Dunia Penyihir

Sejenis (Bagian 1)



Sejenis (Bagian 1)

0Angele menarik nafas dalam-dalam dan menyimpan kalung perak itu di dalam cermin-nya. "Alat ini akan sangat berguna. Ras ular tangan enam, ya? Akan kuingat nama itu."     

Wanita ular itu mengangguk. "Baiklah, kau tidak punya cukup tenaga untuk terus menjaga sihir pemanggil ini. Berapa lama waktu yang kau butuhkan untuk mengumpulkan senjata-senjata itu?"     

Angele berpikir selama beberapa saat, kemudian ia akhirnya menjawab. "60 ribu ton senjata logam… Aku akan memerlukan beberapa saat untuk mengumpulkannya. Bisakah aku memurnikan logam-logamnya agar prosesnya lebih mudah?"     

"Memurnikan? Apa maksudmu?" tanya wanita ular itu dengan sedikit terkejut. "Maksudmu, meningkatkan kepadatan logam?"     

Angele mengangguk.     

Wanita itu terdiam sesaat dan menjawab, "Lebih baik lagi jika kau bisa memurnikan logam-logam itu. Saat kita bertemu lagi, kuharap kau sudah menyiapkan senjata-senjata itu."     

"Akan kusiapkan dalam waktu 1000 tahun." Angele berjanji.     

"Baiklah." Wanita ular itu puas dengan jawaban tersebut. "Satu hal lagi. Bawalah ini. Aku tidak ingin kau mati sebelum kau menyelesaikan pekerjaanmu."     

Wanita itu melemparkan sebuah kunci emas seukuran jari pada Angele. Pegangan kunci itu terlihat sama persis dengan tubuh atas si wanita ular.     

"Ini adalah Kunci Kiamat. Aktifkan saat benar-benar terdesak, dan kunci itu akan membantumu dalam situasi hidup dan mati. Namun, akan ada konsekuensinya."     

Angele menangkap kunci itu dan mengamatinya dengan teliti. Ia melukai dadanya dan cepat-cepat memasukkan kunci itu ke dalam luka tersebut.     

Luka itu mengucurkan darah, namun sembuh dalam hitungan detik. Seluruh proses itu membuat si wanita ular terkejut.     

"Mungkin kau tidak memerlukan kunci itu…"     

"Mungkin." Angele tahu bahwa wanita itu merasakan kekuatan darahnya, kemudian Angele tersenyum.     

Shing!     

Wanita ular itu menghilang, dan ruang di dalam dinding rune tersebut kembali kosong.     

Angele menepuk kunci di dadanya dengan tenang. Luka tersebut nyaris tidak terasa sakit sama sekali.     

"Sudah waktunya untuk menggunakan sihir pemanggil terakhirku untuk periode ini… Jika aku ingin menggunakan sihir pemanggil lagi, aku harus menunggu bulan purnama selanjutnya."     

Ia kembali menggumamkan mantra.     

Cahaya hitam bersinar terang pada podium.     

Wush!     

Lingkaran rune berwarna putih keemasan yang terbuat dari begitu banyak segitiga muncul di dalam dinding rune. Lingkaran rune itu berputar dengan kecepatan penuh, hingga terlihat seperti sebuah bunga dengan tepian yang tajam. Suara-suara yang terdengar berasal dari tepian bagian rune yang saling bergesekan.     

Setelah melihat pemandangan itu, ekspresi Angele berubah serius.     

"Reaksi dunia yang kuat sekali… Sepertinya, sasaran sihir pemanggil ini berada di suatu tempat yang jauh dari dunia penyihir…" Ia menggumam seraya menciptakan beberapa gerakan-gerakan rune dengan tangannya.     

Asap berwarna gelap seperti tinta masuk ke dalam dinding rune dan menjadi bagian dari lingkaran rune tersebut.     

Cahaya rune itu semakin terang. Sebuah lingkaran emas dengan permukaan yang mengkilat muncul di tengah lingkaran rune tersebut.     

Suara getaran yang kuat itu membuat tubuh Angele mati rasa.     

"Masih terus berjalan? Sejauh apa dunia yang kupanggil ini, hingga proses pemanggilannya lama sekali?!" Angele semakin merasa bersemangat.     

Sihir pemanggil ciptaannya bisa memanggil makhluk acak, jadi ia bisa saja memanggil makhluk kuat seperti manusia ular tadi, namun ia juga bisa memanggil sebuah batu kerikil. Hasil sihir itu sangat bergantung pada keberuntungannya. Jarak antara dunianya dengan dunia yang dipanggil tidak menentukan hasilnya.     

