Dunia Penyihir

Kunjungan (Bagian 2)



Kunjungan (Bagian 2)

Sepuluh hari telah berlalu. Angele menyibukkan dirinya dengan bertemu para anggota Keluarga Goodnow. Mereka membicarakan tentang daerah di sekitar rumah. Angele meminta mereka untuk mengumpulkan bunga-bunga dan tanaman untuknya. Jika mereka menemukan spesies baru, Angele akan memberi mereka magic stone sebagai hadiah.     

Ia menghabiskan sebagian besar waktunya di Dunia Mimpi Buruk dengan mengaktifkan patung kalajengking kristal-nya, dan menyerap esensi kristal dari kolam darah pemberian Eye Devil. Selain itu, ia sedang menunggu perubahan Orphie.     

Sayangnya, lingkaran sihir pada perut Orphie mengecil dan melemah. Walaupun ia mendapatkan kembali kemampuannya untuk bereproduksi, bibit darah itu gagal tumbuh.     

Setelah memeriksa tubuh Orphie, Angele melihat sedikit perubahan. Mata gadis itu menjadi merah, sama dengan warna mata Angele.     

**     

Sebulan kemudian…     

Di Dunia Mimpi Buruk…     

Angele menatap Orphie seraya mengernyitkan alisnya. Gadis itu benar-benar sedang terangsang, dan kulitnya jauh lebih halus.     

Perlahan-lahan, ia mengusap tangan gadis itu.     

"Ah!" Orphie menggigit bibirnya. Tubuhnya gemetar, dan matanya memutar ke atas. Setelah melihat daerah kewanitaan Orphie yang basah, Angele menyadari bahwa gadis itu lagi-lagi mencapai klimaks.     

"Inikah perubahan yang kau maksud?" Angele menurunkan tangannya dan kembali berpikir. "Jadi, walaupun kau bisa bereproduksi lagi, tubuhmu terlalu sensitif hingga kau… Maaf, sepertinya ada yang salah dalam eksperimen itu, atau mungkin…"     

Angele tidak menyelesaikan perkataannya.     

Darah wanita kalajengking, salah satu bagian darah campuran kuno yang ditanamkannya dalam tubuh Orphie, terkenal sangat seksi dan suka bercumbu. Sepertinya, keadaan Orphie sekarang adalah efek darah tersebut.     

"Kumohon, tolonglah aku… Setidaknya mengurangi keadaan ini. Jika aku tidak bisa benar-benar sembuh, tidak apa-apa, tapi sekarang, berpakaian saja aku nyaris tidak bisa…" Orphie memohon. Wajahnya memerah, dan nafasnya terengah-engah.     

"Maaf, aku hanya bisa mencoba." Angele mengangguk. Ia merasa bersalah.     

Ia memutar gelang merah di tangannya perlahan.     

Shing!     

Sebuah bola api ungu muncul dari gelang tersebut.     

Perlahan-lahan, bola itu membesar, mendarat pada tubuh Orphie, dan terserap masuk ke dalam tubuhnya.     

Seketika, bola itu menghilang. Orphie merasa jauh lebih baik.     

"Aku harus melakukan proses yang sama setiap 6 bulan. Ingatlah waktunya, karena sensitivitas tubuhmu hanya diturunkan sementara. Kira-kira, proses ini seperti menambahkan air pada permukaan balon air yang ditinggalkan di bawah matahari. Menghentikan, tapi tidak menyentuh masalah utamanya. Jika tidak tepat waktu, balon air itu akan meledak, mencipratkan… Ah, sudahlah. Pokoknya ingat saja tanggalnya." Angele menjelaskan. "Aku akan bertanya sekali lagi, apa kau yakin mau membiarkan tubuhmu seperti ini?"     

"Tidak apa-apa, aku yakin. Terima kasih sudah menyembuhkan kemampuan reproduksiku. Tidak apa-apa walaupun tubuhku jadi terlalu sensitif." Orphie menjawab dengan serius.     

