Dunia Penyihir

Sungai Vulkanik (Bagian 2)



Sungai Vulkanik (Bagian 2)

Jika Angele bisa menemukan sungai beracun yang penuh partikel energi api, ia akan mampu memenuhi syarat kedua dengan mudah. Biasanya, sungai seperti itu adalah habitat kalajengking api.     

Ia menyadari bahwa menyelesaikan tingkat pertama dari meditasi Lautan Pusat Api akan membantunya mencapai tingkat 1. Walaupun sulit, metode itu masih jauh lebih mudah ketimbang metode umum yang biasa digunakan di perbatasan barat.     

Saat itu, ia benar-benar melakukan banyak persiapan. Bahkan, ia terpaksa meminum berbagai macam ramuan-ramuan menjijikkan sebelum akhirnya mencapai batas minimum untuk menjadi seorang penyihir tingkat 1. Teknik meditasi tingkat tinggi adalah salah satu alasan mengapa ada banyak penyihir resmi di benua tengah.     

'Perairan beracun yang mengandung partikel energi api… Di teritori Tangan Elemental, hanya Sungai Nash yang memenuhi syarat…' Angele memutuskan setelah melihat peta teritori.     

Sungai itu tidak jauh, sehingga ia hanya perlu berjalan menyeberangi Sungai Bass. Namun, ia masih membutuhkan dua hari untuk mencapai tempat itu.     

'Yah, ini bukanlah misi rahasia. Lebih baik aku memberitahu Liv agar Vivian tidak khawatir padaku.' Angele pun membuat keputusan, sebelum pergi ke laboratorium Liv di lantai bawah.     

Tok! Tok!     

Ia mengetuk pintu laboratorium Liv beberapa kali.     

"Angele? Ada apa? Ini sudah larut malam." Terdengar suara Liv dari dalam ruangan.     

"Aku akan pergi ke sungai vulkanik yang sangat membantu meditasiku. Apa kau mau ikut? Aku akan pergi besok pagi," kata Angele tanpa berbasa-basi.     

"Tentu saja." Liv membuka pintu dan menatap Angele. Ia mengenakan terusan transparan berwarna putih.     

Namun, Angele tidak tertarik dengan tubuh Liv. Ia tidak suka dengan tabiat Liv semenjak pertama kali mereka bertemu.     

Liv memang merupakan penyihir wanita yang kuat, namun ia terlalu keras kepala dan rapuh. Ia tidak pernah menceritakan kekalahannya dalam latihan pedang melawan Angele.     

"Tunggu, bukankah Vivian sudah menyiapkan kristal api untukmu? Sudahkah kau mencobanya?" tanya Liv. "Semua penyihir yang berlatih dengan teknik Lautan Pusat Api membutuhkan kristal itu. Cobalah, menurutku itu cukup manjur."     

"Aku sudah mencobanya, tapi kristal api itu tidak terlalu efektif. Aku juga tidak membutuhkan akar naga merah yang sudah disiapkan. Menurutku, tempat-tempat dengan partikel energi yang padat akan lebih membantuku. Jangan khawatir, aku punya rencana sendiri," jawab Angele dengan santai. "Bersiap-siaplah. Kita akan pergi besok."     

"Baiklah, akan kusiapkan semuanya. Kita akan pergi besok pagi." Liv tidak banyak bertanya.     

"Ah, satu lagi. Pesta makan malam Master Shozo akan diadakan hari minggu depan. Jangan lupa memeriksa rune komunikasi-mu."     

Angele terdiam sesaat sebelum mengangkat tangan kanannya.     

Rune merah berbentuk elang membara muncul pada kukunya.     

Suara yang jernih bergema dalam telinganya.     

"Minggu depan, jam 8 malam. Pesta akan diadakan di Kota Rofo. Jangan terlambat. Kau adalah tamu utama." Suara Seth terdengar dari rune tersebut.     

Belakangan ini, Angele tidak terlalu memedulikan hal itu. Bahkan, ia menonaktifkan rune komunikasi-nya agar ia dapat konsentrasi pada pekerjaannya.     

Setelah Liv memberinya peringatan itu, ia mengaktifkan kembali rune komunikasi-nya, sehingga pesan yang dikirimkan Seth dua hari lalu pun masuk.     

"Iya, terima kasih. Aku hampir lupa." Angele mengusap dahinya. "Selamat malam."     

