Dunia Penyihir

Anggota Elit (Bagian 2)



Anggota Elit (Bagian 2)

0Para penyihir kuat dari Menara Penyihir Kegelapan segera berjalan maju dan mencoba menangkis serangan tersebut. Dengan tangan kiri mereka, mereka menciptakan lempengan-lempengan hitam di udara untuk menangkis serangan tersebut. Beberapa penyihir memanggil kelelawar-kelelawar dan elang-elang hitam untuk melawan serigala-serigala es tersebut.     

Fiona, bersama beberapa penyihir, terbang ke udara demi mencoba menghentikan para penyihir kuat dari Menara Penyihir Kegelapan. Mereka tidak menggunakan sihir-sihir dengan mantra panjang sama sekali, dan akan berhenti saat sihir musuh hampir selesai. Sepertinya, mereka tahu cara menangkal sihir satu sama lain.     

Pertarungan antara penyihir-penyihir kuat tidak terlalu sengit dibanding penyihir-penyihir di bawah sana.     

Angele dan Becky masih bersembunyi di ujung panggung tersebut. Ia hanya melepaskan beberapa bola-bola lahar lemah untuk bertarung melawan kedua elang hitam.     

Saat ini, tidak ada gunanya bagi Angele untuk mengeluarkan kekuatan aslinya. Dengan bantuan Pendahulu Awan Hitam yang telah diperkuat, cepat atau lambat, kelompok aliansi akan menang. Untuk menghindari serangan raksasa awan itu, para penyihir dari Menara Penyihir Kegelapan harus menggunakan berbagai macam sihir bertahan.     

Ditambah lagi, ada lebih banyak penyihir di sisi aliansi. Angele berpikir bahwa mereka bisa menang dengan mudah.     

"Menyerahlah saja! Cepat atau lambat, kalian akan kalah!" Simon berteriak ke langit.     

"Bodoh!" teriak sebuah suara melengking dari langit. "Kau sedang menunggu apa?! Bantu kami sekarang!"     

Sebuah salib raksasa berkelip-kelip di langit dan terjatuh. Ujungnya menusuk punggung Simon.     

Anchura tertawa keji dan menurunkan tangannya. "Aku sudah menunggu kesempatan ini."     

Terkejut akan apa yang baru saja dilakukan Anchura, para penyihir aliansi pun terdiam. Para penyihir kiriman Menara Penyihir Kegelapan menggunakan kesempatan ini untuk melukai beberapa musuh mereka.     

Kepala Simon tertusuk cahaya merah itu, sehingga ia terjatuh ke tanah.     

Anchura masih terus menyerang para penyihir dari aliansi. Ia menciptakan salib putih dan melemparkannya ke arah Fiona, yang tengah sibuk bertarung. Para penyihir berjubah hitam di sekitar Anchura menerjang para penyihir dari aliansi dengan kuku-kuku jari yang bersinar merah.     

Angele sedikit terkejut. Ia tidak menyangka akan melihat Anchura mengkhianati aliansi. Walaupun ia sudah tahu bahwa para penyihir dari Menara sedang menunggu sesuatu, ia tidak menyangka bahwa mereka sedang menunggu bantuan Anchura.     

"Yah, situasi sudah memburuk…" Becky tertawa.     

"Mungkin kau akan mati di sini." Wanita itu melompat maju dan menangkis serangan dari salah satu elang hitam.     

Angele tidak menjawab. Ia hanya mengambil kristal-kristal biru dan menggenggamnya erat-erat. Ia segera bergerak menuju tepi panggung.     

Saat ia menoleh, ia juga melihat para penyihir lain berusaha untuk bersembunyi. Dalam medan perang yang kacau itu, para penyihir kuat tidak memperhatikan para penyihir lemah sama sekali.     

"Hati-hati!" Tiba-tiba, Fiona berteriak dan melemparkan bukunya. Beberapa halaman buku terjatuh dan berceceran menutupi wanita tersebut. Saat halaman-halaman itu kembali beterbangan, Fiona telah menghilang.     

Seketika, semua suara menghilang. Raungan serigala, ledakan-ledakan, dan sihir-sihir yang beterbangan tidak lagi mengeluarkan suara.     

Sebagai orang yang berdiri di paling ujung, Angele adalah yang pertama menyadari perubahan itu. Seketika, setelah semua suara menghilang, musik lembut yang dimainkan dengan harpa menggema di langit.     

Musik itu sangatlah lambat dan lembut, hingga membuat semua orang mengantuk.     

Angele menatap Justin, Miray, dan Monteria, yang sudah mulai mengantuk. Sementara itu, Aria tidak sadar apa yang telah terjadi dan sudah tertidur pulas.     

Wanita berkuncir kuda di sisi Aria berusaha menolong. Ia berdiri di depan Aria, yang sudah tertidur pulas dan menangkis serangan para penyihir musuh dengan perisai perunggu. Selain itu, ia menyerang musuh dengan pisau-pisau berwarna emas.     

