Dunia Penyihir

Gerbang Taman Rahasia (Bagian 1)



Gerbang Taman Rahasia (Bagian 1)

0"Jangan dengarkan dia, Henry!" teriak seorang pria tua di samping ibu Henry. "Kita hanya mau menyimpan satu tempat untuk keluarganya! Berikan hak itu pada kami sebelum semuanya terlambat!"     

Di puncak gunung…     

Lima kelompok telah mengepung gerbang menuju taman rahasia para peri.     

Susana melihat ekspresi Kita berubah setelah mendengarkan perkataan pria tua itu.     

"Susana, ini aku! Paman Nicole! Berikan saja hak masuk pada kami…"     

"Master Kita, kami mohon…" Gill menghentikan salah satu anggota keluarganya seraya menatap Angele dengan wajah serius bersama kedua kepala keluarga lainnya.     

Angele tersenyum dan maju selangkah, ditemani oleh para Penjaga.     

"Berikan saja hak masuk untuk kami. Aku adalah salah satu anggota inti Tangan Elemental, jika kau melakukan itu, kami akan memberi hadiah untuk kalian." Angele menatap ketiga remaja dan berkata dengan lembut. "Kau tahu bahwa semua orang di sini ingin masuk, kan? Tapi kau hanya bisa memberi hak untuk dua orang."     

"Jika kalian memberikan hak itu pada kami, kami akan memberimu kompensasi yang layak. Aku punya banyak benda langka. Katakan saja apa yang kalian butuhkan." Angele memicingkan matanya.     

"Kalian tidak ingin keluarga kalian saling bunuh, kan? Pikirkanlah, pertengkaran seperti ini akan berujung tragis, menghancurkan persahabatan, dan tidak akan berakhir dengan baik. Kalian sedang berdiri di teritori Tangan Elemental. Kita bisa menandatangani kontrak, dan aku bersumpah tidak akan menyakiti keluarga kalian."     

Angele terdiam dan mengedikkan bahunya. "Inilah satu-satunya cara untuk menyelesaikan masalah ini tanpa pertumpahan darah. Dengan posisiku, aku bisa mengendalikan situasi ini."     

Ketiga pewaris itu berpikir dan mempertimbangkan apakah ia harus menerima tawaran Angele.     

Setelah beberapa saat, ketiga keluarga itu menenangkan diri dan berusaha mencari solusi terbaik.     

Entah mengapa, mereka merasa bahwa Angele adalah orang yang dapat dipercaya.     

"Sebenarnya, aku bisa memberimu lebih. Apa kau mau menjadi anggota Tangan Elemental dan bekerja di bawahku? … Mengapa kalian masih ragu? Apa kalian takut dengan Sarang Elang Biru? Jangan khawatir, ini adalah teritori kita. Mereka tidak akan bisa melakukan apa-apa."     

"Kau!" Unos menggertakkan giginya dan menatap Angele dengan geram. Para penyihir berjubah biru di belakangnya bersiap-siap untuk bertarung.     

Melihat perubahan situasi, para Penjaga segera membentuk lingkaran untuk melindungi Angele.     

Kita membuka mulutnya. Ia hendak mengatakan sesuatu.     

"Sekarang!" teriak Unos.     

Shing!     

Di bawah kaki para penyihir berjubah biru, muncul sebuah lingkaran sihir besar.     

Lingkaran itu terus membesar dan menutupi seluruh puncak gunung. Entah dari mana, Angele mendengar suara debur ombak lautan.     

Uap air dari lingkaran biru tersebut menyentuh tubuhnya, sehingga membuat pakaiannya terasa lembab. Saat mencium bau laut, ia memicingkan matanya.     

Angele mengangkat tangannya, memunculkan setitik cahaya merah. Seketika, titik merah itu meledak.     

Duar!     

Titik merah itu meledak dan berubah menjadi cercah cahaya merah, namun cahaya merah tersebut diserap oleh kabut dari lingkaran sihir berwarna biru tersebut.     

