Dunia Penyihir

Lingkaran Sihir (Bagian 2)



Lingkaran Sihir (Bagian 2)

0Saat mendengar kecepatan perkembangan Angele, mereka sama sekali tidak terkejut. Taktik-nya dalam menyembunyikan kekuatan membuat kecepatan perkembangannya terlihat lebih lambat dari kenyataannya. Sebagai anak semata wayang Vivian, mereka mengira bahwa Angele akan segera mencapai tingkat 2. Namun, bagi mereka, kecepatan perkembangan Angele sama dengan penyihir-penyihir dengan potensi sihir rata-rata.     

Mereka saling berbincang-bincang seraya memasuki reruntuhan di bawah gunung berapi.     

Setelah masuk dan melewati lorong, Angele mengajak mereka masuk ke ruangan kecil berdinding batu.     

Dinding-dinding batu ruangan itu terlihat halus tanpa cela. tanpa ada satu pun kristal sebagai penerangan.     

Di tengah ruangan, terdapat sebuah meja batu dengan kristal merah yang melayang-layang di atasnya.     

Kristal merah bercahaya itu melayang di atas permukaan meja dan mengeluarkan suara-suara aneh, seiring dengan pelepasan gelombang dari kristal tersebut.     

Setelah Milan dan Seth masuk, Angele menutup pintu ruangan, kemudian meletakkan telapak tangannya pada simbol telapak pada permukaan pintu.     

Krak!     

Pintu itu langsung bersatu dengan dinding, hingga terlihat seakan-akan pintu itu tidak pernah ada.     

Milan duduk di depan meja dan melepaskan topengnya, sehingga terlihat dagunya yang tajam dan bibirnya yang berwarna merah cerah. "Mari kita menunggu Morrian."     

"Tentu saja, kalian yang berhak memberi perintah." Seth mengedikkan bahunya dan menatap Milan.     

Angele tidak mengatakan apa-apa. Ia langsung duduk dan menunggu dengan sabar.     

Setelah sepuluh menit, pintu persegi muncul di dinding.     

Krak!     

Pintu terbuka, dan seorang pria kekar bertelinga runcing berjalan masuk.     

"Kalian menungguku, ya? Mari kita mulai sekarang. Kita bisa menggunakan kolam energi kecil ini untuk menghubungi Nico."     

Setelah menyegel pintu, Morrian berjalan dan duduk di meja. Mereka berempat duduk pada keempat sisi meja, saling berhadapan satu sama lain.     

Morrian menatap Angele dan mengangguk. "Angele, kita hanya pernah bertemu melalui komunikasi teleskop. Inilah kali pertama kita bertemu secara langsung, kan? Jika kau butuh bantuan tentang Lautan Pusat Api, atau jika kau ada masalah, bicaralah padaku. Aku sangat berpengaruh di daerah barat laut." Morrian menjentikkan jarinya dan melemparkan titik cahaya hitam ke arah Angele.     

Tanpa menghindar, Angele mengangkat tangan kirinya dan membiarkan titik itu mendarat di telapak tangannya. Tidak lama kemudian, sebuah rune komunikasi hitam berbentuk seperti burung hantu muncul di atas ibu jarinya.     

"Terima kasih, Morrian." Angele tersenyum.     

"Aku juga bisa membantu. Walaupun Keluarga Milan lebih lemah ketimbang organisasi kita, aku masih bisa membantumu untuk menyelesaikan masalah-masalah kecil. Jangan terlalu merepotkan Master Vivian. Ia masih sibuk dengan perang. Jika ada masalah, bicaralah pada kami." Milan tersenyum, dan mengirimkan rune komunikasi-nya kepada Angele.     

Cahaya ungu bersinar pada telunjuk kirinya, sebelum akhirnya berubah menjadi rune ungu bercahaya berbentuk kadal raksasa berkaki dua.     

"Terima kasih, Milan." Ia yakin bahwa Morrian dan Milan berkata jujur. Vivian telah mengangkat mereka sebagai murid, sehingga mereka mendapatkan banyak bantuan dari organisasi. Sekarang, mereka harus mencari cara untuk membalas semua bantuan itu.     

"Baiklah, mari kita kembali ke topik utama." Morian berdeham. Ekspresinya berubah serius.     

Senyuman lembut di wajah Milan pun menghilang.     

Seth memundurkan kursinya dan mengedipkan sebelah matanya pada Angele.     

