Dunia Penyihir

Kompetisi (Bagian 1)



Kompetisi (Bagian 1)

0Empat hari kemudian.     

Plop!     

Terdengar suara letupan air dari gelas beker.     

Perlahan-lahan, sebutir bibit coklat tenggelam dalam air berisi kelopak bunga berwarna ungu.     

Angele memegang gelas beker itu dan memperhatikan cairan di dalamnya.     

"Teh bunga berkualitas tinggi..." gumam Angele.     

"Aku senang kau menyukainya."     

Seorang pria berselimut bayangan di seberang Angele menjawab dengan santai.     

Bayangan hitam, tudung, lengan dan jubah yang panjang menutupi seluruh tubuh pria itu.     

Mereka duduk saling berhadapan di kamar Angele sambil menikmati secangkir teh hangat     

Bunga ungu pada cangkir mereka telah mekar. Warna kelopaknya terang dan jernih. Kelopak-kelopak bunga segar itu mengapung pada permukaan teh.     

"Kalau saja aku membawa perlengkapan teh pribadiku, teh ini akan terasa semakin enak." Angele menggeleng.     

"Menurutku, ini sudah cukup enak." Pria itu mengambil gelas beker yang disajikan Angele dan meminumnya. "Jadi, bagaimana? Waktu kita tinggal dua hari."     

"Aku tidak mengetahui banyak informasi tentang Baron, tapi menurutku kita tidak perlu terlalu terburu-buru."     

"Kau tahu cara kerja kepingan-kepingan rune kristal itu, kan? Ketiga kristal itu memiliki kemampuan untuk menyerap gelombang mental pemiliknya. Inilah kesempatan terbaik kita, karena tidak ada yang membawa bahan-bahan yang mampu menonaktifkan rune-rune itu. Rencana awal kita adalah mencuri ketiga rune dan membawanya selama tujuh hari, hingga ketiga rune tersebut mengenalmu sebagai pemiliknya." Pria itu menjelaskan. "Aku tidak berinteraksi dengan yang lain, karena Mantra Pasif Baron mampu mendeteksiku jika aku masuk ke dalam jangkauannya. Aku harus menggunakan sihir-sihir untuk menyembunyikan diri."     

"Mantra Pasif, ya?" Angele bertanya. "Apa kemampuan mantra itu?"     

"Mantra Pasif Baron membuatnya mampu mendeteksi kondisi dan keberadaan setiap penyihir di kapal ini kapan pun ia mau," bisik pria itu.     

"Menarik. Satu pertanyaan lagi, mengapa kau memilihku?" Angele tersenyum.     

"Setelah mengamatimu, aku melihat bahwa kau tidak terdeteksi oleh Mantra Pasif Baron." Tanpa bertele-tele, pria itu segera menjawab.     

Saat naik ke kapal itu, ia merasakan adanya pergerakan gelombang mental yang berbeda. Tidak ingin menghabiskan waktunya mencari dan meneliti kemampuan gelombang itu, ia memutuskan untuk menjauh dari sumbernya dan membuat pelindung spesial untuk menyembunyikan diri.     

Sepertinya, Mantra Pasif sang kapten tidak akan membantu dalam pertarungan.     

"Kukira semua orang di kapal ini telah menyadari Mantra Pasif pendeteksi milik Baron?"     

"Mereka tidak sepintar perkiraanmu." Pria itu menggeleng. "Bagaimana? Mari kita bekerja sama dan merebut rune dari Baron."     

"Setuju. Nanti kita bisa memutuskan siapa yang akan jadi pemiliknya." Angele mengangguk.     

"Baiklah. Dua hari kemudian, rune kristal itu akan mengenal Baron sebagai pemiliknya." Pria itu terdiam sesaat. "Seperti yang kukatakan tadi, kau harus membawa kristal itu selama tujuh hari sebelum kristal itu mengenalmu sebagai pemiliknya, sehingga kau harus mengambil kristal itu dari Baron dalam dua hari. Bersiaplah. Sepertinya, ada banyak orang yang menginginkan rune itu."     

"Baiklah."     

"Sampai ketemu nanti." Pria itu segera berdiri dan menghilang di dekat dinding, seakan ia adalah hantu yang mampu menembus dinding.     

Angele memicingkan matanya. Ia tidak tahu sihir apa yang digunakan pria itu. Biasanya, seorang penyihir memiliki kemampuan spesial masing-masing.     

Pria itu adalah si penyihir yang sempat menghilang dari kapal, namun tiba-tiba ia muncul dan meminta bantuan untuk melawan Baron.     