Ia menutup matanya dengan cahaya merah untuk melindungi penglihatannya dari cahaya putih yang sangat menyilaukan dari lingkaran rune tersebut.     

Shing!     

Akhirnya, ia mendengar suara yang tidak asing, dan cahaya putih itu menghilang dari ruang bawah tanah. Seketika, semuanya kembali normal.     

Angele berkedip-kedip. Ia berusaha menyesuaikan diri dengan perubahan cahaya tersebut, dan melihat ke dalam dinding rune.     

Setelah melihat hasil sihir itu, ia sedikit terkejut. Makhluk yang dipanggilnya sangatlah lemah.     

Tempat yang ada dalam dinding itu sangatlah damai. Ada seorang wanita berumur sekitar dua puluh tahun di atas podium. Gadis itu bertubuh kurus dan memiliki wajah yang biasa saja.     

Angele benar-benar tidak bisa percaya apa yang dilihatnya. Wanita itu mengenakan kaos putih, celana jeans, dan jepit rambut berwarna merah muda.     

Tulisan 'Love' yang ada di tengah kaosnya sangatlah mencolok.     

"Mimpi yang sangat realistis!" Wanita itu mengusap lututnya dan berdiri perlahan-lahan. Ia memeriksa keadaan sekitarnya dan menyentuh dinding rune di sekitar podium. Saat ia menegakkan punggungnya, sebuah kotak hitam terjatuh dari kantongnya.     

"Ah, alat komunikasiku…" Gadis itu menurunkan tubuhnya dan mengambil kotak tersebut.     

Angele mengernyitkan alisnya. "Alat komunikasi?" Gadis itu mengingatkannya pada penghuni Bumi.     

Sebelum ia bereinkarnasi ke dunia ini, semua hal di Bumi dilakukan dengan menggunakan chip biologis. Sebelum chip biologis diciptakan, manusia menggunakan alat-alat komunikasi. Sepertinya, wanita tersebut datang dari dunia yang mirip dengan bumi.     

Angele mulai berpikir. Ia sama sekali tidak khawatir jika ada orang lain dari bumi yang memiliki kemampuan yang sama dengan dirinya di dunia ini.     

Semua pencapaiannya di dunia ini bukanlah semata-mata karena bantuan chip-nya. Ia yakin bahwa manusia dari bumi tidak akan bisa meniru metode-nya dan mendapatkan tingkat kekuatan yang sama dengannya.     

Chip Angele sudah ditingkatkan sebanyak beberapa kali, dan ia telah berhasil bertahan hidup dalam banyak pertarungan yang berbahaya. Di dunia ini, ia telah menjelajahi banyak reruntuhan dan mengumpulkan banyak benda-benda aneh. Walaupun chip itu membantunya meningkatkan kekuatan dengan jauh lebih cepat ketimbang orang-orang lain, chip itu bukanlah satu-satunya alasan mengapa ia menjadi kuat.     

Tiba-tiba, Angele menyadari kemungkinan bagaimana ia bereinkarnasi ke dunia ini. Mungkin saja, ia datang kemari bukan karena keberuntungan. Ada kemungkinan bahwa seseorang memanggil jiwanya, namun saat menyadari bahwa Angele tidak memiliki kekuatan, orang tersebut membuang jiwa Angele. Jiwanya kemudian masuk ke tubuh seseorang yang baru saja mati.     

Setelah memikirkan banyak hal selama sekitar setengah jam, akhirnya ia membuat kesimpulan.     

Anehnya, wanita itu masih ada dalam dinding rune. Angele mengira bahwa wanita itu tidak akan bertahan lama di sini.     

Angele mengerutkan bibirnya. "Mungkin ia terlalu lemah, sehingga lingkaran rune itu tidak menganggapnya sebagai makhluk hidup."     

"Hei, siapa kau?" Wanita itu melambaikan tangannya dan memandang Angele dengan penuh rasa ingin tahu. Sepertinya, ia mengira bahwa ia sedang bermimpi, sehingga ia tidak takut sama sekali. Walaupun Angele tidak memahami bahasa wanita itu, ia dapat memahami pertanyaan wanita itu dengan menggunakan analisa gelombang mental.     

"Kau berasal dari negara mana?" Tiba-tiba, Angele balik bertanya dengan menggunakan gelombang mentalnya.     

"Negara? Aku berasal dari United Morrigan!" Gadis itu menjawab. "Lihatlah rambut dan pupil mataku yang berwarna hitam, dan kulitku berwarna kuning. Aku berasal dari kota Ming An, dan aku adalah murid Universitas Ming An. Namaku Xinrui Li, siapa namamu, tampan?"     

