Dunia Penyihir

Hasil dan Barbekyu (Bagian 2)



Hasil dan Barbekyu (Bagian 2)

0Stigma tersenyum. "Cepatlah, kita butuh bumbu-mu. Terima kasih telah menyelamatkanku tadi."     

"Kita berada dalam situasi yang sama. Aku tidak bisa bertahan hidup dalam perjalanan ini sendirian." Angele tertawa. "Kau tidak perlu berterima kasih."     

"Apa pun tujuanmu, itu tidak mengubah fakta bahwa kau telah menyelamatkan nyawaku." Stigma menunjukkan piring itu pada Angele. "Kau adalah ketua kami. Ayo kita istirahat bersama-sama."     

"Baiklah." Angele terdiam sesaat, sebelum akhirnya menyadari bahwa mereka telah memulai pesta barbekyu yang mereka bicarakan beberapa waktu lalu.     

"Reyline sibuk menyiapkan wine. Dengan bumbu yang kau bawa, kita bisa mulai pesta." Stigma menatapnya.     

Awalnya, Angele merasa sedikit gelisah, namun pesta itu membuatnya sedikit lebih baik.     

Walaupun ia adalah sosok penyendiri, terkadang ia ingin bersosialisasi juga.     

Ia berbalik, mengambil bumbu-bumbunya, dan melepaskan Night Sparrow-nya dari kandang. Burung itu dapat mencari makanan sendiri, sehingga Angele tidak terlalu khawatir.     

Pesta itu diadakan di atas dek.     

Kelima penyihir sedang duduk di sekeliling api unggun kecil.     

Cahaya dari api unggun, bersama dengan cahaya keperakan dari bulan, menerangi seluruh dek. Suara retakan kayu yang terbakar berpadu dengan suara tiupan angin yang dingin.     

Di atas api unggun itu, berdiri sebuah rak hitam dari logam, dengan sekitar sepuluh tusuk daging yang dipotong dengan ukuran yang sama. Aroma sedap tercium dari panggangan itu.     

Reyline membawa ember bambu berwarna cokelat yang berisi lima botol bening. Kelima botol itu berisi cairan hijau terang.     

"Ini adalah sparkling wine tua, rasanya seperti bir." Reyline membagikan kelima botol itu.     

Saat Angele membubuhkan bumbu, daging di atas panggangan itu langsung bersuara. Aroma kuat merica memenuhi udara di atas dek.     

Setelah membumbui daging itu, ia menerima botol dari Reyline dan meletakkannya di samping.     

Dengan bantuan beberapa papan kayu, Hikari membangun dinding kecil untuk menghalau dinginnya angin malam.     

"Kita akan sampai di rintangan selanjutnya dalam 15 hari. Masih ada banyak waktu untuk bersiap-siap. Kali ini, rencanaku pasti berhasil. Kita harus menunggu lebih lama sebelum meninggalkan kabin." Stigma memakan satu tusuk daging dan meminum wine pemberian Reyline. "Daging ini enak sekali."     

"Horito Beer, huh? Love the green color." Hikari removed the cork and took a sip. "Great, how long was it aged?"     

"Bir Horito, ya? Aku suka warna hijaunya." Hikari membuka penyumbat botolnya dan meminum bir itu. "Enak sekali, berapa umur bir ini."     

"42 tahun," jawab Reyline seraya menenggak bir langsung dari botolnya.     

"Sebentar lagi, mungkin aku akan mencapai tingkat selanjutnya."     

"Tingkat selanjutnya?" tanya Hikari. Wanita itu tampak terkejut dan segera meletakkan botolnya.     

Mendengar perkataan Reyline, Stigma berhenti mengunyah daging dan menatap pria pirang itu.     

Morissa menunduk. Sepertinya, ia iri dengan pencapaian Reyline.     

"Iya, tingkat Kristal," tambah Reyline. "Semua bahan sudah siap, dan sekarang aku sedang menyiapkan lingkaran sihir. Jika semua berjalan sesuai rencana, aku bisa mulai dalam lima hari. Kuharap ini akan berhasil, tapi jika aku gagal, biarkan saja aku mati dibunuh makhluk-makhluk yang akan menyerang kita."     

"Sekarang, aku lebih percaya diri. pertarungan-pertarungan yang kita hadapi membuat kekuatan mentalku meningkat." Hikari mengangguk. "Seperti kata Green, penyihir cahaya seperti kita terlalu terbiasa dengan tempat yang damai, sehingga pertarungan yang kita hadapi akan memperkuat kekuatan mental kita."     

"Aku tidak setuju." Stigma menggeleng. "Pertarungan yang kita hadapi memang sangat sengit, namun kekuatan mental-ku tidak meningkat sama sekali."     