Berdasarkan analisa Zero, pria itu adalah seorang penyihir tingkat Gas. Namun, setelah bertemu dan berbicara dengannya secara langsung, Angele yakin bahwa pria itu adalah penyihir tingkat Cairan. Entah mengapa, pria itu sangat yakin akan menang melawan Baron.     

Angele mengambil beker itu dan menghabiskan teh-nya, sebelum berbalik dan berjalan ke jendela kamarnya.     

Di bawah kapal terbang itu, membentang lautan pepohonan yang tak berujung.     

Hari sudah malam, sehingga ia hanya mampu melihat lautan hijau dengan titik-titik cahaya dari tanaman berpendar.     

Ia menikmati keindahan malam selama sesaat. Benih yang ditanamnya dalam gelas beker itu telah berbunga dalam hitungan detik. Bunga itu berwarna putih, dengan kelopak yang cemerlang dan lembut.     

Ia menghabiskan empat hari untuk belajar, meneliti, dan bermeditasi.     

Seorang penyihir membutuhkan waktu lama untuk belajar membangun dan membuat pola sihir baru. Walaupun mereka bisa menggunakan sihir yang telah mereka pelajari dengan mudah, proses belajarnya sangatlah sulit. Ditambah lagi, beberapa mantra membutuhkan bahan khusus untuk menggunakan mantra tertentu.     

Walaupun Angele memiliki chip-nya, ia tetap harus mempelajari sihir mulai dari sihir dasar dan memodifikasinya sendiri. Seorang penyihir akan membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk mempelajari sihir modifikasi secara langsung.     

Kebanyakan penyihir di kapal ini adalah penyihir cahaya, sehingga Angele yakin bahwa mereka tidak mengetahui banyak mantra penyerang. Sebagai seorang penyihir kegelapan, Angele memiliki banyak pengalaman bertarung.     

Walaupun Angele tahu bahwa pria itu telah menggunakan sihir aneh saat ia pergi, Angele tidak terlalu khawatir. Penampilannya menunjukkan bahwa ia bukanlah petarung ulung, sehingga Angele bisa mengambil rune itu dengan paksa jika mereka tidak bisa mencapai persetujuan.     

Angele mampu membuat para penyihir cahaya tidak bisa bertarung dalam hitungan menit.     

Para penyihir kegelapan telah terbiasa bertarung, sehingga mereka mampu menggunakan sihir dengan kecepatan tinggi.     

Walaupun mereka siap bertarung, kecepatan reaksi beberapa penyihir cahaya akan berkurang jika mereka berada dalam tekanan, karena mereka harus mencari tahu sihir apa yang dapat digunakan untuk menangkis sihir lawan. Beberapa penyihir cahaya bahkan membutuhkan waktu yang lebih lama untuk mengucapkan mantra daripada penyihir pada umumnya.     

Angele menggeleng. Ia tidak tertarik pada pertarungan itu dan tidak menganggap penyihir cahaya di kapal itu sebagai lawan yang sepadan untuknya. Mereka sangat lemah, seperti anak burung yang akan mati jika tertiup badai.     

'Aku bisa mengambil rune kristal dari pemenang 'kompetisi' ini.'     

Tok! Tok!     

Seketika, setelah ia selesai berpikir, terdengar suara ketukan dari luar.     

"Masuklah, pintu tidak dikunci," jawab Angele dari dalam.     

Kriet...     

Pintu terbuka perlahan.     

Di bawah cahaya redup, terlihat seorang penyihir berjubah putih berjalan masuk.     

"Perry? Sekarang sudah larut. Ada apa?" Angele mengenal pria itu, pria pertama yang berbicara padanya di atas dek. Walau Perry telah mencukur jenggotnya, rambut putihnya masih berantakan seperti sarang burung.     

Setelah masuk, ia segera menutup pintu.     

"Green, aku sudah berbicara pada yang lain. Lusa, kita akan bertarung bersama untuk merebut rune itu dari Baron. Setelah Baron kalah, kita bisa menentukan siapa yang akan menjadi pemilik rune itu."     

"Ia hanya punya salah satu dari ketiga rune, kan? Kita masih harus bertarung melawan pemilik rune di dua kapal lainnya..."     

"Tidak. Setelah kau menjadi 'Kapten', semua anggota harus membantumu bertarung melawan penyihir dari kedua kapal lainnya. Bagaimanapun, hanya akan ada satu orang yang memiliki ketiga rune itu." Perry tersenyum. "Walaupun kau bukan penyihir terkuat, kau masih bisa menang karena bantuan kelompok. Itu sering terjadi dalam kompetisi-kompetisi sebelumnya."     

