Dunia Penyihir

Investigasi (Bagian 1)



Investigasi (Bagian 1)

0Angele duduk sendirian di mejanya dan mencoba memikirkan solusi yang tepat setelah kedua penyihir itu pergi. Ia memeriksa tumpukan kertas yang berisi informasi tentang rincian investigasi di atas mejanya.     

Semua kertas informasi itu penuh dengan gambar yang mirip dengan hasil jepretan kamera modern. Semua gambar-gambar itu diambil dengan bantuan sihir spesial yang diciptakan sebagai alat bantuan dokumentasi.     

Setelah membaca semua informasi itu, Angele mengernyitkan alisnya.     

Pada salah satu foto, terdapat tiga rune putih yang terukir di atas dinding kuburan, dan membentuk sebuah bangun seperti segitiga.     

Ketiga rune putih itu tampak tidak asing.     

"Sudah jelas, ini bukanlah masalah Dunia Chaos… Aku harus segera masuk ke kuburan."     

Angele mulai berpikir dan membandingkan data di atas kertas dengan informasi yang tersimpan dalam memori chip-nya.     

Setelah beberapa detik, ia menekan ujung mejanya.     

"Wendy, bawakan aku daftar semua peristiwa besar yang terjadi di kota ini selama seratus tahun terakhir. Ada sesuatu yang harus kupastikan."     

"Baik, Kepala Departemen." Suara Wendy terdengar dari tepi meja.     

Dalam hitungan menit, semua catatan kejadian telah sampai di atas meja Angele. Ada lebih dari seratus buku, namun tumpukan itu pun masih tidak lengkap.     

Dengan ditemani camilan di mejanya, Angele menghabiskan seharian untuk membaca semua buku itu.     

Ia baru selesai membaca saat malam tiba, tepat saat Kepala Departemen kembali dari pertemuan.     

Ia segera menghubungi Kepala Departemen, mengutarakan keinginannya untuk bergabung dalam investigasi kedua.     

Kepala Departemen pun langsung setuju.     

Kepala departemen yang baru punya latar belakang yang lemah; satu-satunya yang ia miliki adalah kekuatan besar dan keberuntungan dalam pemilihan kepala. Pria itu jarang berkomunikasi dengan Angele, namun ia tidak keberatan jika Angele bergabung dengan organisasinya.     

Ia menghabiskan dua hari tinggal di kamar yang disediakan di belakang gedung, sebelum akhirnya tim investigasi kedua mulai bergerak.     

**     

Di hutan, sekitar 10 kilometer dari Kota Syair Duyung…     

Sebuah kelompok berbaju serba putih bergerak perlahan melewati jalan di antara pepohonan hijau.     

Kelompok itu dipimpin oleh seorang wanita paruh baya berambut pirang. Ekspresinya terlihat serius, menunjukkan bahwa ia benar-benar tidak main-main dalam memimpin.     

Di belakang wanita itu, terdapat sekitar 7 atau 8 orang yang mengikutinya.     

Angele mengenakan jubah putih panjang dan berjalan di belakang tiga orang penyihir kiriman pihak menara. Tiga penyihir yang berada di depannya adalah spesialis pelacakan, sementara empat penyihir di sekitarnya adalah penyihir spesialis bertarung pilihan. Mereka semua mengenakan topeng, namun jika dilihat dari mata mereka, sepertinya ada dua pria dan lima wanita.     

"Akhirnya, kita sampai. Itu dia tempatnya." Wanita paruh baya yang memimpin di depan berhenti berjalan dan menoleh. Dengan partikel energi, ia meminta keempat spesialis bertarung untuk bersiap.     

Keempat spesialis bertarung itu mengangguk bersamaan.     

"Ingatlah, hasil misi ini akan dilaporkan langsung oleh perwakilan organisasi, jadi…" Wanita itu berbisik kepada ketiga penyihir.     

"Kita akan berusaha sebaik mungkin." Seorang pria tua berkepala botak menjawab dengan suara berat. "Hanya itulah yang bisa kami katakan, Master Masha."     

Masha mengangguk dan menoleh ke arah Angele. "Wakil Kepala Departemen Angele, Anda tidak perlu bergabung. Sebaiknya Anda kembali ke kota dan menunggu hasil investigasi. Ada beberapa penyihir tingkat 2 dan 3 yang hilang dalam penjelajahan itu."     

"Mereka adalah bawahanku. Aku tertarik dengan reruntuhan ini. Ini tak bisa kulewatkan begitu saja." Angele menjawab dengan sopan.      