Angele mengerutkan bibirnya. Ia memutuskan untuk tidak menanggapi sikap Seth itu.     

"Kalian tahu kan, aku mengajak kalian kemari untuk mendiskusikan masalah keluarga Nico?" Morrian bertanya.     

"Aku tidak tahu banyak tentang itu," Milan mengernyitkan alisnya. "Tapi, aku tahu bahwa Nico dalam masalah. Dia butuh bantuan."     

"Kau benar." Morrian mengangguk. "Nico bergabung dengan kompetisi dalam keluarganya, sehingga dia dan adiknya terseret dalam masalah. Tapi, dia sudah siap. Dia tahu ini akan terjadi, jadi aku mengirimkan sedikit bahan-bahan untuk kolam energi."     

"Bahan-bahan itu adalah pemberian Keluarga Baton. Awalnya, kukira itu tidak perlu, namun akhirnya aku mengirimkan dua kristal energi dari penambangan Gua Greenland. Aku tidak menyangka bahwa situasi akan menjadi seburuk ini," timpal Milan. "Kalau ia harus membangun kolam energi, dapat disimpulkan bahwa mereka sedang berada dalam masalah besar."     

"Seth, bukankah kau pewaris utama lingkaran sihir keluargamu?" Morrian terdiam selama beberapa saat, kemudian ia menoleh ke arah Seth.     

Awalnya, Seth tidak terlalu tertarik dengan masalah keluarga Nico, namun setelah mendengar pertanyaan Morrian, ia menjawab. "Aku sudah mempelajari sistem lingkaran sihir itu, namun kekuatannya hanya 20% dari kekuatan aslinya."     

"Bagaimana denganmu, Milan?" Morrian menoleh ke tempat Milan.     

"Sekitar 25%, aku masih belum menguasainya." Milan mengangguk. "Daripada berdebat, lebih baik kita mulai saja."     

Morrian menutup matanya dan memutuskan. "Lingkaran-ku akan menjadi lingkaran utama. Kita bisa meningkatkan kekuatan lingkaran sihir keluarga yang kita miliki melalui sihir penguat. Aku akan mengarahkan lingkaran ini pada lokasi yang tepat. Berhati-hatilah, kita hanya akan menyerang jika benar-benar terdesak."     

"Tentu saja. Shozo dan kau selalu tahu waktu menyerang yang tepat. Aku mengandalkanmu." Milan tersenyum.     

Angele hanya duduk sambil melihat ketiga penyihir membuat rencana. Tidak ada yang bisa ia lakukan untuk membantu.     

Lingkaran sihir turun-temurun tidak mampu meningkatkan kekuatan sihir secara drastis, namun sebagian besar memiliki karakteristik yang misterius dan unik. Selain itu, semua lingkaran sihir turun-temurun dapat digunakan sebagai dasar kolam energi.     

Kekuatan kolam energi dapat membantu para penyihir untuk melepaskan sihir mereka di tempat manapun yang mereka inginkan tanpa pengurangan kekuatan akibat masalah jarak.     

Penyihir-penyihir yang mampu menggunakan lingkaran sihir turun-temurun dapat mengubah status sebuah perang.     

Namun, di sisi lain, seorang penyihir hanya bisa mengendalikan satu lingkaran sihir turun-temurun selama hidupnya. Jika lingkaran mereka hancur, satu-satunya solusi adalah melakukan reparasi. Penyihir yang sudah memiliki lingkaran sihir turun-temurun tidak bisa mengganti lingkaran mereka dengan lingkaran berbeda.     

Hanya keluarga besar atau organisasi besar yang bisa memiliki cukup sumber daya untuk membangun dan menjaga lingkaran-lingkaran sihir seperti itu. Mereka akan membutuhkan waktu beratus-ratus tahun hanya untuk membangun, sehingga menghabiskan banyak sekali bahan-bahan langka dan mahal. Ditambah lagi, setelah lingkaran selesai, satu-satunya cara untuk mengaktifkan lingkaran itu adalah menggunakan darah yang sesuai.     

Inilah mengapa lingkaran sihir turun-temurun hanya dimiliki oleh tetua, kepala organisasi, atau pewaris pertama sebuah keluarga.     

Tanpa lingkaran sihir turun-temurun, Angele tidak bisa bergabung dengan perang melalui kolam energi, sehingga ia hanya di sana untuk mengumpulkan informasi.     

Dia masih menjadi penyihir terlemah di antara murid Vivian lainnya.     

