Dunia Penyihir

Pesta Perjamuan (Bagian 2)



Pesta Perjamuan (Bagian 2)

0Sepertinya, Mincola dan Suman adalah teman dekat. Ia mengajak Suman duduk di meja kosong dan duduk bersama-sama. Mereka tak sungkan untuk saling menepuk pundak dan berbincang-bincang sambil tertawa-tawa.     

Seorang pria tampan berpakaian khas bangsawan, yang mengenakan gelang-gelang emas dan kalung perak, berjalan ke meja itu sambil membawa segelas wine. Ia berjalan mendekati Sella dan menatapnya.     

Sepertinya, pria itu ingin melamar Sella.     

Tidak ada ekspresi pada wajah Angele. Ia tahu bahwa seperti dirinya, Mincola adalah bagian dari organisasi Menara Penyihir Kegelapan, organisasi yang jauh lebih kuat ketimbang Tangan Elemental.     

Angele tidak tahu apakah Mincola sudah menyelesaikan misi pertamanya, namun ia yakin bahwa Mincola tidak akan punya waktu untuk pergi ke pesta perjamuan seperti ini bersama dengan Suman.     

Tiba-tiba, secercah api hitam muncul di atas tangga kecil di seberang ruangan. Dalam beberapa detik, api hitam itu membesar, dari 30 sentimeter menjadi sekitar dua meter.     

Api itu terasa dingin dan misterius. Tidak ada kehangatan yang terpancar darinya.     

Para tamu langsung berhenti berbicara. Mereka berdiri dan membungkuk hormat pada api hitam tersebut.     

Tanpa membuang waktu, Angele melakukan hal yang sama.     

Ia dapat merasakan kekuatan mental dingin dan kuat yang terpancar dari api itu dan menutupi seluruh ruangan.     

Tidak lama kemudian, api itu padam. Muncul seorang pria berjas hitam.     

Pria itu memiliki kulit pucat, nyaris berwarna putih, dan tidak ada ekspresi sama sekali di wajahnya. Ia tampak seperti mayat hidup. Mata, rambut, dan pakaian hitamnya membuat kulit pucatnya itu terlihat semakin pucat.     

"Master Shozo!" Setiap tamu menyapanya seraya menunduk hormat.     

"Saya sangat berterima kasih kalian telah menerima undanganku ke pesta perjamuan ini. Saya minta maaf telah terlambat." Shozo membungkuk sedikit dan tersenyum. Senyum tampak palsu dan terpaksa.     

Seorang penyihir tua dengan rambut berantakan datang kepadanya dan memberikannya sebuah benda.     

Shozo menerima benda itu. Ia melihatnya sekilas, sebelum melihat ke arah Angele dan mengangguk.     

Menyadari pandangan Shozo ke arahnya, Angele tersenyum lembut.     

Sikap Shozo yang aneh menarik perhatian semua tamu di sana.     

Akhirnya, Mincola menyadari keberadaan Angele, sehingga raut wajahnya berubah terkejut.     

"Ada apa? Apa yang kau lihat, Mincola?" Suman melihat sikap Mincola berubah. Dalam perjalanan, Mincola telah menyelamatkannya beberapa kali, sehingga mereka menjadi dekat.     

"Tidak apa-apa… aku hanya… sedikit lelah…" Mincola mengusap dahinya dan menjawab.     

Shozo bertanya kepada si penyihir tua. Seketika senyum di wajahnya menghilang. Ia bertanya sesuatu pada pelayan-pelayan lain dan menyapa beberapa temannya.     

"Silakan lanjutkan pestanya! Aku harus pergi sebentar." Setelah selesai berbicara, ia pergi meninggalkan ruang pesta melalui pintu belakang.     

Setelah Shozo pergi, suasana tegang di sana langsung mencair. Para tamu melanjutkan pembicaraan mereka seperti sebelumnya.     

Krak!     

Di dekat meja Suman, sebuah gelas wine terjatuh. Wine berwarna merah di dalamnya terciprat ke mana-mana.     

Peminang Sella menatap Suman dengan tatapan dingin dan hidung yang berkedut-kedut.     

Angele mengernyitkan alisnya ketika melihat pemandangan itu.     

Ia segera mengaktifkan rune komunikasi berwarna putih. Angele hendak mengirim pesan pada seseorang.     

Plak!     

Terdengar suara tamparan yang bergema.     

Dengan marahnya, Sella menampar wajah peminang itu dengan keras.     

