Dunia Penyihir

Masa Lalu (Bagian 1)



Masa Lalu (Bagian 1)

0Sebagai anak Vivian, Angele memutuskan untuk tidak terlalu memikirkan keperawanan ibunya.     

Ia kembali muncul dalam kobaran api di dekat pintu masuk pilar batu tersebut. Angele merapikan jubah panjangnya dan berjalan perlahan menuruni tangga spiral tersebut.     

Pintu masuk penjara bawah tanah berada di ujung tangga tersebut. Turin dan Becky pun ikut berjalan turun.     

"Bagaimana keadaannya?"     

"Orang itu adalah anak Pangeran Evil Dragon. Mata, hidung, lidah, tangan, dan kakinya sudah dipotong. Ia masih hidup hanya karena ia adalah seorang penyihir." Turin menjawab. "Apa yang harus kita lakukan padanya?"     

Angele pun terdiam. Ia terkejut dengan informasi yang baru saja didengarnya.     

"Pangeran Evil Dragon benar-benar menganggapku serius… Dia telah melakukan sesuatu yang besar untukku…" Sebelum menyelesaikan perkataannya, ia sampai di ujung tangga. Di depannya, berdiri sebuah pintu kayu berwarna hitam.     

Ruang bawah tanah itu sangat gelap. Ruangan itu hanya diterangi cahaya obor yang menyala di dinding.     

Dalam ruangan tersebut, terdapat sebuah botol kaca besar yang berisi seorang pria tanpa tangan dan kaki. Botol itu hampir penuh dengan air, sehingga pria itu nyaris tak bisa bernafas karena hanya kepalanya yang ada di atas permukaan air tersebut.     

Selain itu, ada beberapa wanita berbaju zirah di sudut ruangan. Mereka terlihat lemah dan tidak berdaya.     

Angele melonggarkan kerahnya dan berjalan masuk ke ruangan itu. Kemudian, ia berhenti di depan botol kaca raksasa tersebut dan mengamati pria yang ada di dalamnya dengan hati-hati.     

Pria itu hanya memiliki sedikit rambut. Kulitnya sangat pucat, sehingga ia terlihat seperti manusia salju tanpa tangan dan kaki. Saat Angele mendekat, pria itu tidak bereaksi sama sekali. Ia hanya terus bernafas.     

"Ini adalah Valla, orang yang kau cari. Ia menipu Tetua Vivian dan meyakinkannya dengan pesan palsu." Turin menjelaskan.     

Angele menatap Valla selama beberapa saat, dengan mata yang sedikit memerah.     

"Pangeran Evil Dragon sudah menghukumnya untukku. Kurasa tidak ada gunanya aku membunuhnya." Angele berkata dengan santai, kemudian ia menggeleng dan berjalan ke sudut ruangan.     

"Mereka membantu Valla menangkap Vivian." Turin menjelaskan. "Pangeran berkata bahwa kau boleh melakukan apa saja pada mereka."     

Angele tetap diam.     

Shing!     

Rambut merah panjangnya tumbuh dengan cepat dan menusuk dahi mereka dengan tepatnya. Hanya salah satu dari mereka yang masih hidup.     

Saat dahi mereka tertusuk, mata mereka terbelalak, namun seketika, mata mereka terlihat seperti tidak berjiwa.     

Shing!     

Rambut itu menarik dan menyerap jiwa mereka semua dengan begitu cepat.     

Setelah membunuh hampir semua orang yang ada di sana, Angele menoleh dan menatap pria dalam botol tersebut. "Kau, makanlah benda dalam botol kaca ini."     

Ia menatap orang terakhir yang masih hidup, seorang gadis bergaun putih.     

Sepertinya, gadis itu sangat ketakutan, hingga ia tidak bisa berpikir jernih. Gadis itu menatap Angele, dan berpaling untuk melihat pria dalam botol kaca tersebut.     

"Akankah kau membiarkanku hidup?" tanya gadis itu dengan suara yang serak dan gemetar.     

"Yah, kalau kau bisa menghabiskan dia…" Angele tersenyum keji. Ia menunjuk botol kaca itu dan menyinari wajah pria di dalamnya dengan cahaya hijau. "Mulailah sekarang. Sebelum kau menghabiskannya, kau tidak boleh pergi dari ruangan ini."     

Gadis itu menatap pria di dalam botol kaca itu dengan sepasang mata tak berjiwa. Setelah Angele memberikan perintah tersebut, ruangan itu masih tetap hening.     

