Dunia Penyihir

Pergerakan (Bagian 1)



Pergerakan (Bagian 1)

0"Baiklah, aktifkan lingkaran sihir-nya. Aku harus mempersiapkan lingkaran sihir gravitasi dulu." Henn memutus koneksi mereka.     

Angele mengaktifkan patung kalajengking-nya dan duduk di depan meja. Ia menatap kedua bulan sabit di langit malam seraya meminta Zero melakukan beberapa analisa.     

Setengah jam kemudian, ia mengangkat tangan kirinya.     

Shing!     

Titik-titik cahaya putih dan merah bersinar di depan jari tengahnya dan berubah menjadi dua laser. Kemudian, titik-titik cahaya itu melesat cepat sebelum meledak menjadi partikel-partikel cahaya kecil.     

Tok! Tok!     

Seseorang mengetuk pintu.     

Angele pun berbalik.     

"Masuklah."     

Kriet…     

Perlahan-lahan, pintu itu terbuka.     

Liv berdiri di luar tanpa mengatakan apa-apa. Rune komunikasi Angele masih bersinar di ujung jari telunjuknya.     

"Kau mengirim pesan pada waktu yang tepat." Wanita itu menatap Angele. "Kau ingat pembicaraan kita beberapa hari lalu? Aku punya petunjuk untukmu."     

"Duduklah." Angele tersenyum lembut.     

**     

Setengah jam kemudian, Liv berjalan keluar dari kamar Angele.     

Hari sudah larut malam. Angin malam yang dingin bertiup, hingga menciptakan riak-riak pada permukaan air dan membuat dedaunan kering menari-nari di udara.     

Beberapa jam kemudian, Angele, yang mengenakan jubah dan tudung hitam, terlihat sedang berdiri di tebing kecil tepat di sebelah rumah.     

"Berapa lama waktu aktif lingkaran sihir ilusi itu?"     

Henn tertawa. "Untuk apa kau khawatir? Kau hebat dalam sihir ilusi, kan? Lagipula, aku sudah merancang lingkaran sihir itu sedemikian rupa. Liv tidak akan tahu."     

"Baguslah kalau begitu. Aku sudah mengetahui semua jalan pintas, jadi aku akan cepat sampai. Tapi, sebelum ke reruntuhan, aku ingin berbicara pada seseorang dari Menara Penyihir Kegelapan dulu. Jangan khawatir, aku tidak lama," jawab Angele dengan santai.     

"Tidak masalah, aku tahu tempat itu. Tempatnya dekat dengan rute kita. Tapi, jangan berlama-lama." Henn juga tidak terlalu khawatir.     

"Kalau begitu, aku akan berangkat sekarang." Angele mengangguk. Ia berjalan menuruni tebing, dan perlahan menghilang.     

Di dalam kamarnya, seorang sosok yang sama persis dengan Angele sedang duduk bersila dan bermeditasi. Ia mengeluarkan gelombang-gelombang energi misterius.     

**     

Tiga hari kemudian…     

Di hutan, sisi timur Sungai Bass.     

Hari sudah siang. Awan-awan putih yang tebal menutupi langit. Udara terasa hangat dan lembap.     

Di sebuah jalan yang sempit, dengan tanah yang penuh dedaunan kering yang berceceran. Tunas-tunas hijau tumbuh di atas lumpur berwarna kuning.     

Cabang-cabang panjang dan dedaunan hijau menutupi langit, sehingga tempat itu menjadi sangat teduh karena tak bisa ditembus cahaya matahari.     

Batang pohon di kedua sisi jalan itu berbentuk aneh.     

Angele, dengan wajah yang tertutup tudung, berjalan di sisi kiri jalan dengan kecepatan penuh. Ia sangat cepat, nyaris menyamai kecepatan seekor kuda berkualitas tinggi.     

Setelah berjalan sekitar setengah jam, ia melihat penanda jalan di depannya.     

