Dunia Penyihir

Sosok yang Tidak Asing (Bagian 2)



Sosok yang Tidak Asing (Bagian 2)

0Angele telah menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk mencari cara menggabungkan Sihir Logam-nya dengan kekuatan signet darah kuno, namun hasilnya nihil. Namun, setelah melihat teknik Segel Langit milik Todd, ia menemukan sebuah inspirasi.     

Sihir-sihir ilusi, gelombang suara ilusi, sihir logam, Medan Bersuhu Tinggi, dan Segel Langit… Jika teknik-teknik tersebut digabungkan dengan ramuan beracun, hasil yang didapatkan akan sangat mengagumkan.     

Dengan bantuan sihir-sihir dan teknik bertarung yang ia ketahui, ia berusaha menciptakan teknik bertarung baru. Segel Langit dari Todd benar-benar sangat membantunya.     

Ia menggabungkan rambutnya dengan logam, dan mengoleskan racun pada rambutnya. Dengan bantuan Medan Bersuhu Tinggi, kekuatan sihir batu, ilusi, dan gelombang suara ilusi, rambutnya akan menjadi senjata yang sangat kuat.     

Ditambah lagi, ia dapat mengubah panjang rambutnya.     

Setelah ia memegang rambutnya, rambut itu langsung tumbuh semakin panjang hingga mencapai lantai dan menyebar ke seluruh penjuru seperti serangga hidup.     

Selain Segel Langit, ia menemukan darah kuno spesial di Dunia Mimpi Buruk. Darah kuno itu dapat membantunya mengendalikan rambutnya seperti mengendalikan tangan.     

"Akhirnya, sudah selesai." Angele mengusap rambutnya. Ia beristirahat selama beberapa saat, dan kembali berlatih teknik Lautan Pusat Api.     

Waktu terus berjalan.     

Setelah berapa lama, terdengar suara ketukan sepatu kuda dari luar.     

Pada saat yang bersamaan, Angele dan Lyn terbangun dari meditasi mereka.     

Hari sudah larut malam, dan di luar sangat gelap.     

Dua ekor kuda melewati kereta dari kedua sisi. Bau seperti buah memenuhi udara di sekitarnya.     

Ekspresi Angele berubah kecut. Ia hendak mengatakan sesuatu, namun sebagian tubuhnya telah lumpuh. Cahaya hijau dan putih bersinar pada tubuhnya selama sepuluh detik, sebelum akhirnya ia kembali bisa bergerak.     

Brak!     

Lyn tertunduk. Tubuhnya menabrak dinding karena pingsan. Ia tidak siap akan serangan tersebut.     

"Berhenti!"     

Kuda-kuda itu segera berhenti.     

'Racun ini…' Titik-titik biru bersinar di mata Angele. 'Menarik. Sebenarnya, ini hanya gas tidur biasa, namun gas ini akan membuat seseorang kehilangan kemampuan bertarung. Gas ini dilepaskan dua orang yang sedang menunggang kuda itu. Kuda-kuda tidak tertidur, berarti gas ini tidak bekerja pada hewan.'     

Lyn akan tidur dalam waktu lama.     

Angele membawa dua benda yang bisa membantu menetralkan racun, namun ia masih tidak bisa bergerak karena gas itu. Tanpa kekuatan pertahanan ilusi dan racun yang tinggi, ia tidak akan sembuh dari efek gas itu secepat ini.     

Perlahan-lahan, kereta berhenti. Suasana di luar menjadi hening.     

Angele berkedip-kedip. Ia membuka pintu dan melompat turun. Si kusir tua sedang terlelap di depan kereta.     

Nyaris tidak ada cahaya di jalan sempit itu; hanya ada cahaya oranye dari lampu minyak di depan kereta.     

Angele mengendus udara dan meninggalkan jejak telapak tangan merah sebagai alarm jika ada orang asing yang mendekat. Setelah meninggalkan telapak itu, ia berbalik dan berlari mengikuti sumber bau aneh tadi.     

Setelah berlari sejauh beberapa kilometer, Angele melihat dua ekor kuda terbaring di tanah. Jika dilihat dari kubangan darah yang masih hangat di bawah kedua kuda, mereka sepertinya baru saja dibunuh.     

Ctas! Ctas! Ctas!     

Terdengar suara cambuk dari hutan kecil di depan.     

