeluarkan para penyihir dari kapal. Sebenarnya, mereka dapat tetap tinggal, namun kapal tidak akan melindungi mereka.     

Angele tidak akan mengeluarkan siapa pun tanpa alasan yang jelas. Perjalanan mereka sangatlah berbahaya, dan ia membutuhkan kekuatan sebanyak mungkin agar dapat tetap hidup.     

**     

Di kabin kapal pertama.     

Angele, Reyline, Hikari, dan Baron berdiri mengelilingi meja kayu dengan bola kristal di tengahnya.     

Bola kristal yang bertumpu pada logam itu menampilkan ilustrasi seekor lebah raksasa.     

Lebah itu sangat mirip dengan lebah biasa, namun warnanya putih, dengan pola-pola biru di tubuhnya. Tiga penyengat berwarna hitam terlihat pada tubuh lebah tersebut.     

Lebah aneh itu beterbangan melalui pohon-pohon bersalju di hutan. Panjangnya sekitar satu meter, dan penyengatnya mampu memotong cabang-cabang pohon.     

"Itu adalah Cloud Bee," kata Hikari dengan santai. "Dulu, keluargaku tinggal di Omandis, dan mereka memiliki beberapa informasi tentang lebah ini di perpustakaan keluarga. Aku meminta mereka mengirim informasi dengan pilar informasi, sehingga informasi yang terkirim tidak lengkap karena jarak kita terlalu jauh. Tapi, ini masih lebih baik ketimbang tidak ada informasi sama sekali."     

"Cloud Bee memiliki tiga penyengat, yang mampu menyerang dengan menggunakan sihir-sihir es yang kuat. Kecepatannya sangat tinggi, sehingga sangat sulit untuk menghindari serangannya. Ada tiga tipe Cloud Bee: lebah pekerja, lebah jantan, dan ratu lebah. Lebah yang kita hadapi adalah lebah pekerja. Lebah itu memiliki kemampuan menyerang dengan sihir dan secara fisik. Lebah jantan memiliki kekuatan yang lebih tinggi ketimbang lebah pekerja. Aku tak memiliki informasi tentang ratu lebah, karena lebih ini biasanya tidak meninggalkan sarang. Dalam satu koloni lebah pekerja, biasanya ada satu lebah jantan. Kita harus berhati-hati."     

"Mereka hanya lebah. Apa yang mereka makan?" Baron mengernyitkan alisnya.     

"Cloud Bee… Mereka makan daging hewan," jawab Reyline seraya memainkan pin perak di atas meja.     

"Tadi, kau bilang bahwa mereka bergerak cepat. Seberapa cepat mereka terbang? Apa mereka langsung bergerak dalam satu koloni besar saat berburu?" tanya Angele.     

"Awalnya, hanya ada sepasang lebah yang muncul terlebih dahulu, sebelum membentuk koloni muncul dan menyerang. Tapi, hanya itu yang kutahu. Tidak ada yang tahu pasti kecepatan mereka, tapi aku yakin bahwa mereka lebih cepat dari kapal kita." Hikari tersenyum kecut.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.