Setelah melihat penanda itu, Angele mendekatinya dan membersihkannya, sehingga terlihat tulisan di bawah debu tebal yang menutupinya.     

'Selamat datang di Hutan Sherry' - kalimat itu tertulis dengan tinta merah. Tulisan pada papan itu sangatlah berantakan.     

Angele menatap jalan di depannya.     

Rasanya seperti ada gelombang-gelombang aneh yang menutupi seluruh tempat itu. Ini terlihat dari bagaimana batang dan akar pohon di sana meliuk-liuk dan membentuk lingkaran di udara.     

Melihat pohon-pohon aneh itu membuatnya merasa pusing.     

Ia berdiri di depan tanda jalan dan mengangkat tangan kirinya, sehingga terlihat cincin yang dikirimkan burung emas Menara Penyihir Kegelapan tersemat pada jari tengahnya.     

Shing!     

Cahaya biru bersinar dari batu cincin dan mengitari seluruh tubuhnya.     

Setelah berhasil menenangkan diri, ia melanjutkan perjalanannya.     

Waktu terus berjalan. Selama sekitar setengah jam, Angele terus berputar-putar mengitari pepohonan.     

Perlahan-lahan, cahaya dari cincin tersebut meredup dan menghilang.     

Ia berhenti di depan akar pohon raksasa. Saat melihat lebih dekat, ia menyadari bahwa akar itu adalah pintu yang terbuat dari cabang pohon. Pada sisi kiri dan kanan pintu, terukir angka '86' dan '10'.     

Angele pun membuka pintu dan berjalan masuk.     

Tidak lama kemudian, ia sampai ke dalam ruangan di balik pohon. Di sana, terlihat buah-buahan hijau seukuran kepala menggantung pada cabang-cabang yang sangat besar. Buah-buah hijau itu memiliki bulu berwarna putih dan bentuk seperti buah persik.     

Ia mulai menghitung buah-buahan itu dari sebelah kiri.     

Krak!     

Tiba-tiba, buah ketujuh pecah, memperlihatkan mulut yang penuh gigi tajam. Cairan lengket bening menetes dari mulut itu dan mengalir melalui permukaan buah.     

Anehnya, cairan lengket itu beraroma wangi seperti bunga.     

Dalam beberapa detik, sebuah wajah yang hanya memiliki mata dan mulut terbentuk pada permukaan buah itu.     

"Sudah lama aku tidak melihat orang baru di sini," kata buah itu dengan suara yang terdengar antara suara lelaki dan wanita. "Apa kau pergi kemari untuk mendapatkan teknik meditasi tingkat tinggi?"     

Angele mengangguk perlahan. "Iya, burung emas dari organisasi mengatakan bahwa ini tempatnya."     

"Panggil saja aku Mocco. Aku bertugas membagi teknik meditasi tingkat tinggi milik Tangan Elemental, ha… Ah, selain itu, aku akan memberi hadiah misi yang berhasil kau selesaikan." Mocco menjelaskan.     

"Berdasarkan tingkat kekuatanmu saat ini… Kau bisa memilih dua teknik meditasi tingkat tinggi umum, yaitu Pelindung Racun dan Cahaya Biru. Namun, teknik-teknik yang kutawarkan tidak lengkap. Jika kau mau versi lengkapnya, kau harus menandatangani kontrak spesial dengan pihak organisasi.     

"Iya, aku mengerti." Angele mengangguk. "Selain teknik meditasi, aku kemari untuk mencari informasi. Itu adalah salah satu keunggulan yang didapatkan anggota resmi, kan?"     

"Iya." Mocco mengerutkan bibirnya.     

"Baiklah, aku ingin tahu cara menangkal dan melawan wujud-wujud berbasis jiwa.." Tanya Angele, tanpa basa-basi.     

"Hantu? Mereka sangat sulit dilawan, namun ada informasi di perpustakaan Menara Enam Cincin," jawab Mocco. Ia tidak terkejut jika Angele menanyakan pertanyaan itu. Angele bukanlah satu-satunya penyihir yang pernah bermasalah dengan hantu.     

