Dunia Penyihir

Perguruan (Bagian 2)



Perguruan (Bagian 2)

0Darah harpy yang diperolehnya adalah hasil evolusi dari darah harpy kuno biasa. Ia mendapatkannya karena keberuntungan semata, sehingga ia tidak mampu melakukannya lagi.     

Jika ia ingin berkunjung ke Dunia Mimpi Buruk kapan pun ia mau, ia hanya bisa menggunakan World Stone itu. Menurut legenda, World Stone adalah portal menuju dunia-dunia lain.     

Inilah alasan mengapa Angele memutuskan untuk berkunjung ke perguruan ini.     

Setelah berkeliling, si calon penyihir bernama Fir mengantar Morrow dan Sophie ke acara mereka. Ia mengantar Angele ke bangunan utama perguruan itu.     

Walaupun Angele telah menyembunyikan gelombang kekuatan mentalnya, ia masih merupakan seorang penyihir tingkat tinggi di sini.     

**     

Di ruang pertemuan kepala organisasi...     

Seorang pria pirang yang terlihat muda meletakkan penanya dan menatap Angele sambil senyum.     

"Selamat datang di Perguruan Salib. Master Shiva telah memperkenalkan kau padaku, Penyihir Green." Mereka berjabat tangan. "Namaku Medivh, kepala organisasi. Senang bertemu denganmu. Terima kasih telah mengantar Penyihir Green kemari, Penyihir Merrat."     

"Sama-sama." Merrat tersenyum. "Aku akan pergi sekarang."     

Medivh mengangguk.     

Kriet…     

Pintu ditutup perlahan.     

"Silakan duduk." Medivh berjalan ke sofa dan duduk di depan Angele.     

"Shiva sudah memberitahuku alasan kau kemari. Untuk World Stone, kan?" Medivh memegang kedua teko berisi teh dan menghangatkannya dengan bantuan partikel energi.     

"Tentu saja. Sepertinya, tidak hanya aku yang kemari untuk batu itu. Orang-orang akan bertarung demi mendapat kesempatan ini," kata Angele dengan tenang.     

"Benar." Tanpa memedulikan perkataan Angele, Medivh terus melanjutkan. "Saat ini, organisasi kita berada di ambang kepunahan. Tanpa World Stone, tidak akan ada yang datang kemari. Kau adalah seorang penyihir tingkat Gas, jadi aku akan memberikan gelar profesor untukmu. Kau telah memiliki izin untuk meneliti World Stone. Kau juga berhak membaca buku-buku langka di perpustakaan bawah tanah. Tapi, kau harus merekrut setidaknya tiga calon penyihir. Kau juga harus mengajar di dua kelas umum setiap tahun. Ketiga murid yang kau rekrut akan menjadi muridmu, dan magic stone yang kau dapatkan dari mengajar setiap tahun akan dibagi dengan pihak sekolah. Selain itu, kau harus memimpin kegiatan karyawisata setiap sepuluh tahun."     

Setelah menjelaskan semuanya, Medivh melihat Angele. "Apakah kau bisa menerima aturan itu?"     

"Tidak masalah." Angele mengangguk. "Aku harus tinggal berapa lama di organisasi ini?"     

"Sepuluh tahun. Bersiaplah, kami telah menghabiskan bertahun-tahun untuk meneliti World Stone, tapi penelitian kita tidak membuahkan hasil sama sekali." Medivh mengingatkan.     

"Aku mengerti. Batu itu adalah benda kuno, dan kita masih tidak punya cukup pengetahuan tentang cara aktivasinya." Angele mengangguk. "Sudahkah kau melakukan eksperimen pada batu itu?"     

"Struktur World Stone sangatlah kompleks, dan kita sama sekali tidak dapat memindahkannya. Energi berbahaya dan tidak stabil akan selalu melindungi batu itu, sehingga kita harus hati-hati. Walaupun ketiga organisasi besar berpartisipasi dalam penelitian, mereka juga tidak menemukan apapun." Medith menjelaskan. "Jika kau setuju, kita bisa menandatangani kontrak sekarang. Kontrak ini dilindungi oleh ketiga organisasi besar."     