Sebagai orang dengan kekuatan lebih tinggi dari penyihir biasa, ia bisa mendengar orang-orang berbicara dari jarak yang sangat jauh. Rasanya seperti mendengar orang-orang yang sedang berbisik.     

Ia melihat sekelilingnya, sebelum mengaktifkan teknik kompresi mental dan teknik persembunyian.     

Di dalam hutan kecil itu, terlihat seorang gadis kecil berambut panjang sedang berbaring di dekat api unggun. Pakaian gadis berumur sekitar 12 tahun itu basah karena darah.     

Seorang pria tergantung pada pohon tempat di mana gadis itu berbaring. Tangan pria bertelanjang dada itu terikat rapat, dan celana sutra-nya yang berwarna putih penuh darah.     

Seorang wanita sedang sibuk mencambuk pria itu dengan cambuk hitam panjang di samping api unggun. Cambukan itu sangat keras dan menyakitkan, hingga mencipratkan darah.     

Dengan ekspresi serius, wanita itu terus mencambuk selama beberapa menit.     

"Bagaimana, kau sudah merasakan kekuatan Parfum Naga-ku? Katakan, di mana wanita jalang itu? Dia mencuri harta keluarga kita! Mengundang wanita itu ke rumah keluarga kita adalah kesalahan besar! Dasar Lions… Mengapa dia harus jatuh cinta dengan wanita rendahan seperti itu! Seharusnya kubunuh dia saat masih bercumbu dengan wanita itu," teriak wanita itu dengan geram.     

Pria yang tergantung itu hanya diam. Ekspresinya tidak menunjukkan bahwa ia sedang kesakitan. Ia menjawab dengan tenang, seakan dia tidak sedang disiksa. "Aku tidak tahu apa-apa tentang harta itu."     

"Katakan, di mana harta itu!" Dengan geram, wanita itu mencambuk tanah, sebelum mencambuk pria itu lagi.     

Cras!     

Secuil daging pria itu terkelupas. Darah yang menetes dari luka di pipi kiri ke dagunya.     

Angele bersembunyi sambil melihat wanita itu menginterogasi, namun sepertinya pria itu tidak akan memberikan jawaban yang ia inginkan.     

Karena tidak sabar, akhirnya Angele berjalan dan menginjak dahan kering.     

"Siapa di sana?!"     

Wanita dan pria itu menoleh secara bersamaan ke arah Angele.     

Setelah melihat pria itu selama beberapa saat, Angele menoleh dan menatap wanita itu. "Berikan penawar racunnya padaku."     

Wanita itu bertubuh proporsional, dengan pinggang kurus, kaki panjang, dan dada yang besar. Namun, cambuk berdarah di tangannya membuat Angele merasa jijik.     

"Penawar?" Wanita itu terdiam sesaat, sebelum akhirnya menyadari apa yang sedang terjadi. "Oh, kau yang ada di kereta itu?"     

"Temanku masih tidur, dan akan butuh waktu berbulan-bulan sebelum dia bangun. Berikan penawar itu." Angele berjalan mendekati wanita tersebut.     

Karena tidak ingin terkena masalah, wanita itu menatap Angele, mengambil sebuah bola kecil dari kantongnya, dan melemparkannya.     

Angele menangkap bola itu dengan mudah. Bola itu adalah kotak obat berbentuk bola hitam dengan retakan-retakan di permukaannya.     

"Berikan bubuk itu pada temanmu sedikit saja. Pergilah sekarang, ini bukan urusanmu." Wanita itu memicingkan matanya.     

Angele tersenyum.     

"Ah, aku juga mau Parfum Naga yang kau bicarakan tadi. Aku ingin tahu bagaimana cara kerjanya, hingga bisa menjadi sangat kuat seperti itu."     

Mendengar perkataan Angele, ekspresi wanita itu berubah kecut.     

"Jangan serakah. Parfum Naga itu adalah rahasia keluargaku. Resepnya hanya untuk pewaris pertama."     

Angele tertawa. "Tapi, racun itulah alasan aku kemari. Penawar ini hanya bonus."     

Rambut Angele yang panjang bercahaya merah. Cahaya oranye dari api unggun membuatnya terlihat seperti darah. Kulit pucatnya membuat penampilannya semakin terlihat mengerikan.     

"Ini adalah rahasia keluargaku…" kata wanita itu. Ia tidak tahu apakah ia harus mencari masalah dengan pria ini atau tidak.     

"Uh…"     

Si gadis kecil mengerang dan berbalik, memperlihatkan wajahnya yang pucat pada Angele.     

