Dunia Penyihir

Bersiap-siap (Bagian 1)



Bersiap-siap (Bagian 1)

0"Apa yang terjadi?" Angele segera meminta Nancy untuk mengajak kedua anak itu masuk ke rumah terlebih dulu.     

Setelah kedua anak itu pergi, Shiva mulai menjelaskan.     

"Sepertinya, ledakan itu terjadi karena pengaruh medan gelombang yang tidak stabil. Aku tidak bisa memastikan, karena aku belum mendapatkan laporan resmi. Jika kau mempunyai waktu luang, kau bisa memeriksanya."     

Angele memicingkan matanya. "Aku tahu bahwa medan gelombang di sekitar batu itu tidak stabil, namun batu itu tidak mungkin bisa meledak begitu saja. Saat ledakan itu terjadi, apa ada penyihir lain di sana?     

"Entahlah, ini baru saja terjadi." Shiva mengedikkan bahunya.     

"Baiklah, kita diskusikan ini nanti." Angele mempersilakan Shiva masuk.     

Mereka duduk di ruang tamu dan membicarakan penelitian Shiva baru-baru ini. Kedua cucu Shiva bermain bersama kurcaci pengawal Angele. Mereka menangkap ikan di danau dan berlari-lari.     

Saat matahari terbenam, Shiva dan kedua cucunya makan di rumah Angele, sebelum akhirnya pulang.     

Setelah mereka pergi, Angele segera berganti pakaian dan pergi ke perguruan dengan menunggangi elang sewaannya.     

Setelah melewati dinding teritori Enam Cincin, Angele mendarat di atas atap bangunan berbentuk jamur.     

Di atap itu, beberapa ekor elang telah terparkir. Sepertinya, ada banyak penyihir yang menerima laporan tentang meledaknya World Stone itu.     

Setelah turun dari atap, Angele segera berjalan ke daerah laboratorium.     

Beberapa penyihir saling berbincang-bincang di samping bangunan jamur tempat World Stone itu disimpan.     

Para penyihir itu hanya menatap Angele sesaat, tetapi mereka tidak menyapanya. Mereka terus berbincang-bincang, seakan-akan tidak ada orang yang lewat.     

Di perguruan ini, Angele hanya memiliki dua teman, yaitu Sherry dan Glue, sementara para penyihir lain membentuk kelompok mereka masing-masing. Walaupun Angele mengetahui nama dan latar belakang mereka, ia tidak pernah berbicara dengan mereka.     

Gerbang telah terbuka lebar, hingga Angele mampu melihat kolam biru di dalam lab.     

Saat memasuki gerbang, ia merasakan angin hangat meniup wajahnya.     

'Periksa kondisi udara,' perintahnya.     

Beberapa baris informasi muncul di sisi kiri matanya.     

'Tubuh Anda terkena radiasi berbahaya. Kekuatan radiasi 18,15 derajat per detik.'     

Angele terus mendekat, dan angka yang ditampilkan Zero pun meningkat dengan pesat.     

Tempat itu terasa panas sekali. Angele merasa seperti sedang berjalan mendekati kompor raksasa. Kulitnya pun mulai terkena luka bakar.     

Ia melepaskan angin dingin dengan partikel energi untuk mengurangi suhu pelindung logam-nya.     

'Buatlah alat peraga untuk menampilkan pergerakan energi di sekitar World Stone.'     

'Misi telah dibuat... Menganalisa medan pelindung dan energi radiasi di sekitar Anda...' lapor Zero.     

Titik-titik cahaya biru bersinar di depan mata Angele. Ia berdiri di samping kolam. Radiasi itu terlalu panas, sehingga ia tidak bisa maju.     

Sepuluh menit kemudian...     

Titik-titik cahaya biru itu menghilang.     

'Analisa terhenti, kekuatan mental tidak cukup...' lapor Zero.     

'Berapa kekuatan mental yang kubutuhkan?'     

'Lebih dari 75 poin.'     

Angele terdiam dan menatap gerbang yang telah meledak di depannya. Kepingan-kepingan batu tercecer di mana-mana.     

Melalui gerbang yang telah hancur itu, Angele melihat bahwa sebagian besar benda di dalam bangunan itu telah terbakar habis, sementara World Stone di tengah ruangan itu tertutup kabut hitam.     

