Dunia Penyihir

Pesta Penyambutan (Bagian 2)



Pesta Penyambutan (Bagian 2)

0Ratusan titik-titik merah itu semakin mendekat, sebelum akhirnya mendarat perlahan di atas tombak es tersebut. Titik-titik merah itu berasal dari pantulan burung-burung hantu berjubah hitam.     

Pada punggung burung-burung itu, terdapat dua orang ksatria berbaju zirah putih.     

Kedua pria tua itu segera berjalan maju.     

"Urartian, Dandy. Sudah lama tidak bertemu." Seorang pria berkepala botak tertawa dan berjalan menuruni tangga. Semua penunggang burung lainnya pun ikut turun.     

Di belakang pria tua itu, Vivian berjalan bersama seorang pria paruh baya berwajah pucat. Di belakang ketiga tetua, para ksatria dan anggota-anggota lainnya berjalan dengan teratur.     

Kedua pria tua berjalan mendekati pria botak itu dan memeluknya. "Tetua Pertama, kami telah menyelesaikan misi dan berhasil menangkap Ys Reagan."     

"Ha? Dia mengkhianati kita demi musuh, kan? Apa yang harus kita perbuat padanya?" Tetua Pertama bertanya dengan serius. "Entah mengapa, mereka mengejar Green. Benar kan, Vivian?" Pria botak itu menoleh ke belakang.     

"Benar, tapi aku tidak tahu bagaimana Green terlibat dengan semua ini." Vivian mengernyitkan alisnya. "Mungkin ada kesalahpahaman di sini."     

"Bagaimana menurutmu, Tetua Kelima?" Tetua Pertama menatap pria paruh baya di samping Vivian. Sedari tadi, ia tidak mengatakan apa-apa.     

Pria paruh baya itu menjawab. "Intinya, Tetua Vivian telah berkontribusi banyak dalam perang."      

Para tetua memutuskan untuk mengubah topik pembicaraan dan mulai membicarakan situasi negeri tengah.     

Akhirnya, mereka mulai berjalan turun tangga.     

Vivian berjalan di depan dan melambaikan tangannya pada Angele.     

Dengan hati-hati, Angele melewati kerumunan orang dan berjalan mendekati Vivian.     

"Wakil Ketua Departemen, kudengar kau sudah lama tidak datang ke Kota Syair Duyung." Vivian mengernyitkan alisnya. "Jangan terlalu khawatir dengan kejadian di masa lalu. Semuanya akan baik-baik saja."     

Angele menyadari bahwa Vivian sedang memberi petunjuk. Sepertinya, wanita itu sudah menemukan sebagian rahasianya. Tidak bisa menjawab, ia hanya mendengarkan dan mengangguk.     

Penampilan Vivian sama sekali tidak berubah. Ia masih memiliki kulit yang bersih dan halus, dengan rambut pirang emas yang tergerai di atas bahunya. Walaupun matanya yang tajam terlihat marah, ia masih terlihat sangat cantik.     

Vivian memiliki aura yang dingin dan gaya berpakaian yang mirip dengan Henn. Mereka berdua adalah wanita yang cantik dan misterius — mirip namun berbeda. Henn memiliki sifat seperti siren, sementara Vivian hanya bersikap dingin pada orang-orang yang tak dikenalnya.     

Angele berjalan bersama Vivian. Sambil berjalan, mereka membicarakan pengalaman-pengalaman dan kejadian-kejadian penting yang terjadi selama beberapa tahun terakhir.     

Saat mereka sampai ke permukaan danau, sebuah pesawat raksasa berbentuk seperti perahu telah menunggu di tepi danau beku tersebut.     

Satu per satu, mereka masuk ke dalam kapal dan mulai berbincang-bincang pada teman lama masing-masing. Suasana dalam kapal itu sangatlah santai dan gembira.     

Vivian dan Angele berjalan ke tepi kapal tepat saat kapal mulai melaju. Di sana, mereka menatap danau berbentuk telur di bawah.     

"Bagaimana perkembanganmu dengan Lautan Pusat Api?" tanya Vivian.     

"Yah… Lumayan bagus…" Angele tidak tahu harus berkata apa.     

Belakangan ini, ia tidak berlatih Lautan Pusat Api sama sekali, dan hanya fokus pada Buku Teror. Dunia Mimpi Buruk sangatlah jauh dari Dunia Penyihir, sehingga efek perbedaan dunia terasa sangat kuat. Ia tidak bisa menggunakan kekuatan aslinya di dunia ini.     