"Ini adalah Mimpi Kekal!" Justin berteriak ke arah Angele, namun Angele tidak mendengar suara apa pun selain suara musik lembut itu. Untuk mengetahui apa yang Justin katakan, Angele harus memperhatikan pergerakan mulutnya.     

'Mimpi Kekal, ya…' Ekspresi Angele berubah serius. Musik dari teknik tersebut mampu memelankan pergerakan energi dan membuat semua makhluk hidup di wilayah sihir itu tertidur pulas.     

Angele melihat para penyihir di kelompok Fiona, yang tengah membunuh musuh mereka satu per satu. Sepertinya mereka sudah mempersiapkan penangkal teknik tersebut, karena mereka tidak mengantuk sama sekali.     

Para penyihir dari Menara Penyihir Kegelapan semakin berkurang dengan cepatnya. Setelah sekitar sepuluh detik, hanya ada enam yang tersisa.     

Beberapa penyihir dari aliansi pun mati terbunuh. Hanya tersisa tiga penyihir yang masih hidup di kelompok Fiona.     

Akhirnya, Angele menyadari bahwa ia tidak bisa lagi bersembunyi. Sebagian besar anggota kelompoknya bersembunyi, sehingga mereka tidak terluka. Namun, ia sadar bahwa ia harus melakukan sesuatu.     

Tiba-tiba, sebuah balon merah muncul di tempat Fiona berdiri, sementara Angele sedang berpikir. Saat muncul, balon itu memiliki ukuran sebesar kepalan tangan, namun dalam hitungan detik, balon itu telah membesar menjadi bola seukuran kepala manusia.     

Duar!     

Balon itu meledak dan memunculkan sebuah boneka putih berambut pirang. Gerakan lengan dan lehernya lambat dan kaku, seperti robot yang sendinya harus diminyaki.     

Angele melihat bibir boneka itu bergerak-gerak, seakan boneka itu berusaha mengatakan sesuatu. Namun, dalam pengaruh sihir Mimpi Kekal, tidak ada yang mendengar perkataan boneka tersebut.     

Ekspresi boneka itu berubah menjadi tidak sabar. Akhirnya, boneka itu membuka mulut dan mulai berteriak.     

Semakin lama, suara boneka itu semakin keras, seperti gadis kecil yang berteriak-teriak dengan suara melengking.     

"Ah!'     

Akhirnya, suara teriakan itu terdengar lebih keras ketimbang musik Mimpi Kekal, sehingga pergerakan energi di atas panggung kembali normal.     

"Kalian tidak akan bisa lari dari Alice!" Boneka itu berhenti berteriak dan tersenyum misterius.     

Fiona kembali muncul di atas langit dengan wajah yang telah berubah pucat. Ia menatap boneka itu dengan ekspresi terkejut. Sepertinya, wanita itu bingung bagaimana boneka tersebut dapat menghancurkan Mimpi Kekal-nya.     

"Mundur!" Tiba-tiba, wanita itu berteriak, sebelum akhirnya menghilang dalam gumpalan asap putih.     

Tanpa waktu untuk memeriksa keadaan sekitar, Angele segera berbalik dan juga menghilang dalam kobaran api.     

Akhirnya, bola api muncul di langit, dan Angele kembali muncul. Ia melayang-layang di udara sambil menatap ke arah bawah. Dalam kilau cahaya putih, Becky kembali muncul di sampingnya.     

Dari atas langit, Angele melihat sejenis cahaya ungu bersinar – sinar itu berasal dari si wanita berkuncir kuda yang melindungi Aria. Setelah pengaruh Mimpi Kekal hilang, wanita itu membantu Aria dan Miray untuk kabur. Mereka hanya saling pandang, namun tidak mengatakan apa-apa, sebelum akhirnya mereka terbang menjauh dari sulur tersebut.     

Awan-awan putih di bawah mereka terlihat seperti lautan kapas, namun tidak ada yang mencoba terbang masuk ke dalam awan-awan tersebut.     

**     

Di atas sulur…     

Alice mendarat di atas podium, dan para penyihir Menara Penyihir Kegelapan segera berjalan mendekatinya.     

"Bunuh semua penyihir yang kabur dari podium ini. Mereka harus mati di tempat ini! Aku akan mengurus wanita itu, dia punya teknik Mimpi Kekal, dan kau tidak akan bisa melawannya."     

Bola-bola asap kelabu mendarat di atas podium dan berubah menjadi tiga sosok manusia.     

"Master, maafkan kami. Kami terlambat."     

Alice menggeleng. "Jika mereka tidak punya teknik Mimpi Kekal, aku tidak akan keluar dari persembunyianku. Para anggota kita mati karena kelalaianku."     

Ia berpikir selama beberapa saat, kemudian melanjutkan. "Fiona adalah masalah besar, tapi menurutku ada penyihir kuat lain yang berusaha menyembunyikan kekuatannya dalam kelompok itu. Ada yang mau melawannya?"     