Angele mengernyitkan alisnya saat menatap wanita itu. Wanita itu memiliki penampilan yang biasa saja, tubuh yang lemah, dan sepertinya tidak terlalu pintar. Wanita itu tidak berguna baginya. Angele tidak akan mendapatkan banyak hal walaupun ia menukar wanita itu dengan seorang penyihir lain. Namun, ia tidak bisa membunuh manusia yang mungkin berasal dari bumi versi lain.     

"Bisakah aku melihat alat komunikasi-mu?" Angele memandang kotak hitam di tangan wanita tersebut.     

"Apa?" Wanita itu terdengar sedikit takut. "Kau melanggar privasi! Hei! Jangan! Apa yang kau lakukan?!"     

Kotak hitam itu meninggalkan tangan wanita tersebut dan mendarat di atas telapak tangan Angele.     

Titik-titik biru bersinar di depan mata Angele, dan ia menekan-nekan tombol pada alat tersebut. Dalam beberapa detik, ia telah mengerti bagaimana cara menggunakan alat itu.     

Selain itu, ia menganalisa alat komunikasi tersebut dengan menggunakan chip-nya.     

"Wanita ini berasal dari dunia dengan tingkat teknologi yang rendah…" Angele memainkan alat komunikasi di tangannya. Alat itu terlihat seperti ponsel pintar, namun memiliki sumber energi berupa batu berbentuk wajik, buka baterai.     

Batu berbentuk wajik itu terus mengeluarkan panas.     

Angele dapat mempelajari cara kerja alat itu dengan mudah.     

Ia menyadari bahwa kecepatan evolusi teknologi setiap dunia berbeda-beda. Sekarang, ia berada di dunia yang mementingkan talenta dan kekuatan.     

"Teknologi mereka tidak semaju teknologi dari bumi." Angele merasa sedikit lega. Ia tidak ingin ada orang lain dari bumi, namun ia menyadari bahwa mungkin suatu hari nanti ia bisa kembali ke bumi. Masalahnya, penyihir-penyihir atau makhluk kuat dapat menghancurkan segalanya yang ada di bumi jika mereka mau.     

"Anak muda, bagaimana jika aku memberitahumu bahwa ini bukanlah mimpi, dan kau tidak akan bisa kembali ke duniamu… Apa yang akan kau lakukan?" Angele meletakkan alat komunikasi itu dan memandang Xinrui Li.     

"Sungguh…" Xinrui menatap Angele. Ia masih tampak terkejut. "Mimpi ini terasa terlalu nyata…"     

"Bangunlah, Nak. Aku masih ada urusan lain. Aku akan kembali untukmu nanti."     

Angele mengambil alat komunikasi itu, kemudian ia berbalik, dan pergi meninggalkan ruangan bawah tanah.     

Shing!     

Saat ia membuka pintu ruangan bawah tanah, Angele langsung melihat sepasang kaki seorang wanita di dekat tangga. Ia hanya bisa melihat kaki wanita itu, dan tubuh bagian atas wanita itu tertutup tangga.     

Angele menatap kaki wanita itu, dan ekspresinya perlahan-lahan berubah serius.     

"Kau sudah kelewatan… Sepertinya aku harus mencari cara untuk melawanmu…" gumamnya seraya melompat ke lantai ruang tamu.     

Ia masih menatap kaki wanita itu.     

Anehnya, walaupun ia bisa melihat kaki wanita itu melalui celah-celah di tangga, ia tidak bisa melihat apa pun di atas pegangan tangga.     

Rasanya seakan-akan pegangan tangga dan bagian lantai tangga berada di dua dunia yang berbeda.     

Pangangan Angele beralih. Walaupun kepalanya berada di atas pegangan tangga, ia hanya bisa melihat kaki wanita itu. Ia tak bisa melihat apa pun jika ia mengubah sudutnya.     

Tap! Tap! Tap!     

Wanita itu berbalik dan berjalan menaiki tangga. Perlahan-lahan, suara tapak kakinya menghilang.     

Angele berdiri diam di sana sampai suara tapak kaki wanita itu menghilang. Setelah beberapa saat, akhirnya ia bernafas lega.     

Angele terdiam sejenak, kemudian berjalan mendekati pegangan tangga. Ia mengulurkan tangannya ke bagian atas pegangan tersebut.     

Sesuatu yang aneh pun terjadi.     

Ia melihat tangannya dari tempat yang lebih rendah, dan kedua tangannya menghilang begitu saja.     

Seakan-akan tangannya sudah tidak ada di rumah dan menghilang ke dimensi lain.     

Brak!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.