Dunia Penyihir

Perjamuan Eye Devil (Bagian 4)



Perjamuan Eye Devil (Bagian 4)

0"Itu bisa dimaklumi. Kau dan Eye Devil tidak fokus melatih kekuatan fisik," jawab Bone seraya mengunyah tulang badak tersebut. Ia telah menghabiskan otak badak itu.     

Angele tidak tahu bagaimana harus menjawab Bone, namun seseorang datang dan memotong pembicaraan mereka sebelum ia sempat menjawab.      

"Bone, tidak semua tamu di sini sepertimu. Phoenix telah terkunci terlalu lama, jadi dia masih berusaha untuk menyembuhkan diri." Sosok yang tidak asing muncul di kursi kosong di sampingnya.     

"Eye Devil! Berani-beraninya kau!" Bone menjatuhkan tulang badak itu ke meja dan menatap Eye Devil. "Kenapa kau tidak bilang dari tadi?!"     

"Yah, bagaimana lagi? Kau pergi sebelum aku sempat mengingatkan. Ini semua salahmu." Eye Devil tertawa.     

"Terserah kau saja, pokoknya kali ini aku akan membalas perbuatanmu!" Bone menatap Eye Devil selama beberapa saat, sebelum akhirnya kembali makan.     

Eye Devil menatap Angele. "Phoenix, kenapa kau tidak makan? Kau tidak suka hidangan pembuka-nya?"     

Angele tersenyum. "Aku mau membawanya pulang untuk eksperimen. Aku ingin tahu perubahan yang terjadi pada manusia setelah ribuan tahun." Ia memutuskan untuk memilih perkataannya.     

"Begitukah? Silakan saja." Eye Devil menjawab.     

Bone menepuk pundak Angele. "Aku tahu bahwa kau berbeda dari yang lain! Mari kita makan makanan yang benar, bukan bubur seperti mereka!" Dengan tangan kanannya, ia memotong badak itu menjadi dua dan mengambil sepotong daging badak segar untuk Angele. Bone melakukan semua itu dengan cepat, hingga Angele tidak sempat menolaknya.     

Saat Angele menunduk, ia melihat irisan besar daging badak di dekat kakinya.     

"Terima kasih, daging badak adalah camilan yang enak." Ia mengangguk pada Bone.     

Daging badak itu terasa seperti daging ham di bumi. Angele menarik sepotong kecil daging dan memasukkannya ke dalam mulutnya     

"Camilan?" Ekspresi Bone dan Eye Devil langsung berubah.     

"Badak adalah hewan yang cukup besar, dan kau menganggapnya hanya cemilan…? Sebesar apa wujud aslimu…" Eye Devil dan Bone hanya terdiam dan menatap Angele dengan heran. Sepertinya, mereka salah paham.     

Eye Devil mengerutkan bibirnya dan menutup mata.     

Angele sibuk mengunyah daging, namun tiba-tiba, ia mendengar suara Eye Devil bergema dalam telinganya.     

"Phoenix, aku punya tawaran untukmu."     

Angele pun terkejut. Ia memutuskan untuk menatap Eye Devil. Ia tidak tahu apakah ia dapat membalas pesan itu dengan partikel energi tanpa terdeteksi.     

Sepertinya, Eye Devil tidak curiga.     

"Ini tidaklah sulit. Bantu aku menaikkan harga, dan kau akan kuberikan sebagian keuntungannya. Selain itu, aku akan membantumu. Gratis. Caranya begini…"     

Di tengah ruangan, tepat di depan kursi para tamu utama, terdapat sebuah panggung merah.     

Setelah menunggu selama dua jam, para tamu-tamu lain mengisi kursi yang tersisa. Mereka semua mengenakan jubah hitam, dan wajah mereka tertutup topeng logam. Mereka terlihat seperti manusia, namun Angele tidak tahu makhluk apa mereka sebenarnya.     

