Dunia Penyihir

Harta Rahasia (Bagian 2)



Harta Rahasia (Bagian 2)

0Api unggun besar terus membara di tepi sungai. Sekelompok penyihir sibuk berbincang-bincang di sekitar api itu.     

Dua Penjaga bertugas menjaga daerah sekitar sungai dan menunggu Angele untuk bangun.     

"Master Angele sudah bangun!" Begitu melihat pergerakan sosok di dalam air, mereka segera mengirim pesan.     

"Apa Lance sudah selesai berkomunikasi dengan sebelas Kalajengking Api itu?" tanya Angele seraya berjalan keluar dari air. Ia menjentikkan jarinya. Tubuhnya sudah kering berkat bantuan partikel energi.     

"Sudah selesai. Lance dan kalajengking-kalajengking itu sudah menunggu," jawab salah satu penyihir berjubah hitam.     

"Terima kasih telah menjaga zona aman ini." Angele tersenyum lembut.     

"Senang dapat melayani Anda." Kedua penyihir itu membungkuk. Terlihat jelas bahwa mereka berbeda dari kebanyakan penyihir lainnya.     

Setelah para penyihir mendapatkan berita bahwa Angele telah selesai bermeditasi, semua segera berjalan mendekatinya, termasuk si penyihir bernama Lance.     

"Suruh kalajengking-kalajengking itu untuk bersiap-siap, aku membutuhkan nafas api mereka sebentar lagi," kata Angele dengan tenang.     

"… Aku mengerti…" Lance mengangguk beberapa kali.     

Angele berbalik dan kembali ke perkemahan untuk bersiap-siap.     

"Tunggu, Tuan penyihir! Ada hal penting yang harus kukatakan! Ini tentang harta rahasia di gunung ini!"     

Angele memicingkan matanya. Ia terkejut dengan perkataan Lance.     

"Harta rahasia?" tanya Angele. "Apa ini harta yang sama dengan yang kau katakan tadi?" Ia menatap Hakeem.     

Hakeem mengangguk dan mulai menjelaskan. "Master, gosip mengatakan bahwa di pegunungan Nash terdapat taman rahasia para peri elemen. Banyak benda langka dan legendaris dapat ditemukan di taman itu. Jika kau bisa menemukan pintunya, peri-peri di taman akan memberimu salah satu benda legendaris itu."     

"Taman para peri elemen, ya…" Angele mengusap dagunya. Ia pernah mendengar gosip serupa.     

Merasakan tatapan Angele, Lance pun tersenyum kecut.     

"Master, keluargaku sudah menemukan pintu masuk taman, dan beberapa anggota keluargaku sudah masuk. Aku dan anggota lain menunggu kedatangan mereka. Hanya mereka yang bisa mengantar kita menuju harta tersebut.     

"Mengapa kau memberitahuku semua ini? Kau pikir aku akan percaya begitu saja?" tanya Angele dengan penuh rasa ingin tahu.     

"Master… keluargaku sedang dalam masalah. Kami tidak mendapat bagian yang pantas dari misi ini. Kedua keluarga lainnya mungkin akan mendapat benda legendaris tersebut dan menggunakannya untuk menghancurkan keluargaku." Lance memicingkan matanya. "Aku lebih memilih memberikan semua harta itu padamu agar kedua keluarga lainnya tidak bisa menggunakan harta itu untuk menghancurkan kami."     

"Jujur saja, aku tidak terlalu tertarik. Hakeem, bagaimana jika kau…"     

"Master…" Ekspresi Lance berubah, dan ia memotong perkataan Angele.     

Plak!     

Kapten kelompok Penjaga menampar Lance dengan kerasnya, hingga pria itu nyaris jatuh tersungkur ke tanah.     

"Berani-beraninya kau memotong perkataan tuanku." Mata wanita itu bersinar merah.     

"Tidak apa-apa." Angele menghentikan wanita itu. "Teruskan perkataanmu."     

Lance menggertakkan giginya, kemudian ia menenangkan diri. Pipinya memerah karena tamparan sang kapten.     

