Dunia Penyihir

Masa Kacau (Bagian 2)



Masa Kacau (Bagian 2)

0Pria berjubah hijau itu tersenyum kecut dan menghela nafas. "Sepertinya, mereka memiliki opini yang sama…" Sebelum sempat menyelesaikan perkataannya, pria itu tiba-tiba menjadi pusaran hijau dan menghilang.     

Keempat penyihir berjubah putih itu terluka parah dan tersungkur di atas tanah. Mereka ingin mengorbankan diri demi Eugene, namun situasi telah berada jauh di luar kendali mereka.     

Mendengar permintaan terakhir Eugene, para penyihir yang masih ada di tempat itu memutuskan untuk tidak menggubris para penyihir berjubah putih yang terluka parah tersebut.     

Ketua para penyihir jubah putih, seorang wanita berwajah pucat, terus memuntahkan darah dari mulutnya. Patung hitam di tangannya, alat pelindung terakhir dan terkuat yang ia miliki, hancur karena serangan-serangan partikel energi saat Eugene menyerang Reagan. Akhirnya, ia terluka dan tidak bisa menyerang balik.     

**     

Angele berdiri perlahan di depan bola kristalnya sambil menatap tempat yang hancur itu tanpa bisa berkata apa-apa.     

"Ys Reagan… Mengapa kau membantu lawanmu kabur? Apa egomu itu benar-benar lebih berharga daripada kesempatan menjadi seorang tetua?" Angele merasa sedikit sedih.     

Ia tidak menyangka bahwa sesuatu seperti itu akan terjadi, karena ia mengira bahwa Reagan tidak akan membuat pilihan yang tidak bijak. Para penyihir sudah pergi meninggalkan daerah efektif penglihatan bola kristal tersebut.     

Satu-satunya pilihan untuknya adalah menunggu laporan hasil pertarungan dari Victoria. Namun, jika dilihat dari kondisi wanita itu, sepertinya Victoria telah berhasil.     

Eugene nyaris tidak mungkin bisa bertahan hidup.     

Titik lemah para penyihir dari Istana Bayangan adalah perut mereka. Titik itu adalah hasil teknik meditasi tingkat tinggi yang mereka gunakan, sehingga perut mereka menjadi tempat esensi kehidupan yang dikenal sebagai 'inti'.     

Inti bagi penyihir bayangan adalah tempat menyimpan partikel energi mereka. Dalam sistem aliran energi, inti tersebut seperti jantung. Para penyihir bayangan akan menggunakan inti mereka sebagai jantung, sehingga energi dapat mengalir melalui pembuluh darah mereka. Dengan cara tersebut, seluruh tubuh mereka menjadi penghantar energi.     

Teknik penggantian jantung itulah dasar dari teknik persembunyian para penyihir bayangan. Walaupun penyihir-penyihir lain memiliki wujud elemen seperti mereka, penyihir elemen lain harus bekerja lebih keras.     

Tanpa mantra pasif spesial, penyihir biasa tidak akan bisa mengubah tubuh mereka menjadi wujud elemen. Angele mendapatkan kemampuan perubahan wujud elemen saat mencapai tingkat 3, namun anggota Istana Kegelapan dapat memiliki kemampuan itu saat mencapai tingkat 1.     

Inilah alasan mengapa Istana Bayangan dapat bertahan hidup dalam pertarungan sengit, sehingga jumlah prajurit sang Penguasa Bayangan tidak berkurang sama sekali.     

Namun, di sisi lain, jika inti seorang penyihir bayangan dihancurkan dalam pertarungan, ia akan mati atau kehilangan kemampuan bertarung. Menghancurkan inti tersebut kira-kira sama seperti menghancurkan otak seorang penyihir biasa.     

Angele hanya berdiri di kamar sambil menata semua informasi yang ia peroleh di pikirannya.     

Setelah menenangkan diri, ia memutuskan untuk tidak terlalu memikirkan kejadian tersebut.     

'Situasi ini sudah ada di luar kendaliku. Aku tidak punya pilihan selain bergantung pada Pangeran Panko dan Victoria.' Ia mengangkat tangannya dan mengaktifkan rune komunikasi Turin yang bersinar di atas jarinya. Rune itu sangat sederhana, namun namanya yang ditulis dalam bahasa Metia.     