Angele mengedikkan bahunya. Ia tidak mengerti mengapa reproduksi sangat penting untuk gadis itu.     

"Baiklah, sudah cukup untuk hari ini. Istirahatlah." Angele berbalik dan melihat keluar melalui jendela.     

"Baik, Master." Orphie berdiri, menatap podium yang basah itu, dan mengambil pakaiannya. Perlahan-lahan, ia berdiri dan berjalan keluar.     

Angele melambaikan tangan kanannya, dan podium itu menjadi bersih. Semua titik-titik basahnya hilang. Sihir itu biasa digunakan untuk membersihkan jubah panjang para penyihir, sehingga cocok untuk membersihkan meja basah tersebut.     

Setelah membersihkan mejanya, ia berjalan mendekati jendela. Di dalam hutan, terlihat sosok berjubah dan bertudung hitam sedang berdiri.     

Melihat Angele sedang menatapnya, ia menengadah. Terlihat sosok seorang wanita cantik dengan wajah yang ditutupi oleh topeng ungu.     

Angele memicingkan matanya. Ia membuka jendela dan melompat turun.     

Tap!     

Tanpa suara, ia mendarat dan berlari ke depan dengan secepat kilat, hingga ia tampak seperti bayangan hitam yang buram. Akhirnya, ia berhenti di depan wanita itu.     

"Hei, Phoenix. Lama tidak bertemu." Wanita itu tersenyum lembut. "Terima kasih telah menolongku dalam lelang waktu itu. Aku sedang lewat, namun tiba-tiba aku sadar bahwa kau hidup di sekitar sini."     

"Lewat?" Angele melihat sekelilingnya. Ia merasakan sisa-sisa energi yang ditinggalkan Eye Devil. Selain itu, ia merasakan sisa partikel energi dari alat kartu kristal. Sensasi partikel energi alat terasa berbeda, tanpa tambahan kekuatan dari darah kuno. Sensasi energi itu terasa seperti energi dari dunianya sendiri.     

"Kau mencari siapa?" bisik Angele.     

"Jadi, ada hama yang sedang mencari masalah di kotaku. Aku mengirim kloningan-ku untuk mencari mereka." jawab Eye Devil. Tanpa ragu, ia memberitahu Angele bahwa yang dilihatnya hanyalah sebatas kloning.     

"Menarik. Jadi, serangga-serangga itu masih mencoba kabur?" Angele berusaha mencari tahu mengapa Eye Devil berkunjung. Ia khawatir jika wanita itu curiga dengannya.     

Angele menjadi takut. Ia tidak punya alasan untuk mengusir Eye Devil, namun, jika wanita itu melihat Freia dan Orphie, ia akan curiga.     

Ia berusaha berpikir, mencari alasan yang tepat untuk keberadaan mereka.     

Eye Devil menatap melewati Angele, ke arah rumahnya.     

Freia menatap mereka di depan gerbang. Tatapannya penuh rasa ingin tahu.     

"Jadi, ini alasan mengapa kau tidak makan di pesta, ya? Aku tidak tahu bahwa kau suka… Tenang saja, ini adalah rahasia kita berdua." Eye Devil menatap Angele dengan tatapan aneh. "Aku sudah menyajikan gadis terbaik yang ada dalam penyimpananku…"     

"Yah, aku takut kau memakannya. Aku melatihnya sejak muda, dan aku membutuhkannya untuk bahan eksperimen."     

"Tenang saja, itu tidak akan terjadi." Eye Devil tertawa. "Lagipula, jika aku melakukan itu, kau akan menyerangku, kan? Kau jauh lebih kuat dariku. Apa kau sedang menghancurkan segelmu?"     

"Tidak, aku masih lebih lemah darimu." Angele tersenyum dan menggeleng. "Baiklah, ikut aku."     

"Akhirnya kau mengatakannya." Eye Devil menghela nafas.     

"Yah, maaf saja."     

Amarah wanita itu tidak stabil, sehingga Angele tidak mempunyai pilihan lain selain mengajaknya masuk.     

