Dunia Penyihir

Kenyataan (Bagian 2)



Kenyataan (Bagian 2)

0Pelindung bahu itu benar-benar pas dengan bahu kirinya. Begitu pelindung itu terpasang, ia merasakan banyaknya informasi masuk ke dalam pikirannya.     

Semua informasi itu berhubungan dengan lingkaran sihir warisan dan tata cara pewarisannya.     

"Apa kau merasakan itu? Itulah salah satu keuntungan memiliki set lingkaran sihir warisan. Menara Penyihir Kegelapan adalah salah satu organisasi penyihir terkuat, namun kami pun hanya bisa membuat beberapa set tersebut dengan menggunakan sumber daya yang kita miliki. Bisakah kau membayangkan betapa banyak sumber daya yang kami keluarkan untuk lingkaran itu?" Pria tua bernama Medisa itu tertawa dan menjelaskan.     

"Dan, ini." Medisa melemparkan sebongkah bola putih. "Ini adalah bibit lingkaran sihir warisan. Tanamkan bibit ini pada tempat pilihanmu, dan kau hanya perlu menunggu. Pastikan kau sedang sendirian saat menanam. Jika tidak, kau akan berada dalam masalah."     

"Aku mengerti." Angele menangkap bola putih itu dengan hati-hati. "Bisakah kau memberiku kantong yang kuat dan stabil? Kantongku hancur saat kompetisi."     

"Tentu saja." Medisa mengambil sebuah kantong hitam kecil dari laci mejanya. "Ini adalah kantong dari kulit naga, kantongku saat masih muda dulu. Aku yakin bahwa kantong ini tidak akan hancur dalam pertarungan normal. Ah, aku suka sikapmu. Ketua punya tiga murid, tapi aku paling suka padamu. Kantong itu untukmu, gratis." Medisa mengacungkan jempolnya.     

"Apa para direktur sudah biasa mengangkat pemenang sebagai murid mereka?" tanya Angele.     

"Sudah menjadi aturan tidak tertulis bahwa para direktur bisa mengangkat pemenang kompetisi sebagai murid, namun yang mengangkat tidak harus Direktur Departemen Penyihir. Menara Penyihir Kegelapan jarang mengadakan kompetisi, tapi Direktur Departemen Perubahan mengundangmu masuk, kan? Aku yakin bahwa dia juga menyukaimu." Pria tua itu menjelaskan. "Aku tahu bahwa kau ingin mengetahui apa yang akan kau dapatkan dengan menjadi murid seorang direktur, kan? Aku hanya perlu mengatakan satu hal – kau akan mampu melindungi semua orang yang penting padamu ketika kekacauan yang semakin dekat ini akhirnya pecah…"     

Pria tua itu tersenyum penuh arti.     

"Oh? Jadi, kau akan memberiku kekuatan? Kewenangan?" Angele bertanya. Ia tetap tenang, memahami bahwa ia semakin dekat dengan rahasia Menara Penyihir Kegelapan.     

"Kekuatan dan kewenangan berbanding lurus, Nak. Namun, tanpa cukup kekuatan dan kewenangan, kau tidak akan bisa melindungi apa pun. Kau harus mendapatkan kekuatan dan kewenangan terbesar yang mampu kau capai. Sebentar lagi, akan ada bencana mengerikan, namun kau akan membutuhkan waktu ratusan tahun untuk menjadi penyihir kuat." Pria tua itu mengedikkan bahunya. "Waktu kita tidak banyak."     

"Ha? Kau ingin aku melindungi siapa?" Ekspresi Angele segera berubah. Ia melepaskan pelindung bahu kirinya, kemudian meletakkan pelindung itu bersama bola putih di kantongnya.     

"Mari kujelaskan, Green." Terdengar suara seorang pria paruh baya dari luar pintu.     

"Juventus, lagi-lagi kau!" Raut wajah Medisa berubah kecut. Ia sedang tidak ingin membicarakan topik itu. Pria tua itu kembali ke mejanya dan segera duduk. "Sudahlah, kau saja yang menjelaskan. Setiap kali kau kemari, selalu saja ada…" Pria tua itu tidak menyelesaikan kalimatnya, hanya menatap pria bernama Juventus itu dengan wajah sebal dan marah.     

Angele berbalik, melihat sesosok pria tua berjenggot dan berambut putih di luar pintu. Selain itu, ia terlihat seperti manusia biasa. Setumpuk kertas kulit berwarna kuning yang penuh dengan tulisan tangan yang berantakan memenuhi kedua tangannya.     