"Baiklah." Angele mengangguk. Walaupun ia tidak bisa mengaktifkan World Stone itu, ia masih bisa mendapatkan banyak pengetahuan di perpustakaan.     

Medivh memberikan kontrak khusus untuk Angele. Kontrak itu hanya akan berlaku jika World Stone milik organisasi itu asli.     

Kontrak itu akan berlaku selama sepuluh tahun.     

"Ada tiga kelas utama: Teori Umum, Perhitungan Dasar, dan Dasar-Dasar Pola Sihir. Kau bisa mengajar salah satu dari ketiga kelas itu. Jika kau ingin mengajar pelajaran lain, katakan saja pada kantor registrasi." Medivh tersenyum. "Ah, terima kasih telah bergabung!"     

Angele pun tersenyum. Ia membaca kontrak itu dan menandatanganinya.     

Setelah itu, ia menyentuh bagian bawah kertas.     

Simbol berbentuk ular hitam yang meliuk-liuk muncul di atas kertas itu.     

Tepat setelah Angele selesai menandatangani kontrak, seseorang mengetuk pintu.     

"Masuklah."     

Kriet…     

Seorang calon penyihir wanita membuka pintu.     

"Master Medivh, Master Reyline sudah datang. Ah, selain itu, stok bahan baru dari timur juga sudah datang. Kami membutuhkan bantuan seseorang untuk mengambilnya. Master Gloria juga memintaku bertanya apakah diagramnya sudah selesai. Ia membutuhkan diagram itu secepat mungkin."     

"Aku mengerti. Akan segera kuselesaikan." Medivh mengernyitkan alisnya.     

"Baiklah, aku akan bertemu dengan Master Shiva dan melaporkan kelas yang akan kuajar ke kantor." Angele segera berdiri.     

"Jangan terburu-buru, aku masih punya waktu. Minumlah dulu. Setelah ini, kita bisa pergi melihat-lihat pawai bersama. Sepertinya, Shiva sudah menyelesaikan urusan keamanan itu."     

"Baiklah, terima kasih."     

"Sama-sama. Salah satu alumni sekolah akan datang. Penyihir Reyline, penyihir paling berbakat dari Menara Enam Cincin, juga akan datang. Aku bisa mengenalkanmu padanya."     

"Reyline?" Angele terdiam. "Maksudmu, sang Penyihir Sempurna dari generasi muda, Reyline?"     

"Iya."     

**     

Di ruang pembelajaran.     

Di salah satu kelas, sekelompok murid sedang sibuk berbincang-bincang.     

"Tahu tidak? Kami bertemu penyihir yang ramah saat ke rumah Kakek. Penyihir itu memberikan kami telur Burung Lulu," kata Morrow seraya memamerkan telur berwarna merah di tangannya.     

"Aku ingin Cococia melihat telur Burung Lulu kami. Ia hanya punya telur burung dalam mimpinya dan memamerkannya pada semua orang."     

"Kau beruntung… Saat kita pergi ke Danau Tora, kita tidak menemukan apa-apa," kata seorang anak lelaki dengan iri.     

"Rumah bibi Monkarito berada tepat di samping Danau Tora, kan? Beberapa waktu lalu, seseorang membunuh lebah ungu yang diternakkan bibinya, sehingga Monkarito dihukum berat oleh ibunya. Kuharap bukan kau pelakunya." Morrow menggeleng.     

"Hei, Tori. Kau pergi liburan ke mana?"     

"Hutan Kabut. Aku pergi ke sana bersama ayahku. Kami menangkap dua ekor ayam tri-warna dan juga berbagai bahan lainnya." kata Tori, seorang anak lelaki dengan wajah penuh bintik-bintik hitam, sambil mengayunkan tangannya.     

"Wow, hebat. Aku pernah makan ayam tri-warna panggang. Rasanya enak." Sophie menatap Tori.     

