Dunia Penyihir

Mata Badai (Bagian 2)



Mata Badai (Bagian 2)

0Tombak listrik itu melesat cepat menuju Angele. Menyadari bahwa medan pelindung logam-nya menjadi magnet bagi petir di sekelilingnya, ia segera mundur beberapa langkah.     

Tanpa membuang waktu, Hikari mengayunkan tangannya dan menciptakan lengkungan cahaya, yang segera berubah menjadi layar cahaya raksasa. Kemudian, layar itu terjatuh tepat di depan Angele.     

Stigma berlari mendekati Angele dan berdiri di sampingnya.     

"Ramuan Sang Penyihir!" Stigma berseru seraya mengangkat tangan kirinya. Cairan hitam yang tampak aneh menyembur dari tengah telapak tangannya dan berubah menjadi dinding hitam.     

Nyaris saja. Sesaat setelah mereka menciptakan pelindung, tombak listrik itu mendekat dan menghantam pelindung buatan Hikari.     

Krak!     

Tombak itu berhasil menembus pelindung Hikari, namun tombak itu mengecil hingga menjadi separuh ukuran aslinya. Bagian tombak yang tidak menembus pelindung Stigma pun akhirnya menghantam pelindung Stigma dan menghilang.     

"Serang! Bunuh mereka! Bunuh yang lemah itu, yang sembunyi di belakang pelindung!" teriak wanita pemimpin kelompok roh badai.     

Sekitar sepuluh roh badai mulai menarik kilatan-kilatan petir dan mengubahnya menjadi berbagai macam senjata. Roh badai di belakang menembak dengan busur panjang dari kilat, sementara roh di depan menciptakan senjata jarak dekat.     

Reyline mengangkat busur panjang-nya dan melepaskan tiga anak panah yang terbuat dari rambut, namun ketiga panah itu ditangkis oleh tembakan kilat dari pemimpin roh itu.     

Hikari dan Stigma berdiri di samping Angele, sementara Morissa membantu dengan membangun medan-medan pelindung lemah bagi ketiga penyihir itu.     

Lima anak panah kilat meninggalkan busur kelima roh badai. Semua anak panah itu melesat ke arah Angele.     

Duar!     

Kilat-kilatan biru menari-nari di atas dek dan menerangi seluruh dek yang luas itu.     

Angele harus konsentrasi mengendalikan kapal, sehingga ia harus bersembunyi di balik Stigma dan Hikari.     

Shing!     

Salah satu anak panah berhasil menembus kedua medan pelindung,.     

"Sialan!" Angele segera melompat mundur hingga menabrak tepi dek. Nyaris saja ia terkena panah itu.     

Duar!     

Salah satu kilat biru dari panah itu menusuk tubuh Angele.     

Wajahnya tampak pucat saat ia berlari menghindar. Setelah beberapa detik, akhirnya kilat-kilat itu meninggalkan tubuhnya.     

Sepertinya, hanya pemimpin kelompok itu yang memiliki akal, sementara roh-roh lain terlihat kebingungan, seakan tidak bisa melihat apakah panah mereka tepat sasaran atau tidak.     

Mereka berhenti bergerak dan menatap busur masing-masing.     

Cras!     

Stigma menerjang salah satu roh badai dan menusuk lehernya.     

Saat Stigma menarik pisaunya, roh badai itu terjatuh. Tanpa membuang waktu, Stigma berlari ke arah Angele dan menciptakan medan pelindung lagi.     

Hikari mengikuti Stigma untuk membantu melindungi Angele. Masih banyak roh-roh badai yang menyerang mereka. Reyline sibuk bertarung dengan pemimpin kelompok roh.     

Angele terus berlari ke sana kemari untuk menghindari semua serangan jarak jauh dari roh-roh itu. Serangan setiap roh badai memiliki kekuatan sebesar 30 derajat, namun serangan itu menjadi lebih kuat karena Angele memiliki medan pelindung elemen logam. Untungnya, ketiga kapal itu masih bergerak di arah yang benar.     

Roh-roh itu sangat lemah, namun kecepatan dan kekuatan mereka meningkat karena adanya angin topan.     

Stigma dan Hikari kurang cepat untuk mengejar mereka.     

Cras!     

Panah listrik tertancap di lantai.     

Duar!     