"Selamat malam." Liv berbalik dan menutup pintu.     

Angele terdiam sesaat. Ia pergi meninggalkan kamar Liv dan pergi ke kamarnya sendiri di lantai dua.     

'Sungai vulkanik itu tidak terlalu jauh dari Kota Rofo. Aku bisa pergi dulu ke sungai, setelah itu aku bisa pergi ke pesta. Seharusnya tidak apa-apa.' Angele merencanakan. 'Selain itu, ramuan Awan Beracun sudah hampir selesai. Aku harus segera mengumpulkannya ke Menara Penyihir Kegelapan. Semoga saja hadiahnya cukup baik, karena aku menghabiskan waktu selama bertahun-tahun untuk hal ini.'     

Ia tidak berbicara pada Henn setelah pembicaraan terakhir mereka beberapa waktu lalu. Sepertinya, wanita itu sadar bahwa kebencian telah meracuni pikirannya, sehingga ia memutuskan untuk menenangkan diri. Bagaimanapun, musuh terbesarnya adalah Arisma.     

Sepertinya, wanita itu juga memiliki urusan penting, namun Angele tidak tahu apa yang ia inginkan.     

Namun, Angele tidak terlalu peduli. Saat ini, hal terpenting baginya adalah Lautan Pusat Api. Ia telah memiliki cukup banyak pola sihir tingkat 2, dan ia ingin segera meningkatkan kekuatan mentalnya menjadi 120 poin. Selain itu, ia masih harus menambahkan elemen pada kristal kekuatan mental-nya.     

Sampai sekarang, Angele belum memutuskan akan menggunakan lingkaran sihir tingkat 2 yang mana. Namun, sebelum itu, ia harus menyelesaikan tahap kedua teknik Lautan Pusat Api.     

**     

Tiga hari kemudian…     

Bagian selatan Sungai Bass.     

Sungai vulkanik.     

Puncak Gunung Nash sangatlah hijau dan penuh rerumputan. Dari kejauhan, tempat itu seperti kertas hijau dengan lubang besar di tengahnya.     

Di dalam lubang itu, mengalir sebuah sungai dengan air berwarna hijau.     

Air itu jernih mirip dengan zamrud yang mahal dan berharga. Hanya saja, asap terus membumbung dari sungai tersebut.     

Awan tebal menutupi langit. Beberapa titik hitam terbang di dekat gunung tersebut dan perlahan-lahan mendekati puncaknya.     

Sepuluh menit kemudian, titik-titik hitam itu mulai mendarat. Titik-titik itu adalah sekelompok elang hitam raksasa, yang ditunggangi oleh orang-orang berjubah hitam.     

Tap!     

Mereka mendarat tepat di sebelah kawah itu.     

Satu-persatu, para penyihir melompat turun dan melihat sekelilingnya.     

Angele membuka tudungnya, memperlihatkan wajah biasa dengan rambut pendek berwarna cokelat. Cahaya kemerahan bersinar pada matanya.     

Para penyihir lain ikut melepaskan tudung mereka. Liv berdiri di sisi kiri Angele, sementara seorang pria botak dengan wajah dingin berdiri di sisi kanannya.     

"Inikah tempatnya?" tanya Angele dengan santai seraya melihat sekelilingnya. "Inikah sungai vulkanik itu?"     

"Iya, inilah tempatnya." Liv mengangguk. "Hakeem tahu banyak tentang tempat ini."     

Pria botak itu tersenyum. Senyumannya terlihat aneh dan palsu. "Master Angele, biarkan saya memperkenalkan tempat ini. Di tempat ini, terdapat banyak kalajengking dan kadal api. Mereka sangat berbahaya, jadi kau harus berhati-hati. Asal kita tidak menyerang duluan, kita akan aman. Oh, selain itu, asap di dekat sungai itu sangat beracun. Jika kau memiliki daya tahan yang lemah, sebaiknya kau tidak mendekatinya, karena kadal dan kalajengking di sekitar akan menyerangmu jika kau terluka karena racun itu."     

Angele mengangguk perlahan.     

"Apa ada orang lain di sekitar sini? Aku merasakan gelombang-gelombang mental penyihir lain."     

"Iya, telur kadal api sangatlah berharga, sehingga para penyihir dari keluarga-keluarga kecil sering kemari," jawab Hakeem.     

