Dunia Penyihir

Perjuangan (Bagian 1)



Perjuangan (Bagian 1)

0Perjalanan itu sangat berbahaya. Eye Devil memiliki banyak pelayan kuat beserta dengan peleton-peleton prajurit, sementara Angele harus mempertaruhkan nyawanya sendirian.     

Ia sibuk berpikir, hingga ekspresinya berubah serius.     

Api unggun menari-nari di depan matanya, melepaskan cahaya kuning dan mengeluarkan suara-suara kayu yang retak.     

Ia mengambil sebuah sangkar burung kecil dari kantongnya. Sangkar itu adalah alat pemberian Eye Devil.     

Setelah meletakkan semua barangnya, ia mengambil sebuah kristal hitam. Kristal itu memiliki ujung hitam dan bagian tengah berwarna kemerahan.     

'Esensi darah naga dari naga pencongkel mata yang diekstrak dari mayat bayi hantu… tanpa bantuan pengetahuan dari naga tua itu, aku tidak akan bisa mengekstrak benda ini.' Kristal itu adalah batu darah yang ia dapatkan dari benda pemberian Eye Devil saat mereka barter.     

Setelah sekian lama, akhirnya ia punya kesempatan untuk menggunakan benda itu.     

'Menurut informasi, naga pencongkel mata memiliki raungan naga terkuat. Mereka tidak punya mata, sehingga indra lain mereka menjadi tajam.'     

Angele menarik nafas, dan bayangan raksasa muncul di belakangnya.     

Raksasa itu memiliki tinggi lebih dari 7 meter, dengan tanduk panjang di atas kepalanya. Zirah hitam berduri menutupi seluruh tubuhnya dan membuat mata emas di atas alisnya menjadi tampak semakin mencolok. Raksasa itu adalah wujud aslinya yang sudah berkembang.     

Ia melemparkan batu esensi darah di tangannya.     

Saat batu itu menyatu dengan tubuh raksasa tersebut, terdengar suara seperti batu yang masuk ke dalam kolam.     

Grr!     

Batu esensi darah itu meleleh dan berubah menjadi energi berbentuk naga pencongkel mata kecil dengan lebih dari sepuluh pasang sayap. Naga itu meraung-raung dan mendesis dengan marahnya, seperti seekor landak hitam kecil yang berusaha menggunakan durinya untuk bertahan.     

Naga kecil itu membuka mulut dan berteriak. "I wangen spnaien yoau!"     

Artinya: Kematian hanyalah permulaan.     

Duar!     

Raksasa itu mengayunkan tangannya. Naga kecil itu berlari dan menerjang raksasa tersebut.     

Dalam hitungan detik, kedua bayangan itu menghilang, dan semuanya kembali normal.     

Angele segera berdiri tanpa ekspresi di wajahnya.     

'Kematian hanyalah permulaan? Apa artinya? Apa ini kekuatan pikiran naga yang bersembunyi dalam nafas aura es itu…? Dasar, naga ini benar-benar tidak mau menyerah… Untuk menyerapnya, aku harus menggunakan kekuatan wujud asliku.'     

Titik-titik cahaya biru bersinar di matanya. Ia menggeleng dengan sedih. 'Sayangnya, aku tidak bisa mendapatkan sebagian besar pengetahuan dari sigil naga itu; hanya naga yang bisa mendapatkan pengetahuannya. Sepertinya, para naga memiliki aturan yang ketat…'     

Angele duduk, menambahkan kayu, dan bermeditasi. Ia ingin segera melihat perubahan yang terjadi pada tubuhnya.     

Setelah menyerap esensi darah naga pencongkel mata, ia merasa seperti ada air dingin yang mengalir di seluruh tubuhnya.     

Setelah menyerap esensi darah baru, akan ada dua kemungkinan. Kemungkinan pertama, darah baru tersebut akan dikendalikan oleh darah raksasa bermata satu dan darah wanita kalajengking dalam tubuhnya. Atau, kemungkinan kedua, darah baru itu akan menyatu dengan kedua darah utama dan menjadi sebuah campuran darah baru. Namun, agar itu terjadi, darah naga pencongkel mata yang ia serap harus memiliki tingkat kekuatan yang sama dengan kedua darah utama.     

