Dunia Penyihir

Pengganti dan Alasan (Bagian 2)



Pengganti dan Alasan (Bagian 2)

0Mayat wanita kalajengking itu mengecil seperti balon yang kempes.     

Dalam lima detik, mayat itu akhirnya benar-benar kempes, hingga menyisakan kulitnya saja.     

Dengan tenang, Angele menghapus sisa darah berwarna putih dari mulutnya. Kemudian, ia memutar pegangan scimitar terkutuk-nya.     

Benang-benang hijau dari partikel energi tersambung ke pergelangan tangannya, sehingga membantunya menyerap esensi kehidupan wanita kalajengking yang dibunuhnya itu.     

'Kekuatan meningkat cepat…' Suara robotik Zero bergema dalam telinganya.     

Angele menutup matanya dan berdiri diam di kamar itu.     

Tidak lama kemudian, kulit mayat yang tergeletak di lantai itu berubah menjadi asap hijau dan menghilang di udara.     

Krak!     

Seperti cermin yang telah pecah, scimitar-nya hancur berkeping-keping dan jatuh ke lantai. Masing-masing kepingan senjata itu memantulkan sosok wajahnya.     

Benang-benang berwarna merah darah muncul, bergerak-gerak, dan berkumpul ke tengah dadanya.     

Beberapa menit kemudian, benang-benang berwarna merah darah itu menghilang dan meninggalkan simbol seperti not musik berwarna merah di dadanya.     

Shing!     

Angele membuka matanya, yang kini terlihat kosong dan gelap seperti langit malam tak berbintang, seolah tak mempunyai pupil.     

'Jadi, inikah perubahannya?' Saat ia mengangkat tangan kirinya, ia melihat signet ilusi harpy di tangannya menghilang perlahan-lahan.     

'Kecocokan dengan energi ilusi meningkat pesat…'     

'Mengumpulkan informasi…'     

'Selesai. Apakah Anda ingin melihat grafik kecocokan energi versi baru?' lapor Zero.     

Angele menatap wajahnya terpantul pada kepingan-kepingan scimitar terkutuk-nya.     

'Tunjukkan grafiknya padaku,' perintahnya.     

Sebuah grafik balok yang rapi muncul di depan matanya.     

Kecocokan terbesarnya adalah dengan energi Api, namun kecocokan terbesar kedua adalah energi Ilusi. Setelah mengalami peningkatan, kecocokan energi Ilusi telah melampaui kecocokan dengan energi Logam.     

'Aku berharap bisa tetap memiliki signet ilusi ini.' Angele menggeleng. Ia tidak tahu banyak tentang sihir ilusi, dan signet-nya adalah salah satu senjata terkuatnya. Namun, sekarang, signet itu benar-benar hilang.     

Selain itu, ia tidak tahu bagaimana cara mengaktifkan not musik yang ada di dadanya.     

'Periksa informasi tentang wanita kalajengking itu dalam penyimpanan data.'     

'Misi telah dibuat… Mencari…'     

'Tidak ada informasi.'     

Angele mengerutkan bibirnya.     

'Jadi, aku harus mencarinya sendiri,' pikirnya.     

'Periksa tubuhku dan catat perubahan yang terjadi.'     

Zero segera menganalisa tubuhnya dan melapor.     

'Pita suara Anda telah berubah. Sekarang, suara Anda memiliki kekuatan untuk merayu seseorang. Selain itu, darah Anda telah bercampur dengan kemampuan Polusi Ilusi.'     

'Polusi Ilusi: Bakat spesial. Benda dalam tubuh Anda akan tercampur dengan partikel energi ilusi setelah beberapa waktu.'     

Melalui laporan tersebut, ia mempelajari berbagai macam perubahan yang terjadi pada tubuhnya.     

Chip-nya membuat laporan berdasarkan informasi yang ia miliki.     

Angele menghela nafas perlahan. Bayangan hitam itu telah menghilang dari matanya, dan memperlihatkan matanya yang berwarna biru. Setelah Angele kehilangan signet-nya, matanya tidak lagi bercahaya emas.     

Ia memeriksa kamarnya untuk mencari apakah ada kerusakan, dan membersihkan kepingan-kepingan scimitar-nya yang hancur. Mayat wanita kalajengking itu menghilang, sehingga ia tidak perlu repot-repot membersihkannya.     

Setelah semuanya selesai, ia berjalan ke meja dan duduk di kursinya. Kemudian, ia membuka kotak hitamnya.     

Suara Henn terdengar seketika.     

"Sialan! Sialan! Apa yang telah kau lakukan, Nak? Aku merasa seperti hampir mati beberapa kali!" teriak Henn dengan geram.     

"Yah, ada kecelakaan dalam eksperimenku." Angele berbohong tanpa ekspresi. "Tapi, sekarang semua sudah beres."     