"Ada apa?" Angele segera menjawab panggilan Turin.     

"Ketua, semuanya sudah selesai, dan orang-orang yang tersisa telah bergabung dengan kita. Tapi, kita punya masalah di sini…" Turin berkata dengan serius, tidak seperti biasanya.     

"Masalah?"     

"Iya, ada orang yang melakukan hal yang sama dengan kita, dan mereka sudah berhasil." Turin menjawab dengan suara berat.     

"Ha?" Angele sedikit terkejut. "Siapa mereka?"     

"Mereka menyebut diri mereka sebagai Matahari Pagi. Sepertinya itu adalah nama organisasi mereka. Mereka sudah mengumpulkan sebagian besar penjahat di dunia ini, beserta penjahat yang berada di dunia bawah tanah. Kepala organisasi mereka ingin bertemu denganmu. Bagaimana?"     

"Bertemu langsung, ya? Apa mereka mengatakan keinginan mereka? Kita tidak perlu bantuan mereka, karena peringkat organisasi kita berbeda. Mereka tidak cukup kuat untuk berdiskusi dengan kita," jawab Angele.     

"Tidak, mereka punya Kontrak Dunia Chaos. Mereka ingin kau menandatangani kontrak itu."     

"Kontrak Dunia Chaos…? Dari mana mereka menemukan benda seperti itu…? Sial, sepertinya aku telah meremehkan mereka…" Angele memicingkan matanya. Ia memahami keinginan kelompok Matahari Fajar itu.     

Dari kejadian itu, dapat disimpulkan bahwa organisasi tersebut cukup familiar dengan struktur dan cara kerja Menara Penyihir Kegelapan, sehingga mereka pun tahu bahwa Angele lebih lemah dari para penyihir yang bekerja di bawahnya. Walaupun Menara Penyihir Kegelapan adalah organisasi kuat, Angele sendiri masih terlalu lemah.     

Mereka sadar bahwa Angele tidak akan mau mendekati mereka. Ditambah lagi, mereka memiliki Kontrak Dunia Chaos, sebuah kontrak kuno yang ditemukan beribu-ribu tahun lalu.     

Siapa pun yang berani melanggar Kontrak Dunia Chaos akan dihukum oleh kekuatan misterius dan dilemparkan ke Dunia Chaos yang mengerikan.     

Makhluk biasa akan mati seketika dalam waktu dan tempat yang kacau di Dunia Chaos, sementara makhluk-makhluk kuat dapat bertahan lebih lama. Namun, cepat atau lambat, mereka akan bertemu makhluk yang lebih kuat dan akhirnya mati dimakan olehnya.      

Angele dan organisasi Matahari Fajar tidak bisa bertahan di Dunia Chaos yang kacau, sehingga Kontrak Dunia Chaos sangatlah cocok untuk menangani situasi tersebut. Sepertinya, jika dilihat dari kemauan mereka menggunakan kontrak tersebut, mereka mau bekerjasama. Itulah alasan mengapa mereka meminta Turin untuk menghubunginya. Sepertinya, Turin sudah tahu bahwa Matahari Fajar adalah organisasi yang sangat kuat.     

"Apa mereka sudah mengatakan waktu dan tempat pertemuannya?" tanya Angele.     

"Di ujung Lembah Berbatu Putih. Aku sudah membuat janji dengan mereka." Turin segera menjawab. Akhirnya, ia berbicara dengan sopan pada Angele.     

"Tanggal?"     

"Seminggu lagi."     

Angele menyentuh bola kristal di depannya. "Aku akan tiba tepat waktu."     

Seketika, gambar wajah Turin dalam kristal itu menghilang.     

**     

Tiga hari kemudian.     

Hari masih pagi.     

Lembah sempit berbatu putih itu tertutup kabut tipis, sehingga membuat udara terasa lembap dan pemandangan menjadi lebih buram.     

Di lembah itu, terdapat dua bayangan hitam yang melompat-lompat tanpa suara. Mereka terus maju dan menghilang seperti hantu.     

Lembah itu sangat sepi, bahkan tidak terdengar sedikit pun suara burung maupun serangga.     