Hakeem adalah salah satu anggota para Penjaga. Liv mengundang Hakeem karena pria itu adalah penyihir tingkat 2 yang kuat. Selain Liv dan Hakeem, terdapat enam orang penyihir kristal tingkat 1. Mereka semua adalah anggota para Penjaga.     

Hakeem juga mengantar benda kiriman Vivian. Vivian mengirimkan benda sihir buatannya, sebuah cincin merah dari rubi yang memiliki kemampuan pertahanan yang sangat tinggi.     

Setelah kejadian beberapa tahun lalu, Vivian memaksanya untuk membawa pengantar jika ia ingin bepergian dari daerah rumah.     

"Baiklah, mari kita pergi ke sungai. Aku harus menangkap 10 kalajengking api. Kalian tidak perlu membantuku." Angele berbalik dan menatap kedelapan penyihir.     

"Misi kami adalah mengikuti perintah dan melindungi Anda," jawab seorang penyihir wanita di depan.     

"Masha, Golan, carilah kalajengking-kalajengking itu! Greenland, gunakan jaringmu untuk menyimpan makhluk-makhluk itu!"     

"Baik, Kapten!" Para penyihir menjawab dengan cekatan. Ini menunjukkan bahwa mereka benar-benar terlatih.     

Greenland pergi bersama tiga orang penyihir lainnya dan mulai mencari di sekitar sungai, sementara Masha dan Golan mengambil dua gulungan hitam dan menggumamkan mantra.     

Cahaya putih muncul dari gulungan-gulungan tersebut. Seketika, serangga-serangga hitam muncul entah dari mana. Serangga tersebut segera merayap dengan cepat dan pergi.     

Hakeem berjalan mendekati Angele dan menjelaskan dengan santai, "Itu adalah serangga spesial yang dilatih oleh para Penjaga. Mereka bisa bereproduksi cepat dan mendeteksi gelombang energi dari makhluk mutan dengan mudah."     

"Menarik." Angele mengangguk dan menunggu dengan sabar.     

Waktu terus berjalan. Setengah jam kemudian…     

"Ah!"     

Tiba-tiba, terdengar suara teriakan dari depan.     

"Apa yang terjadi?!" tanya seorang kapten. Ia mengeraskan suaranya dengan bantuan partikel energi.     

Para penyihir segera melapor kembali menggunakan rune komunikasi.     

Ekspresi kapten wanita itu berubah serius. Setelah mendengar pesan dari rune-rune tersebut, ia berjalan mendekati Angele.     

"Master Angele, kita datang pada waktu yang buruk. Ada banyak penyihir dari beberapa keluarga yang sedang menunggu di puncak gunung selama beberapa bulan. Sepertinya, mereka sedang mencari sesuatu. Aku mendapat informasi ini dari penyihir tangkapan anak buahku."     

"Apa?" Angele sedikit terkejut. "Menarik. Apa status keluarga-keluarga itu?"     

"Jangan khawatir, kau adalah anggota penting Tangan Elemental, sementara mereka hanyalah anggota keluarga di luar kota-kota besar," jawab kapten tersebut.     

Liv tertawa dan berjalan maju. "Yah, kudengar ada yang menemukan reruntuhan penuh harta karun, jadi orang-orang segera kemari untuk mencarinya… Kemungkinan besar, gosip itu benar adanya. Jika tidak, mereka tidak akan berdiam diri di sini."     

"Harta karun?" Angele tidak terlalu tertarik. Vivian dapat memberinya banyak hal, dan ia tidak yakin bahwa harta karun tersebut benar-benar berharga. "Biarkan saja mereka. Mari kita menyelesaikan urusan kita sendiri.     

"Baiklah." Kapten itu mengangguk. Ia memunculkan rune merah di tangannya dan memerintahkan para penyihir tersebut.     

Beberapa menit kemudian, seorang pria berjubah hitam berlari mendekat dan membawa seorang pria di tangannya.     

Di sekitar kawah gunung tersebut, terdapat hutan-hutan kecil. Angele melihat ada gunung lain di seberang. Kedua gunung tersebut dihubungkan oleh jembatan sempit.     

Terlihat lautan penuh pohon berwarna hijau gelap di gunung seberang.     

Sepertinya, si penyihir berjubah hitam itu menangkap pria tersebut dari hutan di seberang.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.