Dunia Penyihir

Gelombang (Bagian 2)



Gelombang (Bagian 2)

0"Cepatlah, aku harus menemui seseorang." Angele terdiam. Ia memeriksa waktu dengan menggunakan chip-nya. "Sekarang sudah hampir jam 7. Adikmu masih menunggu, kan?"     

Sherry menepuk dahinya. "Aku hampir lupa." Setelah mandi, tubuhnya mengeluarkan cairan hitam. Cairan itu langsung menghilang di air biru itu dalam beberapa detik.     

Ia segera meninggalkan kolam dan menggunakan partikel energi api untuk mengeringkan pakaiannya.     

Angele dan Glue melompat masuk. Cairan hitam pun keluar dari tubuh mereka.     

"Pengaruh polusi energi World Stone ini sangatlah kuat. Tanpa kolam pemurni ini, polusinya akan sangat berbahaya." Sherry tertawa.     

"Iya, membangun kolam ini di dekat World Stone adalah ide yang bagus." Glue mengangguk.     

Setelah memurnikan tubuh, mereka bertiga segera menaiki tangga spiral dan keluar dari bangunan berbentuk jamur hitam itu.     

Hari sudah gelap. Angele mengucapkan selamat tinggal pada Glue dan Sherry sebelum pergi ke lapangan parkir. Di sana, seekor elang sudah menunggu.     

Seorang calon penyihir memberi makan elang itu dengan kumbang-kumbang hitam seukuran kepalan tangan.     

"Ah, kau sudah datang." Calon penyihir itu bernama Fir. Ia bertugas menjadi asisten pribadi Angele. Keluarga Fir tidak kaya, sehingga ia harus mengambil banyak pekerjaan paruh waktu, seperti memberi makan elang.     

"Terima kasih." Angele tersenyum dan melompat ke punggung elang hitam itu.     

Elang itu mengangkat sayapnya, bergerak maju, dan melompat turun dari atap. Setelah meluncur selama beberapa saat, elang itu terbang semakin tinggi.     

Elang itu terbang lurus ke arah timur. Setelah 20 menit, elang itu berputar-putar di atas hutam umum.     

Angele melihat ke bawah. Di sana, ada tanah kosong yang tersembunyi di antara pepohonan. Di tengah tanah kosong itu, terdapat sebuah titik hitam.     

"Itulah tempatnya." Angele menarik tali kekang dan mengendalikan elang itu untuk terbang ke tanah lapang.     

Elang itu terbang semakin rendah dan akhirnya mendarat dalam beberapa menit.     

Seekor burung bangkai raksasa berdiri di tengah tanah lapang itu. Di sampingnya berdiri seorang wanita berjubah putih dengan bordir perak. Rambut panjang hitam wanita itu tergerai di atas bahunya. Setelah melihat Angele mendarat, wanita itu tersenyum.     

Setelah elang mendarat, Angele segera melompat turun.     

"Sudah lama tidak bertemu. Bagaimana kabarmu? Apa nenekmu masih memaksamu untuk menikah?" Angele tersenyum.     

"Sudah tidak masalah, tapi aku tidak tahu apa yang ia pikirkan… Aku memintamu kemari karena…" Isabel menggigit bibirnya. Ia ragu untuk berbicara.     

"Bicaralah padaku, ada apa?" Angele menyadari bahwa ada yang berbeda dari Isabel. Isabel adalah teman dekatnya. Mereka sering mengobrol dengan bantuan rune komunikasi. Namun, saat ini, sepertinya Isabel sedang dalam kesulitan.     

Akhirnya, Isabel mendongak dan menatap mata Angele.     

"Yah… sebenarnya … belakangan ini, nenekku benar-benar memaksaku. Aku membayangkan, bagaimana jika kau… menjadi pasanganku?"     

"Haha, kupikir itu tidak mungkin. Bagaimana perkembanganmu sekarang? Apa kau punya cukup darah badak?" Angele menggeleng.     

"Berkat bantuanmu, aku sudah siap. Aku ingin mengundangmu dalam prosesi ritual. Ritual ini akan diadakan pada tanggal 15 Februari tahun depan."     

"Kau sudah memiliki semua bahan, kan? Apa kau membutuhkan bantuanku?"     

"Tidak, tidak perlu. Menurut Nenek, tingkat kesuksesanku seharusnya cukup tinggi. Aku sudah bersiap-siap selama beberapa tahun, dan keluargaku sudah mengumpulkan banyak bahan langka untuk membantu. Kurasa aku akan baik-baik saja," jawab Angele dengan serius.     

"Baguslah kalau begitu." Angele mengangguk. Sepertinya, jika dilihat dari kemampuannya, Isabel memiliki kesempatan lebih dari 50% untuk naik ke tingkat selanjutnya. Tingkat Kristal adalah tingkat tertinggi bagi seorang penyihir peringkat 1, sehingga kekuatan mental yang dibutuhkan untuk naik ke peringkat selanjutnya sangatlah tinggi. Namun, Isabel memiliki keluarga yang kuat, sehingga ia tidak terlalu khawatir.     

Angele memiliki chip khusus yang mampu mencari cara terbaik untuk meningkatkan persentase kesuksesannya, sementara penyihir-penyihir lain harus mencoba berbagai macam bahan satu per satu.     

"Tapi, masih ada kemungkinan gagal… Kalau aku gagal, energi kehidupan dan potensiku akan berkurang drastis. Inilah alasan mengapa nenekku berusaha mencari pasangan untukku…" Isabel terdiam, namun Angele mengerti.     

"Jika potensimu berkurang, kau tidak akan bisa melahirkan anak dengan potensi tinggi, kan?" Angele menggeleng. "Master Flan melakukan ini semua demi kelangsungan keluargamu."     