Walaupun kekuatan mental aslinya sudah mencapai 500 poin, di dunia penyihir, kekuatan mentalnya masih sangat rendah.     

"Uhuk!" Angele kembali terbatuk.     

"Ada apa?" Menyadari luka tersebut, wanita itu meletakkan tangannya di atas dahi Angele. Terasa aura hangat dari tangan Vivian.     

"Apa ini?" tanya wanita itu dengan terkejut. "Nafas naga…? Apa kau diserang naga?"     

Angele tersenyum kecut. "Saat berpetualang di kuburan bawah tanah, aku bertarung melawan seorang ksatria hantu. Saat ksatria itu meledak, ledakannya membuatku terkena luka ini. Jangan khawatir, aku bisa mengurus semua ini sendiri."     

"Aku tidak tahu banyak tentang naga, tapi aku punya teman lama yang mungkin bisa menolong. Akan kuantar kau untuk menemuinya," bisik Vivian.     

"Tidak apa-apa, aku bisa menanganinya. Lagipula, aura es ini hanya tersisa sedikit." Angele terdiam; ia terpaksa berbohong. Bahkan, naga pencongkel mata terakhir gagal menyembuhkan lukanya, sehingga ia yakin bahwa teman Vivian pun tidak akan bisa membantu. "Lebih baik kita rahasiakan ini."     

"Apa kau yakin?"     

"Iya, aku yakin."     

Mereka berdiri bersama di tepi kapal. Vivian sedikit lebih pendek dari Angele, sehingga ia terpaksa mendongak untuk melihat anaknya.     

"Aku tahu bahwa kau menyembunyikan sesuatu. Jika kau butuh bantuan, katakan saja. Kalau kau diam seperti ini, aku jadi khawatir." Vivian mengusap pipi Angele.     

"Aku mengerti." Angele mengangguk. Sangat jelas bahwa Vivian sudah kelelahan setelah lama berperang. Selain itu, sepertinya Vivian takut akan nasib tempat ini. Rasa takut dan bingung terlihat jelas di matanya.     

"Jangan khawatir, aku akan selalu bersamamu." Angele memegang tangan Vivian.     

"Terima kasih." Vivian tersenyum senang. "Aku senang kau memikirkanku. Jangan membuat terlalu banyak masalah, karena masa kacau akan segera datang…"     

"Aku sudah bukan anak kecil lagi…" Angele mengedikkan bahunya dan tersenyum tulus.     

"Aku sudah menjadi penyihir tingkat 3."     

"Iya, iya… Anakku sudah menjadi penyihir tingkat 3." Vivian tertawa, kemudian menoleh dan menatap pegunungan salju di depan kapal.     

Vivian sudah sadar semenjak bertahun-tahun lalu. Tingkat 3 adalah tingkat tertinggi yang dapat dicapai oleh Angele.     

Sebagai seorang tetua, ia mampu memeriksa medan gaya energi kehidupan milik seorang penyihir dan mencari tahu apakah mereka bisa mencapai tingkat 4. Ia menyadari bahwa Angele telah mencapai tingkat 3 saat mereka berbincang-bincang lewat teleskop.     

Hasil jejak partikel energi yang ia lepaskan membuatnya semakin yakin. Angele tidak memiliki cukup kekuatan untuk menjadi penyihir tingkat 4, namun selain energi kehidupan, Vivian merasakan energi kegelapan yang tak terpisahkan dari energi kehidupan anaknya itu.     

'Tidak apa-apa. Bagaimanapun, aku akan melindungi anakku.' Vivian menatap Angele. 'Aku akan memastikan bahwa ia hidup bahagia… Ditambah lagi, ia masih punya kesempatan bereproduksi.' Vivian tersenyum kecut, menyadari bahwa semua anggota Keluarga Fenrir kesulitan bereproduksi. Semua penyihir dari Tangan Elemental dan Sungai Tarry tahu tentang itu. Itulah mengapa Vivian hanya memiliki satu anak walau sudah bertahun-tahun mencoba.     

Angin berhembus semakin kencang. Rambut panjang Vivian bergerak-gerak mengikuti arah angin, seperti gelombang laut berwarna keemasan.     

Angele memegang tangan Vivian erat-erat.     

