Dunia Penyihir

Dunia Bawah Tanah (1)



Dunia Bawah Tanah (1)

0Angele berpikir selama beberapa saat, kemudian ia kembali melihat pemandangan di bawah balkon.     

Setelah sore berganti malam, ia menghela nafas. Bulan sabit muncul menghiasi langit.     

Di tangan kanannya, ia memegang sebuah hiasan giok hijau. Hiasan itu berbentuk seperti tabung yang penuh cairan hijau.     

Angele menerima benda itu beberapa hari lalu. Seperti surat yang diterimanya, benda itu datang entah dari mana. Ia menganalisa benda itu dengan teliti, namun ia tidak menemukan sesuatu yang spesial. Benda itu bisa bercahaya, namun tidak ada hal menarik lainnya.     

Namun, setelah ia bertemu Mogo, hiasan itu mulai melepaskan gelombang energi yang lembut.     

Ia melemparkan hiasan itu ke udara, dan hiasan itu melayang-layang di depannya.     

Beberapa menit kemudian, hiasan giok itu mulai meleleh dan berubah menjadi sebuah bola cairan berwarna hijau dengan cepatnya. Gelombang-gelombang tak kasat mata terus keluar dari dalam bola itu.     

"Master Angele, namaku adalah Atlanta. Senang bertemu denganmu." Suara itu berhenti selama satu detik, kemudian ia melanjutkan, "Mungkin kau tidak tahu namaku, namun seharusnya kau tahu gelarku. Gelarku adalah 'Penjaga Dunia'."     

Angele memicingkan matanya.     

"Penjaga Dunia? Apa kau yakin?"     

"Tidak ada gunanya aku berbohong, kan?" Angele tidak tahu apakah sosok itu adalah seorang pria atau seorang wanita berdasarkan suaranya.     

"Aku akan mengadakan pesta, dan jika kau tertarik, kau boleh bergabung. Aku sudah lama tinggal di Laut Permata, namun kau adalah penyihir pertama yang berhasil melampaui batas dengan kerja kerasmu sendiri."     

"Pesta, ya? Bagaimana caraku pergi ke pestamu itu?" Angele memutuskan untuk mempercayai sosok bernama Atlanta ini. Sosok itu memiliki kekuatan gelombang mental yang sangat tinggi, setidaknya setara dengan penyihir tingkat 7 atau 8.     

"Bola cairan ini akan mengarahkanmu ke lokasi pesta. Pesta akan dimulai lima tahun lagi. Kau adalah makhluk yang kuat, tapi kusarankan untuk tidak terlalu mempengaruhi keseimbangan. Walaupun makhluk-makhluk kuat setingkat kita bisa menghancurkan sebuah dunia dengan mudah, kekuatan dunia tidak akan membiarkan kita melakukan itu."     

Angele menyadari bahwa pria itu tidak tahu jika ia sudah melawan kekuatan dunia. Setelah terdiam beberapa saat, akhirnya, ia menjawab. "Lima tahun dari sekarang, ya? Baiklah. Selain itu, sepertinya kau adalah bagian dari bangsa duyung, tapi… Mengapa kau tidak membantu bangsamu di perang terakhir antara manusia dan duyung?"     

Atlanta tertawa.     

"Aku memasukkan jiwaku di lebih dari 10 tubuh yang berbeda. Membantu semua orang dalam ras yang sama hanya akan membuang-buang waktu saja. Harapan hidup kita nyaris tak berujung, jadi untuk apa kita harus mengurusi perang tidak penting dan membosankan itu? Benar, aku memang penjaga dunia, tapi aku tidak akan bekerja keras hanya untuk memastikan bahwa tidak ada ras yang punah."     

Angele bisa memahami pendapat Atlanta.     

"Kalau begitu, untuk apa kau mengirimkan surat ini untukku? Kau tidak akan bisa menemukanku hanya karena aku melampaui batas kekuatan, kan?"     

"Kau pikir aku tak bisa mendeteksi gelombang energi kuat yang kau lepaskan saat kau melancarkan serangan waktu itu? Bahkan, makhluk sihir yang tidak terlalu cerdas pun bisa melakukannya."     

Atlanta tersenyum.     

"Selain itu, aku bukanlah satu-satunya Penjaga Dunia yang ada di sini. Ada Penjaga Dunia yang pandai mendeteksi pergerakan energi yang tidak biasa. Dia tinggal bersamaku beberapa ratus tahun belakangan ini."     

"Baiklah." Akhirnya, Angele memahami apa yang sedang terjadi. "Akan kuterima undanganmu, namun aku harus pergi ke dunia bawah tanah dulu."     

