Dunia Penyihir

Pemenang (Bagian 1)



Pemenang (Bagian 1)

0Setelah saling berpandangan, mereka menyadari bahwa mereka percaya dengan kekuatan masing-masing.     

Perlahan-lahan, Angele berdiri dan melihat sekelilingnya.     

Cahaya putih berkedip-kedip di puncak gunung.     

Walaupun mereka berdiri saling berjauhan, Angele bisa merasakan sebuah tekanan kuat di tengah dadanya. Sepertinya wanita itu ingin menyerang dadanya.     

Trak!     

Terdengar sebuah suara aneh.     

Tiba-tiba, terasa sesuatu yang semakin memberatkan tubuhnya.     

Di bagian tengah dadanya, muncul sebuah tanda salib berwarna putih yang berkelap-kelip, yang menandakan kedatangan sebuah serangan.     

'Tanda ini melewati medan pelindung energi dan pelindung logam-ku, kemudian menyerang dadaku seperti tidak terhalang sama sekali…' Ia tampak semakin panik.     

Namun, entah mengapa, gelombang energi dari salib itu terasa sangat tidak asing.     

Angele mengangkat tangannya dan menciptakan dua bilah pedang crossguard. Ia menggerakkan pedangnya dan membentuk tanda seperti salib perak di udara.     

Karena tidak yakin bahwa sihirnya akan mempan, Angele memutuskan untuk bergantung pada kekuatannya saja. Ia tidak terlalu khawatir, karena ia telah berhasil mengalahkan penyihir dengan kekuatan dan sihir-sihir yang jauh lebih hebat darinya.     

Akhirnya, ia memutuskan untuk menggunakan sihir-sihir peningkat kekuatan fisik, dibantu dengan sihir logam-nya.     

Sambil membawa dua bilah pedang di tangannya, ia menerjang maju dan berlari turun dari tebing melalui sungai. Dengan mencondongkan tubuhnya ke bawah, kecepatannya meningkat drastis.     

Jika dilihat dari percobaan serangan tadi, sangat jelas bahwa wanita itu memiliki kemampuan memanah yang sangat hebat. Mengurangi jarak di antara mereka adalah pilihan terbaik.     

Walaupun Angele dibantu oleh Zero, ia tidak akan bisa menang dalam adu kemampuan memanah tanpa busur dan panah berkualitas tinggi, sehingga satu-satunya jalan adalah bertarung jarak dekat.     

Seperti titik bayangan hitam yang tampak buram, Angele berlari cepat melewati gunung-gunung dan sungai.     

Para penyihir terbang di langit dengan sangat cepat, seperti koloni burung yang bermigrasi. Dalam beberapa detik, semua penyihir yang tersisa telah kabur, hanya menyisakan Angele dan wanita itu.     

Angele mendengar suara deru angin. Pemandangan di sekelilingnya tampak buram. Yang bisa ia lihat dengan jelas hanyalah jalan di depannya.     

Tiba-tiba, saat ia masih berlari, terlihat secercah cahaya putih bersinar dari tebing tempat wanita itu berada.     

Shing!     

Terdengar suara yang aneh dan memekakkan telinga. Seiring berjalannya waktu, suara itu menjadi semakin keras.     

Suara itu membuat telinga Angele terasa sakit. Saat melihat cahaya putih itu, ia menyadari bahwa tidak ada pilihan lain baginya selain bertahan.     

Sebuah lapisan perisai perak muncul di depannya, diikuti oleh perisai bening dan kedua pedang di tangannya.     

Duar!     

Tabrakan serangan itu sangat kuat hingga menghancurkan perisai perak dan perisai bening dari patung kristal kalajengking pemberian Vivian.     

Cahaya putih berbentuk seperti panah itu menghancurkan kedua pedangnya dengan mudah, sebelum akhirnya menghantam dadanya dengan keras.     

Selama beberapa detik, Angele berhenti bernafas.     

Semua pemandangan di sekitarnya tertutup cahaya putih, sementara telinganya berdenging karena suara keras panah tersebut.     

'Peringatan, peringatan. Pelindung logam Anda telah hancur. Segeralah melakukan perbaikan. Kekuatan serangan: Lebih dari 500 derajat. Tubuh Anda terluka 0,42%. Waktu penyembuhan yang dibutuhkan: 2 detik.'     

Tembakan panah itu membuatnya mundur lebih dari sepuluh langkah. Seketika, saat cahaya putih itu menghilang, ia menunduk dan melihat keadaan dadanya.     

Sebuah luka kecil, berukuran sebesar kuku, terlihat di atas dadanya. Terlihat daging berwarna kemerahan di bawah luka itu. Namun, luka itu sembuh dengan cepatnya.     