"Apa lagi? Akan kukirim pertanyaan-pertanyaanmu sekaligus ke pihak organisasi."     

Angele terdiam dan ragu sesaat, sebelum memutuskan untuk angkat bicara. "Aku ingin informasi tentang Poros Waktu."     

"Poros Waktu? Permintaan yang jarang. Informasi tentang organisasi itu sangat dirahasiakan. Mereka terkenal karena kunci bayangan dan jam matahari mereka. Semua anggota organisasi itu tidak waras. Ada yang mau bunuh diri masal. Bahkan, mereka nyaris tidak pernah bersosialisasi dengan organisasi lain. Yah, sebenarnya, kunci bayangan dan jam matahari itu berhubungan dengan studi ilmu makhluk berbasis jiwa, karena kau akan butuh kedua benda itu untuk membuka gerbang ke harta karun mereka. Hmm…" Mocco terdiam sesaat. "Aku mencium bau yang tidak asing… Apa kau membawa kunci bayangan?"     

Angele memicingkan matanya. Ia hendak mengatakan sesuatu, namun Mocco menyelanya.     

"Jangan khawatir, gerbang harta karun itu tidak bisa dicari. Sudah banyak penyihir yang mencarinya dan menggunakan kunci bayangan itu untuk membukanya, namun semua mati entah mengapa. Menurut seorang penyihir tingkat 4, tidak ada harta karun di sinu, yang ada hanyalah jebakan dari Poros Waktu. Aku tidak tertarik dengan kunci bayanganmu…" Mocco mengerutkan bibirnya. "Ah, aku tahu mengapa kau bertanya tentang makhluk berbasis jiwa - kunci itu bisa menarik hantu."     

Akhirnya, Angele mendengar informasi yang berguna.     

"Jadi, bagaimana cara untuk menyelesaikan masalah ini? Dengan membuang kunci ini?"     

"Kau punya kunci bayangan, jadi penjelasan masalah ini akan lebih mudah." Mocco berdeham dan mulai menjelaskan. "Kunci bayangan itu bisa membantu para hantu menyimpan energi mereka. Jika seorang hantu berusaha memasuki tubuh pemilik kunci, jiwa mereka akan terikat pada kunci itu, sehingga jika kunci itu disingkirkan, hantu tersebut harus mencari makhluk atau orang lain untuk dirasuki."     

"Aku pernah dengar bahwa hantu itu akan terikat pada jiwa si pemilik." Angele mengerutkan bibirnya.     

"Maksudmu, koneksi energi kehidupan?" Hmm… Itu jarang terjadi, tapi ada kemungkinan juga. Oh, aku sudah mengirim pertanyaanmu ke divisi, dan mereka baru saja menjawab."     

Angele tidak tahu bagaimana Mocco berkomunikasi dengan organisasi itu.     

"Apa yang mereka katakan." Ekspresi Angele tidak berubah, namun ia bernafas lega. Jika saja kunci bayangan itu tidak berharga, ia tidak akan perlu menyembunyikan fakta keberadaan seorang wanita tua dalam tubuhnya.     

Menara Penyihir Kegelapan memiliki banyak cara mengumpulkan informasi. Untuk berjaga-jaga, ia mengaktifkan patungnya agar Henn tidak mendengar apa yang ia katakan.     

Ia ingin mengatakan sesuatu pada Vivian, namun ia tidak tahu apa yang akan dilakukan wanita itu. Angele tidak bisa menang melawannya, sehingga akhirnya ia memutuskan untuk meminta bantuan Menara Penyihir Kegelapan.     

Jika dibandingkan dengan Menara Penyihir Kegelapan, Tangan Elemental hanyalah organisasi yang lemah. Sepertinya, Menara Penyihir Kegelapan adalah organisasi terkuat di negeri tengah.     

