Dunia Penyihir

Darah Keturunan (Bagian 1)



Darah Keturunan (Bagian 1)

0Seluruh ruang pertemuan menjadi sangat hening. Hanya terdengar suara orang-orang yang menelan ludah.     

Saat penyihir dari Kastil Taring Putih muncul, mereka mengira bahwa Angele akan setidaknya bernegosiasi dengan organisasi tersebut, namun akhir pertemuan mereka sangat mengejutkan.     

Angele menghancurkan hologram itu tanpa membiarkan sang penyihir tua menyelesaikan perkataannya.     

Vienna hanya menunduk dan menelan ludah. Ia khawatir akan perbuatan Angele barusan.     

"Master… Kastil Taring Putih…"     

Angele tidak menjawab, namun ia memicingkan matanya pada Vienna agar Vienna tak berbicara apa-apa lagi.     

Angele menunduk dan kembali memandang Putri Katarina.     

"Hei, berapa usiamu?" tanyanya. "Tenang saja, aku bisa menumbuhkan kembali tangan si pangeran. Itu hanyalah masalah kecil."     

Setelah mendengar perkataan Angele, Katarina berhenti menangis.     

"Apa… Apa kau serius?"     

"Tentu saja, aku tidak pernah berbohong." Angele tersenyum.     

'Aku tidak akan berbohong jika tidak perlu,' tambahnya dalam hati.     

Katarina menghapus air mata dari wajahnya.     

"Usiaku 19 tahun…"     

Gadis itu berusaha keras untuk tetap tenang, namun kejadian mengerikan barusan masih terbayang-bayang dalam pikirannya. Gadis itu mengetahui bahwa biasanya para penyihir memiliki emosi yang tidak stabil dan berubah-ubah.     

"19 tahun…" Angele mengernyitkan alisnya. "Enam tahun lagi… Baiklah, kau boleh tinggal di pelabuhan. Jangan pergi ke mana-mana. Seseorang, carikan tempat tinggal untuk sang putri."     

"Baik!" Dua orang pengawal berjalan maju. Salah satu dari mereka membantu Victoria untuk berdiri, dan pengawal kedua membantu Katarina. Mereka segera pergi meninggalkan aula pertemuan.     

Setelah semuanya selesai, Angele menyembuhkan luka sang pangeran. Keluarganya sudah dibangun kembali, dan para kepala keluarga bisa menyelesaikan sisanya. Ia memutuskan untuk memberikan Vienna wewenang untuk menyelesaikan permasalahan dan menjadi penyelenggara pertemuan keluarga. Akhirnya, ia memutuskan untuk kembali ke rumah dan beristirahat.     

Enam kereta kuda putih mengantarnya pulang. Ia tidak membuang-buang waktu di jalan.     

Sesampainya di rumah, ia melepaskan jubahnya dan menggantung jubah itu di atas rak pakaian. Di balik jubah tersebut, ia mengenakan kaos putih dan celana berwarna gelap. Sebilah scimitar dan sebuah cermin hitam tersemat pada sabuknya.     

"Master, kau kembali." Dua orang pelayan merunduk dan membantunya melepaskan sepatu bot-nya.     

"Aku ingin mandi, apakah kalian sudah membersihkan kolam?" Angele merasa bahwa tubuhnya sedikit aneh, sehingga ia memutuskan untuk mandi. Walaupun ia bisa membersihkan tubuh dengan sihir, mandi akan membuatnya merasa lebih tenang.     

"Kolam telah dibersihkan dan diisi. Anda bisa menggunakan kolam kapan saja," jawab kedua pelayan dengan sopan.     

Angele mengangguk dan berjalan melewati ruang tamu. Ia melewati tangga berulir di rumahnya dan masuk ke halaman belakang.     

Di tengah taman, terdapat sebuah kolam putih yang penuh dengan air berwarna biru muda. Bagian tepi kolam itu membeku, dan tempat tersebut terasa dingin dan sunyi.     

Angele melepaskan pakaiannya dan melompat masuk ke dalam kolam.     

Air dingin dalam kolam itu mencapai dadanya. Angele menarik nafas dalam-dalam karena udara yang amat dingin itu. Ia duduk bersandar di tepi kolam, kemudian ia mendongak dan memicingkan matanya.     