Orang-orang yang sedari tadi makan akhirnya berhenti dan segera berdiri, sementara para gadis berkulit merah membersihkan meja dan lantai. Tanpa darah yang berceceran, tempat itu menjadi lebih baik.     

Dalam hitungan detik, Eye Devil menghilang, sebelum muncul di atas panggung.     

Plok! Plok! Plok!     

Wanita itu bertepuk tangan.     

"Aku senang kalian datang ke pesta-ku. Kami punya tiga penguasa tinggi dari neraka. Bone, Vapor, Spider, dan seorang pertapa bernama Phoenix yang baru saja menghancurkan segelnya. Ada delapan orang penguasa yang terkunci di sini. Ini tidak akan terjadi selama ribuan tahun. Ini adalah pesta untuk neraka lahar panas!"     

Plok! Plok! Plok!     

Semua tamu bertepuk tangan dan menatap Eye Devil. Kegembiraan tampak pada sorot mata mereka.     

Eye Devil tersenyum lembut.     

"Sebagai penyelenggara pesta, aku senang karena kalian memutuskan untuk bergabung dalam acara hari ini." Ia membungkuk hormat. "Ah, selain itu, aku sudah menyiapkan kegiatan kecil sebelum kita memulai pesta."     

Setelah selesai berbicara, ia bertepuk tangan sebagai tanda.     

Srak!     

Sebuah kepompong daging berdarah terjatuh dari langit-langit ruangan.     

Kepompong itu diikat dengan benang-benang putih berbentuk seperti jaring laba-laba, sehingga kepompong itu tidak jatuh dan tetap melayang di sebelah kanan Eye Devil.     

Eye Devil tersenyum dan menekan perlahan kepompong itu.     

"Kami menemukan benda ini di ujung retakan tebing kegelapan. Kami akan melelangkan benda ini sebelum kita memulai pesta. Aturannya seperti biasa, beritahu aku harga yang akan kau bayarkan dengan menggunakan suara hitam."     

Kepompong itu retak dan terbuka. Muncul sebuah pelindung kepala berbentuk seperti mahkota.     

Di ujung mahkota itu, yang berbentuk V, terdapat sebuah batu rubi berwarna merah seperti api. Benda itu terlihat sederhana, namun elegan.     

"Ini adalah Mahkota Penyair Raja, sebuah artefak dari kerajaan Dunia Lautan Jiwa. Mahkota yang memiliki kemampuan misterius ini dikenakan oleh dua raja mereka." Eye Devil tersenyum dan menatap para tamu. "Kalian pasti adalah bangsawan dari berbagai penjuru, kan? Mendekatlah, silakan memeriksa artefak ini dari dekat."     

Eye Devil berjalan kembali ke kursinya. Ia duduk dan beristirahat.     

Para tamu berjalan maju dan memeriksa mahkota dalam kepompong itu dengan hati-hati. Mereka menurunkan mahkota itu dan melihatnya sambil saling berbisik.     

Spider, Vapor, dan Bone ikut berdiri. Mereka berjalan mendekati kerumunan dan memeriksa mahkota tersebut.     

Waktu berjalan.     

Ketiga penguasa tinggi dari neraka, para sosok berjubah hitam, tidak tertarik dengan mahkota tersebut. Dua di antaranya memutuskan untuk berdiri dan melihat-lihat lukisan kuno di dinding ruangan.     

Penguasa terakhir sibuk berbicara dengan orang lain dengan menggunakan teknik 'suara hitam'.     

Kedua sosok itu berdiri berdampingan. Mereka melepaskan gelombang energi yang dingin.     

Seorang pria dan wanita berkulit merah berjalan mendekati mereka dan menyapa dengan hormat.     

"Kalian adalah Tetua Ice Lance dan Tetua Snow Devil, kan? Apa kalian masih mengingatku? Kita bertemu di neraka bawah sekitar 150 tahun lalu." Pria berkulit merah itu angkat bicara.     