"Tentu saja. Tidak masalah."     

Cairan hijau itu memadat dan kembali berubah menjadi hiasan giok.     

Angele mengambil hiasan itu dan meletakkannya ke dalam cermin-nya. Kemudian, ia berdiri di atas balkon dan mulai berpikir tentang para penjaga itu.     

"Master, makan malam Anda sudah siap. Apakah Anda ingin makan sekarang, atau…" Salah satu pelayan memanggilnya.     

Angele berbalik dan kembali ke dalam pilar.     

"Apakah kau sudah menyiapkan semua informasi yang kubutuhkan?" Ia duduk di depan meja dan meminum sup dari dalam mangkuk.     

"Semua sudah siap, Master." Pelayan wanita yang mengenakan gaun hitam itu menjawab dengan sopan.     

"Bagus. Aku akan pergi malam ini. Kirimkan pesan untuk kepala perguruan."     

"Baik."     

Ia mulai makan malam dan memikirkan rencana baru.     

Beberapa menit kemudian, Andy muncul dan membawa beberapa gulungan kulit berwarna hitam.     

"Master, peta yang kau butuhkan sudah siap. Kami telah mengumpulkan informasi dari semua organisasi penyihir yang kami ketahui. Bahkan, kami melakukan barter dengan para penyihir putih."     

Andy memberikan gulungan-gulungan itu kepada Angele.     

Angele membersihkan mulutnya dengan selembar kain lembut dan membuka semua gulungan tersebut.     

Dengan suara kecil, gulungan-gulungan itu berubah menjadi sebuah peta besar dengan panjang sekitar 1 meter. Di peta tersebut, terdapat beberapa rute yang ditandai dengan tanda merah dan hitam. Lokasi-lokasi berbahaya dan juga saran juga ditandai pada peta tersebut.     

Angele melihat peta itu dan merekam semua informasi tersebut dengan menggunakan chip-nya. Setelah proses perekaman selesai, ia puas dengan hasilnya. "Bagaimana dengan yang lain? Apakah semuanya sudah benar-benar siap?"     

"Iya. Kau bisa pergi kapan pun kau mau." Andy menjawab dengan sopan.     

"Mira dan Jayce akan berkomunikasi denganmu saat aku sudah pergi. Selain itu, dua temanku akan membantu perguruan jika diperlukan." Angele berkata     

"Baiklah. Kau boleh pergi sekarang."     

"Iya."     

Tiba-tiba, Angele kehilangan nafsu makan, sehingga ia meminta pelayannya untuk membersihkan meja dan membawa pergi semua makanan tersebut.     

Ia duduk di kursi dan meletakkan tangannya di atas meja seraya memainkan seutas benang biru. Benang biru itu transparan dan sedikit bercahaya.     

"Kekuatan waktu… Kekuatan waktu…"     

Angele terdiam ragu.     

'Jika perkiraanku benar, penjaga bernama Atlanta ini bertugas menjaga keseimbangan dunia. Aku ingin tahu mengapa para penjaga ini tidak melakukan apa-apa saat Dunia Mimpi Buruk menyerang Dunia Penyihir… Dia berbicara padaku karena mengira bahwa mungkin aku akan menghancurkan keseimbangan? Mungkin aku bisa mendapatkan informasi tentang kekuatan waktu darinya. Para penjaga pasti mengetahui banyak rahasia, dan bahkan mungkin dia bisa membantuku menyelesaikan masalah tanda pendahulu di punggungku. Tapi, lima tahun… Sebaiknya aku pergi ke dunia bawah tanah dan melihat apakah pohon itu bisa membantuku."     

Angele memeriksa semua barang bawaannya dan berjalan menuruni pilar. Di bawah, Andy dan para anggota penting perguruan sudah menunggunya. Calon-calon penyihir dan para penyihir kegelapan berkumpul di sana.     

Mereka pergi meninggalkan gedung perguruan bersama-sama, kemudian pergi ke tempat di mana gedung Ramsoda yang lama berdiri.     

"Tempat gedung perguruan yang lama sudah diserang berkali-kali dalam sejarah, sehingga kami memutuskan untuk pergi ke tempat yang jauh dari lokasi awal. Reruntuhan itu aneh. Walaupun sudah bertahun-tahun berlalu, reruntuhan itu masih berdiri kokoh. Kita sangat bangga karenanya. Selain itu, ini adalah tempat di mana kau belajar sebagai murid, kan? Mungkin kau lebih mengenal tempat ini dariku. Terkadang, kita harus…" Andy menjelaskan sambil berjalan.     

Angele mengangguk-angguk saat Andy menjelaskan sejarah perguruan.     

