Dunia Penyihir

Prosesi Pemakaman (Bagian 2)



Prosesi Pemakaman (Bagian 2)

0"Maukah Anda membawa kami, Master Angele?" Julia memohon seraya memegang tangan kedua saudaranya.     

"Maaf." Angele menggeleng perlahan. "Aku tidak bisa mengadopsimu."     

Cruise memiliki banyak musuh politik selama hidupnya. Sebagai seorang teman, Angele ingin membantu anak-anaknya, tapi tanpa mengadopsi dan merawat mereka sendiri.     

Ia tahu bahwa ini bukan kali pertama Julie mencoba meminta seorang penyihir untuk mengadopsinya, namun tidak ada yang mau menjadi sasaran musuh politik Cruise. Satu-satunya cara untuk membantu ketiga anak itu adalah memastikan bahwa mereka tidak terlibat. Mereka hanya manusia biasa, dan selama tidak ada penyihir yang terlibat, tidak akan ada yang peduli.     

Angele menghela nafas. "Bicaralah pada Barry dan pergilah belajar. Setelah kau lulus, kau akan mendapat pekerjaan yang baik."     

Ia segera pergi.     

Setelah kematian Cruise, Angele tidak akan menjadi Kepala Departemen. Dewan pusat akan mengirimkan pengganti, dan Angele dapat terus bekerja sebagai asisten.     

Setelah upacara pemakaman, ia menolak semua undangan pesta dan kembali ke rumahnya di dekat Sungai Bass.     

Ia telah memutuskan untuk tinggal di rumah dan fokus mempelajari Lautan Pusat Api.     

Rune-rune dan lingkaran sihir untuk tahap keempat sangatlah sulit, sehingga sampai sekarang ia masih belum bisa memahami semua itu.     

Ia ingin mempelajari semua itu dengan seksama tanpa terburu-buru, berpetualang di Dunia Mimpi Buruk, dan menghabiskan waktu bersama Freia.     

**     

Kota bandara, di dekat ujung Tebing Neraka.     

Di bawah cahaya matahari yang redup, Tebing Neraka terlihat seperti sebuah retakan, dengan udara dingin yang terus bertiup dari kegelapan di bawah sana.     

Cahaya emas dari matahari sore bersinar dan menyinari awan-awan berbentuk tangga di langit.     

Krak!     

Sepatu bot putih menginjak sebongkah kerikil dan menghancurkannya.     

Sepatu itu adalah milik seorang wanita berdada besar dan berwajah cantik, namun ekspresinya tampak dingin. Ia mengenakan jubah panjang yang ketat, sehingga lekuk tubuhnya tampak jelas.     

Kulitnya putih bersih, wajahnya menawan, dan telinga kanannya panjang, yang ditutupi dengan bulu abu-abu dan putih.     

Wanita itu melihat sekelilingnya.     

"Ini adalah tempat terakhir detak jantung Terry terdengar," gumamnya.     

Salah satu pria berjongkok dan menyentuh tanah untuk memeriksa keadaannya.     

Arus Kematian beberapa waktu lalu telah memusnahkan semua makhluk hidup yang ada di sini. Kita tidak akan bisa menemukan si pembunuh." Pria itu mengernyitkan alisnya. "Master Erwin, sepertinya kita menghabiskan waktu. Kita harus mencari Master Julian dan…"     

"Apa kau berani mempertanyakan keputusanku?"     

Wanita bernama Erwin itu berbalik dan memicingkan matanya.     

"Iya." Pria itu berdiri dan menjawab dengan dingin. "Master, ini hanya membuang-buang waktu saja."     

Duar!     

Kepala pria itu meledak seperti semangka, hingga otak, tengkorak, dan berbagai macam zat bercampur menjadi kubangan di tanah.     

Erwin menurunkan tangannya.     

"Sudah 500 tahun berlalu semenjak ada orang yang berani mempertanyakan kekuasaanku…" Ia berbalik dan menatap kegelapan tebing di bawah sana.     

Tubuh penyihir itu terjatuh. Asap-asap hitam menggumpal dan membentuk wajah manusia. Tidak ada hidung atau pun mulut pada wajah mengerikan itu.     

"Master Erwin! Kau benar-benar kurang ajar! Akan kulaporkan kejadian ini pada Master Phil!" Wajah itu meraung dengan marah dan menghilang.     

Erwin tidak peduli. Ia terus menatap dasar tebing. Si penyihir lain pun tidak peduli meski temannya sudah dibunuh oleh atasannya sendiri.     