"Aku menyesal telah memilihmu. Seharusnya, aku menunggu beberapa tahun lagi di Kota Kabut Putih!" Henn tidak memedulikan alasan Angele. Ia terus mengomel.     

"Aku sudah menyelesaikan semua perintahmu. Kau mau aku melakukan apa lagi? Aku mau kembali ke Sungai Bass." Angele tidak menghiraukan amarah wanita tua itu.     

"Sungai Bass? Mengapa kau mau kembali? Tinggallah di sini saja. Kau bisa mendapat pengetahuan gratis dan dibimbing penyihir tingkat 4. Ditambah lagi, tempat ini aman… Abaikan, pokoknya tempat ini nyaman!"     

"Pertama-tama, tempat ini bukanlah teritori-ku. Kedua, aku tidak merasa nyaman di sini. Sampai sekarang, bahkan aku tidak tahu mengapa kau memintaku kemari. Apa keinginanmu sebenarnya? Kita adalah penyihir. Jika kau mau memintaku melakukan sesuatu, kau harus membayarku." Angele menggeleng.     

"Kau tidak bisa lari sekarang." Henn tertawa. "Aku membohongimu tentang pola jiwa anak Vivian, dan simbol itu sudah menjadi bagian dari jiwamu. Untuk menyelesaikan proses itu, aku bekerja keras berhari-hari. Sekarang, mau tak mau, kau adalah satu-satunya pewaris Vivian. Vivian tidak akan membiarkan satu-satunya orang yang memiliki hubungan darah dengannya meninggalkan tempat ini."     

"Apa lagi yang kau mau?" Angele mengerutkan bibirnya.     

"Apa yang aku mau?" Henn tertawa keji. "Aku mau kau menarik Vivian ke dalam kegelapan! Aku ingin dia kesakitan, menderita, dan mati!"     

"Kau…" Angele memicingkan matanya. "Apa salah Vivian?"     

"Ha… Wanita itu benar-benar tidak bisa dimaafkan!" jawab Henn dengan dingin. "Dia adalah salah satu muridku yang paling berbakat… Ah, bukan urusanmu. Yang penting aku akan memberimu imbalan yang pantas."     

"Kau sudah membohongiku satu kali." Angele memicingkan matanya. "Jujur saja, aku tidak terlalu mau membantumu kali ini. Aku lebih memilih melawannya secara langsung. Jangan anggap aku seperti tikus kotor yang hanya bisa hidup dan berlari-lari di selokan. Dari awal, aku sudah tidak percaya padamu, tapi pengakuanmu tentang pola jiwa tadi membuat situasinya semakin buruk."     

"Benar. Rencana-rencana kotor terkadang bisa berguna, tapi aku percaya bahwa cara terbaik adalah menggabungkan kebijaksanaan dan kekuatan," lanjut Angele.     

"Tidak peduli berapa kali kau menolakku, aku bisa membocorkan identitasmu pada Vivian. Mungkin kau cukup yakin bisa menang melawan penyihir tingkat 4," jawab Henn dengan dingin.     

"Jika aku mati, kau akan mati juga." Angele menggertakkan giginya.     

"Aku sudah mati satu kali. Tidak apa-apa," jawab Henn dengan santai. Ia sama sekali tidak peduli.     

Mereka terdiam beberapa saat. Keheningan dan ketegangan muncul di antara mereka.     

"Baiklah, aku akan mempermudah semuanya. Lakukan tiga hal untukku, maka aku akan menepati janjiku. Kau akan kuberi hadiah, dan identitasmu akan tetap terjaga."     

"Tiga hal, ya?" Angele tahu bahwa Henn hanya ingin membalas dendam. "Aku tidak akan melakukannya sebelum kau memberitahuku apa yang terjadi. Aku juga punya prinsip hidup."     

"Kau benar-benar ingin tahu?" tanya Henn dengan gugup.     

Angele tidak menjawab. Ia hanya menunggu Henn menjawab pertanyaannya.     

"Baiklah, akan kuberitahu. Vivian adalah wanita jalang yang menggoda pasanganku!" Henn nyaris berteriak.     

"Apa…?" Angele terdiam. Ia tidak menyangka bahwa masalah ini sangat sederhana.     

"Vivian menggoda pasanganku dan mempekerjakan pembunuh bayaran untuk menyerangku saat aku sedang melakukan eksperimen penting, sehingga tubuhku terluka permanen. Luka permanen itulah alasan mengapa aku mati dalam pertarungan dengan Arisma. Jika aku tidak terluka, aku pasti masih hidup sekarang… Selain itu…" Henn terus bercerita dengan geram.     

Dalam beberapa menit, Angele akhirnya mengerti situasi kedua penyihir itu.     