'Air lembut spesial, dengan suhu -41 derajat Celsius…' Ia mengambil setangkup air dengan kedua tangannya dan melepaskan air itu ke dalam kolam. Ia memandang kedua pelayan dan menggelengkan kepalanya. Mereka berdiri sejauh mungkin darinya.     

'Aku tidak sadar bahwa sekarang manusia biasa bahkan tidak bisa mendekatiku…'     

Angele membuka mulutnya dan melepaskan asap kuning berbau belerang. Giginya tajam, seperti gigi seekor buaya.     

Ia tetap di sana dan menatap langit.     

Awan-awan putih di langit bergerak perlahan karena tertiup angin. Burung-burung berbulu putih beterbangan melintasi langit sambil berkicau.     

Angele dapat merasakan bahwa air dingin di pemandian itu membuat tubuhnya terasa sejuk. Ia tetap bersandar di tepi kolam dengan tenang. Akhirnya, ia menutup mata dan perlahan tertidur.     

Setelah beberapa lama, ia terbangun. Ia tidak tahu berapa lama waktu telah berlalu.     

Ia membuka mata dan melihat dua bulan purnama yang tampak seperti dua piring yang tak beraturan di langit. Bintang-bintang yang berkelap-kelip terlihat seperti kepingan-kepingan permata yang bersinar menerangi langit malam.     

Burung-burung hantu bersuara. Angele juga mendengar suara serangga dari dalam semak belukar.     

Ia menguap, namun ia tidak ingin bangun. Akhirnya, ia merentangkan tangannya dan meletakkan kedua tangannya di tepi kolam.     

Tiba-tiba, tangan kanannya terasa gatal. Ia menoleh ke tangan kanannya dan melihat seekor serangga berwarna merah merambat keluar dari retakan kecil pada tanah. Tangan Angele menghalangi jalan serangga tersebut, sehingga serangga itu mencoba memanjat tangannya.     

Serangga itu berbentuk seperti kelabang, dengan tubuh merah yang bercangkang keras, namun ekornya unik. Ekornya berbentuk seperti gunting. Sepertinya, serangga itu beracun.     

Angele mengambil serangga itu, meletakkannya di atas tangannya, dan mengamatinya dengan teliti.     

"Makhluk kecil ini… tidak takut dengan gelombang energi-ku…."     

Angele menyadari bahwa gelombang energi-nya sangatlah mengerikan karena kekuatan darah yang ia miliki, sehingga makhluk-makhluk biasa tidak akan bisa mendekatinya. Jika ia melepaskan gelombang energi-nya seperti biasa, makhluk yang lebih lemah dari penyihir tingkat 4 tidak akan bisa melihatnya secara langsung.     

Walaupun ia tidak melepaskan gelombang energi-nya seperti biasa, makhluk-makhluk lemah seperti serangga dan tikus akan tetap kabur karena merasakan gelombang energi kuat yang tersimpan dalam tubuhnya. Namun, sepertinya serangga merah ini tidak takut padanya sama sekali.     

"Apa ini hanya sebuah kebetulan? Ataukah tubuhku telah berubah?" Ia bermain-main dengan serangga itu sebentar, sebelum akhirnya membuangnya. Angele memeriksa retakan di tanah itu dan menemukan seekor serangga hitam yang merambat perlahan.     

"Sesuatu telah terjadi padaku." Ia berdiri dan keluar dari kolam dengan keadaan telanjang. Seorang pelayan wanita yang pucat karena kedinginan berjalan mendekat dan berusaha untuk memakaikan handuk putih di tubuh Angele.     

"Pergilah. Tidak apa-apa, tempat ini bukan untukmu." Angele nyaris tidak bisa melakukan apa-apa pada para manusia tersebut. Seperti botol kaca yang rapuh, tubuh mereka akan terluka permanen jika terkena energi radiasi. Jika mereka terlalu dekat dengannya, mungkin mereka akan sakit atau mati.     

Seorang pelayan tinggal di samping Angele selama sekitar 10 menit dan mati entah mengapa saat kembali ke rumahnya. Setelah memeriksa mayat tersebut, Angele memutuskan untuk menyuruh semua pelayan untuk menjauh darinya.     

Ia berjalan kembali ke aula pertemuan.     

Saat masuk ke dalam aula, ia merasa terkejut. Ia memandang ruangan pertemuan sambil mengernyitkan alisnya.     