Beberapa menit kemudian, terdengar suara tapak kaki dari belakang,     

Angele segera berbalik.     

Suara itu berasal dari Glue, penyihir tingkat Gas dengan rambut hitam dan mata biru. Ia berjalan mendekati Angele dan membantu mengurangi radiasi dengan pelindung berwarna biru.     

"Bagaimana situasi saat ini?" tanya Glue.     

"Entahlah. Aku juga baru saja mendapatkan informasi tentang ledakan ini." Angele menggeleng. "Menurut Shiva, batu ini meledak dua hari yang lalu."     

"Hal yang sama juga terjadi pada World Stone di teritori Enam Cincin." Glue menggumam. Ia menatap World Stone di depan mereka melalui sisa pintu gerbang yang telah hancur.     

Angele menatap Glue. "Jadi, bagaimana kondisi World Stone itu?"     

"World Stone di teritori Enam Cincin memiliki medan gaya yang tidak stabil dan mengeluarkan polusi selama 12 tahun. Setelah batu itu menjadi sangat tidak stabil, para penyihir dari Menara Enam Cincin menguncinya di laboratorium." Glue mengernyitkan alisnya.     

Angele menggigit bibirnya. Jika batu itu butuh waktu lama untuk bisa digunakan kembali, Angele harus mengubah rencananya.     

"Di mana Sherry?" tanya Angele.     

"Setelah memberitahuku tentang kejadian ini, Sherry dikirim ke Kerajaan Monti oleh keluarganya untuk menjalankan sebuah misi. Ia akan kembali tiga tahun lagi." Glue menggeleng. "Saat ini, kita hanya bisa menunggu. Tidak ada yang menyangka batu itu akan meledak."     

Angele mengangguk. "Iya. Menurut Master Shiva, ledakan ini telah melukai tiga orang penyihir, sehingga mereka harus dirawat oleh Penyihir Marina. Saat ini, kita harus menghentikan penelitian kita."     

"Baiklah, aku akan pergi sekarang. Sampai nanti." Glue menggeleng dan segera pergi.     

"Aku akan pergi juga." Angele menghela nafas dengan perasaan yang bercampur aduk. Ia pun segera pergi bersama Glue.     

Zero tidak bisa menganalisa Angele, karena kekuatan mental Angele rendah, sehingga Angele tidak bisa menemukan sebab meledaknya World Stone.     

Saat keluar dari bangunan, ia melihat dua pria berambut hitam menunggu di depan pintu.     

"Salam, Master Glue." Mereka berdua membungkuk hormat.     

Setelah melihat Angele, mereka berdua pun membungkuk padanya.     

"Profesor, Fir mengatakan bahwa kau sedang berada di sini."     

Mereka adalah murid Angele, Glenn dan Baren. Mereka berdua datang dari seberang Laut Permata pula.     

"Iya, bagaimana misi kalian?" Angele bertanya seraya berjalan di samping mereka.     

"Lumayan baik. Kami ingin mengatakan sesuatu padamu." Glen menunduk dan menjawab. "Aku ingin membeli pengetahuan dasar Dasar-Dasar Partikel Energi Negatif darimu, Master."     

"Aku ingin membeli Pengetahuan Dasar Partikel Energi Listrik, Master," timpal Baren.     

"Jadi, hadiah untuk misi kalian cukup tinggi?" Angele mengangguk kecil dan tersenyum.     

"Setidaknya cukup untuk membeli pengetahuan."     

"Bagus. Kemarilah." Angele berjalan meninggalkan gedung laboratorium bersama mereka.     

Saat ini, tidak ada banyak murid yang sedang berada di daerah sekolah. Mereka sedang sibuk mengerjakan misi atau belajar di kamar masing-masing, sehingga daerah sekolah menjadi sepi dan kosong.     

Para penyihir dan calon penyihir yang mereka temui pun berjalan dengan cepat. Mereka tidak ingin menghabiskan banyak waktu.     

Angele mengajak mereka masuk ke kantornya di salah satu bangunan jamur yang berada di area khusus mengajar. Mereka berdua membayar 20 magic stone untuk ilmu yang mereka inginkan. Harga itu sudah termasuk diskon, yang hanya bisa didapatkan oleh murid-muridnya. Ia menyimpan ilmu yang mereka butuhkan di dalam dua bola kristal dan memberikannya pada kedua murid itu.     

