Dunia Penyihir

Perang Berlanjut (Bagian 5)



Perang Berlanjut (Bagian 5)

0"Bagaimana jika mereka memutuskan untuk menghabisi Tangan Elemental sebelum mempersiapkan serangan mendadak untuk kita?"     

"Yah, itu juga mungkin terjadi…" Viss terdiam.     

Para prajurit kiriman Pangeran Evil Dragon tidak benar-benar ingin menolongnya. Setelah Viss menganalisa situasi, ia berusaha meyakinkan Angele untuk menyelesaikan masalah tersebut dengan cara tidak langsung, sementara prajurit-prajurit utama Menara Penyihir Kegelapan akan benar-benar fokus pada Tangan Elemental. Dengan begitu, mereka semua tidak perlu melawan Menara Penyihir Kegelapan sendiri-sendiri.     

Ditambah lagi, Angele bukanlah anggota aliansi.     

Angele melirik ketiga gumpalan asap itu dan tersenyum keji.     

"Bersiaplah, kita akan segera pergi! Kita tidak punya waktu lagi!"     

"Baik." Menyadari Angele sudah tahu apa rencana mereka, ketiga sosok itu memutuskan untuk menyerah. Ketiga gumpalan asap itu mengecil dan menghilang.     

Angele berbalik dan melihat pemandangan di seluruh padang.     

'Mereka tidak bisa diandalkan, jadi aku harus menyiapkan cara lain.'     

Ketiga tanda para wujud tersegel telah disiapkan, dan tanda itu akan aktif saat ia berhasil mengumpulkan cukup banyak jiwa. Ditambah lagi, jiwa-jiwa yang digunakan tidak harus diserap oleh tanda tersebut secara langsung.     

Sebagai Penguasa Teror, Angele juga memiliki kemampuan untuk menyerap jiwa. Ia bisa saja menyerap jiwa-jiwa yang ada terlebih dahulu dan mengirimkannya pada tanda-tanda tersebut.     

'Masalahnya adalah… aku harus memastikan para penyihir itu tidak tahu bahwa aku sedang mengumpulkan jiwa…' Kepalanya menjadi pusing.     

Di Dunia Penyihir, ada banyak sekali penyihir yang sedang mempelajari wujud jiwa atau bahkan telah mengubah dirinya menjadi wujud jiwa. Jika ia mengumpulkan jiwa-jiwa itu dengan terburu-buru, pihak-pihak lain akan menyadarinya, dan masalah besar mungkin akan terjadi.     

Selain itu, Angele harus memastikan bahwa tidak ada yang menggagalkan ritual. Saat bayangan-bayangan para wujud tersegel masuk ke dunia ini, mereka harus membantu Angele untuk memperlebar lorong dimensi. Tekanan dari Kekuatan Dunia akan membuat bayangan ketiga wujud tersegel itu menjadi lemah. Selain itu, mereka harus masuk dengan wujud asli masing-masing.     

Tanda-tanda mereka harus disembunyikan, jika tidak, semuanya akan hancur berantakan.     

Angele memikirkan kembali rencananya dan menghela nafas dalam.     

**     

Dua hari kemudian, di Pegunungan Innova…     

Langit sangatlah gelap dan pucat, tanpa ada cahaya matahari sama sekali.     

Tepat di tengah lembah pegunungan, terdapat sebuah kota berwarna putih, sehingga orang-orang yang ingin pergi ke lembah harus melewati kota tersebut. Sisi kiri lembah jauh lebih tinggi ketimbang sisi kanannya, sehingga tempat itu terlihat seperti tebing raksasa.     

Kota Innova dibangun di atas tebing, namun ada beberapa bangunan yang dibangun di dalam dinding gunung. Kota itu terlihat seperti tempat tinggal yang dibangun di atas tanggul.     

Dua orang pria yang mengenakan penutup mata berdiri di sisi kiri kota. Mereka berdua memiliki rambut putih dan mengenakan jubah hitam.     

Pria pertama mengenakan penutup mata di mata sebelah kiri, sementara pria kedua mengenakan penutup mata di mata sebelah kanan. Mereka berdua sedang mengawasi orang-orang yang berjalan masuk ke dalam kota.     

"Ada berapa orang yang masuk?" tanya pria dengan penutup mata di mata kirinya.     

