Dunia Penyihir

Pemenang (Bagian 2)



Pemenang (Bagian 2)

0"Itu…" Angele menyadari apa yang baru saja terjadi padanya. Ia pernah mengalami situasi seperti ini beberapa kali. "Concept Gear?!"     

Cahaya hijau bersinar di depan tubuhnya, dan ia bisa bergerak lagi. Tanpa membuang waktu, ia segera menyasar kepala wanita itu.     

Duar!     

Ledakan cahaya bersinar di antara keduanya. Kapak emas wanita itu mendarat di atas kepala Angele. Akibat serangan tersebut, Angele terlempar mundur, sehingga wanita itu segera menggunakan kesempatan itu untuk kabur.     

Wanita itu bergerak sangat cepat. Kepala Angete terasa pusing setelah terkena kapak, sehingga ia tidak bisa melihat pergerakan wanita itu.     

"Aku tidak menyangka bahwa kau tahu tentang Concept Gear." Wanita itu berjalan perlahan sambil membawa kapak emas besarnya. "Namun, orang yang sedang kau lawan tidak hanya tahu tentang benda itu… Kau akan kalah, dan kau tidak akan pernah mendapatkan rahasia inti-inti tersebut."     

Shing!     

Wanita itu mengangkat kapaknya tinggi-tinggi.     

"Ini sudah selesai. Retakan Penghancur Dunia!"     

Seperti sedang menyerang tanpa sihir, wanita itu mengayunkan kapaknya ke bawah kuat-kuat.     

Cahaya terang bersinar di tempat itu, sehingga menutupi segalanya dengan cahaya putih.     

**     

Di ruang rahasia…     

"Nah, sudah selesai. Retakan Penghancur Dunia adalah sihir yang memiliki kekuatan setara dengan penyihir tingkat 4. Kekuatannya sangat mengerikan." Suara seorang wanita bergema di dalam ruangan.     

"Aku setuju. Walaupun tubuhnya kuat, Pendekar tidak akan bisa bertahan melawan serangan Concept Gear," celetuk salah satu bayangan lain. Ia menghela nafas. "Kalau saja Pemburu tidak memasuki tempat itu, Pendekar pasti akan menang. Dia tidak beruntung."     

Kedua bayangan lain ikut menggeleng.     

"Bagaimana menurutmu, Descartes?" tanya salah satu bayangan kepada bayangan yang belum mengungkapkan pendapatnya.     

Descartes adalah sosok yang terus mendukung Pendekar.     

Tatapannya terfokus pada layar. Walaupun cahaya putih menutupi layar-layar tersebut, ia tampaknya dapat melihat apa yang terjadi.     

"Menurutku, Pendekar tetap akan bertarung. Aku percaya padanya."     

"Ha?" Ketiga bayangan itu terkejut saat mendengar jawaban itu.     

"Mari kita lihat saja. Pemenangnya pasti antara Pendekar atau Pemburu. Mereka punya banyak inti lengkap, jadi kita hanya perlu menunggu. Aturan pertandingan ini sederhana – penyihir yang membawa inti terbanyak akan menang," jawab Descartes.     

**     

Ledakan itu menyelimuti seluruh pemandangan dengan cahaya putih, sementara bumi terus berguncang keras. Air sungai telah benar-benar menguap habis, sementara rerumputan, lumpur, dan bebatuan telah menghilang terkena panas ledakan tersebut.     

Setelah beberapa menit, cahaya itu akhirnya menghilang,     

Hanya ada retakan gelap dan dalam di tempat Angele berdiri.     

Wanita itu berdiri seraya menatap retakan gelap itu, namun tidak ada apa pun selain kegelapan di sana.     

"Sepertinya, dia sudah mati, atau terluka parah." Wanita itu mengangkat tangan kanannya. Kapaknya berubah menjadi cahaya putih dan menghilang.     

"Tals!"     

Lempengan putih kembali muncul di belakangnya. Sebuah rune berkedip-kedip dan melesat cepat ke tangan wanita tersebut, kemudian berubah menjadi busur putih, busur yang sama dengan yang ia gunakan tadi.     

"Panah Cahaya." Perlahan-lahan, wanita itu menarik busurnya.     

Retakan gelap itu menjadi terang karena cahaya panah-panah tersebut, seakan-akan cahaya itu bersinar dari dinding gua.     

Duar!     

Saat cahaya bersinar terang, bumi kembali berguncang. Sesosok bayangan putih melompat keluar dan kembali mencoba menyerang.     

