Dunia Penyihir

Tak Terbendung (2)



Tak Terbendung (2)

0Bayangan delapan pedang itu membumbung tinggi di udara dengan cepatnya dan menyerang Mogo dari delapan arah yang berbeda. Semua pedang itu berayun-ayun, berusaha menyerang dan menusuk Mogo, namun semuanya tertangkis dengan mudah.     

Mereka saling bertukar serangan. Suara-suara pedang dan kekuatan mereka bergema di area tersebut.     

Angele menjaga jarak dari mereka dan menonton pertarungan itu tanpa berkata apa-apa. Retakan-retakan raksasa muncul di atas tanah dan menciptakan banyak lubang yang dalam. Mogo dan elf itu bergerak sangat cepat, hingga mereka terlihat seperti bayangan-bayangan hitam dan perak di udara.     

Beberapa menit berlalu.     

Brak!     

Bayangan perak itu terlempar jauh akibat adu serangan itu, hingga akhirnya mendarat di salah satu lubang yang dalam. Setelah debu yang terciprat ke udara mulai menghilang, tubuh Lance pun terlihat jelas.     

Baju zirah kulit yang dikenakan wanita itu telah rusak, hingga nyaris tidak ada pakaian yang menutupi tubuhnya. Tiga lengannya dan kaki kanannya retak, sementara mata kirinya tertutup rapat. Darah mengucur dari mulutnya.     

"Kekuatan para pangeran… Maksudmu kekuatan penyihir tingkat 3?" Mogo berdiri di samping Angele dan menjilat tangan kanannya. "Bajing*n sombong, berani-beraninya kau menghentikan kami di sini." Mogo menerjang Lance, menarik rambutnya, dan mengangkat wanita itu tanpa memedulikan teriakan kesakitannya.     

"Kekuatan, kecepatan, dan daya tahan-mu sangat tinggi. Sayangnya, kau tidak sedang bertarung melawan penyihir tingkat 3 biasa. Sekarang, kau harus menjadi tikus percobaan Master-ku. Ha!"     

Mogo kembali mendekati Angele bersama Lance dan menjatuhkan wanita itu ke tanah. Ia juga menangkis panah yang terbang ke arahnya entah dari mana.     

Lance terdiam dan menggertakkan giginya. Sepertinya ia tidak mau menyerah begitu saja.     

Angele mengangguk puas dengan hasil tersebut. Ia memandang elf-elf malam lainnya. Mereka sudah mulai mundur. Sepertinya mereka tidak peduli bahwa ketua mereka telah tertangkap.     

"Lance, sedari tadi kau membicarakan kekuatan para Pangeran. Sepertinya mereka adalah makhluk terkuat di dunia bawah tanah."     

"Diam kau, dasar bajing*n!"     

Angele sama sekali tidak peduli.     

"Sepertinya, kau adalah salah satu makhluk terkuat di Kerajaan Elf Malam, kan? Katakan, ada berapa orang di kerajaan yang memiliki kekuatan yang setara denganmu?"     

"Bajing*n!" Lance meludahi wajah Angele dan berpaling darinya.     

Brak!     

Angele menendang kepala Lance, hingga wanita itu terlempar. Ia berguling beberapa kali, sebelum akhirnya berhenti.     

Separuh wajah wanita itu membengkak, dan ia merasa pusing setelah terkena serangga tersebut. Perlahan-lahan, enam tangan di punggungnya menghilang, dan semuanya kembali normal.     

Angele berjalan mendekati wanita itu dan menginjak dadanya.     

"Baiklah! Aku akan bicara!" Lance berteriak.     

"Seharusnya kau menyerah dari tadi," hina Mogo.     

Lance menceritakan semua tentang para pangeran. Akhirnya, ia menyadari mengapa mereka memintanya mencoba menghentikan Angele. Mereka tahu bahwa Angele tidak dapat dihentikan, namun mereka harus mengirim seseorang hanya karena Pohon Ibu.     

Setelah 10 menit, Angele dan Mogo kembali melanjutkan perjalanan. Lance terluka parah, namun ia masih bisa berjalan, dan Angele memintanya untuk mengikuti mereka.     

