Dunia Penyihir

Permasalahan (Bagian 1)



Permasalahan (Bagian 1)

0Caitlyn hamil. Angele benar-benar tidak menyangka.     

Sudah bertahun-tahun berlalu semenjak Angele pergi meninggalkan kampung halamannya di seberang Laut Permata. Angele yakin bahwa Caitlyn diperlakukan dengan sangat buruk oleh para penduduk karena gosip yang menyebar. Mungkin, Caitlyn terpaksa tinggal di teritori keluarganya. Ia beruntung karena terhindar dari wabah yang merajalela.     

Ia tidak tahu mengapa anaknya baru lahir setelah sekian lama. Sepertinya, penyebab utama kejadian ini adalah darahnya yang spesial.     

Ibunya adalah seorang tree elf yang memutuskan untuk menikah dengan manusia karena tingkat reproduksi yang lebih besar.     

Angele tidak tahu, apakah ia telah gagal mengendalikan diri saat bercumbu dengan Caitlyn, sehingga sedikit darah spesialnya masuk ke tubuh wanita itu? Mungkin itulah alasan mengapa bayi itu baru lahir setelah bertahun-tahun.     

Bagaimanapun, ia yakin bahwa bayi itu adalah anaknya. Para penyihir memiliki koneksi mental spesial dengan penerus mereka.     

Jika anak itu memiliki potensi sihir, Angele ingin membawa anak itu ke Nola, namun jika anak itu tidak berbakat, radiasi di Nola akan sangat berbahaya baginya.     

Angele telah merencanakan dan memutuskan untuk bercumbu dengan Caitlyn. Ia mengerti mengapa Caitlyn memutuskan untuk tidak mengaborsi anak itu. Memiliki anak penyihir akan membuat status sosialnya meningkat.     

Shing!     

Sebuah bola api ungu meledak tepat di atas lampu minyak, sehingga menyinari wajah Angele dan dinding ruangan.     

Ia menjauhkan tangannya dari lampu minyak dan menatap telapaknya yang berasap karena ledakan itu.     

'Sekarang, aku harus membakar tanganku setiap hari. Implantasi daging kura-kura itu adalah kesalahan besar.' Angele menggeleng dan mematikan api ungu itu.     

Ia berdiri, berjalan ke arah jendela, dan mengintip keluar.     

Jam telah menunjukkan pukul 9 pagi. Cahaya matahari menghangatkan tempat itu, sehingga membuat udara terasa kering dan panas.     

Angin hangat masuk melalui jendela dan bertiup ke arah wajah Angele.     

'Aku belum selesai mempelajari World Stone. Sekarang tiba-tiba aku mempunyai anak, dan aku akan dinikahkan dengan Isabel… Kesialan selalu datang bertubi-tubi…' Ia mengernyitkan alisnya.     

Tiba-tiba, asap biru membumbung dari kukunya, dan rune biru berkelap-kelip di atas kuku tersebut.     

"Green, apa kau punya waktu luang?" Suara Isabel bergema dalam telinganya.     

"Isabel? Ada apa?" jawab Angele.     

"Kau tahu bahwa nenekku ingin kita menikah, kan?" Isabel bertanya dengan suara gemetar.     

"Iya. Kemarin lusa, nenekmu memberitahuku, tepat setelah kau pergi. Untuk urusan pernikahan, jika kau tidak mau, kita bisa mengatakannya pada nenekmu bersama-sama. Kita adalah teman, tapi hubungan kita tidak seperti itu." Angele tersenyum. Sejujurnya, Isabel adalah orang yang baik, namun wanita itu terlalu naif. Angele tidak ingin melindunginya setiap saat.     

"Iya, aku setuju. Maaf, kita tidak cocok menjadi pasangan." Isabel menjawab. "Sebenarnya, ada orang yang kusuka… Sepertinya nenek mengetahuinya, tapi nenek tidak akan suka pilihanku."     