Angele duduk di dekat api unggun. Ia berpikir seraya menatap api yang menari-nari.     

Ia telah terbiasa dengan pertarungan sengit, sehingga kekuatan mentalnya tidak meningkat setelah pertarungan dengan Cloud Bee dan Kadal Ular.     

Walaupun kekuatan mental-nya tidak meningkat, kekuatan scimitar-nya akan membantu meningkatkan kekuatannya. Ditambah lagi, dengan adanya teknik penyerapan energi kehidupan, kekuatan mentalnya akan bertambah jauh lebih cepat ketimbang penyihir pada umumnya.     

Ia sudah tahu cara menstabilkan kekuatan mentalnya, sehingga ia hanya perlu mencari teknik meditasi tingkat tinggi dan memburu makhluk-makhluk sihir menggunakan scimitar terkutuk-nya. Dengan bantuan kedua hal itu, mencapai tingkat Kristal akan menjadi hal yang mudah.     

Para penyihir lain sibuk membahas kekuatan mereka, sementara Angele hanya diam tanpa mengatakan apa-apa.     

Ia menggigit daging panggang dan memakan salad yang telah disuguhkan. Lemak daging panggang membuat daging tersebut menjadi sedap, sementara salad sayuran yang renyah dengan bumbu yang sempurna membantu mengurangi rasa daging yang berminyak.     

"Sesuai yang kukatakan tadi, jika kita bisa sampai di Omandis dalam keadaan hidup, kita akan diperlakukan baik oleh pihak organisasi." Hikari mengangguk pelan. "Aku mencapai tingkat Cairan sekitar 30 tahun lalu. Sekarang, kekuatan mentalku mulai naik lagi, sehingga aku yakin bisa mencapai tingkat Kristal dalam kurun waktu beberapa tahun."     

"Ritual kenaikan peringkat akan mudah jika kau punya banyak bahan langka. Bahan-bahan langka adalah satu-satunya cara bagi penyihir dari perbatasan darat untuk meningkatkan kekuatan mereka. Ramuan, lingkaran sihir spesial, bahan-bahan pelengkap... Semua itu harganya sangat mahal," celetuk Reyline.     

"Benar, situasi penyihir di Omandis berbeda," potong Stigma. "Walaupun para penyihir di Omandis tidak perlu khawatir tentang perkembangan kekuatan mental, mereka memiliki tantangan tersendiri. Teknik meditasi tingkat tinggi, teknik yang dapat membantu mereka meningkatkan kekuatan mental, dibagi menjadi beberapa peringkat. Setiap kali mereka selesai satu tingkat teknik meditasi, kekuatan mental mereka akan meningkat. Bahkan, beberapa penyihir memiliki kekuatan mental yang terikat dengan elemen tertentu."     

"Elemen?" Mendengar perkataan Stigma, Angele langsung berbalik. "Apa maksudmu?"     

"Green, kau kenal Master Ivana atau Master Flan Jones?" tanya Reyline.     

"Aku bertemu Master Flan beberapa kali." Angele mengangguk. "Tunggu, jadi maksudmu... inikah penyebab mengapa aku tidak bisa melihat gelombang mental-nya?"     

"Benar, kekuatan mental Master Flan memiliki elemen Es. Entah mengapa, bentuk kekuatan Master Flan berubah saat ia masih penyihir tingkat 1, sehingga ia harus menggunakan teknik meditasi tingkat tinggi yang berhubungan dengan elemen Es." Stigma mengangguk.     

"Mengapa dia tidak mengajari teknik meditasi itu untuk penerusnya?" tanya Morissa.     

"Sumpah Agung, cara terbaik untuk memastikan seorang penyihir menepati janjinya. Sumpah Agung adalah kekuatan misterius yang dapat ditanamkan ke gelombang mental seorang penyihir. Ketika penyihir itu melanggar sumpahnya, jiwanya akan dilahap, sehingga mereka mati kesakitan," jawab Stigma. "Sepertinya, sumpah itu mengikat Master Flan dan Ivana, sehingga mereka tidak bisa mengajari teknik meditasi tingkat tinggi kepada para penerusnya."     

"Stigma, beritahu kami tentang Omandis," celetuk Angele dengan santai.     

"Omandis...?" Stigma tersenyum kecut. "Keluargaku hidup di perbatasan, dan aku bukan anggota keluarga penting. Aku tidak tahu banyak tentang Omandis."     

"Setidaknya kau tahu lebih banyak dari kami. Apa yang harus kami lakukan setelah sampai di Omandis?" Angele terus bertanya.     

