Dunia Penyihir

Pertemuan Kembali (Bagian 1)



Pertemuan Kembali (Bagian 1)

0Angele tahu, kedua anak itu lahir dan besar di dalam kolong bawah tanah. Sebelum mereka bertemu Angele, mereka tidak memiliki kesempatan untuk melihat dunia.     

Hari dimana Frey dan Freia meninggalkan ruang bawah tanah itu adalah pertama kalinya mereka melihat dunia luar. Setelah bertemu Angele, mereka menghabiskan kebanyakan waktu mereka di rumah, dan Frey hanya diperbolehkan membunuh makhluk-makhluk lemah di sekitar tempat itu untuk berlatih.     

Namun, Freia tidak cukup kuat untuk pergi sendiri, sehingga ia hanya bisa melihat hutan dan sungai. Phoenix dan Angele terkadang bermain bersamanya.     

Walaupun Angele mengerti bahwa ia harus meninggalkan mereka suatu hari nanti, ia tetap merasa sedih.     

Ia menunduk dan menghela nafas.     

'Aku masih tidak tahu bahwa tempat ini benar-benar tempat yang aman beberapa tahun lalu, dari mana asal makhluk-makhluk aneh yang kulihat beberapa dekade lalu, seperti kura-kura itu…?'     

Ia membuka sebuah gulungan kuning bertuliskan peta daerah sekitar rumah. Di sebelah hutan dan sungai, terdapat sebuah kota besar.     

'Menurut Todd, sebagian besar makhluk mutan tidak memiliki akal. Mereka hanya bergerak menurut insting aneh mereka. Jika benar, mungkin reruntuhan di bawah gunung berapi itu…' Ia mengusap dagunya dan mulai berpikir.     

Ia mengingat hari di mana ia bertemu dengan Dinding Kebingungan dan para wanita-wanita kalajengking penjaga Kolam Ilusi. Entah mengapa, makhluk-makhluk itu tidak bisa mendekat. Sepertinya, kekuatan mereka berasal dari kolam ilusi itu, namun pada saat yang sama, kolam itu juga membatasi pergerakan mereka.     

Para penjaga sangat takut pada wanita tua berpakaian terusan putih di ayunan taman itu. Sepertinya, mereka tidak diizinkan keluar dari taman itu.     

'Mungkin, para penjaga itu adalah penduduk dunia sebelum dunia ini hancur…'     

Ekspresi Angele berubah aneh. Terlalu banyak hal aneh di dunia ini, dan ia ingin tahu alasannya.     

'Dunia ini seperti neraka, yang penuh dengan mimpi-mimpi buruk. Tapi, entah mengapa, semua keburukan itu berhubungan dengan duniaku,' pikir Angele.     

'Ini benar-benar rumit…'     

Dengan hati-hati, ia menandai beberapa lokasi di peta tersebut.     

Ia meratakan permukaan peta dengan patung kalajengking peraknya, menggulung peta itu, dan mengikatnya dengan benang logam.     

Peta itu adalah hadiahnya kepada Frey, sebuah peta yang akan membantunya dalam perjalanan.     

Selain peta itu, ia memberikan beberapa magic stone, ramuan penyembuh, dan banyak bekal makanan. Itulah satu-satunya yang dapat Angele lakukan untuk anak pemberani itu.     

**     

Di luar rumah, Frey membawa sebuah tas besar di tangan kanannya dan sebilah pedang perak kualitas tinggi pada punggungnya.     

"Baiklah, aku mau pergi sekarang. Jangan terlalu memikirkanku. Aku akan segera kembali." Frey tersenyum dan melambaikan tangannya.     

"Berhati-hatilah! Jangan lupa bawakan oleh-oleh untukku!" teriak Freia.     

"Tentu saja!" Frey berbalik dan mulai berjalan ke Kota Awan Hitam. Ia tidak mengatakan rencananya pada Freia, karena ia tidak ingin adiknya terlalu khawatir padanya.     

Freia mengira bahwa Frey sedang pergi menjalankan misi, dan akan segera kembali setelah misinya selesai.     

Hari sudah siang. Cahaya matahari sangatlah terang, sehingga udara menjadi panas. Angele dan Freia menatap Frey pergi keluar dari gerbang dan masuk ke dalam hutan. Setelah Frey tidak terlihat, Freia berbalik dan berjalan mendekati Angele.     