"Medisa, aku menulis beberapa puisi baru hari ini. Bacalah dan bantulah aku memperbaiki semua puisi-puisi itu! Aku yakin bahwa kali ini pasti berbeda. Aku sudah berkembang banyak! Banyak sekali!" Pria itu tersenyum, menyeruak masuk ke ruangan, dan mendekati meja Medisa.     

"Iya, iya. Letakkan saja dulu. Jelaskan tentang kenyataan dan informasi Menara Penyihir Kegelapan pada Green, dan aku akan membaca puisi-puisimu nanti." Medisa mengusap dahinya. Sikap Juventus membuatnya pusing. "Di antara kalian bertiga, hanya Green yang normal. Ua tahu apa yang harus ia lakukan dan juga bekerja keras…" kata Medisa seraya mengambil tumpukan kertas itu dengan wajah lesu.     

"Sana, pergilah. Jelaskan kenyataan organisasi ini pada Angele…" Pria tua itu melambaikan tangannya.     

Pria berjenggot itu menoleh ke arah Angele, namun raut wajahnya segera berubah kecut.     

"Sial, kau lebih tinggi dariku?! Aku benci orang-orang yang lebih tinggi dariku!" seru Juventus.     

"Baik, kembali ke urusan kita. Akan kujelaskan tentang fungsi asli Menara Penyihir Kegelapan. Sebagai anggota inti, kau memiliki hak untuk mengetahuinya."     

"Hm?" Angele menatap Juventus. Dari dulu, ia selalu ingin tahu lebih dalam tentang organisasi misterius tersebut.     

Pria berjenggot itu menepuk dadanya. "Perkenalkan, namaku Juventus, panggil saja Juven jika kau mau."     

"Baiklah." Angele mengangguk.     

Juventus berdehem dan mulai menjelaskan. "Menara Penyihir Kegelapan bukan hanya organisasi terkuat di Negeri Tengah, namun juga di berbagai daerah di dunia ini. Namun, organisasi kita tidak memiliki relasi dengan ketiga Penyihir Agung." Ekspresinya berubah serius.     

"Angele, apa kau tahu siapa dua orang yang berdiri di samping Direktur Sando dalam acara penyerahan hadiah?"     

Sebelum Angele sempat menjawab, Juventus melanjutkan penjelasannya.     

"Gadis kecil dengan wajah tanpa ekspresi itu adalah murid Direktur Sando. Ia merupakan pemenang kompetisi sebelumnya. Sementara itu, Count Hosla…" Juventus terdiam sesaat. "Dia adalah bangsawan dari Dunia Peri."     

"Dunia Peri?" Angele memicingkan matanya. "Jadi, Menara Penyihir Kegelapan memiliki hubungan dengan Dunia Peri? Kukira semua penyihir berusaha mengunci gerbang ke dunia tersebut. Bagaimana dia bisa datang kemari?"     

"Kau benar, Dunia Peri dan Dunia Penyihir punya hubungan yang kompleks. Namun, pada dasarnya, Count Hosla yang kau lihat di atas panggung itu hanya proyeksi. Apa kau tahu mengapa kebanyakan gerbang ke Dunia Peri ditemukan di Negeri Tengah, dan tidak di daerah-daerah lain di dunia ini?" Juventus tersenyum puas. "Kami menghabiskan lebih dari 100 tahun untuk mempelajari dan memodifikasi medan gaya dan magnetik gerbang-gerbang tersebut, hingga akhirnya kami bisa masuk."     

"Aku mendengar bahwa Dunia Peri sangatlah berbahaya. Aku memang sudah menjadi anggota Menara Penyihir Kegelapan, tapi menurutku, berurusan dengan dunia mereka bukanlah ide bagus." Angele menjadi takut saat mengingat hari di mana ia bertemu wanita berbaju hitam dan seekor naga di Taman Spiral.     

"Bukan ide bagus? Hah, itu tidak benar." Juventus tertawa. "Kau tahu tidak, Menara Penyihir Kegelapan memiliki kedudukan yang sama dengan Kerajaan Primordial di Dunia Peri."     

Angele terkejut. Ia segera angkat bicara. "Tidak mungkin, sudah bertahun-tahun berlalu semenjak ada penyihir yang tahu cara pergi ke dunia-dunia lain. Jangan-jangan peri-peri tidak pernah meninggalkan dunia ini semenjak terjadi invasi dulu…"     

"Kau benar, tidak ada yang tahu cara pergi ke dunia lain. Tapi, anggota-anggota tertinggi Menara Penyihir Kegelapan adalah mereka yang masuk ke Dunia Peri pada saat perang dulu. Sekarang, sebagian besar Kerajaan Primordial di Dunia Peri dikendalikan oleh penyihir-penyihir kita. Dengan kata lain, kebanyakan 'peri' yang kau bicarakan sebenarnya adalah manusia." Juventus menjelaskan.     

