Dunia Penyihir

Hadiah (Bagian 2)



Hadiah (Bagian 2)

0Banyak orang-orang sedang berkumpul di sekitar kolam-kolam energi tersebut.     

Ada yang sibuk menggumamkan mantra, ada yang menunggu dengan duduk bersila, dan ada juga yang sibuk melakukan kalkulasi rumit dengan menggunakan rune dan rumus-rumus.     

Kedatangan Juventus dan Angele sama sekali tidak menarik perhatian mereka.     

Kolam-kolam itu menyinari seluruh ruangan dengan cahaya hijau, sehingga wajah-wajah para penyihir di sana terlihat berwarna kehijauan dan mengerikan seperti tempat itu.     

"Pilih satu kolam. Semua kolam yang ada di sini memiliki cukup energi untuk menjaga struktur lingkaran sihir itu." Juventus berdiri di tepi pintu masuk seraya menjelaskan.     

Angele mengangguk perlahan dan menatap kolam-kolam dalam ruangan tersebut. Seperti bentuknya, ukuran setiap kolam sangatlah bervariasi.     

Namun, ukuran kolam tidak penting. Ia hanya perlu mencari kolam dengan tingkat energi yang cocok dengan lingkaran yang ia peroleh.     

Jika kolam energi yang ia gunakan terlalu kuat, sementara lingkaran sihir yang diperolehnya tidak membutuhkan banyak energi, rune-rune pada lingkaran sihir akan melemah. Alhasil, kekuatan yang bisa ia dapatkan berkurang.     

Namun, jika kolam energi yang ia gunakan terlalu lemah, ia tidak akan bisa memindahkan cukup energi dengan bantuan lingkaran sihir tersebut.     

Jadi, Angele harus memeriksa tingkat kekuatan setiap kolam dan memilih kolam yang cocok.     

Akhirnya, setelah memeriksa banyak kolam energi, ia memilih kolam berbentuk persegi di sisi kanan ruangan.     

"Akan kuambil kolam itu." Ia berjalan mendekati kolam tersebut dan mengambil bibit putih pemberian Medisa dari kantongnya. "Bagaimana cara mempersiapkan penanaman ini? Apa ada larangan-larangan yang harus aku ketahui?" Ia menatap Juventus.     

"Tidak, kau hanya perlu meletakkan penanda kekuatan mentalmu pada bibit itu dan melemparnya ke dalam kolam." Juventus menjawab seraya melipat tangannya. "Setelah kau menanam bibit pada kolam pilihanmu, lingkaran sihir-mu akan dilindungi sepenuhnya oleh kekuatan pertahanan kolam-kolam tersebut, sehingga penyihir kuat pun tidak akan bisa menyentuh lingkaran sihirmu tanpa izin. Jangan khawatir. Walau ada yang tahu lokasi lingkaran sihirmu, kau akan tetap aman."     

"Benarkah?" Angele mengangguk perlahan.     

Ia memegang bibit putih itu, seraya menatap permukaannya dengan seksama.     

Sebuah tanda merah yang berbentuk seperti jarum muncul tepat di depan pandangannya.     

"Nah." Angele merunduk. Ia menghela nafas dan menjatuhkan bibit di tangannya ke dalam kolam tersebut.     

Begitu menyentuh air berwarna hijau berkilauan di kolam, bibit itu tumbuh dan besar dengan cepatnya.     

Akar-akar muncul pada permukaan bibit, berputar-putar dan berbelok-belok memenuhi kolam energi.     

Dalam hitungan detik, kolam itu dipenuhi akar, yang kemudian segera berubah menjadi lingkaran sihir.     

Lingkaran sihir dari akar tersebut perlahan-lahan muncul dan mengapung di atas air. Dedaunan hijau dan kuncup-kuncup berwarna-warni seketika muncul di atas lingkaran tersebut.     

Sebuah wajah manusia muncul di atas lingkaran. Ekspresinya tampak seperti orang yang sedang berusaha tersenyum. Mata kiri wajah itu terbuka, sementara mata kanannya tertutup.     

"Itu…" Juventus terdiam dan berdecak kagum. "Totem Raksasa Logam… Aku tidak menyangka bahwa kau akan mendapatkan hadiah sebagus itu. Direktur pasti memiliki harapan yang tinggi untukmu."     

"Ha?" Angele bertanya. Ia baru pertama kali mendengar nama lingkaran tersebut. "Apa maksudmu? Apa ini lingkaran sihir warisan yang langka?"     