"Tentu saja, Tetua Luis. Waktu terus berjalan, namun kau terlihat masih sangat muda." Salah satu sosok jubah hitam tertawa.     

"Aku tidak ada apa-apanya dibandingkan kalian berdua. Kalian masih berada di tingkat atas, sementara kami sudah jauh lebih lemah. Sekarang, garis keturunan Seribu Mata bergantung pada Eye Devil." Mata-mata pria merah itu berkedip secara bersamaan.     

"Ini Lina, Liyus baru-ku. Dia akan menjadi pendampingku selama sisa hidupku." Luis memperkenalkan gadis di sampingnya kepada kedua tetua.     

Gadis itu membungkuk hormat. "Senang bertemu dengan Anda, para Tetua."     

"Senang bertemu denganmu juga. Liyus, ya? Rawatlah Luis seperti kau merawat seorang suami." Si jubah hitam kedua memeluk gadis itu.     

"Jangan khawatir. Itulah tugasku." Gadis itu mengangguk dan tersenyum.     

Mereka hanya berbicara sebentar. Luis hanya ingin memperkenalkan istrinya kepada teman lamanya. Setelah pembicaraan mereka selesai, gadis dan pria merah itu langsung pergi.     

Tidak ada lagi yang berbicara kepada mereka, sehingga kedua sosok berjubah hitam kembali melihat-lihat lukisan.     

"Snow Devil, kau lihat sosok berjubah hitam itu?" Ice Lance menatap Angele, yang sedang tidur. "Aku tidak suka baunya. Kau mencium bau aneh di sekitarnya, kan?"     

"Aku menyadarinya beberapa waktu lalu. Di mana Eye Devil menemukan sosok tersegel ini? Sepertinya, dia baru menghancurkan segel, sehingga kekuatannya tidak stabil. Tidak perlu khawatir. Ah, selain itu, bagaimana pendapatmu setelah melihat mahkota tadi?"     

"Artefak itu lumayan bagus, tapi aku tidak mau membayar terlalu mahal." Ice Lance menunjukkan kedua jarinya.     

"20 ribu kristal jiwa?" Snow Devil terhenyak. "Yah, menurutku itu jumlah yang banyak, tapi sepertinya itu sedikit bagimu."     

Angele mendengar pembicaraan kedua sosok berjubah hitam itu.     

Ia membuka mata dan kembali memakan daging badak itu seraya melihat makhluk-makhluk yang ada di ruangan.     

Kenyataan bahwa medan-medan pelindung di sekitar semua tamu dapat menyerangnya dengan kekuatan lebih dari 1000 derajat sangatlah menakutkan.     

Artinya, ia bisa dibunuh oleh semua makhluk yang datang di pesta ini.     

Untungnya, ia menyembunyikan kekuatan aslinya dengan kedua signetnya. Jika tidak, semua makhluk itu akan tahu bahwa ia sebenarnya sangat lemah.     

Dengan bantuan teknik kompresi mental, ia membiarkan kedua signetnya menjadi penyamaran.     

Ia sudah tahu bahwa mahkota itu adalah palsu. Mahkota itu hanya akan disimpan sebagai hiasan. Tak ada yang mencoba mengaktifkan kekuatan-nya. Memiliki artefak langka dari Dunia Lautan Jiwa adalah sebuah kebanggaan.     

Eye Devil ingin Angele membantunya meningkatkan harga, dan ia akan memberi sebagian keuntungan sebagai hadiah. Ia tahu bahwa Angele baru saja menghancurkan segel-nya, dan akan melakukan apa saja untuk mendapatkan sumber daya yang ia inginkan.     

Itulah pemikiran wanita itu setelah bertarung dengan Angele di dalam hutan. Pemikiran wanita itu seperti seorang penyihir. Ia akan melakukan apa saja, selama semua usahanya itu sesuai dengan hasil yang akan didapat.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.