"Baiklah. Kalau begitu, mari kita lanjutkan perjalanan saja." Masha mengangguk dan mempercepat langkahnya.     

Jauh di dalam hutan, Angele bisa melihat pintu masuk kuburan yang dibangun di atas dinding dari batu putih. Di depan pintu itu, terdapat dua orang pendekar berjaga dengan sigap; keduanya mengenakan zirah hitam yang bercahaya.     

Masha mendekati kedua pengawal. Dengan mudahnya, wanita itu mendapatkan izin masuk.     

Tanpa bersuara sedikit pun, seluruh anggota kelompok segera memasuki kuburan.     

Di balik pintu, terdapat sebuah lorong berlekuk yang sempit. Kristal pencahayaan yang tersemat di dinding tidak lagi bekerja, sehingga semuanya menjadi redup.     

Shing!     

Masha mendongak dan melepaskan bola cahaya putih di atas seluruh anggota kelompok.     

Tiba-tiba, lorong itu menjadi terang.     

Pada ujung lorong, terlihat sebuah gerbang batu hitam dengan rune aneh yang terukir di atasnya. Rune itu berbentuk seperti replika manusia dengan objek berbentuk persegi di atas kepalanya.     

Di dalam persegi di atas rune itu, terdapat kata-kata yang terukir dalam bahasa misterius.     

Masha mengulurkan tangannya; ia hendak membuka pintu.     

"Tunggu." Salah satu pria tua anggota kelompok itu angkat bicara, kemudian berjalan mendekati Masha dan gerbang tersebut. "Bahasa ini terlihat tidak asing…" Ia menggumam dan mengusap ukiran tulisan tersebut. Muncul cahaya putih di atas jari-jarinya.     

"Aku yakin bahwa bahasa ini tidak ada di Dunia Penyihir," kata pria tua itu dengan penuh percaya diri.     

Saat masuk, Angele mengenal bahasa itu, bahasa yang sama dengan ukiran dalam kuburan bawah tanah Dunia Mimpi Buruk. Selain bahasa kuno pemersatu, bahasa pada pintu itu adalah bahasa pemersatu kedua. Awalnya, ia mengira bahwa ukiran itu hanyalah rune, namun kenyataan mengatakan bahwa sebenarnya itu adalah sebuah bahasa dengan aturan-aturannya sendiri.     

"Penyihir Poll, ada banyak tulisan yang mirip di dalam." Masha mengangguk dan mendorong gerbang itu.     

Krak!     

Perlahan-lahan, gerbang bergeser ke arah kiri, dan memperlihatkan tangga bebatuan gelap yang mengarah ke dalam kuburan.     

Masha mengangkat tangan kirinya, menunjukkan cincin batu rubi yang bersinar terang.     

Tiba-tiba, seluruh lorong menjadi terang. Cahaya kuning redup bersinar dari kedua sisi dinding itu.     

"Tim investigasi pertama sudah mendirikan lingkaran penerangan." Masha menjelaskan.     

Dengan hati-hati, Angele memeriksa bagian dalam kuburan.     

Cahaya kuning menerangi lorong, sehingga tempat itu menjadi seperti tangga emas yang mengarah ke istana bawah tanah. Sayangnya, tempat itu benar-benar hening.     

"Daripada membuang-buang waktu, mari kita pergi ke tempat di mana anggota kelompok pertama terakhir diketahui. Tempat ini terlalu besar. Kita tidak punya waktu untuk melihat semuanya," kata seorang wanita tua.     

Seluruh anggota mengangguk setuju.     

Masha berjalan memimpin kelompok menuruni lorong, hingga akhirnya memasuki sebuah ruangan berwarna emas setelah berjalan selama sepuluh menit. Pada kedua sisi ruangan, terdapat dua lorong berbeda. Sebuah peti mati tergeletak tepat di tengah ruangan itu, yang dijaga oleh ukiran-ukiran makhluk saling membunuh yang memenuhi seluruh dinding.     

Semua makhluk itu memiliki kepala anjing atau babi, namun tubuh mereka sama dengan tubuh manusia biasa.     

Mereka masuk ke lorong sebelah kiri, berjalan menuruni tangga, dan melewati lebih dari sepuluh ruangan. Setelah berjalan beberapa lama, akhirnya Masha berhenti di depan sebuah ruang batu kecil.     

"Mereka menghilang setelah masuk ke sini. Lakukan pekerjaan kalian."     