Wanita itu melompat mundur untuk menghindar. Saat melihat siapa bayangan itu sebenarnya, ekspresinya berubah kecut dan geram.     

Sosok itu adalah pria yang telah terkena serangan bertubi-tubi darinya. Pria itu telanjang, dengan rambut merah panjang yang menutupi alat-alat vitalnya. Mata merahnya menatap wanita itu dengan sangat fokus.     

Dari luka parah di dadanya, terlihat jelas bahwa tulang belulang pria itu telah hancur, namun luka itu sembuh dengan sangat cepat.     

Tatapan Angele terpaku pada wanita itu. Ini adalah pertama kalinya dia tidak dapat melawan balik. Semua pakaiannya telah hancur karena serangan tadi.     

Beberapa menit yang lalu, luka pada dadanya sangat parah, namun setelah bersembunyi dan menyembuhkan diri, luka tersebut menjadi jauh lebih baik.     

Peralatan dan tingkat kekuatan sihir wanita itu jauh lebih kuat darinya. Ia telah kehilangan kedua signet karena ia menggabungkan darah yang mengubah kedua signet menjadi dasar wujud aslinya. Walaupun serangan bola lahar-nya bisa melukai penyihir dengan kekuatan yang hampir sama dengannya, serangan itu tidak akan mempan dengan wanita tersebut, sehingga ia memutuskan untuk tidak menghabiskan energi dan menyimpannya untuk menyembuhkan diri.     

Sebelum ia bisa mengeluarkan sihir apa pun, wanita itu menghentikannya. Pelindung logam dan patung kalajengking-nya tidak mempan.     

'Mau tidak mau, satu-satunya cara adalah menggunakan kekuatan tubuhku dengan baik.'     

Angele membuat rencana, kemudian ia menapakkan kakinya keras-keras, dan menciptakan lubang besar di atas tanah.     

Ia melesat dengan kecepatan penuh. Walaupun ia sempat berpikir untuk mengurangi kekuatannya, saat menyadari bahwa wanita itu lebih kuat, ia memutuskan untuk menggunakan seluruh kekuatannya. Angele meninju udara dengan kepalan tangannya, dan melepaskan tinju udara tak kasat mata pada wanita itu.     

Brak!     

Sebuah retakan besar muncul di tepi gunung, sehingga mencipratkan bebatuan dan lumpur kemana-mana.     

Namun, serangan itu meleset.     

Tubuh wanita itu menghilang selama beberapa detik, sebelum akhirnya kembali muncul di belakang Angele.     

"Bagaimana bisa kau masih hidup?! Terima ini!" Wanita itu mengganti senjatanya dengan pisau putih jernih dengan bilah yang berlekuk-lekuk. Ujung pisau itu memiliki secercah bara api berwarna putih.     

Api berwarna putih itu jauh berbeda dari api yang sedari tadi digunakan wanita itu untuk menyerang – jauh lebih padat dan kuat.     

Wanita itu menyentuh permukaan api tersebut, dan api itu seketika menjadi lebih padat lagi. Namun, wajahnya telah menjadi pucat. Ini menunjukkan bahwa sihir tersebut menghabiskan banyak kekuatan mentalnya.     

"Matilah kau!" Tiba-tiba, tangan dan pisau itu menghilang.     

Seketika, pisau itu telah benar-benar menusuk punggung Angele.     

Angele tidak memiliki waktu untuk bereaksi, sehingga pisau itu berhasil menusuknya. Wanita itu sangat cepat, dan Zero tidak sempat mengingatkannya akan serangan tersebut.     

Walaupun ia memiliki kekuatan tinggi, pedang itu menusuknya dengan mudah, seperti pisau panas yang menusuk balok mentega.     

Namun, tidak terlihat sedikit pun darah mengucur dari luka tersebut.     

Angele melihat ke bawah. Pisau itu telah tertancap dalam dadanya. Entah mengapa, ia tidak bisa bergerak dan nyaris tidak bisa berpikir.     

Wanita itu kembali menghilang dan berpindah ke atas tebing setinggi 30 meter. Ia menatap Angele yang menderita terkena pedangnya.     

Shing!     

Tabung cahaya selebar sekitar 10 meter muncul dari langit dan menyerang tempat Angele berdiri. Jika dilihat dari jauh, terlihat seakan-akan langit dan tanah telah bersatu.     

Saat tabung cahaya itu muncul, warna pemandangan sekitar kembali normal.     