Empat tahun sudah berlalu, dan semua altar world stone sudah siap digunakan. Perang dunia akan dimulai 13 hari lagi. Prajurit-prajurit Menara Penyihir Kegelapan sudah siap untuk masuk ke Dunia Penyihir.     

Dengan cincin ungu di tangannya, Angele telah berhasil mengumpulkan banyak informasi. Sasaran utama Menara Penyihir Kegelapan adalah tempat-tempat yang memiliki banyak penyihir.     

Penyihir-penyihir terkuat dari Menara Penyihir Kegelapan telah bersiap untuk membangun 15 Lubang Kekacauan agar peramal organisasi lainnya tidak bisa melakukan apa-apa.     

Tidak ada yang tahu akhir dari perang yang penuh dengan darah ini.     

Di Dunia Mimpi Buruk, Angele menghabiskan empat tahun untuk menyerap semua energi negatif wanita itu, sehingga ia berhasil menciptakan lima pria bertopeng untuk menangkis lima serangan fatal untuknya. Energi negatif itulah alasan mengapa Vivian merasakan adanya energi kegelapan dari tubuh anaknya.     

Selain itu, ia telah berhasil menciptakan tiga dari lima manik-manik perasaan yang ia butuhkan. Manik terpenting adalah Manik Kengerian, karena manik itu adalah inti keempat manik lainnya. Dengan bantuan Ritual Kematian Hitam, ia sudah hampir mendapatkan wujud asli murni.     

Walaupun perkembangan kekuatannya di Dunia Penyihir sangat lambat, ia masih mampu melindungi Vivian dengan bantuan Menara Penyihir Kegelapan.     

"Jangan khawatir. Saat masa kekacauan datang, aku akan melindungimu." Angele tersenyum.     

Vivian mengangguk. "Iya." Wanita itu mengira bahwa Angele hanya berusaha menenangkannya, namun ia tetap merasa senang.     

"Ah, aku hampir lupa. Terima ini." Tiba-tiba, ia teringat akan sesuatu dan memberi sebuah kotak kecil pada Angele.     

Kotak itu berbentuk seperti kotak perhiasan dan berukuran sebesar telapak tangan.     

"Itu adalah benda langka pemberian seseorang. Aku tidak membutuhkannya, jadi akan kuberikan padamu saja." Vivian tersenyum. "Aku mau istirahat dulu. Bangunkan aku saat kita sampai ke markas."     

"Baiklah." Angele mengangguk dan menatap Vivian berjalan kembali ke kabin. Perlahan-lahan, ia membuka kotak itu.     

Klak!     

Kotak itu terbuka dengan suara jernih.     

Dalam kotak itu, terdapat sekumpulan lumpur dengan bola rumput di tengahnya. Rumput itu terlihat sederhana, persis seperti rumput yang bisa ditemukan di tepi jalan.     

Sepertinya, rumput itu sadar bahwa Angele sedang menatapnya.     

Bola rumput itu bergerak-gerak seperti monster berbulu hijau dan mulai berubah.     

Akhirnya, bola itu menjadi seperti manusia dari rumput. Pria itu berdiri tegak dan menatap Angele.     

'Tunggu… Ini kan…!'     

Rumput Awal Kehidupan, benda yang mampu menangkis serangan fatal persis seperti hantu-hantu bertopeng yang ia miliki. Rumput itu juga mampu memindahkan posisi pemilik, namun pemindahan itu hanya bisa digunakan satu kali.      

Seorang penyihir tingkat 4 nyaris tidak mungkin bisa mendapatkan benda itu. Kesempatannya sama seperti kesempatan hidup seorang manusia saat diserang wujud jiwa.     

Tidak akan ada orang yang mau memberi Vivian benda itu kecuali orang tersebut benar-benar terobsesi, sehingga Vivian tadi pasti berbohong. Pemilik Rumput Awal Kehidupan harus memberi makan rumput itu dengan kekuatan mental dan darah. Melihat ukuran rumput tersebut, sepertinya Vivian telah menghabiskan banyak darah dan kekuatan mental.     

Rumput Awal Kehidupan hanya akan mengenal pemilik dan para pewaris pemilik melalui darah mereka.     

Sepertinya, rumput itu adalah salah satu pelindung pamungkas Vivian. Dengan memberikan rumput itu pada Angele, ia ingin memastikan bahwa anaknya mampu bertahan hidup dalam masa kacau yang semakin dekat.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.