Dunia Penyihir

Petualangan dan Pemikiran (Bagian 2)



Petualangan dan Pemikiran (Bagian 2)

0Angele benar-benar memusatkan perhatiannya pada dinding itu.     

Ukiran wajah wanita yang berada di tengah sulur-sulur itu menatapnya dengan tatapan hitam yang kosong.     

"Dapatkah kau memahami perkataanku?" tanya Angele dalam bahasa kuno. Ia berdiri di depan dinding dan melihat mata wanita itu. Mata wanita itu sangat gelap, seperti dua lorong gelap yang kecil.     

"Tentu saja." Wanita itu menggerakkan wajahnya seperti berusaha mengangguk. Sulur-sulur pada sisi wajahnya meregang karena tertarik ke samping.     

"Jadi, mengapa kau memutuskan untuk bicara padaku?" tanya Angele.     

"Kau mendengar suara anak kecil tadi, kan?" Wanita itu tersenyum. "Tempat ini sangat berbahaya. Jika kau tidak hati-hati, hal-hal buruk akan terjadi padamu. Katakan alasanmu kemari. Mungkin aku bisa menolongmu. Kau mengingatkanku pada anak-anakku yang telah lama hilang…"     

"Mengapa aku ada di sini?" tanya Angele dengan ragu.     

"Iya. Tidak ada orang yang kemari tanpa alasan. Tidak ada yang mau masuk ke Dunia Mimpi Buruk, dunia yang membuat seseorang merasakan mimpi buruk yang sangat nyata. Sekarang, katakanlah, untuk apa kau kemari?" tanya wanita itu dengan santai.     

"Aku mencari darah yang dapat membantuku masuk ke dunia ini lagi." Angele menjawab dengan jujur. Tidak ada gunanya menyembunyikan alasannya kemari.     

"Mengapa kau ingin masuk ke dunia ini lagi?" Wanita itu kembali bertanya.     

"Aku ingin mendapatkan bahan-bahan langka, pengetahuan, dan… berbagai macam hal lain," jawab Angele dengan serius.     

"Mengapa kau ingin mendapatkan pengetahuan dan bahan-bahan?" Wanita itu terus bertanya.     

"Aku ingin menjadi kuat dan naik ke tingkat selanjutnya."     

"Mengapa? Untuk apa? Apa yang akan kau dapatkan jika kau mempunyai peringkat tinggi?"     

Angele berhenti menjawab dan mengerutkan bibirnya.     

"Apa yang akan kudapatkan setelah menjadi penyihir berperingkat tinggi?" Angele menunduk dan mulai berpikir.     

"Kekuatan? Uang? Wanita-wanita cantik?"     

"Tidak."     

Angele kembali bertanya pada dirinya, namun ia hanya mampu menyimpulkan: Ia harus tetap bergerak maju.     

"Pernahkah kau berpikir, apa yang kau cari di dunia ini?" Wanita itu kembali bertanya.     

"Apa tujuan hidupmu?"     

Angele menjadi semakin bingung.     

Ia mengingat kehidupannya di bumi bertahun-tahun lalu. Saat berada di bumi, ia menghabiskan waktunya untuk bermain-main. Kehidupan itu membuatnya merasa seperti ulat yang tidak berguna.     

Kehidupannya di masa lalu sangatlah aman, tetapi sangat membosankan.     

Jika ia tidak bereinkarnasi ke dunia ini setelah mati dalam kecelakaan mobil, hidupnya yang monoton dan membosankan akan terus berlangsung seumur hidupnya.     

Dunia baru ini berbeda dengan dunianya yang dulu. Kini, hidupnya terasa sangatlah menarik. Hidupnya di dunia ini benar-benar penuh warna.     

Awalnya, ia ingin menjadi kuat untuk menjadi sosok yang disegani dan mampu melindungi keluarganya. Impiannya itu akhirnya terwujud setelah ia menjadi seorang penyihir resmi. Setelah ia menjadi penyihir, ia hanya harus terus belajar dan menjadi semakin kuat.     

Tidak ada gunanya berhenti. Semua bahan yang ia inginkan berada dalam genggamannya.     

Ia bisa saja memutuskan untuk kembali ke perbatasan barat dan terus menjual ramuan-ramuan selama hidupnya. Bisa saja ia memutuskan untuk menikmati hidup yang tenang selama ratusan tahun.     

Namun, ia tidak menginginkan kehidupan seperti itu.     