Udara kembali berputar, air kembali mengalir, dan para penyihir yang sedang menonton akhirnya tahu apa yang telah terjadi.     

"Itu adalah sihir terkuatku, Penghakiman Murni…" gumam wanita itu. "Dalam sepuluh detik, kau akan dimurnikan, hingga kau menghilang menjadi gas…"     

"Ah!" Wanita itu langsung menutup mulutnya, saat ia memuntahkan darah bercampur titik-titik cahaya putih.     

**     

Di dalam ruangan rahasia…     

"Pertarungan ini sudah selesai. Pendekar tidak akan bisa menyerang balik."     

"Baiklah, kalau begitu, Pemburu adalah pemenang resmi kompetisi ini."     

"Sekarang, kita hanya perlu menunggu hasil dari divisi-divisi lainnya."     

Keempat bayangan berbincang-bincang.      

Descartes menghela nafas. Ia mengira bahwa Angele masih bisa menyerang balik. "Aku tidak menyangka bahwa Pemburu bisa menggunakan Penghakiman Murni… Sepertinya, dia nyaris mencapai tingkat 4… Sial."     

"Tunggu…!" Tiba-tiba, salah satu bayangan berteriak kaget. "Ada apa ini?!" tanyanya seraya menunjuk salah satu layar dengan raut wajah yang sangat terkejut.     

Mendengar seruan itu, keempat bayangan lainnya menatap layar. Mereka hanya terdiam saat melihat apa yang ada dalam layar itu.     

Dalam layar itu, sebuah bayangan hitam melompat keluar dari tabung cahaya ciptaan Pemburu, kemudian berlari menyerang.     

"D-dia masih hidup!" teriak salah satu bayangan dengan suara gontal.     

Pria itu baru saja menerima banyak serangan dan terluka parah, namun ia masih hidup dan berhasil kabur dari Penghakiman Murni…     

Ruang rahasia itu benar-benar hening. Mereka ketakutan saat melihat Angele menerjang Pemburu seolah ia tidak terluka sama sekali.     

**     

Tubuh bagian atas Angele telah menghilang, dengan lubang besar berdarah di wajahnya. Nyaris tidak terlihat sedikit pun daging tersisa pada kedua tangannya, sementara pinggang dan kakinya nyaris putus.     

Walaupun pria itu terlihat seperti mayat hidup, pergerakannya masih sangat cepat, seakan-akan tidak ada yang terjadi.     

Pemburu masih memuntahkan darah. Ia segera berbalik dan mundur sekitar 10 meter dari Angele.     

Karena kehabisan kekuatan mental, wanita itu nyaris jatuh. Namun, ia berbalik dan kembali berusaha kabur.     

"Kau mau lari?" teriak Angele dengan suaranya serak. Rambut panjangnya tidak terkena cahaya itu sedikit pun. Dengan cepatnya, rambut itu berlari mengejar wanita yang berusaha kabur tersebut.     

Shing! Shing!     

Wanita itu diangkat oleh rambut, seperti boneka yang ditarik seutas tali. Rambut merah Angele berubah menjadi seperti sarang laba-laba raksasa untuk mengikat lawannya. Sisa rambutnya masih beterbangan di udara.     

Angele berjalan mendekati wanita itu dan melihatnya memuntahkan darah.     

"Sudah selesai…" bisiknya. "Kaulah orang pertama yang berhasil melukaiku hingga sejauh ini."     

Tatapan wanita itu sangat sedih. Ia hanya bisa menatap mayat hidup yang hangus di depannya tanpa bisa berkata apa-apa. Dalam posisi terikat, dada besar, kaki panjang, dan pinggang kurus wanita itu terlihat sangat menarik.     

"Haha…" Angele tertawa.     

Ia berjalan mendekat. Luka-luka pada pundaknya telah sembuh total.     

Dengan kedua tangannya, ia menggapai dada wanita itu.     

Psh!     

Darah dan organ tubuh terciprat ke mana-mana.     

Tubuh wanita itu telah robek dan terbelah dua.     

Angele berdiri di tengah hujan darah itu, kemudian menjatuhkan mayat wanita itu ke tanah.     

Wanita itu berubah menjadi cahaya hitam dan melesat cepat ke udara, sementara enam inti beterbangan di sekitar Angele.     

Pertarungan itu adalah pertarungan tersulit. Ia tidak bisa melawan balik. Jika saja wanita itu adalah seorang penyihir tingkat 4, ia pasti akan kalah. Ia hanya bisa menang karena wanita itu telah kehabisan kekuatan mental.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.