Ini bukanlah kali pertama ia merasakan kegunaan kekuatannya yang tinggi.     

Walaupun ia tidak bisa berubah dan menunjukkan wujud aslinya di dunia ini, sekarang ia memiliki daya tahan yang lebih tinggi ketimbang hewan-hewan sihir.     

Angele mempercepat langkahnya. Ia berlari ke gunung tempat wanita itu berada tanpa ragu sedikit pun.     

Wanita itu pun terkejut. Ia segera memeriksa busur panjangnya. Namun, ia tidak mengerti mengapa Angele tidak terluka walau telah menerima serangan sekuat itu.     

Sebuah titik hitam melesat dengan sangat cepat di sepanjang sungai ke arah gunung.     

Wanita itu kembali menarik busurnya.     

Shing!     

Sebilah panah transparan muncul di atas panah tersebut. Wanita itu mulai menggumamkan mantra.     

"Mu! Bul! Kul! Datanglah, panah takdir yang terus berputar!"     

Tiba-tiba, panah-panah tajam dari cahaya putih muncul satu per satu di atas busur tersebut, semua panah itu berputar-putar. Ujungnya terus mengarah pada Angele.     

Ratusan panah yang terpasang pada busur itu terlihat seperti barisan gerigi sebuah gergaji.     

Lagi-lagi, api putih muncul pada mata kanan wanita itu.     

"Serang!"     

Shing!     

Panah-panah itu menghilang dari busur, dan membentuk kilat melengkung yang beterbangan menyerang Angele dari segala penjuru.     

Seketika, langit tertutup oleh ratusan panah tersebut.     

Seperti bintang jatuh, semua panah-panah itu segera turun saat sudah dekat dengan sasaran.     

Duar! Duar! Duar!     

Semua panah mendarat tepat sasaran.     

Saat semua panah itu terjatuh, terdengar suara ledakan. Daerah itu tertutup cahaya putih yang menyilaukan. Cahaya itu ditemani oleh suara ledakan yang saling beradu satu sama lain.     

Wanita itu segera menjatuhkan busurnya.     

Busur itu berubah menjadi cahaya putih dan menghilang. Tanpa membuang waktu, wanita itu mengangkat tangan kanannya.     

"Tals!"     

"Tals!"     

Wush!     

Sebuah lempengan raksasa setinggi sekitar dua meter perlahan-lahan muncul di belakang wanita itu. Di lempengan itu, terdapat lima rune berbeda yang menyimbolkan sebuah senjata atau perlengkapan bertarung lain. Kelima rune tersebut membentuk sebuah lingkaran gelap di tengah lempengan.     

"Minge!"     

"Minge!" Wanita itu menggerakkan jarinya, seakan memerintahkan lempengan itu untuk maju.     

Krak!     

Lempengan itu berputar, sebelum akhirnya salah satu rune berhenti di dekat tangan kanannya.     

Shing!     

Secercah cahaya muncul di tangannya, sebelum berubah menjadi kapak emas.     

Setelah kapak emas itu muncul, lempengan putih di belakang wanita tersebut langsung menghilang.      

Termasuk panjang bagian pegangannya, kapak emas itu memiliki panjang sekitar 2 meter, dengan lebar yang jauh lebih besar ketimbang tubuh wanita itu. Walaupun tampak sangat sederhana, seperti kapak milik seorang prajurit di garis depan, kapak itu masih terasa sangat misterius.     

Wanita itu memegang kapaknya erat-erat sambil menatap bayangan hitam yang baru saja muncul dari hutan yang tertutup cahaya putih. Tanpa membuang waktu, wanita itu melompat turun dan mengayunkan pedangnya ke depan.     

Saat melihat wanita itu melompat turun, Angele seketika merasakan gelombang energi aneh dari kapak emas yang dipegangnya.     

Klang!     

Terdengar suara seperti logam yang bertabrakan, hingga jubah hitamnya robek dan meninggalkan tanda putih pada bahu kanannya.     

Saat merasa bahwa tubuhnya telah terluka, Angele segera berhenti berlari. Tubuhnya terbakar api putih yang bersinar terang. Dari kejauhan, ia terlihat seakan sedang ditelan oleh bola api putih dengan tinggi sekitar 10 meter.     

Wanita itu menatap Angele. Tangannya masih menggenggam kapaknya dengan erat.     

"Sudah selesai." gumam wanita itu.     

**     

Di luar medan pertarungan, di Kota Langit…     

Ruang rahasia kota.     

Dalam ruangan gelap itu, terdapat sebuah layar besar yang menampilkan pertarungan-pertarungan yang terjadi dalam masing-masing divisi.     

Layar besar itu terdiri dari lima layar-layar kecil berbentuk seperti kerang. Lima pertarungan dari lima tempat berbeda ditampilkan secara langsung.     