"Hah? Tidak mempan?" Angele pun terkejut. Ia segera memeriksa sekelilingnya.     

Kabut biru di sekelilingnya membuatnya merasa seperti tenggelam ke dasar laut. Ia masih bisa bernafas, namun semua orang di sekitarnya telah menghilang.     

"Kemungkinan besar, ini adalah sihir ilusi atau sihir kehampaan." Angele menenangkan dirinya. Ia maju selangkah dan perlahan-lahan melepaskan kekuatan asli gelombang mental-nya. Titik-titik cahaya biru bersinar di depan kedua matanya.     

Setelah mempelajari signet ilusi-nya, ia membuat sihir anti ilusi, namun sihir yang digunakan oleh pihak Sarang Elang Biru jauh lebih kuat ketimbang perkiraannya.     

'Sihir ilusi-ku sudah mencapai tingkat terkuat untuk anti ilusi seorang penyihir tingkat 1, sehingga hanya penyihir tingkat 3 yang bisa menangkisnya. Tapi, tidak ada penyihir tingkat 3 di kelompok ini… Jadi, sepertinya mereka telah menggunakan benda sihir berkualitas tinggi.' Angele menyimpulkan.     

**     

Setelah melihat bahwa seluruh tempat itu dipenuhi kabut biru, Kita, Susana, dan Harry menjadi sedikit takut.     

Anggota Sarang Elang Biru telah mengepung mereka.     

Unos membawa tanduk biru di tangan kanannya sambil menggumamkan mantra. Wajahnya yang pucat berkedut-kedut. Kabut biru yang menyelimuti tempat itu berasal dari tanduk biru di tangannya itu.     

Lautan kabut biru yang menutupi seluruh puncak gunung membuatnya tidak bisa melihat apa-apa.     

"Master, tanduk elang itu sudah menciptakan tempat terpisah yang memisahkan semua musuh kita. Satu-satunya cara untuk menghilangkan kabut adalah memecahkan sihir ilusi ini, namun waktu kita tidak banyak. Apa yang harus kita lakukan?" tanya seorang wanita berambut hitam.     

"Ikuti rencana semula. Bawalah beberapa bawahan dan bunuh semua keluarga itu. Aku akan melawan pria dari Tangan Elemental," kata Unos dengan seringai keji. "Aku harus cepat. Dia sedang berusaha menetralkan sihir ini."     

"Bagaimana jika kita bunuh saja dia?" tanya seorang penyihir tua.     

"Tidak bisa, dia adalah anggota berpengaruh di Tangan Elemental. Aku tidak ingin menderita hanya karena hal ini." Unos menggeleng. Ia menolak ide tersebut.     

"Ayo kita mulai sekarang. Kita harus segera membunuh musuh kita sebanyak mungkin," perintah Unos.     

Mereka terbagi menjadi dua kelompok, yang diketuai oleh si wanita berambut panjang dan si pria tua. Dalam beberapa detik, kedua kelompok itu menghilang dalam kabut.     

Unos mengikat tanduk itu ke sabuknya, menarik scimitar hitam, dan memasuki kabut itu sendirian.     

**     

Dalam lautan kabut…     

Angele berjalan perlahan-lahan dan terus menggambarkan rune merah yang menghilang dalam beberapa detik.     

Semakin banyak rune merah yang ia buat, semakin sedikit pula kabut biru yang menyelimuti tubuhnya.     

Tak!     

Tiba-tiba, terdengar suara batu kecil yang terinjak.     

Angele pun berhenti. Ia menjilat bibirnya dan menatap pria di depannya.     

"Orang tanpa kekuatan dari Tangan Elemental saja nyaris berhasil menghancurkan sihir ilusi-ku. Tidak heran jika kalian benar-benar cocok menjadi organisasi terkuat di tempat ini."     

Pria itu berjalan keluar.     

Rambut pendek berwarna biru, mata biru, dan wajah yang tampan – Unos. Ia mengenakan jubah panjang berwarna biru dan menggenggam erat scimitar berwarna hitam.     