"Langka? Tidak, lingkaran itu sangat, sangat langka." Juventus menatap Angele. "Lingkaran ini bukanlah salah satu dari pilihan lingkaran yang telah ditentukan penyelenggara; jadi, sepertinya direktur membuatkan dan mempersiapkan lingkaran ini hanya untukmu. Walaupun lingkaran ini bukan lingkaran terkuat sepanjang masa, aku yakin bahwa lingkaran ini sangat cocok untukmu."     

"Apa kekuatan dan kemampuan lingkaran sihir warisan ini?" Angele menaikkan salah satu alisnya seraya bertanya dengan suara lirih.     

"Lingkaran ini akan membantumu memanipulasi sihir logam menurut kekuatan, jarak, dan ketepatan, serta memberimu sebuah Mantra Pasif bernama Kulit Logam. Fungsinya hampir mirip seperti Kulit Batu. Dengan bantuan Mantra Pasif tersebut, luka-luka yang kau derita dalam pertarungan akan berkurang banyak. Masih ada berbagai fitur-fitur lain, tapi aku tidak tahu. Kau harus mencoba dan mencarinya sendiri."     

Angele mengangguk perlahan. Ia merasakan informasi tentang lingkaran sihir yang ia dapatkan masuk ke dalam otaknya, sementara lingkaran sihir di dalam kolam terus tumbuh. Setelah memastikan keamanan informasi tersebut, ia memerintahkan Zero untuk menyimpannya dalam memori penyimpanan.     

Semua informasi itu berhubungan dengan set lingkaran sihir warisan.     

Dari lingkaran itu, ia akan mendapatkan Mantra Pasif permanen bernama Kulit Logam dan juga sihir penyerang wilayah bernama Pengejut Logam, yang bisa digunakan dua kali dalam sehari. Selain kedua sihir itu, lingkaran tersebut juga memperkuat tubuhnya dari dalam.     

Menurut informasi yang ia dapatkan, kekuatan lingkaran tersebut dapat melipatgandakan harapan hidup seorang penyihir. Namun, dengan darah-darah kuno yang ia miliki, Angele sudah bisa hidup lebih lama ketimbang penyihir pada umumnya. Bahkan, ia bisa hidup lebih dari seribu tahun dengan mudahnya.     

Jadi, dengan bantuan lingkaran sihir warisan, seorang penyihir akan mampu mencapai tingkat yang jauh lebih tinggi.     

Ditambah lagi, semua kekuatan itu belum mencapai potensi tertinggi. Angele masih belum bisa mengaktifkan set lingkaran sihir warisan itu secara penuh.     

Sebelum mengaktifkan lingkaran sihir tersebut secara penuh, ia tidak akan tahu sekuat apa lingkaran tersebut sebenarnya.     

"Baiklah, lingkaran sihirnya sudah selesai. Lebih baik kita pergi saja. Jika kita berlama-lama di sini, kita bisa luka permanen. Penyihir yang berlama-lama di sini adalah mereka yang sudah sekarat dan kehilangan harapan. Mereka kemari untuk mencoba membuat sihir untuk meningkatkan harapan hidup mereka," bisik Juventus.     

"Baiklah." Angele mengangguk.     

Tanpa membuang waktu, mereka segera meninggalkan ruang kolam energi.     

"Aku meletakkan lingkaran itu di sini. Bisakah aku mengaktifkannya saat pergi keluar di Dunia Penyihir?" tanya Angele.     

"Bisa. Kolam-kolam energi di sini terhubung dengan berbagai macam daerah yang berbeda-beda. Tapi, karena lokasi lingkaran sihirmu ada di sini, jika kau terlalu jauh, kekuatan lingkaran akan sedikit lebih lemah. Jangan lupakan itu."     

"Jika kau memutuskan untuk tinggal di markas, kau bisa meminta bahan-bahan tambahan. Permintaanmu tidak akan dihitung sebagai hadiah. Itulah guna menjadi salah satu anggota inti. Selain itu, kau bisa pergi ke Departemen Perubahan untuk meminta pengawal tambahan, selain pengawal bayangan yang sudah kau miliki."     

"Departemen Perubahan?"     

"Iya, salah satu dari enam departemen yang bertanggung jawab dalam eksperimen modifikasi jiwa pada makhluk hidup. Departemen Perubahan memiliki lima pasukan; empat di antaranya berisi penuh dengan mutan-mutan hasil modifikasi. Pasukan terakhir adalah anggota inti departemen. Setiap hari, mereka membuat banyak sekali mutan. Mereka mengirimkan beberapa hasil pekerjaan mereka kepada anggota organisasi untuk dijadikan pengawal… Yah, setidaknya itulah yang kudengar. Aku masih tidak punya hak untuk menggunakan fitur itu, jadi aku tidak tahu terlalu banyak."     