Angele pernah melihat Seth mengaktifkan lingkaran sihir turun-temurun miliknya dan berdiri tanpa bergerak. Pergerakan energi yang mengerikan dari lingkaran itu menangkis semua serangan musuh dengan mudahnya.     

Seth dapat mengalahkan Terry, penyihir yang ia lawan di Tebing Neraka, jika Seth mampu mengaktifkan lingkaran sihir turun-temurun yang ia miliki.     

Jika seorang penyihir dapat mengaktifkan lingkaran sihir warisan mereka, mereka akan mendapatkan suplai partikel energi yang tidak terbatas. Dengan kata lain, kecuali mereka punya lingkaran sihir warisan sendiri, mereka harus jauh lebih kuat dari si pengguna untuk memenangkan pertarungan.     

Jika musuh mereka memiliki lingkaran sihir warisan dan mereka tidak punya, satu-satunya cara terbaik adalah kabur, walaupun mereka satu tingkat lebih tinggi.     

Ditambah lagi, penyihir dengan lingkaran sihir warisan adalah anggota berpangkat dalam keluarga atau organisasi, sehingga kemungkinan besar mereka membawa benda-benda sihir atau alat sihir kuat.     

Ada dua cara untuk mendapatkan lingkaran sihir warisan. Cara pertama adalah membuat sendiri, yang menghabiskan banyak sumber daya dan waktu, dan cara kedua, sesuai nama lingkaran itu, adalah mendapatkannya sebagai warisan Vivian.     

Namun, selama Vivian masih hidup, ia tidak akan membiarkan Angele mendapatkan lingkaran tersebut.     

Sekarang, ia hanya bisa menunggu. Ia masih terlalu lemah untuk menolong Nico.     

Setelah proses perencanaan selesai, ketiga penyihir itu segera bersiap-siap.     

Morrian mengangkat tangan kanannya, mengarahkan telapak tangannya pada bola melayang itu, dan melepaskan secercah cahaya berwarna kuning pucat.     

Cahaya kuning bersinar pada kristal itu, namun tidak ada yang terjadi.     

Setelah beberapa menit, Morrian perlahan-lahan menurunkan tangannya.     

Keempat penyihir menatap kristal itu dengan hening. Tiba-tiba, kristal seukuran kepala itu turun perlahan-lahan ke permukaan meja dan tenggelam masuk seperti ikan yang melompat ke sungai.     

Gelombang-gelombang energi bersinar pada permukaan meja tersebut. Lingkaran putih terbentuk di tengah gelombang energi itu.     

Di dalam lingkaran itu, terlihat sebuah padang rumput. Melihat pemandangan itu terasa seperti melihat bagian bawah dari atas sebuah tebing tinggi.     

Rerumputan itu tidak berujung; hanya ada bayangan-bayangan pohon yang membagi daerah itu menjadi beberapa bagian.     

Peleton-peleton prajurit berbaju zirah putih, dengan pakaian berwarna biru dan helm perak, berjalan maju perlahan-lahan. Mereka membawa tombak-tombak panjang dengan ujung berwarna hitam.     

Para prajurit berjajar dengan rapi. Kuda mereka juga mengenakan zirah perak. Cahaya dari zirah perak itu benar-benar sangat terang.     

Salah satu prajurit di barisan depan memegang spanduk perang dengan tiang besi berwarna hitam. Spanduk itu memiliki warna biru dan perak yang dipisahkan oleh sebuah garis.     

Para prajurit itu terus berjalan perlahan tapi pasti, tanpa mengatakan apa-apa.     

"Inilah pemandangan di depan mata Nico." Morrian menjelaskan dengan santai. "Para prajurit telah mulai bergerak. Sebentar lagi, mereka akan bertarung dengan musuh. Saat ini, kita harus menunggu."     

Morrian menatap Milan dan Seth. "Kalian tahu biaya yang dibutuhkan untuk membuat kolam energi sekali pakai ini, kan? Kita menghabiskan biaya yang setara dengan biaya operasional sebuah organisasi kecil. Kuharap kalian memahami bahwa kita hanya punya satu kesempatan, dan kolam energi ini akan hancur setelah itu. Kita harus berhasil."     

Mereka mengangguk bersama-sama. Seth tidak lagi tertawa-tawa, dan ekspresinya berubah serius.     

Morrian menoleh ke arah Angele.     

"Angele, aku butuh bantuanmu. Pastikan ruangan ini aman dan tak terdeteksi."     

"Baiklah."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.