Seperti manusia, ada juga naga pencongkel mata yang kuat, dan ada juga naga pencongkel mata yang lemah. Hasil penggabungan itu akan sangat bergantung pada kekuatan darah asalk esensi itu.     

Angele memutuskan untuk tidak mengendalikan darah-darah dalam tubuhnya, dan membiarkan semua darah itu menjadi kuat secara alami.     

Ia merasa seperti tubuhnya sedang diiris-iris dengan pisau. Rasa sakit pada sekujur tubuhnya terasa semakin parah.     

Ia mengernyitkan alisnya dan menunggu waktu berjalan.     

Hari semakin terang. Perlahan-lahan, api unggun di depannya padam, hingga menyisakan asap tipis yang membumbung ke langit.     

Perlahan-lahan, Angele membuka mata dan bangun dari meditasi. Setelah tubuhnya tidak lagi terasa nyeri, ia memutuskan untuk memeriksa kondisi tubuhnya.     

'Zero, periksa kondisi tubuhku,' perintah Angele.     

'Menganalisa… Memproses…'     

'Angele Fenrir Rio. Kekuatan 20,2 poin (65). Kecepatan 18,5 poin (9.5). Daya tahan 30,0 poin (71). Kekuatan mental 200,7 poin. Mana 157,2 poin. Batas genetik belum tercapai. Keadaan: Terluka karena nafas es naga.'     

'Jadi, kekuatanku turun dari 21 menjadi 20, daya tahan turun dari 32 menjadi 30, namun kekuatan mentalku naik menjadi 200. Kekuatan wujud asliku juga bertambah.' Angele mengangguk dengan puas. 'Sepertinya, kekuatan luka nafas naga dalam tubuhku pun berkurang. Kuharap aku bisa menyembuhkan luka ini di Dunia Sungai Jiwa…'     

Tiba-tiba, sebelum ia sempat berdiri, Zero memperingatkan.     

'Perubahan genetik tak diketahui telah terdeteksi… Memeriksa…'     

'Pemeriksaan selesai. Kekuatan mantra pasif wujud asli telah mengalami perubahan. Mantra pasif baru: Raungan Raksasa.'     

'Memeriksa mantra pasif baru… Membandingkan informasi… Dengan raungan itu, Anda dapat menyerang satu wilayah tertentu saat berada dalam wujud asli.'     

'Peringatan: Daya tahan akan berkurang sementara setelah penggunaan.'     

Setelah melihat peringatan itu, ia berpikir selama beberapa saat. Akhirnya, ia memutuskan untuk berdiri dan melanjutkan perjalanan.     

Saat ia melambaikan tangan, semua penjaga ciptaannya kembali ke tangannya.     

**     

Tiga hari kemudian…     

Secercah bayangan hitam berjalan keluar dari hutan yang gelap dan hijau itu.     

Sosok tersebut ditutupi oleh sebuah pelindung hitam yang membuat cabang-cabang pohon di sekitarnya nyaris tidak terlihat. Jubah putih sutra dan rambut merahnya sangatlah mencolok.     

"Akhirnya, aku tiba…" Angele menghela nafas. Ia berdiri di atas tebing dan menatap padang rumput di bawah.     

Ia membuka peta kuning di tangannya dan perlahan menyentuhnya.     

Tap!     

Sebuah bola hitam muncul dari peta tersebut dan melayang-layang di depannya, sebelum akhirnya berubah menjadi sebuah mata berwarna hitam.     

"Ini adalah pesan dari markas utama! Pesan dari markas utama! Semua bola mata diharapkan kembali ke markas. Penyerangan akan dimulai dalam dua hari!"     

Suara wanita yang terdengar dingin terus mengulangi kalimat itu.     

Mendengar suara tersebut, Angele tersenyum puas. "Akhirnya! Aku akan sampai dalam dua hari. Dua hari di tempat ini sedikit lebih panjang dari dua hari di dunia penyihir."     

Satu hari di Dunia Mimpi Buruk 30 persen lebih panjang ketimbang satu hari di dunia penyihir. Saat ini, ia hanya membutuhkan paling sedikit setengah hari untuk sampai ke markas wanita itu.     