"Terry… Akan kubalaskan dendammu…" bisik Erwin.     

"Master, seorang penyihir tingkat 4 dari kota bandara ingin berbicara dengan Anda melalui rune komunikasi. Bagaimana?" tanya pria itu.     

"Tidak, dia hanya penyihir biasa tanpa lingkaran sihir pewaris. Dia pasti tidak punya berita penting. Semua mengira Terry dan Cena mati karena ulah para ras bawah tanah, namun aku merasakan sesuatu yang lain. Orang lain membunuh mereka." Erwin menjelaskan. "Aku akan tinggal di sini selama beberapa hari. Kalian kembalilah dulu."     

"Baik, Master." Pria itu membungkuk dan pergi, meninggalkan mayat temannya di dekat tebing.     

**     

Dunia Mimpi Buruk, rumah di samping Sungai Ness.     

Angele berdiri di tengah ruang tamu. Ia berpikir sambil menatap ketiga panel kontrol lingkaran sihir.     

Phoenix bertengger di dudukan kayu burung di tepi ruangan sambil bernyanyi-nyanyi dengan suara aneh setelah membersihkan bulunya. Burung itu menjadi semakin besar, dan cahaya emas pada tubuhnya semakin terang.     

Cahaya emas matahari pagi bersinar masuk melalui jendela dan menyinari lantai rumah, sehingga membagi ruang tamu menjadi dua bagian.     

Dengan bantuan Zero, Angele dapat menganalisa dan melihat kecepatan perkembangannya. 'Lagi-lagi, perkembanganku melambat. Aku akan butuh empat atau lima tahun untuk mencapai bagian tersulit tahap keempat.'     

Para penyihir harus bekerja keras untuk menembus bagian tersulit teknik meditasi yang mereka gunakan, namun beberapa penyihir membutuhkan setidaknya seratus tahun untuk mencari cara menembusnya. Walaupun Angele memiliki chip yang dapat membantunya menganalisa, ia masih membutuhkan banyak waktu untuk mencapai tingkat selanjutnya.     

'Cepat atau lambat, musuhku akan menemukanku. Aku harus mencari cara yang lebih cepat untuk meningkatkan kekuatan.' Mengingat kejadian di ruang batu bersama Seth, Milan, dan Morrian membuatnya senang.     

'Zero, apakah analisa untuk Lingkaran Sihir Gelombang Pembeku sudah selesai?' tanya Angele. Ia menghabiskan sebagian besar waktunya untuk mempelajari Lautan Pusat Api, sehingga ia memutuskan untuk meminta Zero menganalisa lingkaran-lingkaran tersebut untuk mengisi waktu luang.     

'Misi telah selesai. Proses analisa Gelombang Pembeku telah mencapai 50%. Memuat model pola dasar…'     

Sebuah pola dan grafik sederhana muncul di depan matanya.     

Grafik itu memiliki lima titik yang membentuk sebuah permata.     

Empat titik membentuk gambar permata, sementara titik kelima berkedip-kedip di tengah.     

Semua titik-titik itu dihubungan dengan benang-benang partikel energi.     

'Ini grafik sederhana struktur Gelombang Pembeku?'     

Biasanya, struktur lingkaran sihir terbuat dari gabungan struktur-struktur dasar, sehingga struktur akhirnya menjadi rumit dan sulit dipahami. Namun, dengan bantuan Zero, analisa itu berjalan dengan mudah. Walaupun ia bisa menganalisa sendiri, itu hanya akan membuang waktu, dan ia mungkin akan bosan saat menunggu prosesnya.     

Zero hanya membutuhkan lima bulan untuk membuat pola dasar lingkaran sihir tersebut. Bahkan, dalam waktu sesingkat itu, Zero juga dapat menyederhanakan hasil yang didapatkannya.     

Angele menatap grafik itu. Grafik itu ternyata sangat sederhana dibandingkan dengan grafik lingkaran sihir biasanya.     

Buku-buku lingkaran sihir tidak akan pernah bisa mengajarinya penyederhanaan seperti ini.      

'Tunjukkan data hasil analisa padaku,' perintahnya.     

Ting!     

Barisan-barisan informasi rumit muncul di bawah grafik tersebut.     

Informasi terpenting adalah fungsi dan proses konsumsi energi lingkaran tersebut.     