Jika ada masalah, ia bisa langsung kembali ke dunianya, namun Freia akan berada dalam bahaya.     

Bersama-sama, mereka memasuki medan pelindung.     

Eye Devil melihat sekelilingnya dengan tatapan penuh rasa ingin tahu. Freia melihat Angele tengah mengundang sosok asing ke dalam rumah. Ia berjalan mendekat dan memeluk Angele.     

"Siapa dia?" Freia melirik Eye Devil, masih memeluk Angele.     

Angele mengusap rambut Freia dan berkata dengan lembut. "Tidak perlu takut, dia adalah temanku. Dia kemari karena ingin berkunjung."     

Eye Devil tersenyum lembut.     

"Gadis yang imut! Panggil saja aku Daisy. Senang bertemu denganmu." Ia mengangkat tangannya dan memunculkan sebuah buah biru berbentuk seperti kacang. "Ini hadiah kecil untukmu, sebuah apel biru yang tidak terkena polusi."     

"Apel biru! Namaku Freia. Daisy, kau cantik sekali!" Setelah melihat senyum Eye Devil, ekspresi Freia menjadi tenang. Ia mengambil apel pemberian itu. "Terima kasih!"     

Angele menatap apel itu dan menepuk punggung Freia. "Nah, pergilah bermain di taman bersama Orphie, aku ingin bicara dengan Daisy sebentar."     

"Baiklah." Freia mengangguk. Ia melepaskan tangan Angele dan berjalan ke taman.     

Saat gadis kecil itu sudah menjauh, Angele menenangkan dirinya.     

"Gadis itu cantik dan imut sekali! Senyumnya sangat cantik!" Eye Devil berkata pada Angele.     

'Yah, memang. Kau mau memakannya, kan?' pikir Angele. Ia tidak menjawab pujian itu.     

"Baiklah, akan kuajak kau berkeliling. Maaf, tempat ini lebih kecil dari kotamu, dan aku tidak menyiapkan apa-apa."     

"Tenang saja, tidak apa-apa." Mata Eye Devil bercahaya ungu. Sepertinya, wanita itu sedang merencanakan sesuatu.     

Mendengar suara itu, Orphie mengintip di dekat pintu dan menatap Eye Devil dengan sorot mata ketakutan. Ia menutup mulutnya, berusaha tetap tenang, namun Angele baru saja mengajak wanita itu ke dalam rumah.     

Ia mengenal wanita itu – wanita mengerikan yang ia temui di sel kurungan darah, wanita yang pergi untuk melihat apakah tubuhnya masih segar untuk dimakan.     

**     

Di luar rumah, tiga orang berjalan keluar dari semak belukar tepat setelah Angele masuk ke rumah bersama Eye Devil.     

"Scarferro, kau baik-baik saja? Bagaimana lukamu?" tanya sosok di depan kepada lelaki di belakangnya.     

"Tidak apa-apa, aku tidak menyangka bahwa kota itu adalah teritori monster. Aku melakukan kesalahan fatal." Scarferro menjawab dengan suara berat sambil memegang tangan kanannya erat-erat.     

"Maafkan aku, ini semua salahku," jawab seorang wanita dengan baju zirah kulit berbentuk seperti bikini dan jubah panjang. "Jika monster itu tidak bertemu temannya, dia pasti menemukan kita dan memaksa kita mengaktifkan alat kartu kristal pemberian guru kita." Wanita itu terdengar sedih.     

"Selain itu, sepertinya ada monster lain di sini. Namun, aku melihat seorang gadis di dekat gerbang saat mereka sibuk mengobrol. Kita harus memberitahu informasi ini. Mungkin informasi ini bisa membantu ayahku," bisik sang ketua. "Baiklah, kita harus pergi dulu sebelum mereka menemukan kita."     

"Baiklah." Kedua temannya pun setuju.     

Mereka melompat masuk ke semak belukar, kemudian menutupi diri dengan asap hitam, dan berlari ke arah berlawanan dari rumah Angele.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.