"Penyihir Angele, hanya ada kau dan aku. Sebagai ketua kelompok, bukankah kita bisa menyelesaikan masalah ini dengan adil?" Unos tersenyum.     

Angele mengangkat tangan kanannya, dan menciptakan pedang raksasa berwarna perak dengan ujung yang panas membara. Ujung pedang itu terus melepaskan gelombang panas.     

Cahaya merah itu terlihat sangat mencolok di antara lautan kabut berwarna kebiruan itu.     

Asap hitam membumbung dari pedang Unos, sehingga membuat scimitar berwarna hitam itu terlihat semakin gelap.     

Ia melepaskan bubuk berwarna perak ke udara, dan bubuk itu perlahan-lahan berceceran ke tanah.     

Shing!     

Unos menghilang, pedang hitamnya melesat dengan cepat ke arah Angele seperti kilat hitam.     

Entah mengapa, mata Angele kehilangan fokus. Kesadarannya menurun setelah melihat bubuk tersebut. Ia tidak mampu berpaling, seakan ia sedang melihat harta yang sangat berharga.     

Kekuatannya terasa semakin melemah. Ia menurunkan pedangnya.     

Pedang Unos semakin mendekat, namun Angele masih tidak bergerak.     

Klang!     

Peringatan Zero membuatnya sadar, dan ia berhasil menangkis serangan tersebut. Kedua pedang saling beradu, hingga mencipratkan bara api kemana-mana.     

'Sihir apa itu?! Aku merasa seperti terhipnotis!' pikir Angele.     

Scimitar hitam itu berganti arah dan menyasar punggung Angele.     

Klang!     

Angele berbalik dan menangkis serangan tersebut.     

Scimitar hitam itu menjauh dan Unos kembali muncul.     

Ekspresinya berubah serius.     

"Tubuhmu kuat sekali. Aku sudah menghabiskan banyak waktu meningkatkan kekuatanku, namun aku masih lebih lemah darimu. Sepertinya, aku telah meremehkanmu."     

Unos mengangkat tangan kanannya dan mengeluarkan zat kental berwarna kebiruan pada bagian pundak kanannya. Cairan itu menutupi seluruh tangan kanannya dan berubah menjadi sarung tangan logam.     

Pada bagian tengah siku tangan kanannya, muncul sebuah kristal hitam berbentuk wajik.     

Tak! Tak!     

Unos mengayunkan tangan kanannya beberapa kali.     

"Kekuatanku meningkat tiga kali lipat. Di mana kekuatan spesial dari teknik Lautan Pusat Api milikmu? Gunakan saja! Ah, aku lupa. Kau hanya penyihir tingkat 1!" Unos tertawa dan mengangkat tangan kanannya.     

Wush!     

Debu, bebatuan, dan kerikil terbang ke udara. Benar saja, tangan kanan itu sangatlah mengerikan. Ukurannya sangat besar, nyaris sebesar tubuhnya. Tangan itu bersinar kebiruan.     

Angele memicingkan matanya dan meluncurkan lima bom jantung ke tangan kirinya dengan bantuan cairan logam.     

Ia mengangkat tangan kirinya dan melemparkan kelima bom itu ke udara.     

Duar!     

Api merah dan racun hijau berpadu menjadi satu. Angele menunggu di kejauhan, sementara Unos berdiri di tengah, tepat di titik pusat ledakan kelima bom.     

Gabungan udara panas dan gas beracun menciptakan gelombang supersonik kecil di udara.     

Ia langsung mundur dan melemparkan beberapa jantung berwarna merah lainnya.     

Duar! Duar! Duar!     

Terdengar suara ledakan-ledakan yang dahsyat, memecah keheningan lautan kabut biru tersebut.     

Tanpa rasa panik sedikit pun, ia terus bergerak dan melemparkan puluhan bom jantung ke arah manapun. Api berkobar hebat, dan gelombang-gelombang kuat mengelilingi tubuhnya akibat ledakan tersebut.     

Cahaya dari api itu menyingkirkan kabut ilusi biru dan menerangi tubuhnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.