Dunia Penyihir

Istana Raja Bintang (Bagian 2)



Istana Raja Bintang (Bagian 2)

0Angele mengikuti mereka bertiga masuk ke dalam lubang itu.     

Dalam lubang tersebut, hanya ada kegelapan yang tak berujung. Mereka berempat sedang berdiri di atas sebuah jalan berwarna perak yang melayang-layang dan diselimuti kegelapan. Beberapa meteor berwarna-warni beterbangan di dalam ruanh itu. Ada yang terbang dari atas, dan ada juga yang terbang dari bawah. Meteor-meteor tersebut datang dari berbagai arah.     

Angele menjentikkan jarinya dan melepaskan bola api merah ke sebelah kanan.     

Bola api itu terbang perlahan sejauh beberapa kilometer, hingga tampak semakin mengecil seiring bola itu terbang. Sekitar sepuluh detik kemudian, Angele tidak bisa lagi melihat bola api itu, namun ia masih bisa merasakannya melalui koneksi energi.     

Ia mengernyitkan alisnya dan memandang jalan di bawah kakinya. Jalan itu tampak seperti lapisan kaca tipis berwarna perak. Permukaan yang penuh retakan-retakan kecil.     

"Tempat ini rusak parah…" Leonard sedikit kecewa.     

Sofia juga mencoba menganalisa tempat itu. Setelah selesai, ia menurunkan tangannya dan berkata dengan santai, "Aku tidak bisa melakukan apa-apa. Kita sedang berada di dimensi alam semesta, sehingga semua yang berkaitan dengan kita akan terhenti. Untungnya, lorong kegelapan masih bisa digunakan."     

"Mari kita mulai perjalanan. Istana Raja Bintang jauh dari sini." Atlanta berkata dengan santai.     

Mereka mengangguk dan berjalan melintasi lapisan kaca tersebut dengan semakin cepat.     

Entah setelah berapa lama, jalan-jalan lain muncul di depan mereka. Jalan-jalan itu terlihat seperti sebuah sarang laba-laba raksasa.     

Angele berjalan mengikuti Atlanta. Akhirnya, sebuah istana raksasa berwarna perak dan biru muncul di depan.     

Istana dengan arsitektur bergaya bangsa Roma itu berdiri dalam kegelapan dan melepaskan cahaya yang terang.     

Di depan istana, terdapat sebuah tangga panjang berwarna putih yang terbuat dari batu. Tanpa membuang waktu, mereka berempat segera menaiki tangga dan masuk melalui sebuah gerbang putih.     

Dua kelompok sudah duduk dalam aula. Kelompok di sebelah kiri terdiri dari bayangan tanpa wujud fisik – mereka tampak seperti gumpalan asap yang berbentuk seperti manusia.     

Kelompok di sebelah kanan terdiri dari manusia berjubah putih dan bersayap. Mereka semua memiliki wajah yang cantik. Angele tidak bisa membedakan jenis kelamin mereka berdasarkan penampilan mereka.     

Setelah mereka berempat masuk, salah satu dari empat sosok bersayap berdiri. Pria itu memiliki rambut hitam dan mata hijau. Ia menyunggingkan senyuman lembut saat berjalan mendekati mereka berempat.     

"Master Atlanta, sudah bertahun-tahun berlalu semejak kita terakhir bertemu. Tubuhmu masih sangat kuat!" Keempat sayap pada punggung pria itu berayun-ayun perlahan. Sepertinya, itulah cara mereka menyapa seseorang.     

Atlanta balas tersenyum, kemudian oa mendekati pria itu dan memeluknya. Mereka pun saling mencium.     

"Mane, kau masih sangat cantik. Kau berumur lebih dari 2 ribu tahun, namun kau masih terlihat muda! Aku senang bahwa kau masih hidup."     

"Jika Master Segel Naga tidak bersamaku, pencernaan dunia pasti sudah mencernaku…" Ekspresi Mane berubah kecut.     

Mereka saling menyapa dan berbincang-bincang, namun sepertinya mereka tidak terlalu dekat. Angele pun bingung mengapa mereka berciuman.     

Menyadari apa yang dipikirkan Angele, Leonard menjelaskan dengan menggunakan partikel energi.     

"Di Dunia Empat Sayap, orang-orang berciuman saat bertemu, namun itu bukan berarti bahwa mereka dekat. Atlanta biasanya berciuman dengan berlebihan. Entah mengapa, mereka senang berciuman dengan Atlanta. Ada rumor yang mengatakan mereka senang mengumpulkan air ludah makhluk-makhluk kuat, tapi kukira itu hanya lelucon belaka."     

Angele terdiam.     