Di sekitar layar tersebut, terdapat lima kursi hitam.     

Semua permukaan kursi itu sedikit rusak. Semuanya memiliki pola-pola ukiran seperti monster dan tumbuhan. Sepertinya, ada yang mencoba memperbaiki kursi tersebut dengan menempelkan logam cair khusus pada permukaannya.     

Lima bayangan berbentuk manusia duduk pada kursi-kursi tersebut, ditutupi oleh asap dan bayangan hitam. Gelombang mental mereka mampu memutarbalikkan waktu dan cahaya di sekitar.     

"Retakan keempat sudah habis, dan Hunter melompat ke dalam retakan lain. Sepertinya, dia akan menjadi pemenang kompetisi ini," kata bayangan yang duduk di sebelah kiri. Suaranya terdengar seperti pria tua.     

Pria tua itu menatap salah satu layar.     

Dalam layar tersebut, terdapat sosok wanita berzirah putih sedang berdiri di dekat sungai, tepat di depan gunung. Ia menatap bola api putih yang terus terbakar. Bola api itu menampilkan musuhnya, penyihir terkuat dalam retakan tempatnya berada.     

"Benar, Pemburu telah berhasil mendapatkan dan mengaktifkan Concept Gear, sehingga ia hanya perlu menggunakan kemampuan penghentian waktu benda itu saat bertarung dengan penyihir biasa. Jika ia sedang melawan penyihir kuat, ia masih bisa menggunakan kekuatan spesial Concept Gear itu, kemudian bertarung dengan kemampuannya sebagai penyihir tingkat 3. Menurutku, tidak akan ada yang bisa menang melawannya," kata salah satu bayangan lain. Suaranya terdengar seperti seorang wanita.     

"Menurutku, Pendekar tidak akan kalah semudah itu."     

"Aku setuju."     

Dua di antara lima bayangan itu memiliki pendapat berbeda.     

Bayangan terakhir duduk di kursinya. Ia tidak ingin menyimpulkan.     

"Kita tonton saja dulu. Aku tidak ingin mengambil kesimpulan terlalu awal," jawabnya dengan lirih.     

Saat mereka berhenti berbicara, suasana pertarungan semakin tegang.     

Sesosok pria berselimut api putih melompat keluar dari bola api dan menerjang wanita itu. Pergerakannya sangat cepat hingga terlihat seperti bayangan putih.     

"Benar, kan? Sudah kubilang, Pendekar memiliki fisik terkuat di antara semua peserta lain, jadi dia tidak akan kalah semudah itu," kata salah satu bayangan hitam sambil tertawa.     

"Pemburu pasti menang. Aku tidak akan menjilat ludahku sendiri," kata sang bayangan dengan suara seperti seorang wanita.     

**     

Api putih yang membakar tubuh Angele telah menghanguskan pakaian dan kantong-kantongnya, sehingga sekarang ia sedang berlari dengan keadaan telanjang.     

Medan pelindung logam-nya telah hancur, sehingga ia tidak lagi bisa menggunakan Sihir Logam sebagai pelindung. Walaupun tubuhnya sangat kuat, sehingga kehancuran pelindung itu bukanlah masalah besar, situasi ini masih sangat sulit.     

Namun, hal yang membuatnya sangat geram bukanlah situasi sulit tersebut – melainkan kehancuran kantong-kantong bekalnya. Kantong itu adalah tempatnya menyimpan benda-benda langka dan ramuan yang sulit dibuat, termasuk ramuan untuk memanggil Raksasa Darah. Ia menghabiskan banyak waktu untuk membuat ramuan itu. Ia hanya sempat menggunakannya satu kali di Dunia Mimpi Buruk.     

Saking cepatnya, Angele terlihat seperti benang putih yang melesat cepat dan menerjang wanita itu. Sementara itu, wanita tersebut terlihat kaget.      

"Berani-beraninya kau… Kantong-kantongku…" teriak Angele dengan geram seraya mencoba menggapai wajah wanita itu. Jika ia dapat menyerang wajah wanita itu, kepalanya akan meledak karena kekuatannya yang terlalu tinggi.     

Dalam hitungan detik, wanita itu berhasil menenangkan diri. Ia melihat Angele maju padanya dengan wajah yang datar, seperti melihat mayat.     

Ctak!     

Wanita itu menjentikkan jarinya.     

Waktu pun terhenti.     

Semua warna menghilang dari dunia. Semuanya menjadi hitam dan putih.     

Saat merasakan dirinya terjebak dalam waktu, Angele terbelalak kaget. Walaupun ia berada hanya satu senti di depan wajah wanita itu, sekarang ia tidak bisa bergerak.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.