"Baiklah, pergilah bermain bersama Phoenix." Angele membelai kepala Freia.     

"Tidak mau… Phoenix hanya bisa menyanyi lagu aneh dan menari-nari… Membosankan." Freia cemberut. "Green, apa yang ingin kau lakukan? Aku ingin menemanimu."     

Angele mengerti bahwa Phoenix bukanlah makhluk berakal, sehingga burung itu hanya bisa bergerak mengikuti insting anehnya. Awalnya, Freia senang bermain bersama burung itu, namun setelah beberapa tahun, akhirnya ia bosan.     

Tidak ingin berdiam sendirian di rumah besar itu, ia meminta untuk menemani Angele.     

Setelah bertahun-tahun, Frey dan Freia memperlakukan Angele seperti ayahnya sendiri.     

"Aku masih harus melakukan penelitian. Jika kau mau, kau boleh duduk di ruang baca bersamaku." Angele membelai pipi Freia dan berjalan masuk ke rumah.     

Mereka naik ke lantai dua dan masuk ke ruang baca bersama-sama.     

Setelah menutup pintu, Freia memutuskan untuk menambahkan kayu bakar ke perapian.     

Angele berjalan mendekati meja, mengambil penanya, dan melanjutkan penelitian.     

"Green, kemarin turun salju… Sepertinya hari ini akan ada badai," kata Freia seraya melemparkan kayu bakar ke tungku perapian.     

"Mungkin saja. Jangan khawatir, aku baru saja mengganti kartu-kartu kristalnya," jawabnya.     

Cuaca di Dunia Mimpi Buruk sangatlah aneh. Tidak ada empat musim; hanya ada udara panas dan lembab saat pagi, dan udara dingin dan kering saat malam. Saat malam, kemungkinan besar akan turun salju, dan tungku api akan membantu menghangatkan Freia dalam dinginnya malam.     

Angele memiliki kecocokan tinggi dengan partikel energi api, sehingga ia tidak membutuhkan tungku itu. Di sekitar rumah, terdapat banyak pohon, dan ia bisa menebang pohon-pohon itu jika mereka butuh kayu bakar.     

Setelah menambah kayu di tungku, Freia mendekati Angele. Ia berdiri di samping meja dan melihat Angele melakukan penelitian.     

Pena di tangan Angele terus mengukir rune-rune dan simbol rumit di atas gulungan kulit di meja. Suara-suara guratan pena bergema di dalam ruangan itu.     

Tiba-tiba, sebuah bola merah muncul di ruang baca dan berubah menjadi burung merah berekor panjang, dengan titik-titik merah yang berjatuhan dari ekornya. Phoenix telah masuk ke dalam ruangan.     

Phoenix terbang ke atas tempat bertengger kayu di belakang rak, tempat bertengger coklat berbentuk silang yang dibuat Angele khusus untuk Phoenix.     

Angele menatap burung itu. Ia tersenyum dan melanjutkan penelitiannya.     

Tidak terasa, beberapa jam telah berlalu.     

Freia sudah tertidur di sofa. Angele menyelimutinya dan menambahkan kayu ke atas tungku. Sudah waktunya untuk kembali ke dunianya.     

Saat ia tiba di dunianya, hari sudah sangat larut.     

Ia berjalan keluar dari ruang baca, dan seorang pelayan memberikan sepasang tabung kayu padanya.     

Pelayan itu sudah berumur lebih dari 30 tahun. Ia masih cantik, namun tenaganya sudah tidak sekuat dulu lagi.     

"Ada surat untukmu, Tuan." Pelayan itu memberikan kedua tabung dengan sopan.     

Angele mengambil tabung-tabung tersebut dan menatap pelayan itu.     

"Waktu berlalu begitu cepat. Sudah berapa tahun kau bekerja di sini? Lebih dari sepuluh tahun, kan?"     

"Benar, Tuan." Pelayan itu mengangguk.     

"Carilah seorang pria dan menikahlah. Kau telah melayaniku dengan baik," kata Angele dengan santai.     

Mendengar perkataan tersebut, raut wajah si pelayan menjadi sangat bahagia. "Terima kasih, Tuan!" Setelah bekerja melayani Angele, wanita itu telah mendapatkan banyak uang. Dulu, wanita itu dibeli oleh Liv sebagai pelayan, dan ia tidak menyangka bahwa tuannya akan melepaskannya suatu hari nanti.     