"Mengumpulkan air ludah? Tradisi yang aneh…"     

"Mari kita duduk dan menunggu. Kita harus menunggu para penjaga dunia lain datang."     

"Baiklah."     

Mereka pergi ke sudut ruangan dan duduk bersila. Sepertinya, mereka sibuk dengan urusan mereka sendiri.     

Waktu terus berjalan. Sekitar 10 hari kemudian, semakin banyak orang yang datang ke sana.     

Duar! Duar! Duar!     

Terdengar suara nyaring dari luar istana. Sebuah pusaran tak kasat mata perlahan-lahan memasuki ruangan. Pusaran itu mengelilingi tubuh semua orang yang ada di sana. Wangi bunga memenuhi seluruh ruangan itu.     

Angele membuka mata perlahan-lahan dan melihat sekelilingnya. Ekspresi para tamu berubah setelah mereka mendengar suara itu. Mereka terlihat sedikit takut, khususnya para manusia bayangan. Salah satu manusia bayangan berdiri dengan bantuan tongkatnya. Kedua mata peraknya menatap pintu masuk istana.     

Para manusia bersayap tidak khawatir, namun mereka tetap memutuskan untuk mundur selangkah.     

Ekspresi Atlanta berubah serius. Ia segera menjelaskan dengan lirih, "Berhati-hatilah, makhluk-makhluk terkuat sudah datang. Jangan bicara jika tidak perlu. Aku akan menyelesaikan sisanya."     

Setelah mendengar penjelasan itu, Angele, Leonard, dan Sofia tetap diam. Mereka memandang pintu masuk istana tersebut. Seperti tamu-tamu lain yang baru datang, mereka semua ingin tahu bagaimana penampilan para makhluk-makhluk terkuat itu.     

Beberapa menit kemudian, gerbang pun terbuka. Seorang pria tambun perlahan berjalan masuk ke dalam aula. Tapak kakinya sangat berat hingga mengeluarkan suara keras.     

Pria itu memiliki kulit berwarna merah. Kepalanya tidak memiliki rambut, melainkan kuncup bunga merah muda yang amat besar. Kuncup itu adalah wangi bunga tadi.     

"Ying, sang Raja Bunga, satu-satunya penjaga dunia dari Dunia Ilusi. Berhati-hatilah, dia sangat mudah marah, dan sangat tidak suka jika orang-orang melihat kepalanya." Atlanta segera mengirim pesan kepada Angele, sementara Leonard dan Sofia sudah menunduk duluan. Sepertinya, mereka sudah mengetahui hal ini.     

Angele memandang sang Raja Bunga, kemudian ia menunduk perlahan.     

Ying memandang seluruh ruangan, lalu pandangannya tertuju pada salah satu manusia bayangan.     

"Setan Bayangan juga datang? Ini adalah peristiwa langka. Kukira kau akan selamanya bersembunyi di Dunia Bayangan." Ying tertawa.     

"Dunia Bayangan?" Angele memicingkan matanya dan memandang para manusia bayangan itu.     

Manusia bayangan itu tidak menjawab dan hanya terbatuk beberapa kali. Sepertinya, ia merasa takut.     

Raja Bunga mendengus dan berpaling.     

Brak! Brak! Brak!     

Ia berjalan ke sisi seberang ruangan dan duduk bersila.     

Pakaiannya berbentuk seperti daun-daun hijau, dan kuncup bunga di kepalanya membuatnya terlihat seperti tanaman raksasa. Jika ia tidak bergerak, tidak akan ada yang tahu bahwa ia adalah manusia.     

Beberapa hari kemudian, seorang manusia transparan dengan wajah tanpa ekspresi terbang memasuki aula itu. Pria itu menemukan sudut yang kosong dan duduk tanpa mengatakan apa-apa. Para tamu memandangnya, namun mereka tak memedulikannya. Pria itu hanya memiliki kekuatan yang setara dengan penyihir tingkat 7. Mungkin ia adalah penjaga dunia yang lemah. Raja Bunga dan Setan Bayangan memiliki kekuatan yang setara dengan penyihir tingkat 8.     

Orang-orang yang lebih lemah dari penyihir tingkat 8 tidak diizinkan berbicara di sini.     

Mereka menunggu selama dua hari lagi, dan seorang pria berambut hitam panjang masuk ke dalam ruangan. Pria itu sangat tampan, dan sebuah pedang panjang tergantung di sabuknya. Kulitnya yang pucat membuatnya terlihat agak lemah. Ia mengenakan sebuah jas formal berwarna putih.     

"Raja Bunga, kau juga datang kemari?" Pria itu langsung menemukan Ying. Perlahan-lahan, mata kirinya berubah menjadi ungu dan memanjang, sehingga penampilan terlihat agak aneh.     