"Master, situasi ini sedikit rumit." Lance memutuskan untuk mengirim pesan dengan bantuan partikel energi. "Taman peri elemen adalah salah satu tempat suci terakhir para peri. Semua makhluk yang masuk ke tempat suci itu akan diberkati dengan kekuatan suci dan diberi hadiah benda legendaris. Kebanyakan penyihir kuat hanya mencari tempat itu untuk berkat dari para peri, bukan benda langka. Bahkan seorang penyihir dapat diberi kekuatan yang setara dengan hewan mutan. Rumor juga mengatakan bahwa mereka yang diberkati akan mendapatkan kecocokan yang tinggi dengan elemen mereka. Masalahnya, hanya 5 orang yang bisa masuk. Tiga orang sudah masuk, dan hanya tersisa tempat untuk dua orang lagi."     

"Menarik, aku pernah mendengar harta para peri, namun aku tidak pernah dengar tentang berkat mereka." Angele tidak terlalu tertarik dengan benda ajaib, namun ia lebih tertarik dengan berkat yang dapat diberikan para peri tersebut. Jika ia bisa mendapatkan Mantra Pasif atau sihir spesial dengan gratis, itu akan sangat membantu perkembangannya. Ditambah lagi, semakin tinggi kecocokannya dengan suatu elemen, semakin mudah pula proses penambahan elemen pada kristal kekuatan mental-nya.     

Ia mengetahui tentang taman para peri itu dari sebuah buku sihir. Menurut buku itu, mata air dalam taman suci tersebut dapat membersihkan semua kotoran dalam tubuh seorang penyihir. Namun, inilah pertama kalinya ia mendengar tentang berkat dan kekuatan pemberian para peri tersebut.     

"Baiklah, kalau begitu, aku akan pergi ke taman peri elemen itu. Aku ingin tahu tentang berkat yang kau bicarakan ini." Angele memicingkan matanya dan mengambil keputusan.     

"Lyn, perintahkan para Penjahat untuk segera bersiap-siap." Ia memerintahkan kapten bernama Lyn itu. "Selain itu, pastikan bahwa Lance tidak berbohong. Dia akan menjadi penunjuk jalan kita.:     

"Baik, Master." Lyn mengangguk.     

"Mari kita menyelesaikan urusan dengan kalajengking api ini dulu. Ini penting." Angele berkata, seraya berjalan mendekati kalajengking yang masih terikat itu.     

Mereka tidak makan selama tiga hari, namun mereka terlihat sama seperti biasa.     

Lance mengikuti Angele dan berkomunikasi dengan kalajengking api tersebut. Setelah mendengar perkataan Lance, semua kalajengking itu mengangguk.     

"Sudah selesai, Master," kata Lance dengan hormat.     

Angele mengangguk. Tidak lama kemudian, semua kalajengking berdiri di sekitarnya dan mulai melepaskan nafas api mereka satu per satu.     

Duar!     

Api hijau kalajengking pertama meledak di dekat tubuh Angele dan mengeluarkan panas yang amat sangat.     

Namun, api hijau itu hanya memiliki kekuatan sepuluh derajat, sehingga tidak terlalu menyakitkan bagi Angele.     

Ia menonaktifkan pelindung dari Sihir Logam-nya, sehingga api hijau itu bisa mengenai tubuhnya. Ia menutup mata dan mulai bermeditasi, berusaha memahami rune tahap kedua teknik Lautan Pusat Api.     

Dalam tahap ini, Angele harus menentukan wujud tubuh keduanya.     

Tahap pertama dari tingkat kedua Lautan Pusat Api adalah membuat wujud tubuh kedua dengan menggunakan energi atau bahan-bahan materiil. Ia dapat mengubah bentuk dan sifat tubuhnya, namun tingkat kesulitan dan bahan yang dibutuhkan berbeda-beda, tergantung wujud apa yang diinginkan. Kekuatan wujud kedua akan ditentukan oleh beberapa faktor.     

Inilah kemampuan spesial khas teknik meditasi Lautan Pusat Api.     

Burung merah yang dikendalikan kapten kelompok tadi adalah tubuh keduanya. Jika terjadi hal buruk hingga ia kehilangan tubuh aslinya, jiwanya akan tetap hidup di dalam tubuh kedua itu, sehingga satu-satunya cara untuk membunuh orang dalam keadaan seperti ini adalah membunuh tubuh pertama dan kedua. Walaupun ia bisa tetap hidup dengan mengubah tubuhnya menjadi wujud jiwa atau wujud energi, kematian kedua tubuhnya akan membuat kekuatannya berkurang banyak.     