Anak panah itu meledak dan berubah menjadi kilat-kilat petir kecil yang menyebar ke mana-mana.     

Angele berguling ke kiri dan berusaha menghindari serangan itu.     

Namun, saat ia mendongak, ia melihat dua bilah pedang listrik melesat menuju ke arahnya.     

"Green!"     

"Green! Hati-hati!"     

Hikari and Stigma berteriak khawatir.     

Kedua pedang menancap di atas lantai dek, hingga menghasilkan suara deru yang memekakkan telinga.     

Duar!     

Angele kembali berguling-guling. Ia berusaha melindungi diri dari serangan itu; namun, kilat tetap menyambar tubuhnya. Berkali-kali, suara Zero bergema dalam telinganya, mengingatkan bahwa kondisi tubuhnya telah kritis.     

Kedua roh badai itu berteriak dan berlari ke arahnya.     

"Matilah kau! Dasar penyusup!" Roh di sebelah kiri segera menarik pedangnya.     

Angele menggigit bibirnya. Ia tidak bisa menyerang balik karena ia harus berkonsentrasi mengendalikan partikel energi Angin pada kapal. Jika ketiga kapal bergerak ke arah yang salah, semua penumpang akan mati terbunuh angin topan yang dahsyat itu.     

Akhirnya, ketiga kapal sampai ke ujung angin topan dan hampir sampai ke zona aman. Roh-roh badai itu masih sibuk menyerang Angele.     

Angele menghela nafas lega. Ia ingin melawan karena benar-benar geram dengan kelakuan roh-roh itu. Sebentar lagi. Zona aman sudah terlihat di depan mata.     

Duar! Duar!     

Kedua pedang kembali menusuk lantai. Angele berusaha menghindar, namun tubuhnya tetap tertembak sebagian kilat.     

'Peringatan! Peringatan! Organ tubuh anda terluka parah... Segera cari perlindungan dan sembuhkan diri...' Suara robotik Zero bergema dalam pikirannya.     

Angele tidak bisa lagi menghindari semua kilat-kilat logam itu, namun ia juga tidak bisa menonaktifkan medan pelindung logam-nya. Walaupun ia telah meletakkan semua senjata logam-nya dalam kotak yang berbahan isolator listrik, medan pelindungnya masih menjadi magnet bagi serangan roh-roh itu.     

"Sebentar lagi... Sebentar lagi kita meninggalkan zona tornado! Setelah kita sampai di zona aman, akan kutusuk pantat roh-roh bajing*n itu!" Angele menggertakkan giginya dan berlari-lari di atas dek, sementara kedua roh badai berlari mengejarnya.     

"Hei, Ruby bersaudara! Cepatlah! Kalian tidak bisa membunuh penyihir terlemah di kelompok ini?!" teriak sang pemimpin. Dia masih sibuk bertarung dengan Reyline.     

"Terlemah?! Dasar kurang ajar! Tunggu saja, akan kupenggal kepala kalian dan kujadikan penyumbat botol bir!" teriak Angele seraya menghindari serangan kedua roh bersaudara itu.     

"Hah! Kau? Sini, serang aku! Akan kutunggu!" Pemimpin itu tertawa dan menjilat bibirnya.     

Duar!     

Tiba-tiba, Angele merasakan sakit yang amat sangat dari bagian belakang pinggangnya, hingga ia nyaris lumpuh.     

Ia menoleh ke belakang dan melihat panah dari salah satu roh bersenjatakan busur menusuk pinggangnya. Setelah menusuk Angele, panah itu langsung berubah menjadi kilatan-kilatan petir.     

"Hei, mana? Katanya kau ingin memenggal kami dan menjadikan kepala kami sebagai penyumbat botol bir?!" Ruby bersaudara tertawa dan mengayunkan pedang mereka. "Kau hanya bisa berlari-lari dan melompat seperti monyet!"     

"Bangs*t!" Akibat tembakan panah salah satu roh, Angele tidak bisa bergerak, sehingga ia tidak mampu menghindari ayunan pedang kedua roh tersebut.     

"Sial." Kakinya tidak bisa bergerak, sehingga ia hanya bisa menatap pedang itu berayun ke arahnya.     

Brak!     

Tiba-tiba, seorang pria berjubah hitam berlari ke arahnya dan menangkis serangan itu. Pria itu terlempar dan menabrak pagar tepi kapal.     