Ketiga ahli pelacak mengangguk dan segera masuk sambil membawa alat-alat dan benda sihir masing-masing. Para spesialis bertarung terus waspada dan memeriksa keadaan sekitar mereka.     

Angele melihat gambar-gambar aneh di dinding ruangan itu sendirian.     

Ia mengusap permukaan dinding yang terasa halus, bersih, dan dingin.     

Cahaya biru bersinar di depan mata Angele, menunjukkan bahwa ia sedang menganalisa semua gambar-gambar tersebut. Dalam waktu beberapa menit, ia telah selesai memeriksa semua gambar.     

Ia tidak menyangka akan sampai ke ruangan lain saat berjalan ke ujung lorong.     

"Master Angele, jangan jauh-jauh dariku. Reruntuhan ini berbahaya. Aku tidak mau kena amuk murka Tetua Vivian." Masha menoleh dan berkata dengan serius.     

Angele tersenyum.     

"Maafkan aku, Master Masha."     

Semua anggota kelompok mengira bahwa Angele masih seorang penyihir tingkat 2 yang sedang berusaha menyelesaikan tahap keempat Lautan Pusat Api. Jika Angele tidak melapor, tidak akan ada yang tahu bahwa ia baru saja naik ke tingkat tiga. Namun, Masha adalah salah satu penyihir tingkat 4 terkuat di organisasi. Masha hanya memedulikan Angele karena Vivian.     

Ditambah lagi, perbedaan tingkat 3 dan 4 sangatlah besar.     

Angele kembali ke ruangan pertama. Ia berpura-pura sedang melihat ujung-ujung ruangan.     

Waktu terus berjalan. Beberapa jam kemudian…     

Duar!     

Tiba-tiba, terdengar suara keras, sehingga debu dari bebatuan berjatuhan di atas kepala masing-masing penyihir.     

"Ada yang menggunakan sihir elemen tanah di atas." Masha mengernyitkan alisnya, sepertinya berusaha untuk mengingat sesuatu, "Medan pelindung kuburan ini sudah hancur bertahun-tahun lalu. Jika ledakan di atas terlalu kuat, kuburan ini bisa runtuh."     

"Keselamatan adalah prioritas utama. Haruskah kita pergi ke pintu dan melihat keadaan di luar?" Masha menatap ketiga spesialis pelacak itu.     

Ketiga penyihir itu mengangguk. "Kita tidak bisa mendapat hasil secepat itu. Mari kita keluar dan lihat saja," jawab si pria tua.     

"Baiklah, kalau begitu, kita akan naik ke atas." Masha berjalan pergi ke pintu masuk.     

Semua anggota mengikuti Masha, dan Angele berjalan di paling belakang. Sebelum pergi, ia menyentuh dinding dan meninggalkan sesuatu tanpa sepengetahuan anggota lainnya.     

Dalam waktu beberapa menit, mereka sudah kembali ke atas.     

Salah satu pengawal telah pergi untuk memeriksa sumber ledakan energi tadi.     

Masha menatap pengawal yang tersisa.     

Pengawal itu menunduk dan menjelaskan. "Tuan, sepertinya ada penyihir yang bertarung di kota dekat sini, sehingga energi dari sihir mereka menyebar."     

"Kota dekat sini?" Masha mengernyitkan alisnya.     

"Iya, kota yang dibangun di samping Tambang Bulan Sabit sekitar setengah tahun lalu. Beberapa organisasi membangun cabang di sana, termasuk beberapa organisasi besar seperti Paguyuban Penyihir dan Organisasi Peramu."     

"Batu Bulan Sabit? Aku tidak menyangka ada batu itu di sini. Mari kita pergi dan melihatnya." Ekspresi Masha berubah. Iaa segera berbalik dan pergi ke sumber pergerakan energi itu.     

Angele menyadari bahwa kejadian itu menandakan adanya perubahan situasi. Paguyuban Penyihir dan Organisasi Peramu adalah dua organisasi kuat, sementara Batu Bulan Sabit adalah benda langka yang dapat digabung dengan magic stone kualitas tinggi untuk menciptakan alat-alat sihir.     

Sebagai penyihir terkuat dalam tim dan penyihir pilihan organisasi, ia memiliki hak untuk memberi perintah pada seluruh anggota.     

Ketiga ahli pelacak tetap tinggal di pintu kuburan untuk memeriksa relief tanah di sekitar. Mereka dilindungi oleh tiga penyihir spesialis bertarung. Penyihir ahli bertarung keempat, bersama Angele, Masha, dan si pengawal yang tersisa, berjalan ke kota.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.