"Sella! Mengapa kau melindungi bajingan lemah ini?!" kata pria itu dengan geram.     

Mendengar perkataan itu, teman-teman Suman berusaha mendekati meja tempat mereka berada.     

"Ada apa? Ini adalah pesta perjamuan Master Shozo. Sebaiknya, kita tidak membuat masalah di sini," kata seorang pria berambut perak dengan suara berat.     

"Sialan! Kau tahu, aku adalah tunangan Sella! Dia berani menamparku demi makhluk rendahan yang lemah ini?!" Pria itu berteriak-teriak dan melambaikan tangannya. "Pengawal! Pengawal! Tolong aku!"     

"Ada yang tidak beres…" Angele mengaktifkan rune komunikasi-nya. Ia mendengarkan pesan yang ditinggalkan Mincola padanya. Saat mendengar penjelasan Mincola, seketika ekspresinya berubah.     

"Master?" tanya Lyn seraya berjalan mendekat.     

"Aku tidak apa-apa. Orang ini berusaha membuat keributan di pesta perjamuan yang diadakan penyihir tingkat 4. Sepertinya, dia punya latar belakang yang kuat." Angele mengerutkan bibirnya.     

"Dia adalah anak bungsu kepala organisasi Black Earth, tempat Master Shozo bekerja. Jika aku tidak salah ingat, Black Earth punya banyak anak, kira-kira seratus anak." Lyn mengirimkan pesan dengan partikel energi.     

"Black Earth? Apa misi organisasi itu?" Angele tidak pernah mendengar nama tersebut.     

"Mereka ingin menciptakan ulang dunia kuno yang ditinggali para penyihir di masa lalu. Dalam bahasa Rondo kuno, kata 'Black Earth' memiliki arti reinkarnasi, sehingga beberapa orang menyebut organisasi tersebut sebagai 'Reinkarnasi'." Lyn menjelaskan. "Kita, para Penjaga, pernah melayani Master Shozo dalam sebuah misi yang berhubungan dengan Black Earth. Organisasi itu tergolong kuat di daerah Molten River. Ukurannya sama dengan Tangan Elemental."     

Angele telah mendengar berbagai macam gosip dan desas-desus tentang hubungan Shozo dan Master Vivian, namun setelah melihatnya secara langsung, pemikiran-nya tentang Shozo berubah drastis. Seorang sosok yang tidak mudah menunjukkan perasaannya tidak akan menghabiskan banyak waktu hanya untuk merebut hati gurunya.     

Entah mengapa, Angele berpikir bahwa Shozo memiliki sifat yang sama dengannya.     

Ia duduk di kursinya dan bertukar informasi dengan Mincola melalui rune komunikasi mereka.     

Namun, tiba-tiba, penyihir tua yang tadi berbicara dengan Shozo muncul di balik jendela.     

"Master Angele, Naster Shozo ingin bertemu dengan Anda." Pria tua itu mengirim pesan melalui partikel energi.     

Angele melihat ke belakang pria tua itu. Shozo berdiri di bawah cahaya bulan sambil membawa gelas wine dan melambaikan tangan.     

"Dengan senang hati." Angele membungkuk sedikit dan berdiri. Ia berjalan keluar dari ruangan itu melalui pintu samping bersama dengan Lyn.     

Ia masih sedikit khawatir dengan situasi Mincola, namun ia tidak terlalu peduli tentang pertengkaran antara Sella dengan pelamar itu. Angele yakin bahwa Mincola dapat menyelesaikan masalah itu dengan mudah.     

Semua anggota Menara Penyihir Kegelapan memiliki latar belakang atau potensi yang kuat, kaum elit di atas kaum elit yang dipilih dari berbagai divisi. Penyihir-penyihir berbakat dari organisasi biasa tidak ada apa-apanya dibanding mereka.     

Walaupun kebanyakan anggota tidak suka menunjukkan keanggotaan mereka di ranah publik, biasanya mereka dianggap sebagai penyihir yang paling berbakat dalam organisasi normal mereka.     

Angele menarik nafas dalam-dalam dan berjalan mendekati Shozo.     

Udara malam yang dingin terasa sangat nyaman. Walaupun sedikit lembab, tempat itu masih terasa nyaman.     

Angele berhenti berjalan sekitar dua meter di depan Shozo.     

Setelah saling menyapa, Shozo langsung berbicara tanpa berbasa-basi.     