Dalam tahap ini, ia harus menentukan sifat dan kekuatan tubuh keduanya. Inilah teknik spesial yang membuat teknik meditasi Lautan Pusat Api menjadi sangat terkenal.     

Masalahnya, jika kekuatannya tidak cukup, ia tidak akan bisa mengendalikan tubuh kedua, sehingga tubuh keduanya akan beroperasi sendiri.     

Waktu terus berjalan.     

Petir terus menyambar. Cahaya kilat terus berkedip menerangi tempat itu.     

Akhirnya, hujan mulai turun. Seketika, rintik-rintik hujan berubah menjadi badai yang sangat deras.     

Angele menunjuk ke dinding kawah, menciptakan sebuah gua raksasa.     

Dua Penjaga terus berdiri di samping Angele, sementara sisanya memasuki gua untuk berteduh.     

Angele duduk di tengah kerumunan kalajengking api tersebut, tubuhnya dipenuhi oleh api berwarna hijau.     

Api itu tidak menyentuh tubuhnya. Sebuah gelombang energi yang ada beberapa sentimeter dari tubuhnya terus memantulkan api tersebut.     

Cipratan kecil cahaya hijau terpisah dari bara api tersebut dan diserap ke dalam tubuh Angele.     

Setelah sepuluh menit, semua kalajengking kehabisan energi, sehingga mereka segera pingsan.     

Lance menunggu Angele menyelesaikan meditasinya dengan sabar.     

Rune merah muncul di dahi Angele dan menghilang dalam beberapa detik.     

Wush!     

Pelindung bening itu menghilang, dan semua api hijau yang tersisa masuk ke dalam tubuhnya.     

Terdengar suara Zero bergema dalam telinganya.     

'Tingkat 2 teknik Lautan Pusat Api telah dikuasai. Kekuatan mental meningkat…'     

'Memeriksa… Kekuatan mental anda meningkat menjadi 91.7.'     

Laporan Zero membangunkannya dari tidur karena meditasi tersebut. Setelah bermeditasi, seluruh tubuh Angele terasa kaku, akibat berdiam diri terlalu lama.     

'Hanya begitu?' Angele terdiam. Ia tidak percaya apa yang baru saja terjadi. Ia sama sekali tidak merasakan senang setelah naik ke tingkat kedua.     

Inilah salah satu keuntungan menjadi penyihir di negeri tengah.     

'Apa kau sudah selesai melakukan analisa untuk tingkat ketiga?' tanyanya.     

'Perkiraan waktu untuk analisa: 73 jam, 21 menit.' Mendengar jawaban itu, Angele merasa sedikit kecewa. Setelah menyelesaikan tingkat kedua, ia mampu merasakan kekuatannya bertambah, dan kemampuannya mengendalikan api pun semakin meningkat.     

Dalam pikirannya, saat bermeditasi, ia merasakan ada gambaran buram tubuh keduanya, namun ia tidak tahu seperti apa wujud tubuh itu.     

Sepertinya, tubuh kedua itu akan terbentuk sendiri, karena Angele tidak cukup kuat untuk mengatur bentuk tubuh tersebut.     

Menurut penjelasan dalam buku, bentuk tubuh kedua dipengaruhi oleh kekuatan, keinginan, karakteristik, dan kekuatan mental pemiliknya.     

Namun, sebelum mengendalikan tubuh kedua itu, ia harus menguasai tingkat ketiga dan keempat meditasi Lautan Pusat Api.     

Ia tidak terlalu khawatir dengan kecepatan perkembangannya, karena ia memiliki Zero.     

Angele berdiri dan berjalan mendekati gua, diikuti kedua Penjaga dan Lance.     

"Master."     

"Senang melihatmu kembali."     

Hakeem dan Lyn sedang sibuk bermeditasi, namun mereka langsung menyapa Angele saat menyadari keberadaannya.     

"Terima kasih. Beristirahatlah, tugasku selesai lebih cepat dari perkiraanku. Kita bisa mencari tahu tentang harta rahasia itu sebentar lagi." Angele tersenyum. "Bagaimana menurut kalian."     

"Baik, Master." Hakeem tertawa.     

Liv mengangguk dan menjawab dengan dingin. "Ya." Wanita itu tidak terlalu menghormati Angele, karena ia memiliki posisi spesial dalam organisasi Penjaga.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.