Dunia Penyihir

Mengungkapkan (2)



Mengungkapkan (2)

0"Benar." Lyn mengangguk. "Semakin awal kau berlatih dengan sebuah teknik meditasi tingkat tinggi, semakin terlihat pula ciri khas teknik tersebut. Bola lahar ini adalah salah satu sihir yang kudapatkan saat aku berhasil menyelesaikan tahap ketiga, yang disebut 'Hujan Lahar'. Saat aku melemparkan bola ini dan meledakkannya, akan terjadi hujan lahar panas, yang sangat bagus untuk serangan dalam perang skala besar. Kekuatan serangan ini sangat bergantung pada kekuatan mental si pengguna. Jika pengguna memiliki kekuatan cukup tinggi, kekuatan serangan ini bisa menjadi dua kali, atau bahkan tiga kali lipat dari kekuatan standar."     

Lyn menjelaskan, sementara bola lahar di tangannya perlahan-lahan menghilang. "Keuntungan dari hal ini adalah kau tidak perlu mencari sihir yang cocok untukmu saat kau naik peringkat."     

"Kedengarannya bagus." Angele mengangguk. "Jadi, inilah alasan mengapa banyak organisasi didirikan berdasarkan satu teknik meditasi tingkat tinggi yang lengkap."     

"Dengan bantuan teknik meditasi tingkat tinggi, kita bisa mendapatkan dan menggunakan sihir sesuai peringkat dengan mudah. Tidak semua penyihir bisa merasakan kenyamanan ini," tambah Lyn.     

Ia terdiam sesaat. "Selain itu, kau dapat menggunakan teknik meditasi ini untuk memperkuat Mantra Pasif yang kau miliki – gerakkan saja energinya hingga membentuk mantra yang kau inginkan. Banyak penyihir yang melakukan ini. Kedengarannya sederhana, namun sangat berguna dalam situasi-situasi tertentu."     

"Baiklah, aku mengerti." Titik-titik cahaya putih bersinar pada matanya. "Terima kasih untuk penjelasannya. Aku akan berusaha mencari sendiri metode yang sesuai untukku. Sekarang, kau boleh pergi."     

"Baik." Lyn membungkuk hormat dan pergi dari tenda itu.     

Setelah Lyn pergi, Angele mengambil kotak merah kecil dari kantongnya.     

Kotak itu berbentuk seperti setengah bulan, yang dihiasi dengan ukiran perak.     

Tak!     

Angele membuka kotak itu, sehingga terlihat sebuah batu berharga dengan tekstur halus seperti batu giok.     

Dengan hati-hati, ia mengambil batu itu dan mengamatinya.     

'Jadi, inilah Batu Api Bumi. Zero, analisa struktur energi benda ini,' perintahnya.     

Cahaya kebiru-biruan bersinar pada mata Angele dan menerangi batu merah di dalam kotak itu. Dalam sepuluh detik, analisa pun selesai.     

Melihat hasil analisa itu, Angele sedikit kaget.     

'Jadi, ini adalah energi api padat berkualitas tinggi yang cocok untuk perkembangan teknik Lautan Pusat Api… Batu ini dapat menyerap dan menyimpan partikel api hingga 100 derajat. Vivian benar-benar memberiku bahan terbaiknya…'     

'Batu Api Bumi sangat cocok bagi penyihir mana pun yang berusaha mempelajari teknik Lautan Pusat Api. Aku tidak perlu mencari bahan pengganti.' Angele sangat senang dengan batu pemberian Vivian. Ia lega karena tidak perlu mempersiapkan bahan untuk mencapai tingkat ketiga.     

Walaupun kekuatan sihir spesial dari teknik itu akan sama dengan teknik yang digunakan pengguna Lautan Pusat Api lainnya, teknik penyerang utamanya adalah signet dari darah kuno yang ia dapatkan. Kekuatan signet darah kuno itu berada dalam darah tersebut, sehingga kekuatannya sebagai penyihir tidak memiliki pengaruh apa-apa. Namun, jika kekuatan mentalnya semakin tinggi, ia akan mampu mengekstrak darah kuno yang lebih kuat.     

Penyihir kuno bergantung pada darah kuno, sementara penyihir modern bergantung pada sihir penyerang.     