**     

Sekitar 15 hari kemudian…     

Sebuah dinding tinggi berwarna hitam muncul di atas padang berwarna hijau tua itu. Dinding tersebut sangatlah panjang hingga terlihat tak berujung. Ada begitu banyak elf malam yang berdiri di atas dinding tersebut. Mereka membawa penembak roket sihir yang telah Angele hadapi berkali-kali.     

Angele, Mogo, dan Lance berada di atas bukit sekitar 1 kilometer dari dinding tersebut.     

Lance menatap dinding panjang di depan.     

"Jika kau ingin pergi ke Pohon Ibu, kau harus melewati dinding ini. Ini adalah salah satu benteng Ratu Laba-Laba, Kota Dark. Kota ini dijaga oleh lebih dari 300 ribu prajurit dan 3 ribu penembak roket sihir. Selain itu, mereka juga memiliki pelindung terkuat bernama Mata Sama. Kau tidak mungkin bisa melewati benteng ini."     

"Kita coba saja." Angele tersenyum.     

"Mogo, serang mereka dan lihat apa yang bisa mereka lakukan."     

"Baiklah." Mogo tertawa dan terbang ke langit dengan kedua sayap hitamnya. Makhluk itu menerjang kota dengan kecepatan penuh.     

Brak!     

Ribuan panah merah bercahaya menusuk Mogo. Cahaya dari panah-panah itu menyinari langit.     

Mogo tertawa-tawa seperti orang gila, sementara para prajurit berteriak-teriak. Tempat itu seketika hancur berantakan.     

Angele mendongak dan memandang pertarungan yang bergemuruh di langit. Tubuhnya terasa semakin berat, dan ia tidak lagi bisa terbang. Akibat tekanan dari tanda pendahulu itu, ia hanya bisa berjalan di daratan.     

"Lance, tunjukkan arahnya untukku."     

Lance mulai berjalan tanpa menjawab, sementara Angele mengikuti dari belakang.     

Duar!     

Sinar cahaya hitam mendarat di dinding dan meninggalkan sebuah retakan raksasa di tengahnya. Semua prajurit yang terkena cahaya itu langsung meleleh.     

Suara Mogo di langit terdengar semakin keras dan semakin keras. Ia terus berusaha menghancurkan dinding tersebut dengan menggunakan cahaya hitam yang dikeluarkannya.     

Puluhan elf malam berusaha menghentikan pergerakan Mogo di langit, dan beberapa dari mereka terjatuh dan mati. Namun, setiap prajurit yang mati segera digantikan oleh prajurit-prajurit lainnya.     

Elf malam yang tersisa memutuskan untuk mundur dan mencoba melindungi para anggota yang sangat penting.     

"Pergi sekarang! Ratu, kami akan menyelesaikan masalah ini!"     

Sekelompok elf malam dengan baju zirah emas dan pedang besar di tangan mereka berusaha melindungi beberapa wanita elf malam.     

Dua di antara elf wanita itu adalah anak kecil, sementara yang satunya berumur sekitar 30 atau 40 tahun. Wanita itu mengenakan mahkota emas dan tampak cukup cantik. Dua elf kecil itu masih berumur sekitar 8 tahun. Mereka terlihat sangat ketakutan, dan mereka menggenggam tangan ibu mereka erat-erat seraya melihat jalannya pertarungan.     

"Kapten Vain, berapa banyak prajurit yang masih bisa terbang? Bisakah kita menghentikan monster itu?" Sang Ratu terdengar kelelahan.     

"Masih ada 12 orang yang tersisa, tapi mereka semua pergi…" Vain terdengar sangat putus asa. "Jangan khawatir. Kami, para pengawal kerajaan, tidak akan pernah meninggalkan kalian!"     

Sang Ratu tersenyum, namun ia tidak menjawab. Ia menyadari bahwa elf malam adalah makhluk yang egois, dan mereka hanya akan bertarung sampai batas tertentu, sebelum memutuskan untuk menyerah. Semua makhluk akan berusaha untuk bertahan. Ini adalah hal yang biasa di dunia bawah tanah.     

Ia memandang dinding yang retak dan melihat seorang pria bertubuh tinggi berbalut jubah hitam berjalan mendekat bersama dengan Lance. Pria itu menginjak semua pecahan batu bata dan mayat-mayat yang berceceran. Ia tampak tenang, seakan-akan sedang berjalan di taman. Bahkan, ia tersenyum.     