Stigma terdiam selama beberapa menit. Ia berusaha menata pikirannya.     

Semua penyihir duduk di sekitar api unggun dan menunggu dengan sabar.     

"Tidak 'negara' di Omandis; yang ada hanyalah organisasi dan keluarga penyihir dengan teritori mereka masing-masing. Aku pernah menemukan peta ayahku, dan aku melihat lebih dari seratus organisasi di sana. Sebelum aku pergi, di Omandis tengah terjadi peperangan." Setelah beberapa saat, akhirnya Sigma menjawab.     

"Perang? Untuk apa menghambur-hamburkan bahan langka untuk hal yang tidak penting seperti itu?" tanya Hikari dengan bingung.     

"Omandis memiliki jumlah penduduk yang besar. Satu kota bisa dihuni oleh satu juta orang. Penyihir dan manusia biasa hidup bersama. Manusia tahu bahwa penyihir adalah atasan mereka, kira-kira seperti hubungan rakyat dan bangsawan. Selain itu, ada banyak penyihir berbakat di Omandis." Stigma menjelaskan. "Bahkan, ada calon penyihir kuat yang berhasil melampaui batas di bawah umur 20 tahun. Bayangkan jika kau bisa melihat penyihir resmi berumur 10 tahun!"     

"Ah, aku jadi penyihir resmi di umur 47 tahun," tambah Stigma seraya menggeleng.     

"Aku menjadi penyihir di umur 23 tahun," tambah Reyline. "Kira-kira 40 tahun lalu..."     

"50," Hikari menjawab dengan santai.     

"41." Morissa pun angkat bicara.     

Angele mengangguk. "Aku juga menjadi penyihir resmi saat umur 20 tahun..."     

Ia adalah salah satu calon penyihir paling berbakat dalam sejarah, namun masih ada penyihir yang lebih berbakat di Omandis.     

"Banyak calon penyihir yang akan berkutat di tingkat 3 untuk waktu yang lama; itu sudah biasa. Mereka harus bersiap-siap untuk melampaui batas kekuatan mereka." Stigma tersenyum kecut.     

"Saat di Omandis, kau bisa menjadi petualang atau mencari uang dengan menerima dan mengumpulkan hadiah dari misi-misi di menara penyihir. Kau juga bisa bergabung dengan keluargaku dan mengisi formulir izin menggunakan teknik meditasi tingkat tinggi," lanjut Stigma.     

"Bukankah kau berkata bahwa izin itu sangat sulit didapatkan?" tanya Angele.     

"Aku kurang tahu tentang organisasi lain, tapi keluargaku membagi satu teknik meditasi menjadi beberapa teknik kecil yang rumit, sehingga kau mungkin akan sering menemui jalan buntu. Semakin rumit suatu teknik, semakin cepat pula kekuatan mental-mu akan meningkat. Bahkan ada juga teknik meditasi yang dapat memberimu kekuatan khusus. Aku tidak pernah menceritakan ini di Nola, namun para penyihir di Omandis punya Mantra Pasif, kemampuan khusus dari teknik meditasi, dan bantuan benda atau alat sihir." Stigma menatap Angele selama beberapa saat. "Alat sihir yang kau bawa itu lumayan bagus. Omandis benar-benar dunia yang berbeda, di mana kau bisa menukar bahan-bahan langka untuk mendapatkan alat sihir."     

"Menarik." Angele memicingkan matanya. Sepertinya, Omandis adalah surga penyihir, yang jauh lebih nyaman ketimbang Nola.     

"Cara penyihir Omandis bertarung juga sangat berbeda. Mereka menggunakan banyak sihir instan. Kekuatan Mantra Pasif dan kekuatan dari teknik meditasi adalah penentu hasil akhir pertarungan, sementara penyihir dari perbatasan barat terlalu bergantung pada benda-benda dan alat sihir langka berkekuatan tinggi."     

Stigma terdiam sesaat. "Di Omandis, jangan pernah membuat masalah dengan penyihir. Serangan mendadak tidak akan mempan pada penyihir dengan Mantra Pasif yang kuat atau benda dan alat sihir yang dapat menciptakan medan pelindung yang berlapis-lapis. Semakin tinggi tingkat kekuatan seorang penyihir, semakin banyak juga benda dan alat sihir yang dapat ia gunakan secara bersamaan. Bahkan, salah satu penyihir di keluargaku terkenal sebagai spesialis sihir bertahan. Ia mampu membuat empat lapis medan pelindung secara bersamaan, sehingga nyaris tidak ada yang mampu menusuknya dari belakang."     

Penjelasan Stigma membuat semua penyihir menjadi terkejut.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.