"Angele, aku mendengar banyak hal baik tentangmu dari Seth." Shozo menatap Angele, seakan-akan ia berusaha mengingat sesuatu. "Dulu, saat kau diambil, aku masih seorang penyihir tingkat 3 yang merupakan anggota pembunuh bayaran dalam naungan para Penjaga. Vivian memberitahumu tentang Henn, kan? Empat puluh tahun berlalu sangat cepat…"     

"Benar, waktu berjalan cepat sekali. Kudengar Master Henn dan Master Arisma terbunuh dalam pertarungan setelah mereka diserang mendadak." Angele mengangguk perlahan.     

"Benar, situasi waktu itu sangatlah rumit. Aku sudah melihat kejadian itu beberapa kali dengan sihir visualisasi… Master Henn dan Master Arisma adalah dua dari penyihir terkuat di benua tengah, sehingga kejadian ini… sangat menyedihkan. Apa kau berusaha mencari siapa yang bersalah? Wajah mereka buram karena sihir visualisasi. Aku tidak bisa membantumu." Suara Shozo terdengar lembut dan baik, tidak seperti suaranya saat di ruang pesta.     

"Tidak apa-apa. Lagipula, aku masih terlalu lemah untuk membalaskan dendam Master Henn." Angele mengedikkan bahunya. "Aku sudah membawa banyak masalah pada Master Vivian. Aku tidak ingin merepotkannya lebih jauh."     

"Kau adalah satu-satunya orang yang dimiliki Master Vivian. Dia mencintaimu lebih dari apa pun di dunia ini… Ia terus berusaha melindungimu dari bahaya." Shozo tertawa.     

Angele mengangguk perlahan. "Aku… aku mengerti."     

"Ambillah ini." Shozo mengambil sesuatu dari kantongnya dan melemparkannya ke arah Angele.     

Dengan hati-hati, Angele menangkap benda itu, bola hitam sekepalan tangan dengan bentuk seperti buah aneh. "Apa ini?"     

"Bibit Rumput Bintang Raksasa dari dunia kegelapan. Tanamlah bibit itu dan bayangkan makhluk yang kau inginkan, manusia atau monster tidak masalah. Saat kuncup tanaman muncul, potonglah kuncup itu, dan kau akan menemukan makhluk yang kau inginkan. Makhluk itu hidup namun tak berjiwa. Jika kau mau, kau bisa 'bermain' dengan makhluk dari kuncup itu." Shozo menjelaskan.     

"Menarik sekali. Terima kasih, Master Shozo." Mendengar penjelasan tersebut, Angele mengerti apa benda itu sebenarnya. Di dunia kegelapan, bibit itu dijual sebagai mainan dewasa, mainan yang digunakan kebanyakan orang untuk melampiaskan nafsu mereka.     

Angele bertanya-tanya kepada Shozo tentang teknik-teknik Lautan Pusat Api, sehingga Shozo menjelaskan semua yang ia tahu tentang teknik tersebut.     

"Jika kau ada pertanyaan lain, hubungilah aku. Jangan sungkan-sungkan. Menurutku, kita bisa berteman baik." Shozo mengambil segelas wine dari meja di sampingnya.     

Angele mengikutinya dan mengangkat gelas itu tinggi-tinggi.     

"Bersulang. Terima kasih atas pertolongan Anda, Master Shozo."     

"Panggil saja Shozo, aku adalah murid Master Vivian, dan dia itu…"     

Duar!     

Penjelasan Shozo terpotong oleh sebuah ledakan.     

Angele berbalik dengan wajah cemberut. Ia ingin melihat asal suara itu.     

Jendela-jendela ruang utama pecah berkeping-keping akibat kekuatan ledakan itu. Asap putih keluar dari pintu dan sisa-sisa jendela. Sepertinya, sesuatu di ruangan itu telah terbakar.     

Wush!     

Asap tebal itu tertiup keluar. Para penyihir di sana menggunakan sihir angin untuk meniupnya.     

"Aku akan pergi memeriksa situasi." Shozo memicingkan matanya. Tubuhnya berubah menjadi api hitam dan menghilang sebelum Angele sempat menjawab.     

Rune komunikasi putih muncul pada punggung tangan Angele.     

Ia memeriksa pesan itu dan menggenggam gelas wine di tangannya hingga hancur. Ekspresinya pun berubah serius.     

"Mari kita kembali ke ruangan utama."     

Setelah mengatakan itu, ia kembali ke ruang pesta bersama dengan Lyn.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.