Pria itu mendongak dan memandang sang Ratu. Mata mereka pun bertemu.     

Saat memandang mata pria itu, mata sang Ratu terasa sakit. Ia merasa cemas dan tidak nyaman setelah ditatap pria itu.     

"Mundur! Mundur!" Sang Ratu berteriak dan segera berlari bersama putri-putrinya.     

"Lindungi ratu kita!" teriak para pengawal kerajaan.     

Angele melihat mereka mundur dan menggeleng perlahan.     

"Itukah Ratu Laba-Laba? Dia punya kekuatan, namun dia tidak bertarung bersama penduduknya. Dia tidak lebih dari seorang pengecut."     

Lance hanya mendengus dan tidak menjawab. Dalam perjalanan, Angele memakan berbagai macam bagian tubuh para elf malam, dan Lance Melihat semuanya. Ia melihat Angele memakan kaki elf wanita, otak dan jantung seorang elf pria, dan berbagai macam organ lain. Sepertinya, Angele berusaha mempelajari tubuh para elf malam dengan memakan organ-organ tersebut.     

Saat menemukan pengetahuan baru, Angele akan melakukan berbagai macam eksperimen pada tubuh Lance. Eksperimen tersebut membuat wanita itu merasa pusing dan sakit perut. Dalam setiap eksperimen, Angele melakukan berbagai macam tes pada tubuh Lance.     

Selama eksperimen, Lance melihat rambut merah Angele bergerak-gerak masuk ke dalam mata, telinga, hidung, dan mulutnya. Rasanya tidak nyaman, seperti ada cacing-cacing yang bergerak-gerak dalam tubuhnya. Walaupun Lance sudah dilatih untuk bertahan melawan siksaan, pikirannya nyaris saja hancur.     

Setelah semua eksperimen itu, tubuh Lance akan gemetar saat melihat wajah Angele secara langsung. Akhirnya wanita itu mengerti mengapa Mogo takut pada Angele. Namun, walaupun takut, ia tidak bisa kabur. Ia akan ditangkap saat mencoba lari. Saat ia mencoba dan tertangkap, Angele membuatnya muntah selama dua hari berturut-turut, dan akhirnya ia memutuskan untuk menuruti semua perintah Angele.     

Brak!     

Sebuah bola energi hitam meledak di langit, dan semua elf malam di sekitar Mogo terlempar. Mogo tertawa dan menerjang sang Ratu Laba-Laba sembari melepaskan cahaya-cahaya hitam di langit. Semua elf malam yang terkena cahaya itu mati. Setiap cahaya hitam memiliki kekuatan lebih dari 100 derajat radiasi. Luka dari cahaya-cahaya itu tidak bisa disembuhkan.     

Mogo sedang mengosongkan jalan untuk Angele dan Lance. Pertarungan tadi membuat cairan hitam dan organ-organ tubuh berserakan di tanah. Darah dari mayat-mayat para elf malam seperti membentuk sungai-sungai darah kecil yang mengalir di atas batu. Bau tidak sedap dan bau asam memenuhi udara.     

Kota Dark telah hancur, dan dunia bawah tanah telah menjadi saksi kekuatan sang Raja Penyihir Kegelapan yang mengerikan. Berita menyebar ke seluruh ras bawah tanah dengan cepatnya.     

Jika Pohon Ibu hancur, seluruh Kerajaan Elf Malam akan hancur, dan dunia bawah tanah pun akan ikut hancur.     

Setelah mendengar kabar bahwa prajurit Ratu Laba-Laba dibunuh dengan mudah oleh Mogo, para pangeran menjadi ketakutan. Mereka ingin menjaga pintu masuk menuju akar Pohon Ibu, namun mereka memutuskan untuk mundur setelah mendengar berita itu. Beberapa dari mereka ingin pindah ke permukaan. Makhluk-makhluk kuat dunia bawah tanah bersiap untuk kemungkinan terburuk.     

Angele, Mogo, dan Lance tidak bertemu musuh lain dalam perjalanan menuju akar Pohon Ibu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.