Namun, Angele berusaha memperkuat sihir darah kuno dan sihir penyerang secara bersamaan. Masalahnya, tidak ada yang dapat mengajarinya cara memperkuat darah kuno. Nyaris tidak ada informasi yang tersisa tentang sihir para penyihir kuno.     

Sementara itu, untuk sihir penyerang, ia dibantu oleh buku-buku dan bahan dari Vivian.     

Angele menarik nafas dan menatap batu tersebut.     

'Aku akan mencoba mencapai tahap ketiga meditasi sebelum pintu terbuka. Aku ingin tahu sesulit apa mengukir lingkaran sihir ke kristal kekuatan mentalku.'     

Setelah berhasil menenangkan diri, ia melemparkan batu tersebut ke udara.     

Saat batu itu lepas dari tangannya, ia segera menggambarkan sebuah rune.     

Csk!     

Batu itu menyala, melayang di udara, dan melepaskan gelombang panas.     

Ekspresinya berubah serius. Ia menunjuk batu itu dengan tangan kirinya.     

Ia mulai mengukir bagian pertama lingkaran, sebelum memeriksa lingkaran sihir yang tertulis dalam buku.     

Shing!     

Garis-garis merah muncul pada Batu Api Bumi dan membentuk bagian pertama lingkaran sihir.     

Waktu terus berlalu. Garis-garis yang rapi dan bersih itu terus terlukis pada permukaan batu, sebelum akhirnya lingkaran sihir itu selesai.     

Keringat dingin membasahi wajahnya. Sepertinya, proses itu menghabiskan banyak kekuatan mental.     

'Ini baru tahap pertama… Sepertinya, kekuatan mentalku tidak cukup untuk menyelesaikan semuanya…'     

Krak!     

Retakan-retakan muncul pada permukaan Batu Api Bumi.     

Semua api, rune, dan garis-garis energi menghilang tanpa bekas, seakan-akan batu tersebut menyublim seketika.     

Angele bernafas terengah-engah.     

'Kukira proses ini akan mudah… Lingkaran sihir itu memiliki 3 bagian, dan aku hanya bisa menyelesaikan satu bagian. Masih ada bagian kedua dan ketiga. Untungnya, aku punya chip untuk melakukan kalkulasi, sementara penyihir-penyihir lainnya akan butuh beberapa tahun untuk menyelesaikan semua lingkaran tersebut. Aku hanya akan butuh 15 hari untuk menyelesaikan semuanya.'     

Pengukiran lingkaran sihir adalah tahap yang sangat penting untuk menguasai tahap ketiga teknik Lautan Pusat Api. Setelah proses pengukiran selesai, ia bisa mencoba menguasai tahap selanjutnya. Tidak seperti menggunakan ramuan, meningkatkan kekuatan mental dengan metode ini tidak akan membawa terlalu banyak ketidakmurnian.     

Setelah selesai membuat bagian pertama, Angele merasakan kekuatan mentalnya sedikit meningkat. Dengan bantuan Zero, ia dapat mencari cara terbaik untuk mengukir lingkaran tersebut dan meminimalisir kesalahan.     

'Zero, buatlah misi. Analisa lingkaran-lingkaran sihir dan hitung persentase keberhasilanku untuk menyelesaikan tahap ketiga,' perintahnya.     

Angele telah berada dalam tingkat Kristal dengan kekuatan mental yang murni selama tiga tahun. Sudah waktunya ia mencoba naik ke tingkat selanjutnya.     

'Misi telah dibuat. Menganalisa… Perkiraan waktu, 12 jam,' lapor Zero.     

Dengan kecocokan partikel energi Api yang tinggi, Angele dapat berkembang dengan cepat menggunakan teknik Lautan Pusat Api.     

Menyelesaikan tahap ketiga dan naik ke tingkat selanjutnya bukan lagi masalah baginya. Chip-nya dapat membantu menyelesaikan perhitungan yang rumit.     

Awalnya, ia ingin bermeditasi lebih lama, namun ia mendengar suara-suara keras dari luar.     

"Master Kita!"     

"Akhirnya, kau keluar juga…"     

"Master Susana!"     

Mendengar percakapan itu, Angele mengernyitkan alisnya dan segera keluar dari tendanya.     

Melihat Angele, seorang Penjaga yang hendak masuk ke tenda membungkuk hormat.     