Di kalangan penyihir, menyimpan informasi dengan menggunakan bola kristal adalah hal yang biasa. Memasukkan pengetahuan ke dalam bola kristal sangatlah mudah. Ia hanya membutuhkan sedikit kekuatan mental, dan pengetahuan yang tersimpan itu akan menghilang dalam kurun waktu dua tahun. Jika seorang calon penyihir ingin menyimpan informasi itu lebih lama, ia harus menggunakan ramuan spesial yang mahal dan hanya bisa digunakan satu kali.     

Setelah bertransaksi, Angele berpamitan pada kedua muridnya dan langsung masuk ke perpustakaan bawah tanah.     

Organisasi Salib terkenal di Nola karena perpustakaannya yang besar dan lengkap.     

Saat ini, Angele telah menyimpan sebagian besar informasi dari buku-buku di sana dengan menggunakan chip-nya. Walaupun Zero telah membantu dengan menyaring informasi yang salah ataupun informasi yang berulang, ia masih membutuhkan banyak waktu untuk mempelajari semuanya.     

Jika ia mampu menyimpan seluruh buku koleksi Organisasi Salib ke dalam chip-nya, mungkin penelitiannya di masa depan akan menjadi semakin mudah.     

Perpustakaan itu tidak memiliki buku sihir, namun di sana terdapat banyak sekali pengetahuan tentang penguatan, pembuatan benda sihir, teknik-teknik meramu, musik, seni, dan filosofi. Semua pengetahuan di buku itu membantunya memahami budaya dunia ini.     

Setelah tiga hari, akhirnya ia selesai memasukkan informasi dari semua buku itu ke dalam chip-nya.     

Angele segera pergi meninggalkan perguruan dan kembali ke teritori-nya.     

Ia kembali melakukan eksperimen dengan darah kuno seraya menunggu berita tentang keadaan World Stone.     

Sebulan telah berlalu, namun keadaan masih belum membaik. Medan gaya di sekitar batu itu masih sangat tidak stabil. Dalam kurun waktu satu bulan, Angele telah berkunjung ke teritori perguruan dua kali dan mengajar satu kelas, namun ia masih tidak bisa mendekati World Stone itu.     

Waktu terus berjalan. Sementara menunggu World Stone kembali stabil, tiba-tiba Angele menerima pesan yang membuatnya terkejut.     

**     

Air hangat membasahi kepala Angele.     

Di kamar mandi, ia menengadahkan kepalanya untuk mencuci rambut cokelatnya.     

Air menetes melalui dagunya dan menggenang di atas lantai batu.     

Tok! Tok!     

Tiba-tiba, terdengar suara ketukan pintu.     

"Master Green, ada surat untukmu." Terdengar suara Alice dari luar kamar mandi.     

"Ha? Apa surat itu dimasukkan ke dalam tabung?" tanya Angele.     

"Benar, surat ini dikirim dari timur," jawab Alice. Suaranya terdengar tidak jelas karena terhalang pintu.     

Dengan kekuatan sihir logam-nya, ia membangun kamar mandi ini dan menyimpan air dalam tangki spesial di langit-langit rumah. Angele menjentikkan jarinya, dan air dari shower pun berhenti mengucur.     

Ia mengambil handuk putih yang tergantung di dinding dan mengeringkan tubuhnya. Setelah menutup kemaluannya dengan handuk itu, ia segera membuka pintu.     

Alice mengenakan terusan putih. Rambut hitam panjangnya tergerai di atas bahunya. Setelah beberapa tahun, tubuh mereka berhenti bertumbuh. Sekarang, tubuh mereka sangat proporsional, dengan kaki panjang, pinggang kurus, dan dada yang cukup besar.     

Angele berjalan keluar dari kamar mandi dan mengambil tabung kayu berwarna hitam itu dari tangan Alice. Ia melirik gadis itu dan membelai rambutnya.     

"Kau cantik sekali, Alice. Terima kasih telah membawakan surat ini. Kau boleh pergi."     

"Baik, Master." Dengan wajah memerah, Alice berbalik dan segera berjalan pergi.     

Setelah Alice pergi, Angele membuka tabung itu dengan hati-hati.     

Tabung itu berisi bola kristal transparan; ada rune hitam yang melayang di tengahnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.