'Fungsi: Melepaskan gelombang energi. Kekuatan: nol. Cocok untuk alarm. Jarak deteksi ditentukan oleh jumlah konsumsi energi.'     

'Jumlah konsumsi energi: 1,52 derajat radiasi per jam.'     

Angele melihat grafik sederhana itu dan menghela nafas. Perasaannya bercampur aduk.     

'Lingkaran sihir kuat seperti Gelombang Pembeku ini dibuat dengan struktur-struktur yang lemah dan sederhana…'     

Ia berjalan ke kursi dan duduk, kemudian mengambil lima magic stone dan meletakkannya dengan posisi sama dengan grafik yang dilihatnya. Dengan menggunakan air bersih, ia menciptakan benang-benang energi sebagai penghubung.     

Setelah semua batu terhubung, Angele menggunakan jari telunjuk kanannya untuk menyentuh magic stone di tengah matriks dasar.     

Gelombang transparan muncul dari tengah struktur tersebut dan menyebar ke seluruh penjuru, hingga akhirnya menutupi seluruh ruang tamu.     

Melihat hasil itu, Angele tersenyum puas.     

'Inilah unit dasar Gelombang Pembeku. Zero, analisa struktur dasar Lingkaran Sihir Pelilit dan temukan struktur intinya. Selain itu, analisa kemungkinan penyatuan kedua struktur lingkaran sihir itu.'     

Angele ingin membuat inti yang dapat berfungsi sebagai dua lingkaran sihir, dan menghubungkan keduanya, sehingga ia hanya membutuhkan satu kartu kristal untuk mengaktifkan keduanya.     

Dengan penelitian ini, ia berharap dapat menggabungkan ketiga lingkaran dan mendapatkan fungsi tiga lingkaran dengan satu kartu kristal saja.     

'Misi telah dibuat. Memulai analisa…' Suara Zero bergema dalam telinganya.     

Angele berjalan naik ke lantai dua dan masuk ke ruang baca.     

Ruang baca tempat itu telah diubah menjadi laboratorium kecil, sehingga Freia tidak diperbolehkan masuk. Di luar pintu, terdapat sebuah lingkaran sihir pertahanan sebagai pengaman.     

Botol-botol berbagai ukuran, yang masing-masing berisi cairan berwarna-warni bercahaya, berjajar rapi di sana.     

Di tengah ruangan, terdapat sebuah podium putih. Gadis bertubuh ramping, berambut perak, dan setinggi separuh manusia dewasa sedang terbaring di atas podium itu. Ia memiliki sepasang sayap transparan seperti capung.     

Mayat itu adalah mayat makhluk yang tidak diketahui, sehingga Angele memutuskan untuk menelitinya.     

Mayat itu dilindungi oleh medan gaya berdiameter sekitar 2 meter. Tidak ada makhluk hidup yang bisa masuk ke daerah tersebut.     

Angele masih belum menemukan cara untuk menghancurkan medan energi tersebut. Awalnya, ia membeli lingkaran sihir penyerap energi agar pelindung itu menghilang saat kehabisan energi, namun pelindung itu tak kunjung hilang.     

Ia sempat berencana menghancurkan pelindung itu dengan paksa, namun ia tidak ingin merusak mayat tersebut.     

Angele berjalan mendekat dan menyentuh mayat tersebut.     

Shing!     

Rasanya seperti menusuk gelembung sabun dengan jari.     

Kejadian itu menunjukkan bahwa energi pelindung tersebut mulai menurun. Ia mengangkat tangan kanannya dan menciptakan sebilah pisau perak untuk menusuk bagian dada mayat tersebut.     

Namun, sebelum tepi pisaunya menyentuh mayat..     

Duar!     

Api ungu muncul dan membakar mayat tersebut.     

Angele tidak menyangka bahwa itu akan terjadi. Jarinya terbakar kobaran api berwarna ungu, sehingga ekspresinya berubah kecut dan ia mundur beberapa langkah.     

Cahaya putih, merah, dan hijau menyinari tubuh Angele, dan api itu perlahan-lahan padam. Ujung jari telunjuknya telah berubah ungu dan keras seperti batu kristal.     

Tubuh berapi ungu itu mulai meleleh dan menjadi gas.     

"Sialan!" Angele tidak tahu apa yang terjadi, namun api ungu itu mengingatkannya pada sesuatu.     

Ia segera mengangkat tangannya dan memunculkan gelang merah gelap.     

Wush!     

Gelang itu mulai menyerap api ungu mayat tersebut.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.