"Sekitar 6 ribu orang. Ini hanya kelompok pertama. Altar dunia masih membutuhkan energi untuk memanggil Peleton Elang Petarung. Kakak, apakah ketua sudah menghubungi kita?" jawab pria dengan penutup mata di mata kanannya.     

"Tidak, kita hanya perlu memastikan bahwa tidak ada musuh di sekitar sini. Pergilah dan lepaskan kupu-kupu yang dikirimkan beberapa waktu lalu."     

"Baiklah."     

Pria dengan mata kanan tertutup itu menyentuh jarinya dan menggumamkan mantra.     

Seketika, asap hijau muncul di langit. Asap itu adalah gumpalan yang terbentuk dari jutaan kupu-kupu hijau yang menyebar ke seluruh penjuru.     

Mereka berdua melihat kumpulan kupu-kupu itu menyebar dan bersembunyi di berbagai tempat berbeda.     

"Baiklah, sekarang kita hanya perlu menunggu serangan mereka. Kuharap semuanya berjalan lancar."     

"Jika kupu-kupu itu tidak bisa menghalau mereka, kita sendiri yang akan langsung melawan mereka." Pria yang lebih muda itu tertawa.     

"Kita tetap harus berhati-hati."     

Jauh di samping Kota Innova, terdapat sebuah hutan kecil di atas tebing. Hutan itu dipenuhi oleh pohon-pohon pinus.     

Di dalam hutan itu, terdapat sebuah batu putih besar. Seorang pria melompat keluar dari bayang-bayang di bawah pohon.     

Cahaya matahari menembus awan-awan hitam dan menerangi sosok yang baru saja keluar dari balik bayangan itu.     

Saat awan-awan hitam itu bergerak, cahaya matahari pun ikut bergerak.     

Cahaya matahari itu menyinari seluruh tubuhnya, hingga pria itu terlihat seperti benda bercahaya emas yang kontras dengan gelapnya bayang-bayang di sekitarnya.     

Angele sedang mengenakan pakaian ketat khas pemburu. Dengan hati-hati, ia melompat menaiki batu tersebut dan melihat ke bawah. Saat ia melompat, ia melihat pergerakan gelombang-gelombang energi di belakangnya.     

"Sepertinya, kota ini sudah diubah menjadi markas militer…" Ia menggumam.     

"Master, mungkin sebaiknya kita…" Terdengar sebuah suara dari belakang.     

Angele tetap tampak tenang. Ia memicingkan matanya.     

Seekor kupu-kupu bersayap hijau mengepakkan sayapnya yang rapuh dan terbang ke arah Angele. Kedua sayap itu terlihat transparan dan sangat mirip dengan kelopak-kelopak bunga.     

Angele mengangkat tangannya dan melepaskan partikel energi. Perlahan-lahan, kupu-kupu itu berhenti mengepakkan sayapnya dan mendarat di atas jari Angele.     

"Mereka sudah tahu bahwa kita ada di sini…" Angele tersenyum keji dan memegang kupu-kupu itu. Saat ia mengepalkan tangannya, kupu-kupu itu langsung hancur menjadi bubuk hijau dan menghilang tertiup angin.     

"Kalau begitu, tidak ada gunanya bersembunyi."     

Ia melambaikan tangannya, dan sekelompok prajurit yang mengenakan pakaian berburu serupa pun muncul. Para prajurit itu berlari melewati Angele dan bergerak cepat masuk ke kota.     

Angele berjalan maju, diikuti oleh tiga bola asap hitam. Dari ketinggian, terlihat dua orang penyihir berjubah hitam di seberang kota.     

Shing!     

Ia menghilang dalam kobaran api bersama dengan ketiga bola asap itu.     

Tiba-tiba, ekspresi kedua penyihir berjubah hitam itu berubah terkejut.     

"Pergilah! Beritahu sang ketua!" Saudara yang lebih tua melambaikan tangannya sambil melepaskan kepingan-kepingan batu. Semua kepingan itu menyatu dan berubah menjadi burung kecil yang beterbangan di udara.     

Setelah terbang selama beberapa saat, burung itu berubah menjadi bubuk abu dan hilang tertiup angin.     

Kedua penyihir itu tak memiliki waktu untuk berpikir lagi. Mereka membuka kantong mereka secara bersamaan.     

Mereka melepaskan debu-debu hijau di sekeliling tubuh mereka dan menggumamkan mantra.     