Lagipula, anggota mereka telah menyusup dalam semua organisasi-organisasi besar. Mereka ada dimana-mana, dan kekuatan mereka sangatlah ditakuti. Henn, seorang penyihir legendaris, bahkan tidak mau terlibat dengan organisasi itu.     

"Yah, pihak divisi mengusulkan kau untuk melakukan lebih banyak misi dan mengumpulkan poin. Dengan poin-mu, kau bisa merekrut penyihir profesional yang berwujud jiwa. Dalam organisasi, banyak penyihir berwujud jiwa; salah satunya penyihir kuat yang kehilangan tubuhnya ratusan tahun lalu. Selain itu, jika kau punya benda bernama 'Kristal Seribu Bayangan', kau akan bisa mengeluarkan hantu itu dari tubuhmu dengan mudah."     

"Kristal Seribu Bayangan?" tanya Angele. "Apa itu?"     

"Alat untuk membantu hantu mendapatkan pikiran dan kembali menjadi sosok terpisah. Kau bisa membuat alat sihir ini sendiri, tapi kau harus menukar poin misi untuk resepnya."     

**     

Setelah mendapatkan informasi itu, ia segera pergi meninggalkan hutan dan mengumpulkan bahan-bahan untuk membuat Ramuan Awan Beracun. Ia mendapatkan cukup bahan untuk membuat sepuluh porsi.     

Menurut Mocco, jika ia gagal meramu, ia akan diberi lebih banyak bahan. Namun, misi itu harus selesai dalam dua bulan, jika tidak, ia tidak akan dianggap sebagai kandidat yang cocok untuk misi-misi meramu di masa depan.     

Angele tidak terlalu takut mendengarnya. Lagipula, informasi mengenai wujud jiwa dan kunci bayangan jauh lebih penting.     

Teknik meditasi tingkat tinggi yang ia dapatkan tersimpan dalam bibit berwarna merah di kantongnya.     

Reruntuhan tempat tinggal Vivian sangat dekat dengan markas Tangan Elemental.     

Tidak lama kemudian, ia sampai di puncak gunung dan kembali masuk ke reruntuhan.     

Tidak ada satupun orang di dalam reruntuhan yang sepi itu. Angele tetap tinggal di tempat yang tidak dilarang dan mulai menggambar lingkaran-lingkaran sihir kecil di lorong sesuai dengan perintah Henn.     

Setelah setengah hari, banyak lingkaran sihir kecil berwarna merah tersebar di daerah yang tidak terlarang.     

"Nah, sudah selesai." Henn terdengar sangat gembira.     

Angele menurunkan tangannya dari lingkaran sihir di dinding dan mengusap dahinya.     

"Lingkaran-lingkaran ini akan hilang setelah diaktifkan, dan lingkaran ini hanya mampu mengeluarkan gelombang energi. Apa kau yakin bahwa ini akan berhasil?" Angele menatap kotak hitam itu.     

"Tentu saja. Sudah kuajari tentang frekuensi gelombang mental, kan? Jika jalang sialan itu mencoba mengaktifkan lingkaran sihir gravitasinya, semua lingkaran kecil itu akan mengeluarkan gelombang energi, cukup untuk membunuhnya jika ia tidak beruntung. Ha!" Henn menggertakkan giginya.     

"Buat apa Vivian ikut bertarung? Kudengar, dia sudah menghabiskan bertahun-tahun di reruntuhan ini, dan ia sudah tidak tertarik dengan urusan dunia luar." Angele bertanya. Menurut informasi dari Liv, sudah lama Vivian tidak keluar.     

"Tanya saja, aku tidak tahu." Henn tidak peduli.     

"Baiklah." Angele melihat sekelilingnya. "Sebaiknya kita pergi sekarang."     

"Cari tempat yang aman untuk mengaktifkan jebakan itu saat lingkaran sihir gravitasinya melepaskan gelombang energi spesial," bisik Henn.     

Angele mengangguk dan segera meninggalkan reruntuhan, turun dari gunung, dan menunggu di hutan terdekat dengan sabar     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.