Turin dan Becky mengernyitkan alis mereka, namun mereka memutuskan untuk tidak berkomentar setelah mendengar perintah Angele.     

Gadis itu terdiam sesaat, kemudian ia berdiri dan perlahan berjalan mendekati botol kaca tersebut.     

Angele masih tersenyum. Ia menunjuk gadis itu dan melepaskan asap hitam ke dalam telinga gadis tersebut.     

"Kuberi kau gigi dan kuku tajam. Jangan membuang-buang makanan itu." Ia berbalik dan berjalan keluar dari ruang bawah tanah itu.     

Turin dan Becky berjalan mengikutinya. Hal terakhir yang mereka dengar adalah suara gadis itu mengunyah pria di dalam botol tersebut. Suara itu sangat mirip dengan suara hewan buas yang sedang makan.     

Tiba-tiba, saat mereka keluar dari ruangan bawah tanah dan sampai ke pintu pilar, terdengar suara ledakan kencang dari ruangan tersebut.     

"Becky, kirim seseorang untuk membersihkan ruangan itu dan melihat apakah ada yang masih hidup." Angele berhenti berjalan. "Turin, aku akan meninggalkan benua tengah agar perang ini tidak menggangguku lagi. Apa rencanamu selanjutnya?"     

Turin mendengar pertanyaan tersebut, namun ia menunggu Becky untuk pergi sebelum menjawab. Setelah berpikir sejenak, akhirnya ia berkata. "Karena perang ini, aku sudah bukan lagi penjahat buron. Aku ingin hidup tenang. Itulah alasan aku mengikutimu. Aku akan pergi bersamamu."     

"Aku ingin kau tinggal bersama Vivian. Apa kau mau?" Tiba-tiba, Angele bertanya.     

Turin terdiam sesaat. "Maafkan aku, Ketua. Karena masa laluku, aku mungkin tidak akan bisa bergabung dengan Tangan Elemental."     

Memahami maksud Turin, Angele pun mengangguk. Turin telah membunuh saudara-saudara dan gurunya secara tidak sengaja, sehingga ia tidak ingin bergabung dengan organisasi lain. Kejadian itu nyaris saja membuatnya gila. Walaupun keadaan mental-nya jauh lebih baik ketimbang Victoria, itu tidak mengubah fakta bahwa ia adalah orang yang hampir gila dan akan selalu dipengaruhi perasaan negatif.     

"Kau tidak perlu bergabung dengan Tangan Elemental. Kau hanya perlu menemani dan melindunginya."     

"Aku bisa melakukan itu, tapi aku harus menyelesaikan satu masalah sebelum meninggalkan benua tengah. Tidak apa-apa, kah?" Turin bertanya.     

"Akan kuberi kau waktu satu bulan." Angele setuju. "Katakan saja jika kau butuh bantuan."     

"Terima kasih, Ketua." Turin mundur selangkah, berbalik, dan meninggalkan pilar batu itu. Ia berjalan memasuki padang, dan segera menghilang di balik rerumputan.     

Angele mengencangkan jubahnya dan berjalan keluar dari pilar itu.     

Di luar sangatlah hening, dan nyaris tidak ada orang. Namun, masih terdengar suara alunan harpa yang lembut. Suara musik itu terdengar seperti wanita yang sedang menangis.     

Becky berjalan keluar dari pilar sebelah kiri bersama beberapa pelayan dan berjalan mendekati Angele. Para pelayan itu segera masuk ke dalam pilar tempat penjara tadi dan berjalan menuruni tangga.     

"Apa yang akan kau lakukan padaku? Katakan saja." Becky berbisik dengan lirih. "Aku tidak bisa kembali ke Menara Penyihir Kegelapan, dan pihak aliansi akan menyiksaku demi mendapatkan informasi. Aku hanya bisa mengikutimu atau mencari tempat terpencil."     

"Sungguh? Tinggal di tempat terpencil?" Angele bertanya dengan menghina seraya menatap sosok-sosok berjubah putih berjalan keluar dari pilar. Mereka saling berpamitan, berpelukan, dan mulai berbisik-bisik.     

Perasaannya bercampur aduk melihat kejadian itu. Entah mengapa, ia menghela nafas dalam dan tidak bisa mendengar perkataan Becky.     

Ia teringat akan ayahnya dan saat ia meninggalkan sekolah. Mengingat hari-harinya saat berlibur di atas balon udara panas membuatnya merasa sedih dan kesepian.     