Melihat wajah tidak asing itu, Angele pun terkejut.     

Wajah itu sangat tidak asing.     

Gadis itu adalah anak kecil yang dulu berpetualang dalam karavan para pedagang, gadis yang mendekatinya setelah ia membeli Kubus Ratu Christina. Gadis cantik tak berdosa bernama Iris itu meninggalkan kesan yang dalam baginya.     

Gadis itu memiliki penampilan yang persis dengan Iris.     

Angele menatap gadis itu dan bertanya, "Apakah kau kenal gadis bernama Iris?"     

Mendengar nama itu, wanita tadi menarik pisaunya dan berlari ke arah Angele.     

Angele memiringkan tubuhnya ke samping untuk menghindari serangan wanita itu dan menendang pinggangnya.     

Krak!     

Pelindung biru wanita itu hancur hanya dalam beberapa detik. Tendangannya sangat kuat, hingga tubuhnya tertekuk. Wanita itu berguling di tanah beberapa kali dan akhirnya berhenti bergerak.     

Angele berjalan mendekati wanita itu dan menggeledah tubuhnya. Ia mengambil sebuah botol kristal kecil berisi Parfum Naga.     

Ia mengangkat tangan kirinya dan melepaskan cahaya merah untuk memotong tali yang melilit tangan pria itu.     

Pria itu terjatuh ke tanah. Ia melepaskan tali pada kakinya, dan berlari mendekati si gadis kecil. Ia menggendong gadis kecil itu dengan hati-hati.     

"Terima kasih telah menyelamatkan kami, Master." Wajah pria itu tidak berekspresi, namun suaranya terdengar gembira, sehingga menciptakan kontras yang aneh. "Maaf, Master. Akibat sebuah kecelakaan, aku tidak punya ekspresi wajah seperti manusia normal." Pria itu berjalan mendekati Angele dan membungkuk hormat. "Master, apakah Anda mengenal Iris? Iris adalah saudaraku."     

"Aku tidak mengenalnya, namun kami pernah berbincang-bincang sekitar 10 tahun lalu. Apa hubunganmu dengannya?" Angele menatap gadis itu. Wajahnya sangat mirip dengan Iris saat ia masih muda.     

"Iris adalah saudaraku, dan gadis ini bernama Mariana, anak perempuan Iris," jawab pria itu.     

"Anak?" Angele terdiam sesaat, kemudian menggeleng. "Aku tidak menyangka—" Ia kembali terdiam.     

"Kalian harus pergi sekarang. Ada yang datang." Angele menarik nafas dalam-dalam dan mengulurkan tangannya pada gadis itu.     

Gadis itu ketakutan, namun ia tidak menyingkirkan tangan Angele.     

Cahaya hijau bersinar pada tubuh gadis itu, dan luka-lukanya menghilang dalam beberapa detik.     

"Terima kasih, Master." Pria itu kembali membungkuk. "Jika kami bisa bertahan hidup dari masalah ini—"     

"Pergilah sekarang," potong Angele.     

Pria itu mengangguk, berbalik, dan menghilang ke dalam hutan. Pria itu memiliki kekuatan yang tinggi. Cahaya putih pada tubuhnya menunjukkan bahwa ia adalah seorang Ksatria resmi.     

Gadis kecil itu mendongak dan menatap Angele melalui pundak pria tadi. Mata gadis itu terlihat seperti kristal hitam dan putih. Ia berkonsentrasi dan berusaha mengingat wajah Angele.     

Saat kedua sosok itu pergi, Angele berbalik dan meninggalkan api unggun itu.     

Saat Angele kembali, Lyn sudah bangun. Ia mengira bahwa Lyn akan tidur beberapa bulan, namun wanita itu terbangun, yang menunjukkan bahwa ketahanan Lyn lebih tinggi ketimbang penyihir tingkat 2 pada umumnya.     

"Master, apakah Anda menemukan siapa yang meracuni kita?" tanya Lyn. Ia masih dalam keadaan pusing dan mengusap dahinya beberapa kali.     

"Iya, inilah penawarnya. Berikan penawar ini pada si kusir, sedikit saja. Setelah dia bangun, kita harus segera pergi." Angele memberikan bola hitam itu kepada Lyn.     

Angele menatap botol kristal dalam kantongnya seraya berpikir, 'Aku harus melakukan penelitian pada gas ini. Lumayan, ini adalah bonus untuk perjalananku.'     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.