Salah satu bayangan berada di belakang. Mereka terus menyusuri bebatuan tersebut, hingga akhirnya sampai di atas sebuah batu besar berwarna putih.     

Bayangan hitam pertama memiliki rambut merah panjang sepinggang, sementara bayangan hitam kedua memiliki rambut merah dan wajah yang sangat cantik seperti wajah seorang wanita.     

"Turin, apa ini tempat yang kau maksud?" tanya Angele dengan suara berat.     

"Benar, Ketua. Menurut pesan yang kudapatkan, inilah tempatnya."     

Angele melihat sekelilingnya dan menatap lembah berkabut yang sunyi itu. Ia merasa seperti berada di dunia dongeng.     

"Kalian sudah di sini, kan? Mengapa kalian tidak keluar saja? Kukira kalian yang mau bernegosiasi?" tanya Angele dengan bantuan partikel energi.     

Suaranya bergema selama beberapa menit sebelum akhirnya menghilang.     

"Maaf."     

Terdengar suara dari bawah, entah apakah itu suara wanita atau pria.     

"Aku baru saja selesai membangun tempat ini, tapi kau tiba dengan cepat. Masuklah agar kita bisa berbicara." Suara itu berkata dengan lembut, namun tidak terdengar seperti suara wanita.     

Angele mengernyitkan alisnya. Ia melompat turun dan mendarat di atas tanah.     

Turin pun ikut turun. Bersama-sama, mereka berjalan ke gunung di ujung lembah tersebut.     

Mereka semakin dekat, dan kabut dari tempat itu mulai menghilang.     

Akhirnya, mereka bisa melihat tempat itu dengan jelas. Bagian depan gunung tersebut berwarna keunguan.     

Sebenarnya, gunung itu berwarna putih, namun permukaannya ditumbuhi oleh banyak sekali bunga-bunga berwarna keunguan.     

Bunga-bunga itu tidak bersulur mau pun berdaun; hanya ada kelopak dan mahkota bunga berwarna ungu. Warna ungu tersebut membuat tempat itu terlihat misterius.     

Hanya ada bunga di permukaan gunung, beserta kelopak bunga yang berguguran dan menutupi warna putih gunung tersebut.     

Di tengah gunung tersebut, terdapat sebuah tangga batu yang mengarah pada sebuah gerbang besar.     

Angele dan Turin berjalan maju.     

Krak!     

Gerbang itu terbuka, memperlihatkan sebuah lorong ungu gelap.     

"Masuklah." Suara lembut itu kembali terdengar.     

Angele mengernyitkan alisnya dan masuk ke lorong.     

Dinding lorong terlihat persis seperti permukaan gunung. Sebuah ruangan kecil terlihat pada ujung lorong tersebut.     

Saat ia masuk, bau wangi bunga memenuhi ruangan, hingga rasanya seperti bau itu akan menempel pada jubahnya. Anehnya, walaupun bau wangi bunga itu sangat menyengat, tidak terlihat adanya lebah-lebah yang beterbangan.     

Ia mengambil satu kelopak bunga; rasanya dingin dan basah.     

Ia membuang kelopak itu dan masuk ke ruangan di ujung.     

Saat memasuki ruangan tersebut, ia melihat dindingnya masih penuh bunga ungu. Di tengah ruangan itu, terdapat sebuah meja berwarna merah. Meski kontras, namun warnanya cocok dengan warna ruangan tersebut.     

Di atas meja tersebut, terdapat sebuah sangkar emas berisi seekor burung emas gelap yang menatap Angele.     

Sangkar yang terbuat dari emas murni itu terlihat sangat indah dan mewah, dengan pola-pola bunga yang berbentuk seperti rune sihir. Sepertinya, sangkar itu adalah sangkar untuk keluarga kerajaan.     

Burung hitam dalam sangkar itu sangatlah kecil dan imut. Bentuknya mirip dengan burung pipit biasa, hanya saja bulunya berwarna emas.     

"Senang bertemu denganmu, Ketua Green." Burung itu berkata dengan lembut. "Perkenalkan, aku Pangeran Evil Dragon."     

Angele memicingkan matanya dan menatap burung tersebut.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.