Ia mengambil wadah air dan meminum isinya, kemudian berjalan menuruni tebing dan pergi secepat mungkin ke markas Eye Devil.     

Angin berhembus melintasi padang rumput kuning itu dan meniupkan pasir yang membuat pandangannya buram. Setelah sampai ke dasar tebing, Angele menggunakan sihir bertahan untuk menjaga agar pasir itu tidak masuk ke matanya.     

Ia berjalan selama setengah jam dengan mengikuti arah yang tertanda pada peta. Di atas tanah, terdapat banyak tulang-belulang putih yang berceceran. Ada yang dari manusia, namun ada juga yang dari hewan buas.     

Krak!     

Saat ia menginjak salah satu tulang, benda itu hancur berkeping-keping.     

Ia melihat sekelilingnya. Seketika, pandangannya tertuju pada sebuah pedang berkarat. Pedang merah itu tertancap pada sisi mayat seorang manusia serigala.     

Angele berjalan mendekati pedang itu dan memeriksa mayat di sampingnya.     

Mayat tersebut telah mengering terkena terpaan angin. Sepertinya, manusia serigala berbulu hitam itu mati sambil membawa perisai hitamnya.     

"Apa telah terjadi perang di sini?" Angele memeriksa mayat manusia serigala itu dan menemukan kantong air yang hancur, daging kering, dan kepingan kayu putih yang terlihat antik. Pada bagian kepingan itu, tertulis sebuah kalimat dalam bahasa kuno yang berarti "Jangan lupa mencuci kaki."     

Angele tertawa. Sepertinya, orang tua manusia serigala itu memberi kalung untuk anaknya.     

Pada kaki manusia serigala itu, banyak benjolan dan bengkak karena terlalu lama berjalan.     

Ia memutuskan untuk pergi dan melanjutkan perjalanan. Saat ia sudah dekat, ia menemukan lebih banyak manusia serigala yang mati bersama dengan manusia bermata satu yang berkulit hitam.     

Manusia bermata satu itu sama dengan tamu di perjamuan Eye Devil beberapa waktu lalu.     

Setelah beberapa menit, cahaya merah mulai bersinar di langit. Awan-awan hitam bergulung dan berubah menjadi pusaran raksasa dengan cahaya merah yang bersinar dari tengahnya.     

Hari mulai malam. Di Dunia Mimpi Buruk, malam tiba lebih cepat ketimbang di dunia penyihir. Satu-satunya sumber penerangan adalah cahaya merah yang ada di tengah pusaran di langit.     

Melihat banyaknya mayat yang berceceran, Angele memelankan langkahnya.     

Di depannya, terdapat sebuah pusaran hitam yang melayang-layang.     

Seperti tornado, pusaran itu berputar-putar perlahan dan melepaskan kilat-kilat merah.     

Pusaran itu sangat besar; bentuknya seperti cangkang kura-kura hitam dengan diameter sekitar 3 kilometer.     

Di bawah pusaran, terdapat banyak sekali bangunan berbentuk telur dengan tinggi lebih dari 10 meter. Makhluk-makhluk berbentuk seperti semut bergerak masuk dan keluar dari bangunan tersebut.     

Semua bangunan itu terlihat seperti jamur-jamur hitam yang tumbuh di ladang berlumpur.     

Dengan melihat sekilas saja, Angele mengetahui bahwa ada ribuan telur hitam di sana. Di antara bangunan telur itu, terdapat naga-naga hitam berukuran sekitar 5 sampai 6 meter.     

Di atas telur-telur tersebut, ada banyak titik-titik merah. Titik merah terbesar berbentuk seperti podium heksagon.     

Di sekitar podium, naga-naga merah meraung kencang. Suara mereka seperti suara seekor banteng.     

Wush!     

Terdengar suara keras, dan sebuah bayangan hitam membuat sekeliling Angele menjadi gelap.     

Ia mendongak dan melihat ke langit.     

Seekor naga hitam, beserta ksatria berzirah hitam, berhenti di belakang Angele. Naga itu mengayun-ayunkan sayapnya perlahan.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.