Henn terluka setelah percobaan pembunuhan dari Vivian, sehingga ia mati dalam serangan mendadak itu. Namun, di sisi lain, sepertinya Henn adalah alasan mengapa anak Vivian mati. Satu hal yang membuatnya bingung adalah mengapa Vivian tidak pernah marah saat membicarakan Henn.     

Jika ia hanya mendengarkan cerita Henn, ia tidak akan mendapatkan kesimpulan yang benar.     

Wanita itu hanya menjelaskan insiden yang menimpa mereka dari satu sisi saja. Henn terus mengumpat, menjelaskan kejadian itu, dan terus mengulang-ulangi bahwa ia tidak bersalah.     

Angele sudah hampir kehilangan kesabaran.     

Namun, satu hal membuatnya benar-benar marah.     

Henn dapat menghancurkan jiwanya, dan jika jiwa wanita itu hancur, Angele juga akan mati.     

Ia tidak punya pilihan selain menerima tawaran Henn. Ditambah lagi, ia tidak tahu banyak tentang hubungan dua jiwa.     

Setelah berbincang-bincang selama beberapa saat, Angele akhirnya memutuskan untuk pergi meninggalkan reruntuhan itu.     

Ia tidak pernah menganggap Vivian sebagai ibunya, namun ia sadar bahwa Vivian telah menganggapnya sebagai seorang anak.     

Namun, hubungan mereka tergolong aneh, karena wanita itu tidak pernah menceritakan situasi Henn secara langsung walau mereka berdua adalah murid Henn.     

Ia memutuskan untuk pergi dari reruntuhan. Jika tidak, Henn bisa memaksanya mempercepat pembalasan dendamnya. Ia tidak ingin hal itu terjadi.     

Ia ingin mencoba mengeluarkan Henn dari tubuhnya. Walaupun Henn adalah seorang penyihir legendaris, Angele tidak ingin membawa bom waktu yang dapat meledak kapan saja dalam tubuhnya.     

Ia telah membaca semua buku di perpustakaan Vivian, namun hasilnya nihil. Informasi tentang pemisahan jiwa sangatlah rahasia, sehingga rak-rak berisi informasi yang ia butuhkan tidak bisa dibuka oleh penyihir berkekuatan mental rendah.     

Akhirnya, ia tidak menemukan cara untuk memisahkan Henn dari tubuhnya.     

Ia tinggal di reruntuhan selama beberapa hari, sebelum akhirnya ia meminta izin untuk pulang pada Vivian. Ia beralasan bahwa suasana reruntuhan membuatnya merasa tidak nyaman.     

Vivian tidak memaksanya tinggal. Ia hanya mengingatkan Angele untuk berhati-hati. Ia mengirimkan penyihir wanita untuk mengantar Angele.     

Melalui pembicaraan dengan pengantar itu, Angele dapat mempelajari situasi organisasi saat ini.     

Tetua pertama, Harris, dan tetua kedua, Melo, sedang bertarung melawan para kepala organisasi, sehingga memisahkan organisasi menjadi dua bagian dan membuat situasi semakin memburuk.     

Pertarungan ini berawal saat Effie, sang kepala pertama, yang memutuskan untuk membuat anaknya yang tidak berbakat menjadi pewaris tahtanya. Dengan kekuatan politik mereka yang lebih besar, para dewan tetua menggunakan kesempatan ini untuk mempertanyakan masa depan Kota Seribu Air Terjun. Saat itu, Effie sedang sakit-sakitan, sehingga ia jarang datang ke pertemuan dan membuat situasi semakin buruk.     

Untuk membantu Effie, para kepala lain berusaha membantu memodifikasi tubuh anaknya yang tidak berbakat. Jika saja Effie bisa memiliki anak lagi, masalah ini akan cepat selesai. Namun, Effie tidak bisa melakukan itu.     

Beberapa orang mengusulkan para tetua untuk menyelesaikan masalah ini dengan jalur kekerasan, sehingga situasi semakin memanas. Bahkan, ada gosip bahwa para anggota radikal menculik anggota keluarga para tetua, sehingga membuat situasi yang sudah panas menjadi semakin panas.     

Vivian, sebagai tetua ketiga, mendukung rencana tetua pertama. Walaupun ia tidak punya banyak hak dalam organisasi, Vivian khawatir jika anaknya akan menjadi sasaran serangan para anggota radikal.     

Untuk menyelesaikan masalah ini, para anggota dewan telah membentuk prajurit dan memilih tetua kelima sebagai pemimpin. Mereka berencana untuk mengancam Kota Seribu Air Terjun sebelum para sandera dibunuh satu per satu.     

Angele tidak menyangka bahwa permintaan Henn akan menjadi sesulit ini.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.