"Stigma! Bajing*n, akan kuhajar kau!" Angele benar-benar geram, hingga ia berteriak-teriak seperti orang gila.     

Akhirnya, Zero mengatakan bahwa kapal mereka nyaris meninggalkan zona bahaya.     

"Matilah kalian semua!" Angele memicingkan matanya. Dalam 30 detik, ia bisa melepaskan fokus dari pengendalian partikel energi. Ia bisa membalas dendam pada para roh-roh yang menyerangnya itu.     

"Mundur! Kita akan meninggalkan zona tornado!" Tiba-tiba, sang pemimpin berteriak dengan lantang.     

"Kau beruntung!" Kedua roh bersaudara itu berhenti mengejar Angele. Pedang mereka menghilang.     

"Ayo, ayo kita mundur!" Roh-roh itu segera berlari dan berubah menjadi pusaran kelabu. Mereka melompat masuk dan menghilang dalam awan badai.     

Dalam beberapa detik, akhirnya kapal telah keluar dari badai dan masuk ke zona aman.     

Angele segera mengembalikan liontin-nya ke dalam kantong.     

"Siapa yang kabur sekarang?!"     

Ia berlari ke tepi kapal.     

Gumpalan-gumpalan asap tubuh roh-roh itu semakin menjauh.     

Angele mengangkat tangan kanannya.     

"Reyline, berikan busurmu."     

Tanpa ragu, Reyline melemparkan busur panjangnya pada Angele.     

Tap!     

Angele menangkap busur itu dengan mudahnya.     

Tanpa membuang waktu, ia menarik busur itu kuat-kuat.     

Shing! Shing! Shing!     

Panah-panah listrik segera melesat cepat meninggalkan busur, sementara Angele mengangkat tangan kirinya dan melepaskan gelombang-gelombang energi.     

"Cahaya Duri."     

Kilat-kilat emas segera muncul di udara, tepat setelah kalimat itu keluar dari mulutnya.     

Melihat cahaya-cahaya emas itu, semua roh berhenti karena kaget, sehingga semua kilat-kilat itu menusuk tubuh mereka.     

Akhirnya, mereka berhenti berlari dan kembali muncul di atas dek. Sebagian besar dari mereka terluka karena terkena tembakan Cahaya Duri.     

Pemimpin roh melihat Angele meletakkan busur Reyline di lantai dek dengan tatapan penuh kebencian.     

"Tidak mungkin..." gumam wanita itu.     

Ia mengira bahwa pria itu adalah anggota terlemah, sehingga harus dilindungi oleh penyihir-penyihir lainnya. Ia tidak menyangka jika pria itu bisa melukai mereka dalam wujud roh sekalipun.     

Dengan rune hitam yang berkilat-kilat di matanya, Angele berjalan mendekati roh-roh yang terluka itu dan tersenyum keji. "Kalian mau pergi ke mana? Aku tidak berubah pikiran. Akan kupenggal kalian semua."     

Shing!     

Angele berlari ke arah mereka dan mengayunkan scimitar terkutuk-nya.     

Klang!     

Roh badai di depan mencoba menangkis serangan Angele, namun ia gagal. Kepalanya pun berguling di lantai.     

Menyadari apa yang baru saja terjadi, roh-roh lainnya segera menyerang Angele bersama-sama.     

Angele melompat ke kiri, menghindari dua panah listrik dan menangkis yang ketiga dengan scimitar-nya, sebelum berguling dan melompat untuk menyerang Ruby bersaudara.     

Melihat Angele semakin mendekat, Ruby bersaudara mengangkat pedang mereka dan berlari ke arah Angele.     

Tiba-tiba, tubuh Angele menjadi buram, dan ia menghilang. Seketika, Angele kembali muncul di samping mereka dan mengayunkan scimitar-nya.     

Cras!     

Tanpa menoleh ke belakang, Angele segera mengejar si pemimpin roh.     

Di belakangnya, Ruby bersaudara mengerang kesakitan, hingga akhirnya tubuh mereka terbelah menjadi dua.     

"Tidak!" Pemimpin itu berteriak marah. Cahaya bilah perak scimitar terkutuk itu terpantul pada matanya. Kilat-kilat listrik pada tubuhnya berubah warna dari biru menjadi ungu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.