Angele tahu apa jawaban yang harus ia berikan.     

Ia mendongak dan menatap wanita itu.     

"Siapa namamu?" tanyanya.     

Wanita itu tersenyum. "Panggil saja aku 'Dinding Kebingungan'. Aku bisa membaca pikiranmu dan mengarahkanmu ke tujuan hidupmu yang sebenarnya. Setelah kau menemukan jawaban pertanyaanku, aku akan memberimu hadiah spesial."     

"Bagaimana jika aku tidak bisa menjawab?" Angele memicingkan matanya.     

Ia menunduk dan melihat sulur-sulur hitam merambat di kakinya dan nyaris mencapai pinggangnya. Kakinya terasa kaku, hingga ia benar-benar tidak bisa bergerak.     

"Jika kau tidak bisa menjawab, aku akan memakanmu. Aku memakan rasa bingung para petualang, karena perasaan bingung itu akan membuatku menjadi lebih kuat." Wanita itu tertawa.     

"Menarik." Angele berkedip dan mengayunkan scimitar terkutuk-nya ke arah sulur-sulur yang melilit kakinya.     

Ia mengambil cincin Cahaya Duri.     

"Tidak akan mempan. Kau harus menjawab pertanyaanku. Jika kau berhasil, aku akan membebaskanmu." Wanita itu mengerutkan bibirnya.     

"Jawaban, ya…" Angele menarik nafas dalam-dalam.     

"Kau ingin tahu apa yang kucari di dunia ini?"     

Krak!     

Sulur-sulur itu kembali merambat di tubuhnya. Ia merasa sangat kelelahan, bahkan ia nyaris tidak dapat mengangkat lengannya sendiri.     

Dulu, saat hidup di bumi, Angele tidak senang dengan pekerjaannya. Ia ingin mencari suatu tujuan yang membuatnya gembira dan cukup berharga untuk terus dikejar.     

"Aku akan terus maju demi mencari kegembiraan. Dunia ini sangat luas, dan semakin tinggi peringkatku, semakin banyak pula hal-hal menarik yang akan kutemui. Aku akan terus memanjat, terus maju, dan terus berkembang, hingga aku mencapai puncak gunung dan melihat indahnya pemandangan di bawah sana."     

Jawaban itu benar-benar jujur. Ia menjawab tanpa menata pemikirannya, sehingga jawaban yang keluar dari mulutnya itu adalah keinginannya yang sesungguhnya.     

"Dunia Mimpi Buruk yang mengerikan, Dunia Chaos yang misterius, Dunia Void yang legendaris dan terkenal – masih banyak petualangan yang menungguku. Aku harus terus berkembang dan menjadi kuat."     

Tiba-tiba, api transparan menyala dari tubuh Angele dan membakar sulur-sulur hitam yang mengikat tubuhnya. Dalam beberapa detik, semua sulur itu menjadi abu dan tercecer di lantai.     

"Aku tidak akan berhenti sampai aku menemukan semua hal yang menarik di dunia ini. Suatu hari nanti, mungkin aku akan mampu menjelajahi seluruh dunia …"     

Angele berkedip beberapa kali.     

"Mungkin, aku juga bisa menemukan alasan mengapa aku dikirim ke dunia ini… Hah, kau tidak akan pernah bisa memakan kebingunganku!"     

Tak!     

Sulur terakhir terjatuh ke tanah dan berubah menjadi abu. Ini menyimbolkan tujuan hidup yang jelas.     

"Selamat," ucap wanita itu. Ia tidak peduli ia telah kehilangan mangsa. "Aku ingin tahu bagaimana kau menemukan jawaban itu dengan cepat. Tapi, terimalah hadiah yang kujanjikan."     

Wanita itu membuka mulut dan menjulurkan lidah berwarna hitam. Lidah itu berbentuk seperti ular sepanjang beberapa meter.     

Sebuah kunci emas tergeletak di ujung lidah hitam itu.     

Rune-rune dan pola aneh terukir menghiasi kunci emas tersebut.     

Tanpa ragu, Angele mengambil kunci pemberian wanita itu. Ia tidak merasakan adanya niat jahat oaa benda itu. Kunci itu benar-benar hadiah atas jawabannya yang benar.     

Kunci itu terasa hangat. Angele ingin tahu apakah wanita itu memiliki tubuh tersendiri di balik dinding lorong.     