Semua penyihir lain, termasuk Sella, para profesor di perguruan, dan para penyihir yang bertarung melawan Aliansi utara waktu itu, tidak mengatakan apa-apa. Bahkan, untuk menunjukkan rasa hormat, mereka tidak memandang wajah Angele secara langsung.     

Hanya para penyihir yang terlibat perang itu yang tahu betapa mengerikannya kekuatan Angele. Serangan Angele membuatnya menjadi bintang di perguruan. Para penyihir muda di perguruan terus membicarakan serangan tersebut.     

Akhirnya, mereka sampai di kota berpasir itu tanpa halangan. Para calon penyihir dan ksatria memeriksa situasi kota untuk mereka.     

Makhluk bernama Mogo yang ingin melayani Angele itu sudah menunggu mereka di dekat jembatan. Di belakang Mogo, terdapat dua gadis cantik dengan baju yang sangat terbuka.     

Setelah melihat Angele, mereka membungkuk hormat.     

Angele dapat melihat dada kedua gadis saat mereka membungkuk padanya.     

Angele mengernyitkan alisnya. "Ada apa ini?"     

Andy sedikit terkejut. Ia saling pandang dengan kedua gadis itu, yang segera pergi meninggalkan tempat itu.     

Mogo tertawa setelah melihat kejadian itu. "Sudah kubilang, Master Angele tidak akan tertarik. Ada banyak elf malam yang cantik, dan—"     

Angele memicingkan matanya pada Mogo. Makhluk itu pun gemetar, dan ia memutuskan untuk diam.     

"Mogo, mari kita masuk. Hanya kita berdua yang akan pergi ke dunia bawah tanah."     

"Master, para elf malam membenci penyihir seperti kita…" Sella terdengar khawatir. "Kau sangat kuat, namun jika mereka memutuskan untuk menyerang dalam kelompok besar…"     

"Jangan khawatir." Angele memotong penjelasan Sella dan berjalan ke jembatan batu tersebut.     

Semua anggota kelompok masih mengikutinya.     

Mereka masuk ke dalam reruntuhan bersama-sama dan melewati gedung-gedung tua. Akhirnya, mereka sampai di tanah lapang yang sangat luas.     

Di tengah tanah lapang itu, terdapat sekelompok penyihir berjubah hitam yang sudah menunggu mereka di tempat parkir. Mereka mengangkat tangan dan melepaskan gelombang-gelombang energi berwarna hitam.     

Gelombang-gelombang itu berubah menjadi lubang hitam, yang juga melepaskan gelombang energi.     

Saat mendekati mereka, Angele merasakan udara dingin yang keluar dari dalam lubang tersebut.     

"Baiklah, kau boleh pergi sekarang." Angele melambaikan tangannya. "Siapa yang bertugas mengumpulkan informasi tentang para elf malam?"     

"Aku, Master. Namaku Wayne." Seorang penyihir tua melangkah maju.     

Pria tua bernama Wayne itu adalah profesor ramalan.     

"Ceritakan padaku situasi dunia bawah tanah saat ini."     

"Baik, Master." Wayne berpikir selama beberapa saat. "Saat ini, Kerajaan Elf Malam sedang dalam masalah, dan tiga kekuatan asing kuat mencoba mengambil alih kerajaan itu. Kelompok terkuat dipimpin oleh Ratu Laba-Laba, kelompok kedua dipimpin oleh salah satu Pangeran Elf Malam yang dikenal dengan nama Pisau Beracun, dan kekuatan ketiga didukung oleh Pohon Elf Malam dan dipimpin oleh Pangeran Nowak."     

"Apa mereka semua membenci penduduk dari atas tanah."     

"Tidak, hanya Pangeran Nowak yang membenci mereka. Kedua kelompok lainnya akan bekerja sama dengan kita jika mereka mendapatkan keuntungan. Mereka tidak terlalu peduli." Wayne menjawab. "Master, pintu ini akan membawamu ke teritori salah satu pangeran. Ada yang mengatakan bahwa dia memiliki artefak Ratu Laba-Laba—"     

"Aku ingin tahu lebih banyak informasi," potong Angele. "Bagaimana dengan Pohon Ibu? Siapa yang didukungnya?"     

"Pohon Ibu adalah makhluk yang paling dihormati dalam kerajaan. Dia bersikap netral. Aku juga sudah menandai lokasi pohon itu di peta. Selain itu, kudengar ada beberapa penerus darah bangsawan kuno dari Dunia Mimpi Buruk yang tinggal di Kerajaan Elf Malam."     

"Darah kuno bangsawan? Seperti apa? Setan Bermata Seratus?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.