"Apa kau meletakkan lingkaran sihirmu dalam kolam energi juga?" tanya Angele.     

"Iya, di kolam energi ruang rahasia keluargaku." Juventus mengedikkan bahunya. "Apa kau mau pergi ke Departemen Perubahan sekarang? Direktur departemen sangat menyukaimu. Kau pasti akan mendapatkan sesuatu yang menakjubkan," sarannya.     

"Tentu saja, aku ingin semuanya cepat selesai." Angele mengangguk.     

Mereka meninggalkan lorong kolam energi, berjalan turun melalui tangga spiral, dan berjalan, sebelum akhirnya berhenti di depan pintu hitam yang terbuat dari batu.     

Dua orang pengawal berzirah hitam dan membawa tombak hitam berdiri di luar gerbang batu berlekuk itu. Titik-titik partikel energi berwarna hitam bermunculan pada celah di antara pelat-pelat logam zirah mereka.     

"Selamat datang, Master Green," kata pengawal di sebelah kanan. Ia mengangguk pada Angele dan mengetuk permukaan pintu dengan tangan kirinya.     

Shing!     

Pintu batu itu segera terbuka lebar.     

Di belakang pintu itu, terdapat sebuah ruangan nyaman dengan nuansa berwarna kuning terang.     

Bara api oranye menari-nari di atas tungku, sementara lantai ruangan dilapisi oleh karpet merah.     

Di dekat tungku itu, duduk seorang wanita yang tidak asing.     

Wanita itu memiliki tubuh kurus dengan zirah kulit. Postur tubuhnya terlihat proporsional namun kuat. Mata birunya cerah dan bening. Rambut hitamnya diikat kuncir kuda. Wanita itu terlihat sangat lembut dan cantik.     

Setelah mendengar suara pintu, wanita itu menoleh. Ia melihat Angele dan Juventus berdiri di depan pintu.     

"Kau!" Wanita itu berdiri dan memicingkan matanya pada Angele dengan tatapan benci.     

Terkejut, Angele pun langsung menoleh. Ia melihat wanita yang dirobek-robeknya dalam kompetisi tersebut.     

Wanita itu bernafas terengah-engah, dan wajahnya memerah karena murka.     

"Sepertinya, ini adalah takdir." Angele tersenyum. "Takdir telah mempertemukan kita. Kejadian dalam kompetisi itu hanyalah sebuah… kecelakaan kecil."     

"Mengapa kau masih tersenyum?" tanya wanita itu dengan tajam. Ia berusaha menahan amarahnya.     

"Yah, kompetisi tetaplah kompetisi. Aku melakukan usaha terbaikku." Angele mengedikkan bahunya.     

Wanita itu tidak lagi berbicara, namun ia tampak masih cemberut.     

"Yah, aku kemari untuk mengambil hadiah. Aku sudah meletakkan lingkaran sihirnya di kolam energi." Tanpa membuang waktu, Angele segera angkat bicara.     

Sesosok pria paruh baya berjalan keluar dari salah satu ruangan. "Iya, kami telah menerima informasi. Master Green, mohon ikut aku." Pria tersebut mengenakan jubah panjang berwarna hitam.     

Sebelum berjalan, pria itu mengirim pesan pada si wanita berjubah putih melalui partikel energi. Angele tidak tahu apa yang sedang mereka bicarakan.     

Ekspresi wanita itu berubah beberapa kali, namun akhirnya ia mengangguk. Ia memicingkan matanya, kemudian berbalik dan berjalan menuruni tangga.     

Suara hentak kaki wanita itu sangatlah keras. Sepertinya, ia sengaja melakukannya.     

"Mohon ikut aku." Pria itu berbalik dan masuk melalui lorong.     

Angele dan Juventus segera mengikuti mereka.     

Mereka bertiga berjalan bersama, melewati pelayan-pelayan dan pekerja yang berlalu-lalang sambil membawa berbagai benda di kepala mereka. Semuanya membungkuk hormat pada para penyihir, namun mereka tidak mengatakan apa-apa.     

Melihat wajah Angele, pria paruh baya itu tersenyum dan menjelaskan. "Ini adalah teritori Departemen Perubahan milik Commander Ulanos. Dia suka tempat yang hening, sehingga pelayan dan pekerja di tempat ini tidak punya lidah. Jika mereka bisa berbicara, pasti mereka sudah menyapamu sedari tadi.     

"Begitu, ya?" Angele sedikit terkejut. Ia menatap Juventus. Namun, sepertinya pria itu sudah terbiasa melihat hal seperti ini.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.