Seluruh ruangan tersebut diterangi oleh lilin-lilin. Lebih dari 10 gadis muda berdiri di sana. Semuanya berumur sekitar 13 tahun. Ada yang mengenakan gaun, ada juga yang mengenakan baju zirah kulit. Mereka semua menatap Angele dengan ketakutan.     

"Ada apa ini?" Angele bertanya dengan suara berat. "Siapa yang mengirim kalian kemari?"     

Ia menyadari bahwa semua gadis itu memiliki tubuh proporsional, wajah cantik, dan melepaskan energi kehidupan yang kuat. Mereka semua memiliki potensi untuk menjadi ksatria, dan mereka mampu menahan energi radiasi yang dipancarkan tubuh Angele.     

"Master…" Seorang gadis berbalut baju zirah perak ketat melangkah ke depan. "Kami adalah anggota Keluarga Rio. Ini adalah surat dari kepala keluarga." Gadis itu memberikan sebuah gulungan kulit berwarna hitam kepada Angele.     

Angele mengambil surat itu dan mengernyitkan alisnya.     

'Untuk Tuan Besar Angele,     

Sebelumnya, izinkan aku untuk meminta maaf akan kelancanganku. Gadis-gadis ini adalah 13 gadis terpilih dari keluarga, dan aku mengirim mereka agar mereka bisa membantu pekerjaan sehari-hari Anda. Selain itu, jika Anda berkenan, Anda bisa bersenang-senang dengan mereka…'     

Paragraf-paragraf kalimat tidak penting tertulis pada surat itu.     

Angele mengerti apa yang mereka maksud. Para gadis itu datang kemari untuk dirinya. Jika Keluarga Rio ingin membuat sebuah negara baru, maka darah kuat sangatlah penting. Para kepala keluarga memilih gadis-gadis terpilih untuk bercumbu dengan Angele dan mendapatkan anak sebanyak mungkin.     

Walaupun penyihir memiliki tingkat kesuburan yang rendah, mereka masih bisa menghamili manusia biasa. Walaupun kesempatan keberhasilannya rendah, masih ada kesempatan. Bahkan satu gadis yang hamil saja cukup.     

Angele terdiam. Jika saja mereka bukan berasal dari keluarganya, ia bisa saja bersenang-senang dengan mereka. Gadis-gadis itu seperti anak-anak atau cucunya, sehingga ia akan merasa aneh jika bercumbu dengan mereka.     

Namun, di sisi lain, pernikahan saudara seperti ini adalah hal yang biasa dalam keluarga seorang penyihir. Semua keluarga besar ingin darah yang murni, dan teori pernikahan saudara sangatlah terkenal di kalangan penyihir. Itulah alasan mengapa kepala Keluarga Rio memilih gadis-gadis dalam keluarganya dan mengirimkannya pada Angele.     

"Jadi, Vienna mengirimmu kemari? Siapa namamu?" Angele bertanya.     

"Diana… Diana Grim Rio…" Gadis itu langsung menjawab. "Anda tidak perlu khawatir. Kami akan merawat Anda dan mengikuti semua perintah Anda…"     

Gadis itu baru berumur 19 tahun, dan dia berbicara pada Angele dengan malu-malu. Gadis itu menunduk dan berdiri di depan Angele dengan wajah memerah dan perasaan yang gugup.     

"Baiklah, Diana. Pilihlah kamar yang kau inginkan dan tinggallah di rumah. Aku masih sibuk sekarang. Yang lain juga demikian."     

Angele menjatuhkan surat itu. Surat itu terbakar di udara dan berubah menjadi abu, yang terbang ke tempat sampah. Tanpa mengatakan apa pun, ia pergi menuju tangga berulir di rumahnya.     

Setelah melihat kejadian yang misterius itu, semua gadis merasa gembira.     

Saat Angele melakukan trik itu, Diana berdiri dekat dengan Angele. Ia telah mendengar bahwa penyihir adalah makhluk yang kuat dan misterius. Apa yang baru saja dilakukan Angele membuktikannya. Sebagian besar gadis yang ada di sini menawarkan diri saat kepala keluarga mengatakan rencananya pada mereka.     

Ini adalah kesempatan emas. Jika mereka bisa melahirkan anak penyihir, hidup mereka akan berubah drastis.     

Diana adalah salah satu dari orang yang memutuskan untuk menawarkan diri – ibunya menceritakan banyak hal tentang situasi ini. Mereka semua menyadari bahwa Keluarga Rio kembali menjadi keluarga penting di aliansi sekembalinya Angele.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.