"Master, gerbang taman telah terbuka!"     

Angele mengangguk. "Aku tahu." Ia mendongak dan menatap gerbang tersebut.     

Tiga orang penyihir berdiri di depan gerbang berbentuk seperti cermin itu.     

Mereka terdiri dari dua lelaki dan satu wanita berumur sekitar 15 tahun. Pakaian mereka berantakan, dan wajah mereka penuh luka.     

Kedua pria itu mengenakan jubah hitam, sementara si wanita mengenakan pakaian putih biasa, namun pakaian mereka sama-sama terkoyak dan rusak.     

Ketiganya dikerubungi oleh keluarga dan anggota organisasi. Ekspresi wajah mereka ketakutan, sepertinya mereka berusaha kembali pada keluarga mereka.     

Entah mengapa, tubuh mereka bening dant tembus pandang.     

Shing!     

Secercah cahaya biru menusuk kepala salah satu pria, namun tidak ada yang terjadi.     

Terkejut, penyerang itu mundur beberapa langkah dengan ekspresi bingung.     

Seorang penyihir berjubah biru di belakang Unos menurunkan tangannya dan mengernyitkan alisnya. "Master, mereka hanyalah ilusi, sehingga tidak bisa diserang."     

"Begitukah?" Unos memicingkan matanya.     

Melihat serangan itu, seorang wanita paruh baya dari Keluarga Morgan menjadi benar-benar geram. Beberapa anggota keluarga terpaksa menghentikannya, namun wanita itu masih meneriakkan sumpah serapah. Akhirnya, setelah beberapa menit, wanita itu menenangkan diri.     

"Ibu!" Pria yang terkena tembakan cahaya itu berjalan maju dan menatap wanita paruh baya tersebut.     

"Ibu! Aku sudah kembali!" teriaknya dengan senang.     

"Tunggu, Henry!" Penyihir pria kedua menghentikannya. "Ada yang tidak beres."     

"Master Kita!" teriak anggota Keluarga Spender secara bersamaan.     

Kita berbalik dan melihat anggota keluarganya melambaikan tangan.     

"Master Gill?"     

"Master Kita, apa kau sedang berada dalam wujud Foreseer?" tanya Gil.     

Mendengar istilah itu, ekspresi Kita segera berubah. "Bagaimana bisa kau tahu tentang wujud Foreseer?"     

Menyadari bahwa para tetua tahu banyak tentang taman rahasia, Kita menenangkan dirinya,     

Kita mengangguk. "Benar, aku sedang ada dalam wujud Foreseer, tapi kita tidak tahu apa yang terjadi."     

"Tunggu, jika kau berada dalam wujud Foreseer, berarti kau bisa memberi akses pada orang yang mau masuk ke taman?" tanya Unos.     

"Kalau begitu, berikan akses pada kita!"     

"Jangan, pilih Keluarga Philip saja!"     

"Susana! Kau adalah anak yang baik. Kau harus membiarkan Marino, kakakmu, untuk masuk!"     

"Ibu…?" Penyihir wanita bernama Susan terdiam. Ia melihat sekelilingnya dan menemukan seorang wanita cantik. Ekspresinya berubah, dan air mata menetes di wajahnya. "Ibu, untuk apa kau kemari? Baiklah, kalau begitu akan kuberi…"     

"Tunggu, Susana!" Kita memotong perkataan wanita itu.     

"Ada apa, Kita?" Susana menghapus air mata di wajahnya dengan ekspresi bingung.     

"Lihatlah, kita sedang dalam masalah," bisiknya.     

"Kita, kau bisa memberi akses untuk dua orang, dan aku ingin memberi ibuku satu. Tidak masalah, kan?" Henry mengerutkan bibirnya. "Ibuku telah memperlakukanmu dengan baik." Wajahnya terlihat kecewa.     

"Tunggu, pikirkanlah dulu. Kita bisa memberi akses untuk dua orang, tapi ada tiga keluarga di sini. Kita harus berhati-hati."     

Henry dan Susana masih muda, namun mereka mengerti betapa rumitnya situasi ini.     

"Jadi, apa yang harus kita lakukan?" Susana dan Henry menatap Kita.     

"Sekarang, lebih baik kita mencari tahu apa yang sedang terjadi di sini," jawab Kita.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.