"Teruslah berjalan melewati lorong ini, dan kau akan sampai ke sebuah taman. Jangan berbincang-bincang pada makhluk apa pun, walaupun mereka berusaha berbicara padamu. Di seberang taman, kau akan melihat pintu di mana kunci ini dapat digunakan. Apa yang kau cari berada di balik pintu itu."     

Setelah wanita itu selesai berbicara, wajahnya tenggelam dalam dinding dan menghilang.     

Angele memegang kuncinya, berbalik, dan terus berjalan melalui lorong itu.     

Setelah berjalan selama beberapa menit, hingga akhirnya ia menemukan pintu keluar.     

Ia keluar dari lorong dan memasuki taman yang bermandikan sinar matahari.     

Taman itu penuh bunga-bunga mawar berwarna merah dan sulur-sulur berduri yang sangat lebat, sehingga bunga-bunga mawar itu terlihat seperti melayang dalam lautan kegelapan.     

Cahaya matahari pada taman itu berasal dari langit, namun langit di sana terlalu terang, sehingga Angele tidak dapat melihat apa-apa.     

Di tengah taman, terdapat sebuah ayunan berwarna putih.     

Seseorang bertubuh pendek, yang mengenakan terusan putih dan mahkota bunga, duduk di atas ayunan itu.     

Dengan tangan kanannya, Angele berusaha menutupi matanya dari terangnya sinar matahari dan menatap ayunan itu.     

Sosok itu adalah seorang wanita tua dengan kulit yang kering dan keriput.     

Ia asyik menyanyikan lagu anak-anak. Suaranya melengking namun serak.     

"Pada suatu hari… di seberang lautan… hiduplah seorang anak kecil yang lucu… Kulitnya berwarna emas… Kakinya putih bersih…" Wanita itu bernyanyi dengan nada yang gembira.     

Menyadari bahwa Angele sedang menatapnya, wanita tua itu menatap mata Angele.     

Mata wanita itu panjang, tajam, dan berwarna merah seperti darah, seperti orang yang tidak tidur selama beberapa hari.     

Nyanyian aneh wanita itu terus berlanjut.     

Setelah mengingat peringatan Dinding Kebingungan, ia berhenti menatap wanita itu dan mulai berjalan ke seberang taman.     

Saat berjalan, ia merasakan suara itu menjadi semakin dekat, seakan wanita itu sudah ada di belakangnya.     

Angele menoleh ke belakang dan melihat wanita itu berjalan mendekatinya. Ia terus bernyanyi dan tersenyum.     

Tengkoraknya terasa kaku. Ia memutuskan untuk berhati-hati.     

Wanita itu berada beberapa langkah dari punggungnya.     

Brak!     

Setelah menemukan pintu yang diceritakan oleh Dinding Kebingungan, Angele segera membuka pintu itu. Permukaan pintu itu terasa dingin dan keras.     

Tanpa membuang waktu, ia segera masuk.     

Wanita itu berdiri di depan pintu dan terus menatap Angele, namun ia telah berhenti bernyanyi.     

Angele menarik nafas dalam-dalam dan menutup pintu.     

Ia berbalik dan melihat bahwa ia sedang berada di lorong sempit berdinding cokelat. Lorong itu kira-kira memiliki panjang 10 meter, dengan pintu lain di ujungnya.     

Pintu di ujung lorong itu sangat mirip dengan pintu di laboratorium yang meledak beberapa waktu lalu.     

Setelah membandingkan informasi dari Zero, ia yakin bahwa pintu itu adalah pintu yang sama.     

Pola-pola emas pada pintu itu benar-benar tidak asing.     

Ia segera berjalan ke pintu itu dan mengulurkan kunci di tangannya.     

Shing!     

Perlahan-lahan, sebuah lubang kecil seukuran kunci yang ia pegang muncul pada bagian tengah pintu itu.     

Ia memasukkan kunci itu dan memutarnya ke kiri, namun tidak ada yang terjadi.     

Ia memutuskan untuk memutar kunci itu ke kanan.     

Tak!     

Pintu itu pun terbuka.     

'Peringatan! Peringatan! Waktu Anda tersisa sepuluh menit. 9 menit 59 detik, 9 menit 58 detik…'     

Suara robot Zero bergema dalam telinga Angele.     

Ia segera membuka pintu.     

Brak!     

Setelah mendongak, ia terkejut dengan apa yang dilihatnya di balik pintu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.