Becky masih menunggu jawaban Angele. Wanita berbaju zirah itu memiliki rambut panjang berwarna hitam dengan ekspresi wajah yang dingin. Wanita itu sangatlah cantik dan bertingkah laku seperti wanita bangsawan. Jika ia tidak berbicara, orang-orang mungkin akan menganggapnya sebagai salah satu wanita tercantik yang pernah mereka temui. Becky sangatlah kuat dan percaya diri. Ia tampak seperti ksatria wanita yang sangat pandai berpedang.     

Ditambah lagi, wanita itu adalah penyihir unik yang berbeda dengan penyihir lainnya.     

Baju zirah ketat berwarna putih itu memperlihatkan tubuhnya yang seksi dan proporsional.     

"Aku baru menyadari bahwa kau sangat cantik." Angele tersenyum. "Kau beruntung karena aku bukan penyihir hidung belang. Pikirkanlah, seharusnya kau berterima kasih."     

"Lebih baik aku ditangkap penyihir hidung belang." Becky menjawab dengan dingin. "Tidak usah berbasa-basi, katakan saja kapan kau mau melepaskanku. Aku sudah tidak mau tinggal bersamamu lagi!"     

"Lepaskan Concept Gear-mu dan berikan padaku, maka kau akan kubiarkan pergi." Angele segera menjawab.     

"Tidak mungkin bisa. Concept Gear bukanlah baju yang bisa dilepas dan dipasang kapanpun kau mau. Walaupun kau membunuhku, Concept Gear ini akan menghilang, dan kau tidak akan bisa mendapatkannya," hina Becky.     

Angele terdiam, namun senyum masih tersungging di wajahnya.     

Salah satu dari kedua sosok berjubah putih terbang melewati padang dan menghilang di ufuk langit dengan cepatnya.     

"Berapa umurmu, Becky?" Tiba-tiba, ia bertanya.     

"Apa kau tak tahu sopan santun? Menanyakan umur seorang wanita adalah tindakan yang sangat tidak sopan."     

"Baik, aku mengerti. 131 tahun, kan? Kau masih muda…" Angele memeriksa memori wanita itu dengan menggunakan gelombang mentalnya.     

"Tidak lagi… Kenapa kau harus melakukan ini?!" Wajah Becky pun memerah.     

"Baiklah, akan kulihat masa harapan hidupmu dalam keadaan normal…" Titik-titik cahaya biru bersinar di depan mata Angele.     

Ia melakukan analisa pada tubuh Becky dengan cepat.     

"Setelah aku menghilangkan penahan kekuatan, tubuhmu sehat dan berenergi. Kau bisa hidup selama sekitar 500 tahun lagi… Baiklah, pergilah dan lakukan apa pun yang kau mau. Ada urusan yang harus kuselesaikan."     

Setelah selesai mengatakan hal itu, Angele segera berjalan ke tengah hutan pilar batu. Ia sama sekali tidak peduli akan amarah Becky.     

"Dasar bajing*n!" teriak wanita itu.     

Pilar batu tertinggi berdiri tepat di tengah hutan yang penuh dengan pilar-pilar batu itu. Tingginya dua kali dari pilar-pilar lainnya. Pilar itu sangatlah mencolok dan menarik perhatian.     

Angele sudah tahu harapan hidup Becky.     

Seorang penyihir tingkat 4 biasa dapat hidup selama 800 tahun. Bahkan penyihir tingkat 4 yang terluka masih bisa hidup selama sekitar 500 tahun. Angele tidak tahu harapan hidup penyihir-penyihir dengan peringkat yang lebih tinggi, namun ia tahu harapan hidupnya. Ia memiliki kekuatan yang setara dengan penyihir tingkat 8.     

Makhluk dengan kekuatan tingkat 8 terlemah mampu hidup selama sekitar seratus ribu tahun, sementara makhluk berkekuatan tingkat 8 yang lebih kuat bisa hidup selama 600 ribu atau bahkan satu juta tahun.     

Satu-satunya cara untuk meningkatkan harapan hidup seseorang adalah dengan meningkatkan kekuatan. Teknik-teknik spesial yang digunakan keluarga penyihir hanya bisa meningkatkan harapan hidup sejumlah 30 atau 40 tahun. Namun, tubuhnya akan membusuk jika ia tidak bisa memperkuat jiwanya.     

Angele benar-benar khawatir dengan Vivian. Wanita itu sudah hidup beberapa ratus tahun, dan ia tidak tahu pasti kapan Vivian akan mati.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.