"Biar aku saja." Salah satu pria yang muncul dari asap berjalan maju.     

"Berhati-hatilah, sepertinya dia punya tingkat kekuatan yang sama dengan Fiona. Ia juga membawa benda-benda rahasia. Aliansi tidak akan meletakkan orang-orang dalam tim elit mereka sembarangan. Sepertinya, pria itu adalah anggota penting." Alice mengingatkan.     

"Jangan khawatir. Kami akan mengurus dia," jawab pria asap itu.     

Alice menatap Anchura dan bertanya. "Bagus. Siapa yang mau mengejar kelompok lemah? Sepertinya, mereka telah berteleportasi ke daerah di atas awan."     

"Dengan senang hati." Anchura tersenyum. Di depan Alice, dia seperti menjadi orang yang berbeda. "Sayang sekali, aku tidak bisa membunuh Fiona."     

"Kalau kau cepat, kau bisa dapat kakinya." Salah satu penyihir tertawa.     

"Baguslah kalau begitu."     

"Baiklah." Alice bertepuk tangan. "Mari kita mulai sekarang. Gunakan saja portal-portal yang telah kita bangun."     

"Baik, Master."     

Shing! Shing!     

Semua penyihir Menara Penyihir Kegelapan segera menghilang dari podium tersebut.     

**     

Cahaya emas matahari menyinari lautan awan putih di bawah sana.     

Lima titik-titik kecil terbang di atas awan itu, seperti lima ekor lalat yang terbang di atas lautan yang tenang.     

Angele mencondongkan badannya ke depan. Ia terbang dengan kecepatan penuh, dengan cahaya merah yang bersinar mengelilingi tubuhnya.     

"Bagaimana situasi saat ini?" Suara seorang wanita bergema dalam telinganya.     

"Baik. Aku tidak terluka." Angele menjawab dengan partikel energi. "Bagaimana denganmu? Apa Aria baik-baik saja?"     

Wanita berkuncir kuda itu mengernyitkan alisnya. "Aku sudah memberinya Ramuan Mutiara, dan dia akan bangun sebentar lagi, tapi…" Wanita itu menatap Miray.     

Bagian atas tubuh Miray penuh darah, yang menunjukkan bahwa ia terluka parah. Cahaya putih bersinar dari dalam baju zirah-nya. Sepertinya, baju zirah itu sedang menyembuhkan lukanya.     

Menyadari tatapan Angele, Miray menoleh dan tersenyum. "Seorang penyihir menusukku dari belakang, tapi inti-ku tidak terluka."     

"Aku senang kau baik-baik saja. Sekarang, masalahnya adalah bagaimana kita bisa kembali ke zona aman," kata Angele dengan tenang. "Kita membutuhkan bantuan Fiona untuk mengaktifkan portal ini tapi—" Seketika, ia terdiam. "Ada makhluk kuat yang sedang mengejar kita. Sebaiknya kita berpisah menjadi dua kelompok."     

Miray dan wanita berkuncir kuda itu pun merasakan pergerakan energi di belakang mereka.     

"Namaku Mira, adik Miray. Jika kami berhasil bertahan melawan serangan ini, kami akan menghubungimu." Wanita itu memperkenalkan diri dan mengirim rune komunikasi pada Angele.     

"Baiklah." Sebuah rune berbentuk bunga putih muncul di tangan kirinya. Ia mengirim rune komunikasi-nya pada Mira. "Semoga beruntung."     

Mira memeriksa rune itu dan berkata. "Semoga kau beruntung juga."     

Mereka saling pandang dan terbang ke arah berlawanan. Dalam situasi seperti ini, tidak ada gunanya terus bersama-sama.     

Angele terus terbang cepat hingga mencapai jarak ribuan meter tanpa mengatakan apa pun. Tempat itu sangat sepi, hanya ada Becky yang menemaninya.     

"Apa rencanamu?" Wanita itu bertanya dengan dingin. "Kau harus membunuh anggota-anggota elit Menara Penyihir Kegelapan, kan? Kau tidak melakukan apa-apa dalam pertarungan tadi, dan sekarang kau memutuskan untuk berpisah?"     

Angele tidak menjawab wanita itu. Titik-titik cahaya biru bersinar di depan matanya.     

Akhirnya, setelah terbang selama beberapa menit. Ia melayang di atas awan dan menoleh ke belakang. 'Dia sudah semakin dekat.'     

Ia menatap Becky dan berkata dengan suara berat. "Aku bergantung padamu."     

Becky terdiam sesaat dan berteriak kesal. "Sialan, kau akan menggunakan aku jadi perisaimu lagi?! Bunuh saja aku sekarang!"     

"Ayolah, kau adalah rekan terbaikku." Angele menepuk pundak Becky.     

"Kau…!" Becky menggertakkan giginya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.