"Apa kau mempunyai rencana untuk libur selanjutnya?" tanya seorang gadis.     

"Kakek berkata bahwa kami akan berkunjung ke rumah Penyihir Green. Rumahnya berada di dekat danau kecil, jadi kita bisa berenang ke sana," jawab Sophie. "Tapi, sebelum itu, kita harus lulus tes."     

"Aku iri… Lagi-lagi, aku gagal tes Teori Umum. Ujian Master Van sangat sulit. Mungkin aku harus belajar di rumah."     

"Mintalah bantuan Barbara. Ia punya pena sihir yang bisa menuliskan jawaban untukmu," potong Tori.     

"Kita tidak boleh menyontek." Gadis itu menggeleng.     

"Ayolah." Tori mengerutkan bibirnya.     

"Sudahlah, ayo kita pergi! Master Reyline sudah datang, dan acara kita akan dimulai sebentar lagi!" teriak Morrow.     

Semua murid berlari keluar menuju tempat acara penghargaan.     

**     

Angele berdiri di sebuah barisan yang penuh dengan penyihir cahaya. Semua penyihir di sana sibuk mengobrol tentang musik, bercocok tanam, melukis, dan memahat. Beberapa orang penyihir sibuk bergosip tentang kejadian baru-baru ini, sementara yang lainnya menyombongkan pencapaian mereka.     

Mereka tidak membicarakan hal yang penting, namun mereka terlihat senang. Dua penyihir cahaya di belakang Angele sibuk membicarakan arti lukisan yang sempurna.     

Para penyihir jubah putih itu sudah hidup di Nola sangat lama, sehingga mereka tidak perlu khawatir akan diserang mendadak. Saat ini, satu-satunya tantangan bagi mereka adalah perang politik internal organisasi. Saat mereka tidak bisa berkembang lagi, mereka memutuskan untuk menekuni hobi-hobi yang tidak penting.     

Para penyihir cahaya itu menikmati hidup, tanpa tekanan dan larangan. Mereka hanya perlu mengikuti aturan yang ditulis oleh ketiga organisasi besar.     

Angele tersenyum kecut. Walaupun ia sedang duduk di depan, ia masih merasa bosan.     

"Sepertinya, kepala organisasi memohon-mohon Reyline agar ia datang kemari. Saat ini, keadaan sekolah sedang buruk, sehingga mereka harus mencari cara untuk menarik perhatian para calon murid. Semakin hari, keadaan semakin buruk. Organisasi sekitar berkembang cepat," bisik seorang penyihir cahaya kepada temannya.     

"Maksudmu Organisasi Aliran Panah itu? Kudengar, organisasi itu berkembang sangat cepat. Mereka telah merekrut banyak penyihir resmi karena mereka mampu memberi banyak bahan pada para penyihir."     

Sekitar setengah jam kemudian, seorang penyihir muda berambut pirang berjalan naik ke panggung, diikuti oleh Medivh dan dua orang penyihir cahaya lainnya.     

Pembawa acara segera memperkenalkan pria itu.     

Berdasarkan gelombang mental Reyline, Angele mengerti bahwa Reyline sebentar lagi akan mencapai tingkat Kristal, sehingga ia lebih lemah ketimbang Reyline.     

Tiba-tiba, Reyline menatap Angele, sementara Angele masih menatap sang Penyihir Sempurna.     

Mereka saling pandang selama beberapa saat. Mereka tampak terkejut.     

Reyline memiliki beberapa teknik spesial, sehingga ia menyadari bahwa Angele sedang menyembunyikan kekuatan aslinya. Namun, Angele tidak peduli. Ia tidak merasakan adanya kutukan para penyihir; artinya, Reyline tidak pernah membunuh orang. Angele tidak yakin bahwa Reyline mempunyai pengalaman bertarung.     

Setelah perkenalan pembawa acara, kepala organisasi memberikan pidato. Reyline diberi sebuah medali. Ia memberikan pidato pendek sebelum meninggalkan panggung.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.