"Ha? Inilah kali pertama aku mendengar kau menyukai seseorang." Angele merasa terkejut. "Siapa? Siapa lelaki beruntung yang mendapatkan cintamu? Bisakah kau ceritakan padaku?"     

"Namanya Raymond. Aku bertemu dengannya saat kali ketiga aku meninggalkan teritori keluarga," jawab Isabel dengan suara lembutnya. Ia tersipu malu saat membicarakan lelaki yang disukainya.     

Angele menggeleng. Walaupun Isabel terlihat seperti robot tanpa perasaan, wanita itu memiliki hati yang tulus. Dari sikapnya, sangat jelas bahwa mereka berdua saling mencintai. Mengingat perkataan Flan membuat Angele merasa sedih.     

"Bagaimana sikapnya padamu? Maksudku…" Angele terdiam. Ia menyesal telah bertanya.     

"Raymond adalah orang yang baik. Ia memperlakukanku dengan baik juga…" Isabel berbisik. "Oke, mari kita berhenti membahas Raymond. Aku menghubungimu karena aku ingin meminta maaf atas perbuatan nenekku."     

"Jangan terlalu dipikirkan. Kuharap hubungan kalian baik-baik saja," jawab Angele dengan santai.     

"Terima kasih."     

Pembicaraan mereka berhenti di sana.     

Angele menatap keluar jendela. Is memicingkan matanya dan berpikir. Sepertinya, ada yang aneh dalam semua ini, namun ia tidak tahu apa yang aneh. Ia juga tidak tahu mengapa ia merasakan hal itu. Ia memutuskan untuk tidak terlalu memikirkannya dan fokus pada penelitian World Stone.     

Setelah pembicaraan pendek itu, Isabel tidak pernah menghubunginya lagi.     

Ia menghabiskan waktunya dengan mempelajari World Stone, mencoba rumus-rumus yang ia ciptakan, dan bermeditasi, walaupun kekuatan mentalnya sama sekali tidak meningkat. Selain itu, ia juga membuat ramuan-ramuan untuk keperluan sehari-hari.     

Beberapa hari kemudian.     

Siang di hari kelima.     

Langit sangatlah gelap. Cahaya matahari tertutup awan hujan yang tebal.     

Angele sedang sibuk mengumpulkan bahan-bahan di dekat danau. Ia ingin mencoba menumbuhkan tanaman yang terkena polusi daging kura-kura.     

Tiba-tiba, terdengar suara seperti domba yang mengembik.     

Angele menoleh dan melihat seekor domba raksasa yang berhenti di depan penanda teritori-nya. Seorang Ksatria bersenjata lengkap segera melompat turun.     

"Master, ada surat dari Keluarga Jones." Ksatria itu memberikan sebuah tabung kayu berwarna cokelat.     

"Terima kasih." Angele menerima tabung itu. Ia membukanya dan mengambil sebuah gulungan kulit berwarna kuning.     

Ia membuka gulungan itu dan membacanya. Ekspresinya seketika berubah kecut.     

Surat itu benar-benar dari Keluarga Jones, namun tidak ada nama yang tertulis di sana. Sepertinya, mereka tidak ingin meninggalkan jejak, sehingga mereka memutuskan untuk mengirim surat dengan bantuan pos.     

Surat itu berisi kegiatan Isabel baru-baru ini.     

Angele meletakkan surat itu. Ia menyadari bahwa ada yang tidak beres. Beberapa hari ini, ia berusaha menghubungi Isabel dengan rune komunikasi, namun tidak ada jawaban.     

"Amy, siapkan elangnya untukku."     

"Baik, Master."     

Beberapa menit kemudian, seekor elang hitam terbang pergi ke tempat Isabel terlihat terakhir kali.     

**     

Kali ini, Angele tidak tahu apakah ia bisa menolong Isabel.     