"Iya, aku mengerti." Isabel mengangguk.     

Mereka berdua berbincang-bincang di tanah kosong itu.     

Hari semakin gelap. Isabel melompat ke punggung burung tunggangannya dan segera terbang. Dalam beberapa detik, ia menghilang dalam gelapnya malam.     

Angele berdiri di sini sendirian dan memandang titik hitam itu menghilang dari angkasa. Setelah titik itu benar-benar tidak terlihat, ia berjalan kembali ke elangnya. Elang itu adalah milik perguruan, namun ia diizinkan menggunakan elang itu untuk kepentingan pribadi.     

Setelah berjalan beberapa langkah, ia sadar bahwa ada yang sedang bersembunyi.     

"Siapa kau?! Keluarlah!" teriak Angele.     

Secercah bayangan gelap berjalan keluar, tepat dari semak belukar di belakang elang itu. Namun, tidak ada suara tapak kaki sama sekali.     

"Bagus, pilihanku sudah tepat. Kau saja yang menjadi suami Isabel. Kau jauh lebih baik ketimbang kandidat sebelumnya." Sosok itu melepaskan tudungnya, menunjukkan wajah cantik tanpa alis.     

"Master Flan?!" Angele pun terkejut. Ia segera mundur dan menjaga jarak darinya.     

"Untuk apa kau kemari, Master Flan? Kau ingin aku menikahi Isabel? Apa kau serius?" Angele menarik nafas dan berusaha menenangkan diri.     

Flan berdiri di samping elang itu. Jubahnya yang berwarna hitam legam tampak menyatu dengan kegelapan, sehingga membuatnya terlihat seperti topeng putih yang melayang-layang.     

Wanita itu terus menatap Angele.     

"Aku serius. Sebentar lagi, ritual Isabel akan dilaksanakan. Aku akan mengirimkan Isabel ke rumahmu, dan kalian harus menikah dalam dua bulan. Dalam satu tahun, setidaknya kau harus sudah mempunyai dua anak. Aku tidak peduli teknik apa yang kau gunakan, tapi penuhi saja syaratku," perintah Flan.     

"Satu tahun?" Angele terdiam. "Aku sangat menyukai Isabel, tapi … kau tahu alasan mengapa penyihir tidak mungkin bisa mempunyai dua anak dalam setahun, kan?"     

"Satu tahun sudah cukup lama. Berapa lama waktu yang kau butuhkan? Katakan saja." Flan mengernyitkan dahinya.     

Angele tiba-tiba berbalik. Ia menatap langit sebelum menjawab. Terdengar suara tangisan seorang bayi.     

Jantungnya berdegup kencang. Ia merasakan hubungan dua orang sedarah.     

"Perasaan ini… Anakku… anakku telah lahir," gumamnya. Kejadian itu hanya akan terjadi saat anak seorang penyihir telah lahir. Dalam pikirannya, Angele melihat seorang wanita yang kelelahan karena baru saja melahirkan seorang bayi di dalam ruangan gelap, tepat di seberang Laut Permata. Tali pusar bayi itu masih belum dipotong.     

"Apa yang terjadi?" Flan memandang langit, namun ia hanya melihat gelapnya malam. "Ah, terserahlah. Aku sudah memutuskan. Kau harus mengikuti perintahku." Ia menggeleng, kemudian berbalik dan berjalan kembali ke semak belukar. Ia berubah menjadi kabut putih dan segera menghilang.     

Angele menunduk dan menggumam dengan nafas terengah-engah. "Anakku… Anakku sudah lahir…"     

Rune komunikasi berwarna biru bersinar di tangan kanannya.     

Ia terdiam selama beberapa saat dan mengepalkan tangannya erat-erat.     

"Nancy, rekrut Ksatria dan calon penyihir tingkat 3 terbaik yang bisa kau temui. Kirimkan mereka ke kampung halaman kita untuk menemukan dua orang untukku."     

"Baik. Siapa yang ingin kau cari, Master?" Nancy segera menjawab.     

"Seorang wanita bernama Caitlyn dan anaknya yang baru lahir. Jika anak itu punya potensi sihir, bawa mereka berdua padaku. Jika tidak … berikan mereka uang. Pastikan bahwa mereka bisa hidup enak di sana."     

Angele menatap langit lagi. Setelah beberapa detik, ia melompat ke punggung elang dan terbang pergi.     

**     

Dalam gelapnya malam.     

Di atas tunggangannya, Isabel sedang mengobrol dengan seseorang menggunakan rune komunikasi.     

"Aku pergi untuk bertemu dengan teman lamaku." Isabel tersenyum.     

"Benarkah? Bagaimana? Kau benar-benar punya teman?" Suara seorang pria menjawab dari rune itu.     

"Baik-baik saja. Dia adalah temanku satu-satunya."     

"Jadi, apa kau memberitahunya…"     

"Tidak, aku tidak mau merepotkannya. Masalah ini adalah masalahku." Isabel berbisik.     

"… Tidak masalah kalau begitu. Keadaan kita sangat sulit, namun kita masih ada waktu." Pria itu tertawa. "Kalau dipikir-pikir, tanpa bantuannya, kau tidak akan bisa pergi meninggalkan kastil, dan kita tidak akan pernah bertemu. Aku juga harus berterimakasih padanya."     

"Terima kasih telah mau mengerti, Raymond."     

"Aku akan cepat-cepat melampaui batasku agar nenekmu merestui pernikahan kita."     

"Semoga beruntung." Isabel mengangguk. "Aku mencintaimu, Raymond."     

"Aku juga mencintaimu, Isabel." Pria itu segera memutuskan koneksi rune mereka.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.