Seketika, Angele dan ketiga bola asap itu muncul di depan gumpalan asap hijau tersebut.     

Salah satu bola asap tertawa dan mengulurkan tangannya pada kedua penyihir berjubah hitam.     

Brak!     

Sebuah gaya kuat menekan gumpalan asap hijau itu dan mengubahnya menjadi benda seperti vas.     

"Master, kau benar. Mereka memutuskan untuk membunuh Tangan Elemental dulu, jadi kami segera datang kemari." Viss tersenyum keji. "Mari kita habisi mereka agar kita bisa fokus pada musuh-musuh lainnya.     

Duar!     

Vas dari asap hijau itu meledak, dan kedua penyihir bersaudara itu berusaha kabur dari sisi lain.     

"Matilah kalian!" Viss melepaskan dua benang hitam yang melesat cepat ke arah kedua penyihir tersebut.     

Krak!     

Suara terdengar seperti telur yang pecah.     

Kedua saudara itu mengerang dan menangkis benang-benang Viss dengan bantuan partikel energi.     

Dengan sedikit terkejut, Viss berseru. "Serang! Mereka berdua adalah penyihir tingkat 4!"     

Ketiga bola asap melesat cepat pada kedua penyihir itu secara bersamaan.     

Angele tidak tertarik dengan pertarungan itu. Ia memutuskan untuk melihat keadaan kota. Sepertinya, kota itu telah berubah menjadi medan pertarungan.     

Kumpulan-kumpulan bayangan hitam berlari masuk ke kota dan bertarung melawan prajurit-prajurit berzirah hitam yang berusaha mempertahankan kota tersebut. Mereka semua mengenakan pakaian hitam, sehingga ia nyaris tidak bisa membedakan kedua belah pihak.     

Angele menunjuk ke depan dan menjatuhkan bola-bola api ke tanah. Semua bola-bola api itu berubah menjadi 20 manusia singa.     

Aum!     

Ada lima manusia singa yang jauh lebih kuat dari manusia singa lainnya. Kelima manusia singa itu memiliki kekuatan yang setara dengan penyihir tingkat 1.     

"Serang!" Angele menunjuk Kota Innova.     

Duar!     

Setelah suara ledakan itu terdengar, seketika semua manusia singa tersebut diselimuti oleh kobaran api hitam. Mereka mengepakkan sayap dan terbang masuk ke kota seraya menyerap semua energi negatif berbentuk asap hitam di udara.     

Manusia-manusia singa itu berbaris dan bergabung dalam medan perang. Mereka terlihat seperti garis-garis merah yang berenang dalam kolam keruh.     

Angele melihat orang-orang berteriak dan meraung-raung di medan perang di bawah sana. Semua suara itu bercampur aduk dan bergema di telinganya. Bola-bola cahaya hijau dan merah bersinar di kota itu.     

Wush!     

Tiba-tiba, terdengar suara getaran pelan dari tubuhnya.     

Tanda kalajengking muncul di tengah dahinya, dan sementara seluruh tubuhnya bercahaya merah, seolah cahaya itu dipancarkan oleh tubuhnya     

Csss!     

Terdengar suara getaran yang mirip dengan desisan ular.     

Angele merasakan gejolak kekuatan yang tidak asing dalam tubuhnya. Gejolak kekuatan itu berusaha menangkis tekanan Kekuatan Dunia dari Dunia Penyihir.     

"Kekuatan Dunia Mimpi Buruk…" Ia mengenal kekuatan itu.     

"Dunia Mimpi Buruk sedang bergerak mendekati Dunia Penyihir."     

Angele perlahan menutup matanya. Ia merasa bahwa kekuatannya tidak lagi dibatasi. Perlahan-lahan, kekuatannya meningkat, sehingga ia memiliki gelombang mental yang sama kuat dengan penyihir tingkat 4.     

"Rencanaku benar-benar sukses." Angele tersenyum. "Sebelum meninggalkan Dunia Mimpi Buruk, aku sudah memberi koordinat dunia ini pada mereka. Inilah waktunya mereka untuk bergerak."     

Dengan koordinat tersebut, para wujud tersegel akan mampu membangun bangunan spesial dengan sumber-sumber daya mereka. Bangunan itu akan membantu Dunia Mimpi Buruk mendekati Dunia Penyihir dengan lebih cepat.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.