Ia nyaris tidak percaya bahwa Isabel bisa melakukan banyak sekali tindak kriminal hanya dalam waktu beberapa hari.     

Pertama-tama, wanita itu mencuri sebagian sumber daya keluarganya tanpa izin, lalu ia mencuri harta keluarga terpenting dan berlari keluar dari teritori Keluarga Jones. Kedua, setelah mencuri harta keluarga, ia masuk ke teritori Keluarga Bennis dan mencuri dua harta Keluarga Bennis. Menurut laporan, Isabel terluka terkena serangan para penjaga, tapi ia berhasil kabur. Saat ini, Keluarga Bennis benar-benar menyerang Keluarga Jones, sehingga Flan terpaksa menjadikan Isabel seorang buron.     

Flan tidak menyangka bahwa cucunya akan mampu menghancurkan rune-rune pengawas di kamar tersebut. Sebagai kepala keluarga, Flan diwajibkan untuk bertanggung jawab dan memberikan catatan lengkap kelakuan Isabel. Saat ini, para tetua masih mendiskusikan langkah mereka selanjutnya.     

Tidak ada yang menyangka bahwa Isabel, sosok yang baik hati itu, akan menjadi seorang tersangka.     

Surat itu mengatakan bahwa sekarang kedua keluarga telah membentuk tim untuk menangkap Isabel, sehingga mereka bisa segera melakukan interogasi.     

Saat ini, Menara Enam Cincin pun sedang memaksa Keluarga Jones untuk segera memberikan jawaban.     

Angele berusaha mencari Isabel, namun akhirnya ia gagal.     

**     

Di sebuah istana berdinding hitam.     

Akhirnya, di dalam penjara dengan keamanan tinggi, Angele mendapatkan kesempatan untuk bertemu Isabel. Penjara itu dikenal dengan nama Mata Hutan Gelap. Itu adalah penjara spesial dengan lingkaran sihir yang membuat para penghuni tidak bisa menggunakan sihir apa pun. Penjara itu dikendalikan oleh pihak Menara Enam Cincin.     

Sekelompok calon penyihir mengantarkan Angele melalui lorong-lorong menuju penjara bawah tanah. Tempat itu sangat jorok dan berbau seperti daging busuk.     

Isabel duduk sendirian di dalam sel dengan satu pintu.     

Ruangan itu sangat gelap dan kosong. Hanya ada Isabel, yang duduk sendirian dan menatap langit-langit ruangan. Sorot mata wanita itu kosong, seakan ia telah kehilangan jiwanya.     

Klang!     

Pintu sel ditutup.     

Angele melihat sekelilingnya.     

Di sana, hanya ada Isabel dan sebuah kursi.     

"Hei, Green. Kau datang." Isabel segera berdiri. Wajahnya kelelahan dan putus asa. Pipinya cekung, dan lingkaran hitam tebal terlihat pada bagian bawah matanya.     

"Aku tidak mengerti. Mengapa kau melakukan ini?" Angele mengernyitkan alisnya.     

"Keluargaku membenci Raymond." Isabel tersenyum kecut.     

"Raymond, ya?" Angele menggeleng. "Sepertinya, sudah banyak yang terjadi di antara kalian, namun aku tidak tahu banyak. Kau tahu bahwa kau harus memprioritaskan perkembanganmu terlebih dahulu, kan? Tapi, kau malah melanggar peraturan seperti ini. Aku tahu bahwa kau tidak ingin menikah denganku. Aku bisa berdiskusi dengan Master Flan tentang ini. Kau benar-benar gila… Apa kau sedang mencari masalah?"     

"Aku tahu bahwa ini akan terjadi…" Isabel menjawab. "Tapi, aku percaya pada Raymond. Ia tidak akan pernah berbohong padaku…!" Tiba-tiba, Isabel terbatuk-batuk, hingga ia menutup mulut dengan kedua tangannya.     

Angele melihat darah menetes dari buku-buku jari wanita itu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.