Setelah pelayan itu pergi, Angele berjalan turun ke lantai satu dan duduk di sofa. Ia membuka tabung pertama, dan menemukan sebuah gulungan kulit merah di dalamnya.     

Di bawah cahaya redup, Angele membuka gulungan itu perlahan-lahan.     

Surat itu adalah kiriman Hikari dari Molten River, seorang teman yang ia temui saat perjalanan menuju benua tengah.     

Stigma sedang bersembunyi, namun kekuatannya terus meningkat. Hikari bergabung dengan organisasi peramu, sementara Reyline bergabung dengan organisasi penyihir yang sangat terkenal.     

Dengan bantuan cahaya dari sebongkah kristal, Angele membaca surat itu.     

'Green,     

Sudah lama kita tidak bertemu. Aku ingin memberitahu bahwa aku punya sebuah kesempatan emas yang berhubungan dengan rahasia dari masa lalu. Aku yakin bahwa kau pasti tertarik. Kita akan bertemu di kota, di tempat yang sama seperti dulu. Akan kuberitahu semua rinciannya saat kita bertemu.'     

Surat itu sangat pendek.     

'Di kota, ya?' Angele mengangkat gulungan itu dan membakarnya dengan bola api, sehingga gulungan itu menghitam dan berubah menjadi abu.     

Angele membuang tumpukan abu itu ke dalam tempat sampah.     

Ia mengangkat tangan kirinya – ada sepasang cincin pada jari tengah dan jari telunjuknya. Salah satu cincin dihiasi oleh batu kecubung ungu berukiran simbol mata, sementara cincin kedua hanyalah cincin perak sederhana tanpa batu apa pun.     

Ia mengusap permukaan kecubung tersebut, sehingga warnanya berubah dari ungu menjadi biru muda.     

Secercah cahaya biru muncul dari bagian tengah batu tersebut.     

Angele mengarahkan cahaya tersebut ke meja dan mengubah meja itu menjadi seperti layar.     

'Pusat informasi. Mohon kirimkan pertanyaan Anda.'     

Angele memeriksa keadaan dengan bantuan Zero tanpa ragu. Ia memastikan bahwa tidak ada orang di sekitarnya, dan bertanya dengan suara lirih. "Aku ingin tahu kejadian-kejadian penting yang terjadi di sekitar kota bandara belakangan ini."     

'Mohon tunggu…'     

Beberapa detik kemudian, tertulis beberapa baris informasi pada layar.     

'Berdasarkan tingkat sekuritas Anda, informasi-informasi ini dapat Anda akses.'     

'1. Sebagian peta tempat harta kota yang berusia ratusan tahun.'     

'2. Lokasi penyihir-penyihir terkuat di kota.'     

'3. Informasi tempat pelayanan spesial.'     

'4. Informasi tentang…'     

Angele membaca semua kalimat di layar itu dengan cepat.     

Menara Penyihir Kegelapan memiliki sistem informasi yang baik. Dengan bantuan sistem tersebut, ia bisa mengetahui apa yang dilakukan para tetua Tangan Elemental.     

Informasi itu dikumpulkan oleh anggota-anggota elit Menara Penyihir Kegelapan. Untung saja, sebagian besar informasi anggota dilindungi, sehingga kebanyakan anggota tidak punya izin untuk mengakses informasi rahasia.     

Setelah beberapa menit, Angele menemukan informasi yang berhubungan dengan surat Hikari.     

'Reruntuhan dengan harta rahasia: Untuk bisa masuk ke area ini, Anda akan membutuhkan Seruling Iverson. Tingkat bahaya: 3.'     

Tingkat bahaya tersebut dihitung berdasarkan peringkat kekuatan penyihir. Bahaya tingkat 3 menandakan hanya penyihir di atas tingkat 3 yang mampu mendapatkan harta itu dengan aman.     

Angele memicingkan matanya dan melihat rincian informasi tersebut.     

'Kemungkinan Harta: Kadal Bertubuh Separuh, Sulur-Sulur Mimpi Buruk, dan Seruling Iverson (asli).'     

'Kadal Bertubuh Separuh merupakan makhluk misterius dari dongeng yang bisa membantu seorang penyihir berkembang cepat dalam teknik meditasi tingkat tinggi. Akhirnya, ada sesuatu yang penting.' Angele tersenyum.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.