"Baru kali ini aku mendengarnya." Angele mengerutkan bibirnya. "Kau berhasil meyakinkan berapa orang?"     

"Aku, kau, Coach, dan Nopel total empat orang, ditambah dengan pasangan penyihir tadi, jadi ini adalah pertarungan enam lawan tiga. Sepertinya, kita bisa menang." Perry tersenyum. Raut wajahnya penuh rasa percaya diri.     

"Apa rencanamu?"     

"Aku akan mengangkat tangan kananku. Saat kalian melihatnya, seranglah Baron bersama-sama. Dia adalah penyihir terkuat." Perry menjelaskan. "Setelah bertarung, kita berenam akan mencari cara untuk menentukan siapa yang berhak mempunyai rune ini. Setuju?"     

"Rencana yang bagus." Angele mengangguk.     

Perry segera menjelaskan rencana mereka sebelum akhirnya pergi.     

Angele terdiam selama beberapa saat, lalu ia berbaring dan memulai meditasi hariannya.     

Walaupun kekuatan mentalnya tidak akan bertambah dengan bantuan meditasi, ini sudah menjadi kebiasaan Angele, sehingga aktivitas itu bisa menjadi pengganti tidur.     

Di hari kedua, tidak ada yang terjadi.     

Angele berjalan mengelilingi dek. Udara terasa sangat dingin, dan angin berhembus kencang. Baron berdiri di tepi sambil mengendalikan kecepatan dan arah kapal.     

Baron membawa benda sihir yang mampu mengendalikan kondisi tubuh, sehingga ia hanya mengenakan jubah putih panjang.     

Saat ini, Angele memiliki ketahanan,yang lebih tinggi ketimbang rata-rata. Walaupun ia suka angin sejuk, tetap saja ia tidak suka cuaca yang terlalu dingin.     

Ia tidak ingin menghabiskan kekuatan mentalnya untuk menghangatkan tubuhnya dengan partikel energi api.     

Terdengar suara mesin-mesin dari ruangan sebelah kiri. Sepertinya, seseorang sedang menggunakan lingkaran sihir.     

Saat ini, Angele tidak tahu banyak tentang lingkaran sihir. Namun, ia belajar banyak dari lingkaran-lingkaran kiriman Wisp di Nola dulu.     

Lingkaran sihir dasar terdapat di setiap kabin untuk menghangatkan suhu kamar.     

Angele berjalan kembali ke kamarnya dan melanjutkan penelitian memperkuat suatu benda.     

Akhirnya, ia mendapatkan cara untuk mengaplikasikan pengetahuan penguatan dengan menggunakan energi api.     

Setelah mempelajari lebih dari 20 bahasa, rumus dasar, dan membuang-buang banyak bahan, akhirnya ia berhasil menggunakan api sebagai penguat.     

Walaupun kemungkinan keberhasilan penguatan itu sangat kecil, perkembangan ini sangatlah signifikan karena ia telah menghabiskan lebih dari tiga puluh ribu magic stone untuk mempelajari cara kerja penguatan suatu benda. Selama proses ini, ia nyaris tidak menggunakan bantuan chip-nya.     

Enchantment was different from Potion Concocting. The simulations of the biochip could not be applied to the actual process. Angele needed to be extremely cautious when applying the enchantment and he also needed the experience to solve the possible problems that might happen during the procedure. A lot of mentality would be consumed when applying the enchantment, so Angele only did the test when the current environment he was in was relatively safe.     

Penguatan menggunakan proses yang sangat berbeda dari meramu, namun hasil proses penguatan tetap dapat digunakan untuk menghitung kekuatan seseorang.     

Not all materials were compatible with the fire energy particles. Moreover, there were also countless possible combinations. The density of the energy particles, the environment requirement, the mentality requirement, the compatibility, and the resistance-all were needed to be tested one by one.     

Membutuhkan waktu dan bahan yang banyak untuk membuat benda sihir yang efektif.     

Walaupun Angele telah mempelajari semua teori, ada banyak alasan mengapa mereka mau meminjam darah dan lain-lainnya, sehingga sulit baginya untuk menemukan benda-benda sihir. Itulah alasan mengapa sangat sulit mencari benda sihir.     

Banyak penyihir mampu menggunakan penguat, namun tidak banyak yang bisa membuat benda sihir sendiri.     

Setelah mempelajari metode penguatan, Angele memutuskan untuk memeriksa alat yang ia dapatkan dari Red Beard.     

Ia duduk di dekat meja dan mengambil kantong logam. Kantong itu berfungsi untuk melindungi benda sihir itu dari kejaran penyihir lainnya.     

Dalam kantong itu, terdapat sebuah cincin putih.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.