Raja Bunga hanya tertawa dengan aneh.     

"Hei! Kau Ken, ya? Pria yang mengambil posisi putri adiknya sendiri! Sepertinya, kau sudah menyelesaikan teknik Serangan Kematian. Jika tidak, tidak mungkin kau berdiri di sini."     

Pria itu mengernyitkan alisnya.     

"Raja Bunga, bisakah kau berbicara seperti orang normal?"     

"Orang normal? Kita semua normal jika dibandingkan dengan kau! Orang yang mengkhianati gurunya sendiri, menghancurkan keluarganya demi kekuatan, dan mengambil posisi putri adikmu sendiri! Selain itu, kau bergabung dengan organisasi lain. Ken, Sang Raja Segel Suci, nama yang sangat indah! Ha! Hidupmu bisa dijadikan novel!" Raja Bunga sama sekali tidak khawatir.     

"Organisasi gurumu melemah karena ulahmu, sehingga dia harus bergabung dengan duniaku. Sejarah ribuan tahun, semuanya sudah hilang. Dengan kekuatan teknik Serangan Kematian, kau punya kekuatan yang dahsyat, tapi tidak mengubah fakta bahwa kau adalah seorang bajing*n!"     

"Ini bukan urusanmu. Jangan pedulikan aku." Ken berkata dengan santai. Ia berjalan ke sebuah tempat kosong dan duduk.     

"Makhluk paling berbakat sepanjang masa… Benar-benar lucu! Akan kuberi tahu semua penjaga dunia tentang sejarahmu yang indah itu!" Raja Bunga menatap Ken dan meludah ke lantai.     

Setelah Ken memasuki aula, tiba-tiba gerbang istana tertutup. Sinar cahaya putih terbang melalui gerbang dan mendarat di tanah, kemudian berubah menjadi seorang pria paruh baya berkulit pucat. Pria itu menstabilkan tubuhnya dan memandang orang-orang di aula tersebut.     

"Zoe! Aku tidak menyangka bahwa kau masih hidup!" seru Raja Bunga dengan terkejut.     

"Apa maksudmu?" Zoe bertanya dengan nada dingin. Ia tidak berbicara dalam bahasa pemersatu – ia mengirimkan pesan dengan partikel energi.     

"Kudengar kau pergi untuk menantang pencernaan dunia, namun aku tidak menyangka bahwa kau masih hidup setelah tiga kali percobaan…" Ken memicingkan matanya. "Saat kau keluar, kau terluka parah. Aku melihat semuanya."     

Zoe mendengus dan tidak menjawab. Ia duduk bersila di dekat pintu.     

Sepertinya, Raja Bunga dan Ken tahu kekuatan Zoe – Zoe tidak menjawab pertanyaan mereka, namun mereka bertiga tidak mengatakan apa-apa lagi. Selain itu, mereka diam-diam melepaskan pelindung energi.     

Para manusia bayangan, manusia bersayap empat, dan Atlanta melepaskan pelindung energi. Ekspresi mereka semua berubah serius.     

Para penjaga dunia dari dunia-dunia lemah bergerak ke tepi ruangan dan memperhatikan situasi dengan hati-hati.     

Angele mengernyitkan alisnya. Ia hendak menanyakan hal ini kepada Atlanta, namun ia melihat Zoe melepaskan asap putih dari tubuhnya. Asap itu menyebar ke seluruh ruangan Dengan cepat.     

Aroma obat herbal memenuhi ruangan, dan para penjaga dunia lemah kesulitan melawan asap putih itu. Wajah mereka semua memucat.     

"Karena semuanya sudah datang, aku akan menutup gerbang dan kita bisa memulai diskusi topik utama pertemuan ini."     

Suara keras bergema dalam ruangan itu. Suara itu terdengar seperti suara pria tua.     

Tidak ada yang menjawab. Semuanya mendengarkan suara itu.     

"Kita berkumpul karena dua alasan, yaitu Bunga Laut dan Artefak Hitam dari Pulau Nolan." Pria tua itu berkata dengan serius. "Kita harus membuat peraturan untuk pembagian bunga itu. Apa ada usulan?"     

"Usulan? Tidak perlu aturan rumit. Uang terkuat akan mendapatkan sebagian besar keuntungannya!" teriak Raja Bunga.     

"Bagi saja dengan adil."     

"Bagaimana jika kita membuat aturan."     

Para penjaga dunia mulai berdiskusi. Dalam urusan harta karun, tidak ada yang mau mundur. Mereka berusaha mengusulkan rencana yang akan paling menguntungkan mereka.     

Atlanta pun memberikan usulan, sementara Angele hanya mendengarkan mereka berbicara.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.