Mendengar informasi itu, Angele menyadari bahwa posisinya telah berubah, dan ia menjadi terikat dengan organisasi. Jika ia memutuskan untuk pergi meninggalkan organisasi dan tempat tinggalnya di jantung pohon, ia pasti akan segera dibunuh dengan kejinya.     

"Anggota-anggota terkuat kami berusaha keras demi satu tujuan, yakni kembali ke Dunia Penyihir." Juventus tertawa. "Sebentar lagi, keseimbangan yang tercipta dari kekuatan ketiga Penyihir Agung akan hancur. Keagungan dan kejayaan kita akan segera kembali." Ia mengambil sebuah pin emas putih berbentuk seperti bara api. "Terimalah. Ini adalah bukti bahwa kau adalah salah satu murid Direktur Departemen Penyihir."     

Angele menerima pin itu dan menatapnya.     

Pada permukaan pin, terukir sebuah kalimat.     

'Kerajaan Suran, sang kegelapan yang tidak akan pernah merasakan kekalahan. Hanya mereka yang mencari kehancuran yang akan berani menghalau kerajaan kami.'     

Kalimat itu tertulis dalam bahasa kuno.     

"Saat Kerajaan Primordial kembali ke dunia ini, aturan akan kembali ditegakkan," gumam Medissa dengan suara lirih. Kebanggaan terlihat pada air mukanya.     

"Ketiga Penyihir Agung tidak akan membiarkan kalian melakukan ini dengan mudah." Angele menggeleng.     

"Ketiga Penyihir Agung mengetahui keberadaan kita. Mereka mencoba menghalangi pergerakan anggota-anggota kita, sehingga mereka membuat Dewan Negeri Tengah agar tidak perlu berbagi otoritas dengan… orang asing." Medisa tertawa. "Kembalinya kita akan membantu para penyihir mendapatkan kekuatan dari penyihir-penyihir kuno. Tidak akan ada yang bisa menghentikan kita!"     

"Jadi, inilah yang kau maksud saat kau mengatakan tentang kekuatan melindungi? Kekuatan melindungi akan berbeda bergantung dengan kekuatan dan posisi?" Akhirnya, Angele memahami situasi tersebut.     

"Kau benar, kami adalah anggota-anggota inti, jadi kami boleh menyelamatkan saudara-saudara dan teman kami. Selama teman dan saudaramu tidak mencoba melawan kami, prajurit Kerajaan Primordial tidak akan menyerang." Juventus menjelaskan.     

"Jadi, sebagai anggota inti, kau dan seorang makhluk kuat dari Dunia Peri akan diberi hak untuk menjadi atasan satu peleton prajurit. Kau akan memutuskan siapa yang akan diserang, sehingga kau bisa melindungi mereka yang dekat denganmu," timpal Medisa. "Namun, masalahnya, dalam periode kekacauan di mana Dunia Peri bisa mendekati dunia kita, dunia lain pun bisa ikut mendekat.     

Juventus mengangguk. "Aku sudah mengunjungi Pohon Dunia. Selain Dunia Peri, hanya ada Dunia Pasir yang kosong yang mendekati kita, salah satu dunia paling lemah di antara semua dunia yang ada, jadi kita tidak perlu khawatir. Tapi masalahnya, saat periode ini, dunia-dunia lain pun bisa mendekat, mulai dari Dunia Chaos, Dunia Kegelapan, dan dunia yang suka menjajah… Dunia Mimpi Buruk. Ketiga dunia itu cukup dekat dengan Dunia Penyihir, dan jika Dunia Mimpi Buruk memutuskan untuk datang…"     

Mereka terdiam karena ketakutan.     

"Jangan sampai monster-monster mengerikan itu datang…" gumam Medisa.     

"Jika catatan sejarah bisa dipercaya, ada banyak sekali dunia-dunia di sekitar dunia kita. Dunia Mimpi Buruk hanya salah satunya. Tidak mungkin kita menjadi sesial itu…" Juventus melambaikan tangannya.     

"Juventus, kau ini juga akan menjadi kepala sebuah peleton prajurit. Kapan kau akan belajar serius?" Kini, Medisa tampak lemas. Pria tua itu akhirnya memutuskan untuk duduk.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.